Berkala Arkeologi (E-Journal)
Not a member yet
    764 research outputs found

    Lampiran Volume 42 No. 1 Mei 2022

    No full text

    Arti dan fungsi bejana batu berbentuk lembu di Situs Batu Banteng, Situbondo, Jawa Timur

    Get PDF
    The ox-shaped stone tub found at Batu Banteng Site, Selobanteng, Banyuglugur, Sitobondo, East Java has a distinctive feature in the form of inscription dated 1325 Śaka  (1403 CE). This article aims to explain the meaning and function of the stone tub through qualitative research method comprises of literature study as well  as transliteration and translation of the inscription. The stone tub from the Batu Banteng Site indicates that there was  a shift from the original concept of tambragomukha in Mahayana Buddhism to a purification ritual before one enters the mandala kadewaguruan.Bejana batu berbentuk lembu yang terdapat di Situs Batu Banteng, Selobanteng, Banyuglugur, Sitobondo, Jawa Timur memiliki ciri khas berupa prasasti berangka tahun 1325 Śaka  (1403 M). Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan arti dan fungsi bejana batu tersebut melalui metode penelitian kualitatif yang meliputi studi pustaka, transliterasi, dan penerjemahan prasasti. Bejana batu di Situs Batu Banteng menunjukkan adanya indikasi pergeseran dari konsep tambragomukha dalam ajaran Buddha Mahayana menjadi sarana penyucian dosa sebelum seseorang memasuki mandala kadewaguruan

    Pengantar Volume 42 No. 1 Mei 2022

    No full text

    Sampul Belakang Volume 42 No. 1 Mei 2022

    No full text

    Pemanfaatan sumber daya alam masa prasejarah berdasarkan temuan arkeologis Gua Arca, Pulau Kangean, Jawa Timur

    Get PDF
    This paper discusses the exploration and utilization of natural resources by  a cave-dwelling community. Data was obtained from the excavation at Gua Arca site in Kangean Island, Sumenep, East Java. The results from ecofact analysis and micro-botanical residue analysis on artifacts show the adaptation pattern of the inhabitants of this island by optimizing the exploration of terrestrial and marine resources. During the early occupancy period of c. 6000 BP, there was a fairly dominant use of terrestrial resources, indicated by open forest animal remains, such as Cervidae, Bovidae, Macaca sp., as well as small animals, such as Cercopithecidae, Rodentia, and Varanidae. In the later period of c. 900 BP, the exploitation of natural resources shifted to marine resources, which mainly from the mangrove forest and intertidal zones. Plant utilization was indicated by the presence of wild bananas, wild rice, coconuts, tubers, and the intensive use of Zingiberaceae plants.Tulisan ini membahas tentang eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam oleh penghuni gua. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah hasil ekskavasi situs Gua Arca di Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur. Metode yang digunakan deskriptif dengan analisis ekofak dan analisis residu mikrobotani pada artefak. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola adaptasi dari penghuni pulau ini, dengan melakukan eksplorasi maksimal terhadap sumber daya alam di darat dan laut. Pada periode awal hunian sekitar 6000 BP, terjadi pemanfaatan sumber daya darat yang cukup dominan berupa binatang dengan habitat hutan terbuka, yaitu Cervidae, Bovidae, Macaca sp., dan binatang kecil seperti Cercopithecidae, Rodentia dan Varanidae. Pada periode setelahnya, sekitar 900 BP, terjadi perubahan pemanfaatan sumber daya alam.  Pemanfaatan sumber daya laut menjadi lebih dominan, yang sebagian besar diperoleh dari lingkungan perairan mangrove dan daerah pasang surut. Tumbuhan yang dimanfaatkan antara lain pisang liar, padi liar, kelapa, umbi, dan penggunaan intensif tanaman Zingiberacea

    Sampul Belakang Volume 42 No. 2 November 2022

    No full text

    Halaman Pengantar Volume 42 No. 2 November 2022

    No full text

    Cover Volume 42 No. 2 November 2022

    No full text

    Transformasi lanskap perairan di Kawasan Percandian Muarajambi dalam memori kolektif masyarakat lokal

    Get PDF
    The Muarajambi Temple Complex is a Buddhist Cultural Conservation area in Sumatra, located in 3,981 hectares fluvial landform. This area is frequently flooded, both during the rainy season and the high tides, but local people are still living in this area. This paper discusses the research on the waterscape transformation in the Muarajambi Temple Complex based on collective memory and the related physical evidence. The research method used is the comparison of satellite images using GIS software and the confirmation of the results by the local people through interviews. The research results indicate that, unlike the previous interpretation, the water network had not been an all-time active transportation infrastructure. In addition, the research identified numerous ancient hydrological landforms in the area.Kawasan Percandian Muarajambi merupakan kawasan Cagar Budaya bercorak Buddha di Sumatra yang berada di lahan seluas kurang lebih 3.981 hektar dengan bentuklahan fluvial. Kawasan ini sering tergenang air, baik ketika musim penghujan maupun ketika terjadi pasang laut, tetapi hingga sekarang masih dihuni oleh masyarakat. Tulisan ini menguraikan hasil penelitian jejak transformasi lanskap perairan di Kawasan Percandian Muarajambi berdasarkan memori kolektif masyarakat dan bukti-bukti fisik yang menyertainya. Metode yang digunakan adalah komparasi citra satelit menggunakan perangkat SIG dan konfirmasi hasil komparasi tersebut kepada masyarakat melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berbeda dengan interpretasi sebelumnya, jaringan perairan tidak menjadi prasarana transportasi yang aktif sepanjang waktu. Selain itu, berbagai bentuklahan hidrologis masa lampau di kawasan ini juga berhasil diidentifikasi

    Strategi adaptasi teknologi artefak litik Toalean di Situs Leang Jarie dan Cappalombo 1, Sulawesi Selatan

    Get PDF
    The intensified research on Toalean lithic artifacts is still lacking in comparative study of stone tool technology, which is necessary to inquire into the adaptation of different tool-making technology due to environmental factors. This paper discusses a comparative study of Toalean lithic artefacts from Leang Jarie in the Maros-Pangkep lowlands and Cappalombo 1 in the Bontocani highlands by the classification and analysis of lithic artifacts, as well as surveys and observations of raw material sources around the site. The results show an adaptation strategy to the availability of raw materials, resulted in a different trend on both sites. The low quality of chert in Bontocani has prompted stone tool manufacture in Cappalombo 1 to use various raw material and to apply bipolar techniques more frequently in reduce and retouch of the flakes. On the other hand, raw material utilization of chert in Leang Jarie is more homogenous and direct percussion technique is more frequently used.Penelitian artefak litik Toalean yang semakin intensif masih belum banyak melakukan perbandingan teknologi pembuatan alat batu. Studi perbandingan perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya perbedaan strategi adaptasi teknologi berdasarkan aspek lingkungan. Tulisan ini membahas studi perbandingan artefak litik Toalean dari situs Leang Jarie yang ada di dataran rendah Maros-Pangkep dan situs Cappalombo 1 di dataran tinggi Bontocani. Metode yang digunakan adalah klasifikasi dan analisis temuan artefak litik, serta survei dan observasi sumber bahan baku di sekitar situs. Hasil studi perbandingan menunjukkan adanya strategi adaptasi terhadap kondisi bahan baku dan menghasilkan tren teknologi yang berbeda di kedua situs. Kualitas chert yang kurang baik di dataran tinggi Bontocani mendorong pembuatan alat batu di Cappalombo 1 menerapkan strategi pemanfaatan bahan baku yang beragam dan lebih sering menerapkan teknik bipolar untuk mereduksi dan meretus serpih. Sebaliknya, pemanfaatan bahan baku chert di Leang Jarie cenderung homogen dan lebih sering menerapkan teknik pukul langsung

    535

    full texts

    764

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Berkala Arkeologi (E-Journal) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇