46 research outputs found

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN BRAIN METASTASE DI RUANG ANGGREK 2 RSUP DR. SARDJITO

    Get PDF
    Latar Belakang: Tumor otak merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi dengan komplikasi yang dihasilkan sangat besar. Lebih dari 126.000 orang di dunia setiap tahunnya mengidap penyakit tumor otak dan lebih dari 97.000 orang meninggal dunia. Pengetahuan dan sikap perawat mengenai perawatan pada penderita kanker sangat diperlukan dalam mengkaji dan mengevaluasi keluhan pasien sehingga dapat mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perawatan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan: Diketahuinya asuhan keperawatan pada pasien Ny. E dengan penyakit brain metastase sesuai dengan diagnosa keperawatan yang relevan. Metode: Metode yang digunakan adalah studi kasus pada subjek Ny. E dengan brain metastase di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito yang dilaksanakan 4 hari dari tanggal 10 Mei – 13 Mei 2022. Teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumen. Hasil: Diagnosa yang ditemukan yaitu nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor, nausea berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial, ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian, risiko perfusi serebral dengan faktor risiko tumor otak, dan risiko jatuh dengan faktor risiko gangguan keseimbangan. Intervensi yang telah dilakukan adalah manajemen nyeri, manajemen mual, reduksi ansietas, manajemen peningkatan tekananintrakranial, dan pencegahan jatuh. Kesimpulan: Masalah keperawatan nyeri kronis, nausea, ansietas, dan risiko jatuh teratasi. Masalah kepetawatan risiko perfusi serebral teratasi sebagian. Kata Kunci: Brain metastase, asuhan keperawatan, ruang Anggrek 2, RSUP Dr. Sardjit

    Anxious reconciliation(s): unsettling foundations and spatializing history

    No full text
    In this paper I explore the relationship between law, history, and reconciliation in the Canadian context. I argue that linear, teleological forms of history are employed by courts to continually reiterate the myth of a legitimate assertion of colonial sovereignty. By doing so, any potential for political transformation that lies in the objective of reconciliation is stunted; political challenges brought in the form of aboriginal rights claims are folded back into the existing political, economic, and juridical structures of the nation-state. I conclude with an examination of how spatializing history in a nonlinear, nonteleological way could open up possibilities for political change and transformation
    corecore