7 research outputs found

    KEARIFAN LOKAL TRADISI SADRANAN KALI SEDANDANG DI TLAHAB TEMANGGUNG SEBAGAI BASIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

    Get PDF
    The study of the Sadranan Kali Sedandang tradition in Tlahab Temanggung as a source of learning local history and character education in the PPK movement in particular has not been carried out in depth by previous researchers. The purpose of the study is to analyze the history of Sadranan Kali Sedandang, the description of the implementation of Sadranan Kali Sedandang, and the values of character education based on local wisdom in the Sadranan Kali Sedandang tradition. The method used in this study is qualitative. The results showed that the history of Sadranan Kali Sedandang in general has a connection with the Shradda tradition that has existed since the time of the Majapahit Kingdom. Sadranan is also carried out as a form of the community's expression of gratitude for the ease of access to water and the abundance of crops. The tradition related to the expression of gratitude for the abundance of water is called Sadranan Kali Sedandang. The implementation of the Sadranan Kali Sedandang tradition begins with cleaning the environment, planting trees, praying together and Slametan. People bring various attributes such as offerings, tumpeng, ingkung from roosters, and market snacks. The Sadranan Kali tradition has the potential to be used as a source of learning local history and character education in the PPK movement

    BIOGRAFI MARCO KARTODIKROMO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

    Get PDF
    The purpose of writing this article is to analyze the potential of Marco Kartodikromo's biography as a source of historical learning. Marco Kartodikromo is a journalist, writer, and activist who fought for the Indonesian nation against the Dutch colonialists. Marco Kartodikromo has national values that can be learned by the younger generations. These values can be taught in history subject. Educators can integrate Marco Kartodikromo's history in history learning. Marco Kartodikromo fought during the Dutch Colonial Government. The background of this time became the basis for determining historical learning materials related to the biography of Marco Kartodikromo as a source of historical learning

    THE DESCRIPTION OF QILINS AT MASJID GEDHE MATARAM IN KOTAGEDE: AN ART ARCHAEOLOGICAL STUDY

    Get PDF
    Interaksi antarbudaya dalam kajian arkeologi seni memungkinkan corak budaya tertentu muncul di artefak budaya lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang kemunculan ornamen figur qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede, beserta teknik penggambaran dan prinsip-prinsip seni yang melekat padanya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan arkeologi seni dan ikonografi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ornamen qilin merupakan pemberian dari Sultan Palembang. Ornamen ini menjadi bukti adanya pengaruh Tiongkok di Nusantara. Qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede digambarkan dengan teknik denaturalistis atau stilasi. Penggambaran qilin memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kesatuan, keseimbangan, irama, dan kesebandingan simbol.   Intercultural interactions, in relation to the study of art archeology, have allowed certain cultural features to appear in other cultural artefacts. The aim of this study was to put forward the reasons behind the appearance of the qilins on the pulpit of the Masjid Gedhe Mataram in Kotagede, along with the depiction techniques and art principles attached to it. The research method used in this study was descriptive qualitative with an art archaeological and iconographical approach. The study indicated that the pulpit was a gift from Sultan of Palembang, demonstrating Chinese influence in this archipelagic nation (Nusantara). The qilins were portrayed using denaturalization or stylized techniques, highlighting the principles of fine art such as unity, balance, rhythm, and proportionality of symbol.Interaksi antarbudaya dalam kajian arkeologi seni memungkinkan corak budaya tertentu muncul di artefak budaya lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang kemunculan ornamen figur qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede, beserta teknik penggambaran dan prinsip-prinsip seni yang melekat padanya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan arkeologi seni dan ikonografi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ornamen qilin merupakan pemberian dari Sultan Palembang. Ornamen ini menjadi bukti adanya pengaruh Tiongkok di Nusantara. Qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede digambarkan dengan teknik denaturalistis atau stilasi. Penggambaran qilin memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kesatuan, keseimbangan, irama, dan kesebandingan simbol.   Intercultural interactions, in relation to the study of art archeology, have allowed certain cultural features to appear in other cultural artefacts. The aim of this study was to put forward the reasons behind the appearance of the qilins on the pulpit of the Masjid Gedhe Mataram in Kotagede, along with the depiction techniques and art principles attached to it. The research method used in this study was descriptive qualitative with an art archaeological and iconographical approach. The study indicated that the pulpit was a gift from Sultan of Palembang, demonstrating Chinese influence in this archipelagic nation (Nusantara). The qilins were portrayed using denaturalization or stylized techniques, highlighting the principles of fine art such as unity, balance, rhythm, and proportionality of symbol

    ARLOKA MAP: MEDIA PENGENALAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

    Get PDF
    Prambanan Temple contains local wisdom values that have not been well informed to domestic visitors. This article aims to introduce Arloka Map, an alternative communication media in a form of physical tour-map containing local wisdom values of the Prambanan Temple Area and to test the effectiveness rate of the Arloka-Map. Observation, literature studies, and instrument test methods were used to collect basic data. To determine the success rate of the proposed strategy, pre- and post-tests were conducted to 50 domestic tourist respondents. The outcomes were then analyzed by using the SPSS application. Results showed that score for visitors that were using the Arloka-Map was higher than visitors who did not use it (i.e. 8.72 vs 4.44). It was concluded that the use of the Arloka-Map assist tourists to know the values of local wisdoms at the temple’s area

    STRATEGI PEMANTAPAN KETAHANAN NASIONAL DAN TATA KELOLA ANTI KORUPSI DI SMAN 53 JAKARTA

    Get PDF
    Pemantapan ketahanan nasional dan Tata kelola anti korupsi ini sangatlah penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, agar negara Indonesia ini terjaga dari sebuah ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Dapat kita ketahui sendiri bahwa korupsi juga merupakan hambatan negara kita untuk melakukan sebuah pembangunan nasional. Untuk mencapai sebuah ketahanan nasional kami menargetkan dari lingkup kecil terlebih dahulu, yaitu lingkup sekolah. Kami langsung melakukan penelitian di SMAN 53 Jakarta hal ini bertujuan agar kami dapat mengetahui bagaimana sikap ketahanan nasional dan sikap kejujuran anti korupsi sudah dijalankan di SMA 53 Jakarta. Metode penelitian yang kami gunakan adalah survei melalui wawancara secara langsung, serta metode kuantitatif dengan menyebarkan form kepada siswa-siswi dari sekolah tersebut. Lalu dikarenakan kurangnya wawasan kami terkait ketahanan nasional, kami menggunakan studi literatur untuk memperkuat penelitian kami. Pada awal penelitian kami melakukan wawancara kepada kepala sekolah, lalu memperkuat jawaban kepala sekolah dengan melihat realitas yang sudah diterapkan di SMAN 53 Jakarta dengan menyebarkan form kepada siswa dan siswi sehingga kami dapat menghasilkan penelitian bahwa SMAN 53 Jakarta sudah mewujudkan ketahanan nasional bagi peserta didik, tetapi masih belum cukup terbuka terkait anggaran yang dikeluarkan. &nbsp

    Berkala arkeologi vol. 39 no. 2 November 2019

    Get PDF
    Berkala Arkeologi Vol. 39 No. 2 Edisi November 2019 kali ini menampilkan delapan artikel dengan berbagai kajian baik arkeologi prasejarah, arkeologi klasik Hindu-Buddha, maupun arkeologi Islam-Kolonial. Sebagian besar artikel yang ditampilkan edisi November kali ini adalah artikel arkeologi Islam-Kolonial sebanyak 6 artikel, sedangkan artikel dari bidang arkeologi prasejarah dan Klasik Hindu-Buddha masing-masing sebuah artike

    Liberalisme dan Monetisasi Ekonomi di Hindia Belanda (1870-1900)

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu proses berlangsung liberalisme di Hindia Belanda, serta pemberlakuan ekonomi uang (monetisasi) dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat pribumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian didapatkan bahwa liberalisme di Hindia-Belanda mulai berlaku 1870 dengan dikeluarkannya Undang-undang Agraria, yang mengatur tentang penyewaan tanah milik pribumi. Dampaknya banyak investor asing baik dari eropa dan cina berbondong-bondong datang mengambil bagian untuk mendirikan perusahaan, begitu pula kaum pribumi namun hanya terbatas pada golongan bangsawan. Pemberlakuan sistem ekonomi liberal juga berdampak pada lahirinya sistem ekonomi uang (monetisasi ekonomi) yang menyebabkan masyarakat memiliki ketergantungan tinggi terhadap uang yang menimbulkan masalah sosial lain seperti peningkatan kemiskinan, kejahatan, perjudian,  konsumsi candu (kokain), seks bebas hingga terlilit jerat utang piutang
    corecore