22 research outputs found

    PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN LIPATAN DAUN DAN ALAS HIDANGAN UNTUK SISWA LAMBAN BELAJAR DI SMKN 8 SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan program pembelajaran individual dengan pendekatan tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa pada kompetensi dasar menerapkan lipatan daun dan alas hidangan. Subyek penelitian adalah siswa lamban belajar kelas X Jasa Boga 2 di SMK Negeri 8 Surabaya. Penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan menggunakan desain pre-test dan post-test group. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes (pre-test dan post-test), angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data statistik non parametrik, yaitu mann whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penerapan program pembelajaran individual dengan pendekatan tutor sebaya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap analisis. Tahap persiapan meliputi penyusunan perangkat pembelajaran dan telah melewati uji validasi dengan skor rata-rata 84% untuk rencana perangkat pembelajaran, sebesar 80% untuk silabus, sebesar 79% untuk handout, sebesar 77% untuk lembar kerja siswa, dan soal pre-test dan post-test. Skor rata-rata dari setiap perangkat pembelajaran menunjukkan kategori yang baik dan sangat baik. Pada tahap pelaksanaan dan analisis menunjukkan hasil bahwa pada hasil belajar dalam penerapan program pembelajaran individual dengan pendekatan tutor sebaya mendapat nilai rata-rata 77 yang telah melewati batas ketuntasan. Aktivitas guru selama pembelajaran mendapat persentase sebesar 89% yang masuk dalam kategori sangat baik, aktivitas siswa mendapat persentase sebesar 95,8% yang juga masuk dalam kategori sangat baik, serta respon siswa mendapat persentase sebesar 83% yang masuk dalam kategori baik. Kata Kunci : program pembelajaran individu, pendekatan tutor sebaya, hasil belajar, siswa lamban belajar. Abstract This study aims to describe how the application of individual learning programs with peer tutoring approaches to improve student learning outcomes, and to find out teacher activities, student activities, and student responses to the basic competencies of applying leaf folds and dishes. The subjects of the study were slow learner students of grade cullinary service 2 at SMK Negeri 8 Surabaya. This research uses quasi experimental design using a pre-test and post-test group design. Data collection techniques use the method of observation, tests (pre-test and post-test), questionnaires, and documentation. The data analysis technique used non parametric statistical data analysis, namely Mann Whitney test. The results of the study show that the application of individual learning programs with peer tutoring approaches is divided into three stages, namely the stages of preparation, implementation, and analysis. The preparation phase includes the preparation of learning devices and has passed the validation test with an average score of 84% for the learning device plan , 80% for syllabus, 79% for handouts, 77% for student worksheets and pre-test and post-test questions. The average score of each learning device shows good and very good categories. At implementation and analysis shows the results that the learning outcomes in the application of individual learning programs with peer tutors approach gets an average value of 77 which has exceeded the completeness limit. Teacher activity during learning gets a percentage of 89% which falls into the very good category, student activities get a percentage of 95.8% which also falls into the very good category, and student responses get a percentage of 83% which falls into the good category. Keywords: Individual Learning Program, Peer Tutors, Learning Outcomes, Slow Learne

    POLA PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN ACEH SINGKIL – SIMEULUE

    Get PDF
    Pelabuhan adalahsalah satu subsistem transportasi air yang merupakantitik atau node dimana pergerakan penumpang atau barang dengan menggunakan moda laut dimulai, diakhiri ataupun transit. Pelabuhan berperan besar dalam mencapai sistem transportasi air (laut) yang efesien dan efektif, maka untuk mencapai itu semua sangat dipengaruhi oleh kinerja dan polapelayanan pelabuhan yang menghubungkan jaringan transportasi darat dan transportasi air. Kinerja yang maksimal dari suatu pelabuhan bisa tercapai jika pelabuhan tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang professional, sarana dan prasarana yang memadai dan sistem managemen yang baik. Pelabuhan PenyeberanganAceh Singkil adalah pelabuhan pendukung menuju Kabupaten Simeulue sehingga perlu dilakukan penganalisaan terhadap kapasitas infrastruktur, sarana dan prasarana yang ada. Apakah masih layak untuk menampung jumlah penumpang maupun kapal pada saat ini dan pada masa yang akan datang.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola pelayanan Pelabuhan penyeberangan Aceh Singkil kekepulauanSimeleueditinjau dari kapasitas sarana dan prasarana yang ada dan untuk mengetahui prediksi polapelayanan yang dilakukan pada kebutuhan fasilitas sarana/prasarana pelabuhan Aceh Singkil dengan secara analitis. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui daya tampung Terminal Pelabuhan Aceh Singkil pada saatini adalah seluas 110 m2, untuk kapasitas lahan parkir Pelabuhan Aceh Singkil hanya mampu menampung 140 m2, Prediksi kebutuhan fasilitas sarana dan prasarana dermaga pelabuhan Aceh Singkil untuk tahun 2022 membutuhkan peningkatan, kebutuhan terminal yang diperlukan adalah seluas 561,15m2, dan untuk area lahan parkir kapasitas yang diperlukan adalahseluas 501,4 m

    PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN LIPATAN DAUN DAN ALAS HIDANGAN UNTUK SISWA LAMBAN BELAJAR DI SMKN 8 SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan program pembelajaran individual dengan pendekatan tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa pada kompetensi dasar menerapkan lipatan daun dan alas hidangan. Subyek penelitian adalah siswa lamban belajar kelas X Jasa Boga 2 di SMK Negeri 8 Surabaya. Penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan menggunakan desain pre-test dan post-test group. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes (pre-test dan post-test), angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data statistik non parametrik, yaitu mann whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penerapan program pembelajaran individual dengan pendekatan tutor sebaya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap analisis. Tahap persiapan meliputi penyusunan perangkat pembelajaran dan telah melewati uji validasi dengan skor rata-rata 84% untuk rencana perangkat pembelajaran, sebesar 80% untuk silabus, sebesar 79% untuk handout, sebesar 77% untuk lembar kerja siswa, dan soal pre-test dan post-test. Skor rata-rata dari setiap perangkat pembelajaran menunjukkan kategori yang baik dan sangat baik. Pada tahap pelaksanaan dan analisis menunjukkan hasil bahwa pada hasil belajar dalam penerapan program pembelajaran individual dengan pendekatan tutor sebaya mendapat nilai rata-rata 77 yang telah melewati batas ketuntasan. Aktivitas guru selama pembelajaran mendapat persentase sebesar 89% yang masuk dalam kategori sangat baik, aktivitas siswa mendapat persentase sebesar 95,8% yang juga masuk dalam kategori sangat baik, serta respon siswa mendapat persentase sebesar 83% yang masuk dalam kategori baik. Kata Kunci : program pembelajaran individu, pendekatan tutor sebaya, hasil belajar, siswa lamban belajar. Abstract This study aims to describe how the application of individual learning programs with peer tutoring approaches to improve student learning outcomes, and to find out teacher activities, student activities, and student responses to the basic competencies of applying leaf folds and dishes. The subjects of the study were slow learner students of grade cullinary service 2 at SMK Negeri 8 Surabaya. This research uses quasi experimental design using a pre-test and post-test group design. Data collection techniques use the method of observation, tests (pre-test and post-test), questionnaires, and documentation. The data analysis technique used non parametric statistical data analysis, namely Mann Whitney test. The results of the study show that the application of individual learning programs with peer tutoring approaches is divided into three stages, namely the stages of preparation, implementation, and analysis. The preparation phase includes the preparation of learning devices and has passed the validation test with an average score of 84% for the learning device plan , 80% for syllabus, 79% for handouts, 77% for student worksheets and pre-test and post-test questions. The average score of each learning device shows good and very good categories. At implementation and analysis shows the results that the learning outcomes in the application of individual learning programs with peer tutors approach gets an average value of 77 which has exceeded the completeness limit. Teacher activity during learning gets a percentage of 89% which falls into the very good category, student activities get a percentage of 95.8% which also falls into the very good category, and student responses get a percentage of 83% which falls into the good category. Keywords: Individual Learning Program, Peer Tutors, Learning Outcomes, Slow Learne

    KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MIKROARTHROPODA PADA MIKROHABITAT KELAPA SAWIT

    Get PDF
    Acari dan Collembola merupakan mikroarthropoda yang hidup di tanah dan lapisan serasah. Dalam ekosistem mikroarthropoda berperan aktif dalam proses dekomposisi yaitu dalam fragmentasi bahan organik sehingga dapat mempercepat penghancuran bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda pada berbagai mikrohabitat kelapa sawit. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu pengambilan sampel, ekstraksi dan identifikasi fauna tanah. Plot pengambilan sampel diambil dengan jarak 50 x 50 m yang terdiri dari 5 titik, setiap titik terdiri dari 11 mikrohabitat. Sampel diambil pada beberapa mikrohabitat kelapa sawit yaitu tanah dengan jarak 0 m; 1 m; 3m dari tanaman kelapa sawit, gawangan kompos, pelepah pada ketinggian 30 cm; 90 cm; 150 cm, epifit pada ketinggian 30 cm; 90 cm; 150 cm dan tonggak. Sampel diambil pada bulan Januari 2014. Ekstraksi mikroarthropoda menggunakan Kempson Extractor, sedangkan identifikasi dilakukan sampai tingkat subordo untuk Acari dan famili untuk Collembola. Kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda dihitung menggunakan rumus kelimpahan menurut Meyer dan indeks keanekaragaman Shanonn (Shannon’s diversity index). Untuk mengetahui perbedaan kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda di berbagai mikrohabitat digunakan analisis sidik ragam satu arah (one-way ANOVA) dan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan mikroarthropoda tertinggi ditemukan pada pelepah dan epifit. Kelimpahan Acari tertinggi ditemukan pada mikrohabitat epifit dengan ketinggian 30 cm yaitu 4,408 individu m-2, sedangkan kelimpahan Collembola tertinggi ditemukan pada mikrohabitat pelepah dengan ketinggian 150 cm yaitu 6,173 individu m-2. Kondisi mikroklimat pada mikrohabitat pelepah dan epifit lebih sesuai untuk kehidupan mikroarthropoda dibandingkan dengan mikrohabitat yang diteliti. Keanekaragaman mikroarthropoda pada mikrohabitat kelapa sawit tergolong rendah berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon. Kata kunci: Kelimpahan, keanekaragaman, mikroarthropoda, mikrohabitat, kelapa sawitAcari and Collembola are microarthropods that live in soil and litter layer. In soil ecosystems, microarthropods have a role in organic matter decomposition through their ability to breakdown litter that accelerate the degradation of organic matter. This research aims to study the abundance and diversity of microarthopods at various microhabitats of oil palm. The research consisted of three stages: sampling, extraction and identification of soil fauna. Sampling plot has a dimension of 50 x 50 m which was consisted of 5 points, each point consist of 11 microhabitats. Samples were taken at several microhabitat of oil palm namely soil with distance 0 m; 1m; 3 m from oil palm stand, compost accumulations between the oil palm trees, litter accumulation on the branch at height 30 cm; 90 cm; 150 cm, epiphytes at height 30 cm; 90 cm; 150 cm and branch stub. Samples were taken in January 2014. Extraction of microarthropods was conducted using Kempson Extractor, while identification of microarthropods was done to the subordo level for Acari and the famili level for Collembola. The abundance and diversity of microarthropods were calculated using the formula abundance according to Meyer and Shannon's diversity index. To know differences of abundance and diversity of microarthropods at various microhabitats were used one way ANOVA and Duncan analysis. The results showed that the higest abundance of Acari found at litter accumulation on the branch and epiphyte. The higest abundance of Acari found at microhabitat of epiphyte with height 30 cm was 4,408 m-2, while the higest abundance of Collembola found at microhabitat of epiphyte with height 30 cm was 6,173 m-2. The diversity of microarthropods at microhabitats of oil palm is based on index Shannon’s diversity. Keywords: Abundance, diversity, microarthropods, microhabitat, oil pal

    HKI Modul Kesehatan Mental Mahasiswa

    Get PDF
    Peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental di kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam menjadi perhatian penting mengingat tantangan dan tekanan yang dihadapi dalam lingkungan akademik dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program kesehatan mental yang memenuhi kriteria keberterimaan (acceptabilitas) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Hasil penelitian ini berupa tersusunnya suatu modul pelatihan tentang kesehatan mental Desain penelitian yang digunakan adalah research & development dengan fokus pada pengujian tingkat keberterimaan (akseptabilitas) program kesadaran kesehatan mental. Pengujian dilakukan terhadap empat dimensi, yaitu kegunaan, kelayakan, keefisienan, dan keefektifan program. Data dikumpulkan melalui empat tahapan yaitu : 1) need assessment, 2) penyusunan modul, 3) Penilaian ahli (Expert Judgment) dan pengguna, 5) uji keefektifan. Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap Penilaian ahli (Expert Judgment) dan pengguna. Modul pelatihan terdiri dari materi : kesadaran kesehatan mental, manajemen emosi, dan ketrampilan social

    Enhancing Mental Health Literacy in University: Interactions Between Student Initiatives and Counsellor Strategies

    Get PDF
    This research explores efforts to improve mental health literacy in university settings by examining the interaction between student initiatives and counselor strategies. Previous mental health research has tended to separate counselors and students as separate entities, leading to a lack of understanding and knowledge at the university level. Exploratory qualitative methodology was used with interviews, observations, documentation, and focus group discussions as data collection tools.The results identi�ied three types of student initiatives (self-initiative, peer-initiative, and collaborative initiative) and different counselor strategies (education and information, counseling and mentoring, and collaboration with stakeholders). The interaction between the two forms an educational and collaborative interaction pattern that promotes mental health development. This study recommends three practical steps to improve students' understanding and awareness of mental health: focusing on mental health in new student orientation programs, developing collaborative mental health programs, and encouragin

    Model pengukuran kesehatan mental pada mahasiswa di perguruan tinggi islam

    Get PDF
    The view that mental health can only be understood with a single approach can explain the existing phenomena. This paper aims to provide an alternative measurement model in conducting studies on student mental health. Data were obtained from 840 students at four state Islamic universities in East Java. Data was collected through the mental health scale. The percentage technique was used to examine the level and profile of mental health, while the variance analysis technique was used to investigate the differences between men and women. The analysis results show that the subjects have a high level of mental health and have a minimum mental illness profile. There was no evidence of a difference between men and women in terms of mental health. The results of this study have implications for the use of mental health measuring tools to be used as an alternative in measuring mental health. Pandangan bahwa kesehatan mental hanya dapat dipahami dengan pendekatan tunggal dianggap kurang mampu memberikan penjelasan terhadap fenomena yang ada. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan model pengukuran alternatif dalam melakukan kajian tentang kesehatan mental mahasiswa. Data diperoleh dari 840 mahasiswa pada empat perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui skala kesehatan mental (SKM-12). Data di analisis dengan teknik persentase dan teknik analisis varians. Teknik persentasi dilakukan untuk menguji tingkat dan profile kesehatan mental, sedangkan teknik analisis varans digunakan untuk menguji perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kesehatan mental. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum subjek memiliki tingkat kesehatan mental yang tinggi dan memiliki profile minimum mental illness. Tidak ditemukan bukti adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kesehatan mental. Hasil penelitian ini berimplikasi pada penggunaan alat ukur kesehatan mental yang diajukan untuk dijadikan sebagai alternatif dalam mengukur kesehatan mental

    Model pengukuran kesehatan mental pada mahasiswa di perguruan tinggi islam

    Get PDF
    The view that mental health can only be understood with a single approach can explain the existing phenomena. This paper aims to provide an alternative measurement model in conducting studies on student mental health. Data were obtained from 840 students at four state Islamic universities in East Java. Data was collected through the mental health scale. The percentage technique was used to examine the level and profile of mental health, while the variance analysis technique was used to investigate the differences between men and women. The analysis results show that the subjects have a high level of mental health and have a minimum mental illness profile. There was no evidence of a difference between men and women in terms of mental health. The results of this study have implications for the use of mental health measuring tools to be used as an alternative in measuring mental health. Pandangan bahwa kesehatan mental hanya dapat dipahami dengan pendekatan tunggal dianggap kurang mampu memberikan penjelasan terhadap fenomena yang ada. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan model pengukuran alternatif dalam melakukan kajian tentang kesehatan mental mahasiswa. Data diperoleh dari 840 mahasiswa pada empat perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui skala kesehatan mental (SKM-12). Data di analisis dengan teknik persentase dan teknik analisis varians. Teknik persentasi dilakukan untuk menguji tingkat dan profile kesehatan mental, sedangkan teknik analisis varans digunakan untuk menguji perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kesehatan mental. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum subjek memiliki tingkat kesehatan mental yang tinggi dan memiliki profile minimum mental illness. Tidak ditemukan bukti adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kesehatan mental. Hasil penelitian ini berimplikasi pada penggunaan alat ukur kesehatan mental yang diajukan untuk dijadikan sebagai alternatif dalam mengukur kesehatan mental

    PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SEBAGAI APOTIK HIDUP

    Get PDF
    TOGA (Tanaman Obat Keluarga) merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat. Selain sebagai sarana untuk menjaga kesehatan masyarakat, toga juga berfungsi sebagai sarana penghijauan, sarana untuk pelestarian alam, saranamemperbaiki gizi, sarana untuk pemerataan pendapatan, sarana penyebaran gerakan penghijauan dan sarana keindahan pekarangan atau lingkungan. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini melalui beberapa tahap yang diawali dengan melakukan pembersihan lahan yang akan diolah sampai pada pembuatan plang TOGA dengan nama latin dari masing masing tanaman pada Kelurahan Jitra. Kata Kunci: TOGA, Bengkulu, Jitra   ABSTRACT UTILIZATION OF HOME YARD LAND AS A LIVING PHARMACY. TOGA (Family Medicinal Plants) is an effort to increase the use of medicinal plants. Aside from being a means of maintaining public health, the toga also functions as a means of greening, a means of preserving nature, a means of improving nutrition, a means of equalizing income, a means of spreading the greening movement and a means of beautifying yards or the environment. This Field Work Lecture (KKN) activity went through several stages, starting with clearing the land to be processed up to making TOGA signs with the Latin names of each plant in the Jitra Village. Keywords    : TOGA, Bengkulu, Jitr
    corecore