784 research outputs found

    Constructing Deliciousness Through Instagram: The Aesthetics of Foodstagram

    Full text link
    In the Middle Ages, food presentations were more important then how the food taste. And in this digital era, since the past few years that kind of concept revert in such an unexpected way—through food sharing on Instagram. The activity of sharing food to Instagram has become a worldwide phenomenon, including in Indonesia. This activity often referred as ‘foodstagram’. The popularity of ‘foodstagram’ cannot be separated from how the food presented, because the main purpose of ‘foodstagram’ were trying to tease and arousing the appetite of anyone who sees it. This study become important in nowadays society. Through the virtual ethnography this study try to understand the aesthetics of ‘foodstagram’ as a cultural artifact by some Indonesia ‘foodstagramer’. Keywords: Foodstagram, Instagram, Aesthetic

    Faktor Risiko Cholinesterase Rendah Pada Petani Bawang Merah

    Full text link
    Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan prosedur mengakibatkan gangguan kesehatan pada petani. Salah satu indicator keracunan pestisida adalah melihat aktivitas Cholinesterase pada tubuh petani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan Cholinesterase pada petani bawang merah di Ngurensiti Pati. Penelitian dilakukan pada tahun 2012, jenis penelitian ini Explanatory Research dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani bawang merah “Ngudi Makmur”. Sampel berjumlah 50 petani. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner dan pemeriksaan Cholinesterase Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (Chi-Square). Hasil pemeriksaan pada petani Desa Ngurensiti Pati didapat hasil 50% petani dengan Cholinesterase di bawah normal. Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara frekuensi penyemprotan (p-value 0,011) pemakaian APD (p-value 0,047), status kesehatan (p-value 0,01) sikap (p-value 0,024), pengetahuan (p-value 0,02), dengan Cholinesterase, dan tidak ada hubungan antara lama penyemprotan (p-value 1,000), hygiene perorangan petani (p-value 0,774), masa kerja (p-value 1,000), dengan Cholinesterase. Pesticide was not used in accordance with the procedures can cause health problems to farmers. One indicator of pesticide poisoning was seem in Cholinesterase activity in the body of farmers. The purpose of this study to determine the factors associated with cholinesterase on onion farmers in Ngurensiti Pati. The research was used explanatory research with cross-sectional. The population in this study was the onion farmer groups “Ngudi Prosperous”. The sample amounted to 50 farmers. The research instruments was questionnaire and examination data were analyzed by cholinesterase univariate and bivariate (Chi-Square). Examination results in farmers Ngurensiti Pati village got the result 50% of farmers with below normal cholinesterase. The conclutions of this study was no relationship between the frequency of spraying (p-value 0.011) Personal Protective Equipment use (p-value 0.047), health status (p-value 0.01) attitude (p-value 0.024), knowledge (p-value 0.02), a cholinesterase, and no association between duration of spraying (p-value 1.000), personal hygiene farmers (p-value 0.774), year (p-value 1.000), with cholinesterase

    KARAKTERISASI LAPISAN SHELLAC-MONTMORILLONITE KOMPOSIT YANG DIPLASTISASI DENGAN POLIETILENA GLIKOL (PEG) BERAT MOLEKUL 400

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji tentang karakterisasi lapisan shellacmontmorillonite komposit yang diplastisasi dengan Polietilena glikol (PEG) berat molekul 400. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan stabilitas dan sifat fisis dari shellac yaitu dengan mengetahui penyebaran montmorillonite (MMT) pada shellac dan PEG yang terbentuk, sifat termal, dan sifat perintang air dari shellac. Lapisan shellac-MMT komposit yang diplastisasi PEG 400 dibuat dengan metode solution casting dengan varian konsentrasi clay 5% , 10% , 20% , 30% , dan 40% b/b. Sedangkan untuk konsentrasi PEG dibuat konstan yaitu 10% b/b. Lapisan PEG-shellac-MMT dikarakterisasi dengan spektroskopi X-Ray Diffraction (XRD), Differential Scanning Calorimetry (DSC), dan Water Vapour Transmission Rate (WVTR). Data XRD menunjukkan peningkatan nilai dspacing MMT di dalam lapisan yang terbentuk dibandingkan MMT murni, ini menunjukkan bahwa struktur yang terbentuk dari lapisan merupakan interkalasi nanokomposit. Sifat perintang air terhadap lapisan PEG-Shellac-MMT menunjukkan peningkatan kumulasi uap air oleh waktu penyimpanan. Stabilitas perintang air yang optimal terletak pada konsentrasi MMT 5% b/b di bulan 1 sebesar 15,60 ± 4,71 gr/m2day. Data DSC menunjukkan Penambahan MMT 10% dan 20% b/b dapat meningkatkan stabilitas termal dari lapisan shellac yang ditunjukan oleh peningkatan suhu Transition glass (Tg). Lapisan PEG-shellac tanpa MMT memiliki nilai Tg sebesar 51,875oC sedangkan untuk lapisan yang mengandung MMT 10% b/b memiliki nilai Tg sebesar 53,075oC dan untuk lapisan yang mengandung MMT 20% b/b memiliki nilai Tg sebesar 53,025oC

    Distribution of Gains from Cattle Development in a Multi-Stage Production System: The Case of the Bali Beef Industry

    Get PDF
    Beef production in Bali is dominated by smallholders, just like the majority of Indonesian agriculture. A wide range of policies has been implemented to enhance development of the Bali beef industry. Knowledge about the distribution of the returns from the development of the cattle industry, including marketing, informs decision making. This paper examines the benefits from cattle development in a multi-stage production representation of the Bali beef industry using equilibrium displacement modelling (EDM). Benefits are measured as changes in economic surplus. The distribution of benefits among farmers, processors and retailers is also examined.beef production, government policy, EDM, economic surplus., Agricultural and Food Policy,

    PEMANFAATAN BLOCKLY DALAM PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK

    Get PDF
    Pemrograman dasar merupakan salah satu mata pelajaran dasar keahlian C2 di SMK yang sangat penting untuk dikuasai seorang siswa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Akan tetapi terdapat permasalahan mengenai kurangnya pemahaman, minat dan motivasi siswa dalam Pemrograman Dasar. Dalam penelitian ini berfokus untuk meningkatkan pemahaman, oleh karena itu diperlukan sebuah hal yang baru untuk membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi. Dalam hal ini peneliti menggunakan Blockly dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran pemrograman dasar. Penelitian ini menggunakan metode preeksperimental dengan desain one-group pretest posttest dan tahapan pengembangan multimedia Siklus Hidup Menyeluruh (SHM). Dari penelitian ini siswa melakukan pembelajaran di dalam multimedia yang dikembangkan kemudian siswa memberikan respon terhadap multimedia yang telah mereka gunakan berkaitan dengan aspek perangkat lunak, aspek pembelajaran, dan aspek komunikasi visual. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan Multimedia yang dikembangkan hasil indeks gain yang diperoleh adalah sebesar 0.36 yang termasuk kedalam peningkatan sedang, kemudian hasil dari respon siswa terhadap multimedia yang diperoleh adalah aspek perangkat lunak sebesar 85.42%, aspek pembelajaran sebesar 82.99% dan aspek komunikasi visual sebesar 83.47%. Dari hasil tersebut dapat diketahui rata-rata persentase yang diperoleh yakni sebesar 83.99%. keeratan hubungan antara nilai gain dan respon siswa adalah cukup, yaitu sebesar 0,31. Hal ini juga menunjukan bahwa multimedia pembelajaran interaktif yang melibatkan blockly berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa.;Basic programming is one of the basic subjects of C2 expertise in Vocational Schools which is very important to be mastered by a student of Information and Communication Technology (ICT). However, there are problems regarding the lack of understanding, interest and motivation of students in Basic Programming. In this study focuses on improving understanding, therefore we need a new thing to make students easier to understand the material. In this case the researchers used Blockly in the development of interactive learning multimedia as an effort to increase understanding in learning basic programming. This study uses a pre-experimental method with one-group pretest posttest design and multimedia development stages of the Comprehensive Life Cycle (SHM). From this research students conduct learning in multimedia that is developed then students respond to multimedia that they have used relating to aspects of software, aspects of learning, and aspects of visual communication. The results of this study indicate that with Multimedia developed the gain index results obtained amounted to 0.36 which included in the moderate increase, then the results of students' responses to multimedia obtained were software aspects at 85.42%, learning aspects at 82.99% and visual communication aspects at 83.47%. From these results it can be seen that the average percentage obtained is 83.99%. The closeness of the relationship between the gain value and student response is sufficient, which is equal to 0.31. It also shows that interactive learning multimedia which involves blockly influences students' understanding of improvement

    VIOLATING MAXIMS AS THE HUMOROUS SENSE IN THE MOVIE DEADPOOL (2016)

    Get PDF
    AbstrakFilm Deadpool menceritakan kisah superhero yang unik. Dia banyak bicara, kekanak-kanakan,dan konyol. Tapi justru karakternya yang membuat film ini lucu. Namun, ada satu hal yangpenting untuk dilihat bahwa karakternya juga menjelaskan mengapa dia selalu melanggarprinsip-prinsip kooperatif dalam kebanyakan percakapan. Dengan demikian, penelitian inibertujuan untuk melihat maksim-maksim yang dilanggar dalam film Deadpool dan bagaimanapelanggaran maksim itu menciptakan kesan humor dalam film Deadpool. Dengan menggunakananalisis sosio-pragmatik Gricean, pendekatan obyektif, dokumentasi sebagai teknikpengumpulan data, dan interpretasi deskriptif sebagai teknik analisis, penelitian ini dapatmenemukan hasilnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tokoh Deadpool melanggar semuamaksim, termasuk maksim kualitas, kuantitas, cara, dan relasi. Intinya adalah, denganmelanggar prinsip-prinsip itu, kesan humor dapat dihadirkan karena ada percakapannya justrumenjadi berlebihan, konyol, ambigu, dan tidak relevan, yang membuatnya terdengar lucu.Kata Kunci: Prinsip Kerja Sama, Maksim, Pelanggaran, Humor, dan Deadpool.AbstractDeadpool movies narrates a unique superhero. He is talkative, childish, and ridiculous. Hischaracter makes this movie funny. But, there is one thing important to see that his character alsoexplains why he always violates maxims in the cooperative principle in the most conversation.Thus, this research aims to see maxims that are violated in the movie Deadpool and how theviolation of maxims creates humorous sense in the movie Deadpool. By using Gricean sociopragmatics analysis, objective approach, documentation as the technique of collecting data, anddescriptive interpretation as technique of analysis, this research can find the result. The resultshows that Deadpool violates all maxims, including quality, quantity, manner, and relation. Thisis the point, by violating those maxims, the sense of humor can appear because there areconversations which are hyperbolic, ridiculous, ambiguous, and irrelevant that make it soundfunny.Keywords: Cooperative Principle, Maxims, Violation, Humor, and Deadpool

    Taman Vertikal Sebagai Pendinginan Alami Pada Rumah Sederhana Sehat Griya Saxophone Kecamatan Lowokwaru – Kota Malang

    Full text link
    Strategi pendinginan alami merupakan kriteria utama untuk mencapai Kenyamanan termal penghuni dan rumah tinggal dalam lingkungan permukiman di Indonesia. Tata guna lahan Kota Malang khususnya Kecamatan Lowokwaru didominasi pertumbuhan sektor permukiman dan sektor perdagangan dan jasa, hal ini diikuti berkurangannya lahan hijau dalam upaya penyerapan karbon dioksida sebagai faktor penurun suhu permukaan pada lingkungan. Oleh karena itu kemungkinan penggunaan taman vertikal sebagai strategi pendinginan alami dengan memadukan potensi menurunkan suhu dalam dan luar bangunan dengan penyerapan karbondioksida dalam upaya memasukkan aliran udara dingin kedalam bangunan pada permukiman tipe rumah sederhana sehat penting untuk dikaji. Kajian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya terutama tentang ventilasi dan selubung pintar bangunan oleh Nugroho (2001, 2002, 2003, 2005, 2006,2007 2009, 2010, 2011), Racmad (2013) dan Rawuli (2013). Penelitian ini akan melanjutkan penelitian tentang pendinginan alami bangunan dengan mengembangkan taman vertikal yang optimum pada lahan rumah yang terbatas untuk mengurangi suhu luar bangunan serta dalam ruang sebagai penyelesaian arsitektur lingkungan dalam iklim panas dan lembab
    • 

    corecore