7 research outputs found

    THERAPEUTIC EFFECT OF AUDIO MUROTTAL FOR RECOVERY TIME OF POST GENERAL ANESTHETIC PATIENT

    Get PDF
    Introduction: The first hour post general anesthetic is the important time for patient because in this time respiratory distress can occur although patient seems wake up. Accelerate the recovery time is important to minimize the several complications. Post general anesthetic recovery on adult monitored by Aldrete scores. It provides information when the patient can be moved from the recovery room. This study was to determine an overview of the therapeutic effect of murottal for recovery time of post general anesthetic patient. Method: A quasyexperimental study with post only with control group design. Used consecutive sampling and obtained 36 respondents (18 for exsperiment group, 18 for control group). Data collected by observation and analyzed using independent t-test with level of significance 0.05. Result: Recovery time of experimental group were between 15 – 40 minutes with average time 22.5 minutes. The recovery time of control group were between 25 – 60 minutes with average time 37.5 minutes, p-value=0.000. Patients in exspriment group had shorter recovery time than patients in control group. Murottal therapy can accelerate recovery time of post general anesthetic patients. Conclusion: Further research is needed to prove the usage of murottal as complementary therapy for post general anesthetic patient. Keywords: audio Murottal, Comlementary therapy, Quran, General anesthetic, Recovery tim

    GAMBARAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA PENDERITA JANTUNG KORONER

    Get PDF
    Penyakit jantung koroner dan stroke masih menjadi dua penyebab utama kematian di dunia. Setiap tahun 17,6 juta orang meninggal karena penyakit jantung. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan untuk merasa puas dengan hasrat seksual. Karena seksualitas adalah bagian dari kehidupan normal. Aktivitas seksual merupakan aktivitas fisik yang dapat membutuhkan banyak energi. Orang dengan masalah jantung mungkin memiliki masalah dengan pembuluh darah jantungnya, yang dapat menyebabkan masalah seperti nyeri dada atau sesak napas. Jika kondisi ini tidak diobati, dapat menyebabkan serangan jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas seksual pada penderita jantung koroner di RSUD Sumedang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Partisipan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan salah satu teknik pemilihan partisipan secara non random dimana peneliti menetukan ciri-ciri khusus sesuai dengan tujuan penelitian dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah instrumen wawancara dan alat perekam. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas seksual pada penderita jantung koroner yaitu sering merasa lelah saat berhubungan dan tidak ada gelaja penyakit jantung koroner yang dirasakan saat berhubungan seksual karena partisipan melakukan hubungan saat mereka merasa sehat. Kesimpulan, partisipan kurang berkonsultasi dengan dokter tentang aktivitas seksual yang dilakukan, dan partisipan hanya berupaya untuk mengurangi rasa lelah dengan beristirahat sekitar 5 atau beberapa menit

    PENGARUH HEALTH TALK TERHADAP PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA WANITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJA I, KABUPATEN KENDAL

    Get PDF
    Pendahuluan: Jumlah wanita yang melakukan deteksi dini kanker serviks masih rendah. Hambatan yang dominan adalah kurangnya pengetahuan, sehingga meningkatkan pengetahuan diperlukan untuk meningkatkan sikap dan praktik deteksi dini kanker serviks. Helath talk adalah metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan partisipatif, informal dan menghibur yang memungkinkan individu untuk berdiskusi tentang kesehatan secara bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh health talk terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks pada wanita. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi esksperimen dengan pre-post test with control group. Penelitian ini melibatkan 210 wanita yang aktif secara seksual, dan berusia 30-50 tahun yang diambil berdasarkan cluster sampling (105 untuk kelompok eksperimen, 105 untuk kelompok kontrol). Variabel bebas adalah health talk, dan variabel terikat adalah perilaku perilaku deteksi dini kanker serviks yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan praktik. Data dikumpulkan melalui kuesioner, dan observasi, kemudian dianalisis menggunakan paired sample t-test untuk variabel pengetahuan dan sikap, dan secara keseluruhan dengan MANOVA. Mann Whitney U test untuk menilai variabel praktik. Hasil: Paired sample t-test diperoleh p=0,000 pada kedua kelompok untuk variabel pengetahuan dan sikap, dan secara keseluruhan nilai wilks’s lambda diperoleh p=0,000. Mann-Whitney U test diperoleh p=0,391 untuk variabel praktik. Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa health talk mempengaruhi pengetahuan dan sikap wanita. Penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat pendidikan, dan status pekerjaan berhubungan positif dengan pengetahuan, sikap dan praktik. Dan temuan tambahan ini dikaitkan dengan literasi kesehatan, dan ini adalah argumen dari temuan utama. Secara statistik, health talk tidak mempengaruhi praktik, hanya 13 wanita (8 dari kelompok intervensi, 5 dari kelompok kontrol) yang melakukan kunjungan deteksi dini kanker serviks setelah intervensi, temuan ini mungkin karena berbagai faktor yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait peningkatan partisipasi deteksi dini kanker serviks dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi dan menambahkan metode lain untuk meningkatkan partisipasi deteksi dini kanker serviks pada wanita

    PENGARUH EDUKASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TENTANG PENCEGAHAN GANGGUAN PENGLIHATAN TERHADAP EARLY ADOLESCENT

    Get PDF
    Gangguan penglihatan dapat terjadi pada semua orang tanpa terkecuali pada kalangan remaja awal. Terdapat berbagai penyebab yang dapat memicu terjadinya gangguan penglihatan, salah satunya adalah bermain game online dengan durasi dan cara yang salah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan mata melalui media audioviosual terhadap pengetahuan tentang pencegahan gangguan penglihatan bagi pengguna game online pada early adolescent (12-15 tahun). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental dan desain one group pre-test and post-test. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan subyek penelitian yaitu keseluruhan dari populasi pemain game online di SMPN 2 Sumedang yang disetujui menjadi subjek penelitian oleh orang tua dengan menandatangani informed consent sebanyak 84 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penayangan video animasi, penjelasan materi menggunakan power point dan penyebaran leaflet. Sedangkan untuk mengukur pengetahuan, penelitian ini menggunakan kuesioner pilihan ganda pre-test dan post-test dengan jumlah 16 soal. Hasil penelitian didapatkan peningkatan rata-rata nilai pre-test dan post-test yaitu yang awalnya 6.96 menjadi 11.07. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon yang memperbandingkan antara nilai pre-test dan post-test didapatkan nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05) yang dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan kesehatan mata melalui media audioviosual yang diterapkan pada penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan tentang pencegahan gangguan penglihatan bagi pengguna game online pada early adolescent di SMPN 2 Sumedang

    Gambaran Tingkat Citra Tubuh Remaja Pertengahan (Middle Adolescent) Pada Usia 16-18 Tahun Siswa Sekolah Menengah Atas

    Get PDF
    Citra tubuh merupakan keyakinan seseorang terhadap persepsi tubuh yang dimiliki. Pada masa remaja terjadi banyak perubahan-perubahan fisik yang ditandai dari adanya perkembangan secara fisiologi. Berkaitan dengan hal tersebut, perubahan-perubahan fisik yang terjadi tentunya akan mendorong adanya kecenderungan perubahan pada citra tubuh seseorang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif tentang gambaran tingkat citra tubuh remaja pertengahan (middle adolescent) pada rentan usia 16-18 tahun siswa sekolah menengah atas dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum citra tubuh pada siswa SMA N 1 Jatinangor. Penelitian dilakukan atas kesadaran peneliti dan banyaknya distraksi serta fenomena remaja pada zaman sekarang yang dapat membuat citra tubuh menjadi negatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Sampel dari penelitian ini yaitu siswa/siswa salah satu sekolah menengah negeri di jatinangor kelas x dan xi dengan teknik sampling berupa cluster sampling. Analisa data yang digunakan berupa analisa univariat dengan variabel independent yang terfokus pada; citra tubuh, jenis kelamin, kelas, umur, alamat rumah, media sosial yang digunakan, durasi penggunaan media sosial dan penghasilan orang tua. Data yang diperoleh peneliti yaitu menggunakan instumen kuisioner Skala Body Image diadobsi dari Multidimentional Body Self Relation Quesioner - Appearance Scales (MBSRQ-AS) dengan jumlah kuisioner ialah 40 butir kuisioner. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di SMA N 1 Jatinangor memiliki citra tubuh kategori sedang

    HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI

    No full text
    The number of elderly people in Indonesia is increasing which occurs with increasing age which has an impact on their health, such as physical activity in the elderly which is caused by the aging process and the process of the occurrence of a disease. In line with the high number of elderly people who suffer from hypertension, one of which is caused by a lack of physical activity. Risk factors for hypertension include obesity, salt consumption, alcohol consumption, coffee drinking habits, physical activity, stress, and smoking (Herawati et al., 2020).The purpose of this study was to determine the relationship between physical activity and stress levels in elderly people with hypertension. The research design is a correlational descriptive quantitative study. The survey questionnaire was used by researchers to measure physical activity in elderly hypertensives with the IPAQ questionnaire and to measure stress levels using the DASS-42 questionnaire. The results of the bivariate analysis obtained sig. P = 0.145> 0.005, the data stated that there was no significant relationship between physical activity and stress levels in elderly hypertension.Keywords: physical activity, stress level, elderly, hypertension
    corecore