9 research outputs found

    SELECTION OF BLADE MATERIALS FOR THE DESIGN AND MANUFACTURING OF HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE PROTOTYPES

    Get PDF
    Tenaga listrik merupakan kebutuhan vital pada kehidupan masyarakat. Dibalik pentingnya fungsi energi lsitrik bagi masyarakat tersebut, sangat disayangkan bahwa belum semua daerah di Indonesia yang tersaluri listrik. Mengatasi hal ini maka perlu dilirik usaha pembangkitan energi listrik alternatif yang ramah lingkungan, tersedia sepanjang hari dan mudah dalam pemasangannya. Pembangkit listrik energi angin mungkin menjadi solusi. Degan kecepatan angin yang berkisar 5 m/s di Indonesia perlu di rancang sebuah turbin angin yang dapat berputar dan menghasilkan energi walau hanya berputar dengan kecepatan rendah. Turbin angin yang dipilih adalah turbin angin sumbu horizontal. Bahan yang direncanakan awalnya adalah kayu dengan asumsi kayu adalah bahan yang mudah didapatkan dan mudah dibentuk. Panjang sudu kayu ini sekitar 0.75 m, tetapi setelah selesai dibuat dan dirakit turbin tidak berputar walau kecepatan angin telah mencapai 4 m/s, hal ini tentu tidak sesuai dengan tujuan dari penelitian. Lalu dipilihlah arkrilik, yang mempunyai keunggulan yang  ringan, tipis dan kekuatan yang cukup. Diharapkan dengan keunggulannya, turbin angin ini akan mampu bekerja dengan baikElectrical power is a a vital requirement for economic development and social development. Beyond the importance of the function of electrical energy for the community, it is very unfortunate that not all areas in Indonesia that are irrigated plants. The breakdown of power supplies is not separated from the problem of insufficient power generation of electricity. Overcome this problem it is necessary to glance alternative electric energy generation business-friendly environment, available all day long and easily in installation. Wind energy power plants may be a solution. Degan wind speeds in the range 5 m / s in Indonesia need to designed a wind turbine to rotating and generate energy even for a rotating with a low speed. The selected wind turbine is the horizontal axis wind turbine blades having a shapes similar to a propeller - blades aircraft in general. Material planned for the horizontal axis wind the turbine was originally wood that is readily available material and easy to shape. This wooden blade length of about 0.75 m, but after completed and assembled the turbine was not rotate even though the wind speed has reached 4 m / s, this is certainly not fit for purpose of the study. The next material is arkrilik, this type has advantages compared to wood material that is lightweight, thin and of sufficient strength. Expected to advantages, this wind the turbine will be able to work as expecte

    Unjuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap

    Get PDF
    Pemanfaatan limbah padat kelapa sawit PT Bumi Sawit Sukses Pratama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung). sebagai sumber bahan baku energi listrik menjadi salah satu pilihan diantara sumber energi baru lainnya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik selain bersumber dari PLN. Untuk pembangkit listrik tenaga uap yang dijalankan,  sistem didukung oleh turbin dengan kapasitas 2 MW dan 2 unit boiler dengan kapasitas masing-masing 45 ton/jam yang dioperasikan secara bergantian. Efisiensi boiler unit 1 terendah didapat 39% dan  tertinggi  49%. Sedangkan efisiensi terendah pada boiler unit 2  yakni 39% dan tertinggi 49%. Kemudian untuk produksi uap pada boiler unit 1 tertinggi 34.300 kg/jam dan terendah 27.500 kg/jam. Lalu untuk produksi uap boiler unit 2 tertinggi 34.800 kg/jam dan terendah 27.500 kg/ja

    ANALISIS KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TINGGAL DIATAS 15 TAHUN BERDASARKAN PUIL 2011 DI KECAMATAN TANJUNG PANDAN

    Get PDF
    Instalasi listrik menjadi bagian penting dalam fungsinya sebagai media untuk mengalirkan listrik khususnya dirumah tinggal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja instalasi listrik haruslah menjadi perhatian pengguna. Merujuk pada PERMEN ESDM Nomor 00045 Tahun 2005, pengujian kelayakan instalasi listrik lebih dari 15 Tahun penting untuk dilakukan demi keselamatan. Terdapat empat parameter tinjauan yang diambil dari PUIL 2011 yaitu: tahanan isolasi, resistansi pentanahan, luas penampang penghantar, dan pengaman instalasi (MCB). Hasil analisis data menunjukkan persentase faktor kelayakan tahanan isolasi sebesar 93%, resistansi pentanahan instalasi sebesar 0%, luas penampang penghantar sebesar 85% dan pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari kondisi fisiknya sebesar 89%, maka secara keseluruhan installasi rumah tinggal di kecamatan Tanjungpandan 100% tidak laik pakai. &nbsp

    STUDI REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI DI PENYULANG DENDANG PLN UP3 BELITUNG

    Get PDF
    PLN UP3 Belitung memiliki dua unit layanan pelanggan yaitu Unit Layanan Pelanggan Tanjungpandan & Unit Layanan Pelanggan Manggar. Unit Layanan Pelanggan Tanjungpandan memiliki dua Service Point yaitu Service Point Tanjung Binga & Service Point Membalong sedangkan Unit Layanan Pelanggan Manggar memiliki dua Service Point yaitu Service Point Pesak & Service Point Kampit.  Drop tegangan merupakan permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Unit Layanan Pelanggan Manggar. Unit Layanan Pelanggan Manggar Service Point Simpang Pesak Penyulang Dendang memiliki drop tegangan di 17,55 kV dan memiliki tegangan ujung yang rendah dan di bawah standar SPLN yaitu lebih kecil dari 18 kV (batas bawah tegangan standar 20 kV). Drop tegangan memiliki dampak yang besar bagi pelanggan maupun bagi PLN. Bagi pelanggan akan terasa di pelayanan yang kurang maskimal dari PLN nya sedangakan dari sisi PLN dirugikan dengan susut atau losses yang terjadi di jaringan dan akan mengurangi pendapatan PLN. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan rekonfigurasi jaringan. Dengan rekonfigurasi jaringan terdapat perbaikan tegangan ujung dari 17,55 kV menjadi 18,882 kV dengan melakukan pecah beban penyulang dendang. Dengan pembebanan dan panjang  jaringan di bagi menjadi dua yaitu penyulang dendang sendiri di beban 1.488 kW dengan panjang jaringan 40 kMs dan penyulang baru di beban 1.157 kW dengan panjang jaringan 80 kMsPLN UP3 Belitung memiliki dua unit layanan pelanggan yaitu Unit Layanan Pelanggan Tanjungpandan & Unit Layanan Pelanggan Manggar. Unit Layanan Pelanggan Tanjungpandan memiliki dua Service Point yaitu Service Point Tanjung Binga & Service Point Membalong sedangkan Unit Layanan Pelanggan Manggar memiliki dua Service Point yaitu Service Point Pesak & Service Point Kampit.  Drop tegangan merupakan permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Unit Layanan Pelanggan Manggar. Unit Layanan Pelanggan Manggar Service Point Simpang Pesak Penyulang Dendang memiliki drop tegangan di 17,55 kV dan memiliki tegangan ujung yang rendah dan di bawah standar SPLN yaitu lebih kecil dari 18 kV (batas bawah tegangan standar 20 kV). Drop tegangan memiliki dampak yang besar bagi pelanggan maupun bagi PLN. Bagi pelanggan akan terasa di pelayanan yang kurang maskimal dari PLN nya sedangakan dari sisi PLN dirugikan dengan susut atau losses yang terjadi di jaringan dan akan mengurangi pendapatan PLN. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan rekonfigurasi jaringan. Dengan rekonfigurasi jaringan terdapat perbaikan tegangan ujung dari 17,55 kV menjadi 18,882 kV dengan melakukan pecah beban penyulang dendang. Dengan pembebanan dan panjang  jaringan di bagi menjadi dua yaitu penyulang dendang sendiri di beban 1.488 kW dengan panjang jaringan 40 kMs dan penyulang baru di beban 1.157 kW dengan panjang jaringan 80 kM

    RANCANG BANGUN ALAT PENGENDALI DAN MONITORING KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK BERBASIS ARDUINO DAN APLIKASI BLYNK

    Get PDF
    Listrik saat ini telah menjadi konsumsi primer untuk kebutuhan masyarakat khususnya di dalam rumah tangga. Pemanfaatan energi listrik sebaiknya dapat termonitoring dengan baik untuk menghindari pemborosan energi listrik atau untuk menghindari kecelakaan karena penggunaan daya yang berlebihan. Alat monitoring yang telah dibuat selama ini masih berupa purwarupa dengan keterbatasan pengukuran satu buah beban saja. Selain itu desain alat tidak fleksibel sehingga sulit diterapkan kepada masyarakat awam. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sistem monitoring dan kontrol secara jarak jauh terhadap penggunaan daya listrik yang ada di rumah tangga dengan menggunakan smartphone Android. Hasil pengujian menunjukkan perangkat monitoring dan kontrol konsumsi listrik berhasil dibuat dengan menggunakan Arduino dan Platform Blynk. Informasi yang disajikan pada aplikasi adalah berupa pengukuran Vrms, Irms, daya aktif, dan total pemakaian energi. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memperbarui data di aplikasi Blynk adalah sebesar 311.5 mS. Fungsi kontrol berhasil dibuat dengan fungsi berupa kontrol manual, kontrol beban secara otomatis dengan masukan waktu dan berdasarkan pembatasan daya. Waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh sistem ketika beroperasi mengontrol beban dari aplikasi Blynk adalah sebesar 844 mS. Pengujian keakuratan pengukuran oleh sensor memiliki persentase kesalahan relatif rata-rata 0.1847% untuk pengukuran Vrms, 12.357% untuk pengukuran Irms, dan pengukuran daya efektif sebesar 0.7172%.Listrik saat ini telah menjadi konsumsi primer untuk kebutuhan masyarakat khususnya di dalam rumah tangga. Pemanfaatan energi listrik sebaiknya dapat termonitoring dengan baik untuk menghindari pemborosan energi listrik atau untuk menghindari kecelakaan karena penggunaan daya yang berlebihan. Alat monitoring yang telah dibuat selama ini masih berupa purwarupa dengan keterbatasan pengukuran satu buah beban saja. Selain itu desain alat tidak fleksibel sehingga sulit diterapkan kepada masyarakat awam. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sistem monitoring dan kontrol secara jarak jauh terhadap penggunaan daya listrik yang ada di rumah tangga dengan menggunakan smartphone Android. Hasil pengujian menunjukkan perangkat monitoring dan kontrol konsumsi listrik berhasil dibuat dengan menggunakan Arduino dan Platform Blynk. Informasi yang disajikan pada aplikasi adalah berupa pengukuran Vrms, Irms, daya aktif, dan total pemakaian energi. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memperbarui data di aplikasi Blynk adalah sebesar 311.5 mS. Fungsi kontrol berhasil dibuat dengan fungsi berupa kontrol manual, kontrol beban secara otomatis dengan masukan waktu dan berdasarkan pembatasan daya. Waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh sistem ketika beroperasi mengontrol beban dari aplikasi Blynk adalah sebesar 844 mS. Pengujian keakuratan pengukuran oleh sensor memiliki persentase kesalahan relatif rata-rata 0.1847% untuk pengukuran Vrms, 12.357% untuk pengukuran Irms, dan pengukuran daya efektif sebesar 0.7172%

    Kinerja Panel Surya Apung Pada Kulong Pasca Tambang Timah

    Get PDF
    Tin mining in the Bangka Belitung Islands Province, leaving a basin called the kulong. Kulong has an irregular landscape and contains very small amount of nutrients. Basically, kulong can be a storage place for water reserves to support the fisheries sector. But often, kulong water has poor dissolved oxygen concentration so that it is not suitable for fish growth. Therefore it needs an aeration system that can supply oxygen. The development of integrated aeration technology with floating solar panels in the kulong area is an interesting alternative solution to be developed. The floating solar panel system consists of a 50 Wp solar panel which is floated on a rectangular 4” PVC pipe and connected to a solar charge controller (MPPT), sealed lead-acid battery 12V 12 Ah and a 12V DC aerator as a source of aeration. An aluminum heatsink is installed at the bottom of the solar panel to transfer heat from solar panel to the kulong water so that temperature gets drop and the solar panel can produce higher voltage than solar panel placed on land. The voltage of the floating solar panel with the heatsink is higher on average 0.41V so that the average power generated by the floating solar panel is also about 2% higher than the power generated by solar panel on land.Key Words: Floating Solar Panel, Tin Kulong and AerationAbstrakPenambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyisakan cekungan yang disebut dengan kulong. Kulong memiliki lanskap yang tidak beraturan serta hanya mengandung unsur hara dalam jumlah yang sangat kecil. Pada dasarnya kulong dapat menjadi tempat penyimpanan cadangan air untuk mendukung sektor perikanan. Tetapi seringkali air kulong memiliki kadar konsentrasi oksigen terlarut yang buruk sehingga tidak baik bagi pertumbuhan ikan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem aerasi yang dapat menyuplai oksigen. Pengembangan teknologi aerasi yang terintegrasi dengan panel surya apung di area kulong adalah solusi alternatif yang menarik untuk dikembangkan. Sistem panel surya apung terdiri dari panel surya 50 Wp yang diapungkan di atas pipa PVC 4” berbentuk persegi panjang dan dihubungkan dengan solar charge controller (MPPT), sealed lead-acid battery 12V 12 Ah dan aerator 12V DC sebagai sumber aerasi. Heatsink berbahan aluminium dipasang di bawah panel surya untuk mengalirkan panas dari panel surya ke air kulong sehingga suhu turun dan dapat menghasilkan tegangan lebih tinggi daripada panel yang diletakkan di darat. Tegangan panel surya apung dengan heatsink lebih tinggi rata-rata 0,41V sehingga rata-rata daya yang dibangkitkan oleh panel surya apung juga lebih tinggi sekitar 2% dibandingkan dengan daya yang dihasilkan oleh panel surya di darat.Kata Kunci : Panel Surya Apung, Kulong Timah dan Aeras

    Kinerja Panel Surya Apung Pada Kulong Pasca Tambang Timah

    Get PDF
    Tin mining in the Bangka Belitung Islands Province, leaving a basin called the kulong. Kulong has an irregular landscape and contains very small amount of nutrients. Basically, kulong can be a storage place for water reserves to support the fisheries sector. But often, kulong water has poor dissolved oxygen concentration so that it is not suitable for fish growth. Therefore it needs an aeration system that can supply oxygen. The development of integrated aeration technology with floating solar panels in the kulong area is an interesting alternative solution to be developed. The floating solar panel system consists of a 50 Wp solar panel which is floated on a rectangular 4 PVC pipe and connected to a solar charge controller (MPPT), sealed lead-acid battery 12V 12 Ah and a 12V DC aerator as a source of aeration. An aluminum heatsink is installed at the bottom of the solar panel to transfer heat from solar panel to the kulong water so that temperature gets drop and the solar panel can produce higher voltage than solar panel placed on land. The voltage of the floating solar panel with the heatsink is higher on average 0.41V so that the average power generated by the floating solar panel is also about 2% higher than the power generated by solar panel on land. Key Words: Floating Solar Panel, Tin Kulong and Aeration Abstrak Penambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyisakan cekungan yang disebut dengan kulong. Kulong memiliki lanskap yang tidak beraturan serta hanya mengandung unsur hara dalam jumlah yang sangat kecil. Pada dasarnya kulong dapat menjadi tempat penyimpanan cadangan air untuk mendukung sektor perikanan. Tetapi seringkali air kulong memiliki kadar konsentrasi oksigen terlarut yang buruk sehingga tidak baik bagi pertumbuhan ikan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem aerasi yang dapat menyuplai oksigen. Pengembangan teknologi aerasi yang terintegrasi dengan panel surya apung di area kulong adalah solusi alternatif yang menarik untuk dikembangkan. Sistem panel surya apung terdiri dari panel surya 50 Wp yang diapungkan di atas pipa PVC 4 berbentuk persegi panjang dan dihubungkan dengan solar charge controller (MPPT), sealed lead-acid battery 12V 12 Ah dan aerator 12V DC sebagai sumber aerasi. Heatsink berbahan aluminium dipasang di bawah panel surya untuk mengalirkan panas dari panel surya ke air kulong sehingga suhu turun dan dapat menghasilkan tegangan lebih tinggi daripada panel yang diletakkan di darat. Tegangan panel surya apung dengan heatsink lebih tinggi rata-rata 0,41V sehingga rata-rata daya yang dibangkitkan oleh panel surya apung juga lebih tinggi sekitar 2% dibandingkan dengan daya yang dihasilkan oleh panel surya di darat. Kata Kunci : Panel Surya Apung, Kulong Timah dan Aeras

    LAJU PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DI INNER TUBE PADA PIPA KONSENTRIK SALURAN ANNULAR DENGAN TWISTED TAPE INSERT PADA NANOFLUIDA TITANIUM OXIDE (TIO2) DENGAN FLUIDA DASAR OLI TERMO XT32

    Get PDF
    Penukar kalor (heat exchanger) adalah sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan panas antara dua fluida atau lebih. Perbaikan peningkatan kuantitas perpindahan kalor dari semua tipe penukar kalor telah digunakan secara luas dalam industri. Salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan besarnya koefisien perpindahan kalor konveksi adalah dengan memberikan sisipan material atau yang sering disebut dengan insert yang berfungsi untuk meningkatkan turbulensi aliran fluida, dengan meningkatnya koefisien perpindahan kalor konveksi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas perpindahan kalor pada sebuah alat penukar kalor.Pada penelitian ini tiga buah twisted tape insert dengan twist ratio yang berbeda. Twisted tape insert terbuat dari bahan aluminium strip dengan tebal: 1 mm dan lebar: 10,9 mm yang dipuntir sedemikian rupa sehingga berbentuk sebuah pilinan. Twisted tape insert pertama mempunyai twist ratio 3, twisted tape insert kedua dengan twist ratio 6, dan twisted tape insert ketiga dengan twist ratio 9. Penelitian ini akan menguji pengaruh variasi twist ratio dari twisted tape insert di pipa dalam dari penukar kalor pipa konsentrik saluran annular terhadap laju perpindahan panas konveksi pada alat penukar kalor. Dari penelitian ini dapat diketahui semakin kecil twist ratio dari twisted tape insert maka akan semakin besar laju perpindahan kalornya. Laju perpindahan kalor terbesar terjadi pada temperatur fluida nano TiO2 masuk (Th,i) 120 dan pada penggunaan twisted tape insert dengan twist ratio 3 yaitu 1731,2 W, sedangkan laju perpindahan kalor terendah dengan temperatur fluida nano TiO2 masuk (Th,i) yang sama yaitu 120 dan tanpa penggunaan twisted tape insert pada fraksi volume nano fluida 0,3 %Vol diperoleh sebesar 1057,4 W

    Utilization of Electrical Energy in Lecture Building at Universitas Bangka Belitung

    Get PDF
    Electrical energy has become necessary in supporting human life activities, one of which is in higher education institutions. Universitas Bangka Belitung, as one of the public universities in the Province of Bangka Belitung Islands, currently has 12 lecture buildings to provide the best academic services in the 20 available undergraduate programs. Through measurements carried out during lecture activity hours in a few weeks at the main panel in 12 lecture buildings, also obtained the average current, average voltage, and average real power in the R phase, S phase, and T phase. lecture building with sampling data every 15 minutes. Based on measurements, the entire lecture building's electrical energy consumption is in the range 2-5 kWh with electronic equipment used, including air conditioning, LCD computer projectors, and room lightin
    corecore