9 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA STATUS FUNGSIONAL PASIEN STROKE DENGAN BEBAN CAREGIVER KELUARGA

    Get PDF
    Caregivers are people who have an important role in helping the process of caring for stroke patients, spouses, children, family members, or friends. The study aimed to examine the relationships between the functional status of stroke patients and the burden on family caregivers. The research design was a descriptive correlation. The participants were be composed of 77 stroke survivors', and their families selected by simple random sampling from the Polyclinic Army Hospital TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. Data was collected using a questionnaire consisting of demographic characteristics, Zarit Burden Interview (ZBI), and Barthel Index (BI). The Pearson Product Moment test used to identify the relationships between the functional status of stroke survivors and the burden on family caregivers. The main result found that the functional's status of stroke survivors was mild dependence (51.9%), and 76.6% of the burdens of family caregivers were mild to moderate. Functional's status was statistically negatively associated with family caregiver burden (r=-0.505, p<0.001). In conclusion, the burden of family caregivers increases the functional's status score of stroke patients. The study suggested that nurses should maintain to the functional's status as eating, dressing, bathing, dressing, toileting, bowel/bladder continence, walking, climbing stairs, and changing chair/bed, to reduce the family caregiver burden of stroke survivors

    PENGARUH INSPIRATORY MUSCLE TRAINING TERHADAP STATUS RESPIRASI PADA PENYAKIT PARU OBSTUKTIF KRONIK

    Get PDF
    Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a chronic lung disease characterized air flow resistance in the airways that are progressive non-reversible or partially reversible. Pulmonary rehabilitation is a comprehensive, multidisciplinary treatment that has been shown to be beneficial for people with COPD. Inspiratory muscle training is a breathing exercise with low intensity loads to increase lung expansion and inspiratory muscle strength performed in COPD patients. The purpose of this study was to identify the effect of inspiratory muscle training on respiration status in patients with chronic obstructive pulmonary disease. The design of this study was a quasi-experimental design with a non equivalent control group design. The sample of the study was 46 patients with stable COPD who were outpatient at the Army Hospital TK IV 01.07.01 Pematangsiantar, with a total of 46 people divided into two groups, 23 people in the intervention group and 23 in the control group. The results showed that there was an effect before and after inspiratory muscle training on respiratory frequency with p = 0,014 and there was an effect before and after inspiratory muscle training on oxygen saturation p = 0,001.It can be concluded that inspiratory muscle training using incentive spirometer has been shown to reduce symptoms of shortness of breath and increase oxygen saturation in stable COPD patients.Penyakit paru obstuktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang  ditandai hambatan aliran udara di saluran  napas yang bersifat progresif non reversibel atau reversibel parsial. Rehabilitasi paru merupakan tatalaksana yang komprehensif, multidispliner dan telah terbukti bermanfaat untuk penderita PPOK. Inspiratory muscle training merupakan latihan pernapasan dengan beban intensitas rendah untuk meningkatkan ekspansi paru dan kekuatan otot inspirasi yang dilakukan pada pasien PPOK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh inspiratory muscle training terhadap status respirasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik. Desain penelitian ini adalah quasi-eksperiment dengan rancangan non equivalent control group design. Sampel penelitian adalah pasien PPOK stabil yang rawat jalan di Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar yang berjumlah 46 orang yang dibagi dua kelompok yaitu 23 orang kelompok intervensi dan 23 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah inspiratory muscle training terhadap frekuensi pernapasan dengan p = 0,014 dan ada pengaruh sebelum dan sesudah inspiratory muscle training terhadap saturasi oksigen p = 0,001. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa inspiratory muscle training dengan menggunakan alat incentive spirometer terbukti mengurangi gejala sesak napas dan meningkatkan saturasi oksigen pada pasien PPOK stabi

    Edukasi dan Pelatihan tentang Inspiratory Muscle Training pada Penderita PPOK

    Get PDF
    Edukasi merupakan bagian penting dalam pemahaman individu akan penyakit paru kronik serta latihan fisik telah terbukti membantu meningkatkan kondisi fisik dan psikologis pasien dengan penyakit paru kronik. Salah satu latihan fisik yang dapat dilakukan yaitu inspiratory muscle training dengan menggunakan alat incentive spirometer. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien PPOK tentang inspiratory muscle training di Poli Klinik Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan pelatihan. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan edukasi, pasien PPOK yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (10%) dan setelah diberikan edukasi, mayoritas pasien PPOK yaitu 19 orang (95%) memiliki pengetahuan yang baik. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa edukasi dan latihan inspiratory muscle training dapat meningkatkan pengetahuan pasien PPOK

    EDUKASI KESEHATAN TENTANG PENANGANAN PERTAMA KEGAWATAN LUKA BAKAR PADA MASYARAKAT DI HUTA III KABUPATEN SIMALUNGUN

    Get PDF
    Luka bakar merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat. Dampak yang dapat dialami akibat luka bakar seperti masalah gangguan cairan dan elektrolit tubuh, nyeri dan rasa tidak nyaman pada area luka, sesak nafas akibat menghirup udara panas yang lama, gangguan gerak fisik yang disebabkan oleh luka pada area persendian, infeksi pada luka, gangguan harga diri akibat kondisi luka atau bekas luka, bahkan kematian jika tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yaitu melalui edukasi kesehatan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penanganan pertama kegawatan luka bakar. Metode kegiatan yang ditempuh meliputi pre test, ceramah dengan media audiovisual, pemberian leaflet, dan post test. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Kegiatan ini dihadiri 30 orang masyarakat. Hasil analisa data diperoleh peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penanganan pertama kegawatan luka bakar dari 28 orang (93,3%) dengan pengetahuan kurang dan 2 orang (6,7%) dengan pengetahuan cukup menjadi 30 orang (100%) dengan pengetahuan baik, serta didapatkan bahwa edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat (p= 0,000). Selanjutnya diperlukan evaluasi yang berkelanjutan tentang penanganan pertama kasus kegawatdaruratan di masyarakat dan pemberian edukasi atau pelatihan oleh petugas kesehatan termasuk peran serta Perguruan Tinggi Kesehatan dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat

    GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR DI KABUPATEN SIMALUNGUN

    Get PDF
    Luka bakar merupakan salah satu jenis cedera yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Penanganan pertama yang cepat dan tepat yang dibutuhkan untuk mencegah peningkatan angka morbiditas dan mortalitas akibat luka bakar. penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang penanganan pertama luka bakar di Kabupaten Simalungun. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 45 orang. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden berusia 26-35 tahun sebanyak 31 orang (68,9%), memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 23 orang (51,1%), tidak bekerja sebanyak 20 orang (44,4%), dan memiliki pengetahuan kurang tentang penanganan pertama luka bakar sebanyak 28 orang (62,2%). Oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan di puskesmas setempat dapat melakukan upaya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanganan pertama luka bakar melalui program edukasi kesehatan atau pelatihan terkait penanganan pertama pada luka baka

    Relationships Between Demographic Characteristics, Functional Status And Quality of Life of Stroke Survivors in West Sumatra, Indonesia

    Get PDF
    Stroke is one of non-communicable disease that causes long term disability, which can affect the quality of life among stroke survivors. The purpose of this study was to investigate the relationships between demographic characteristics, functional status and quality of life among stroke survivors.The design for this study was a descriptive design which involving 138 participants selected by simple random sampling at National Stroke Center Hospital Bukittinggi, West Sumatra, Indonesia. Each participant was interviewed according to structured questionnaires consisting of the demographic information, stroke specific quality of life (SS-QOL), and functional status. Data were analyzed by using Pearson Product-Moment Correlation Coefficient, Spearman Rank Correlation Coefficient, and Point Biserial Correlation Coefficient. A significance level was established at p < 0.05. Main results found that the stroke survivors had a good quality of life (M=3.55, SD=0.64). 43.5 % of participants were independent in activities daily living (Mdn=18.00), they were independent in mobility and transfer (Mdn=3.00). Functional status was statistically has a positive correlation with the quality of life (r=-0.670, p<0.001). However, age, gender, occupation, education, and duration of stroke were not statistically associated with the quality of life. In conclusion, independent in functional status could influence the quality of life of stroke survivors. Therefore, this study can be as a reference for nurses to promote and maintain the functional status focused on mobility and transferring to enhance the independence in activity daily living and the quality of life of stroke survivors in Bukittinggi.

    Upaya Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Stroke dan Perawatan Paska Stroke di Rumah

    Get PDF
    Stroke menyebabkan kecatatan permanen yang berdampak tergantungnya pasien stroke kepada keluarga. Pengetahuan keluarga yang kurang memadai tentang perawatan stroke dirumah berdampak pada keparahan penyakit dan beban bagi caregiver keluarga. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang stroke dan perawatan penderita stroke di rumah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan edukasi, keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26.7%) dan setelah diberikan edukasi, mayoritas keluarga yaitu 13 orang (86.7 %) memiliki pengetahuan yang baik. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa edukasi kesehatan tentang stroke dan perawatan paska stroke di rumah dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat&nbsp; penderita paska stroke sehingga pemulihan penderita meningkat secara optimal

    Merantau Sebagai Inspirasi Karya Mangaratto

    Get PDF
    Penciptaan karya Mangaratto terinspirasi dari fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat Batak di perantauan. Merantau sendiri bagi masyarakat Batak tidak hanya sekedar berpindah badan dari tempat asal ke tempat perantauan, tetapi di latarbelakangi oleh beberapa faktor seperti faktor geografis, sosial, dan ekonomi. Di perantauan spirit leluhur tetap dipegang teguh oleh masyarakat perantauan, sebagai contoh masyarakat Batak yang ada di Yogyakarta. Masyarakat Batak di Yogyakarta yang beragam marga dan status sosial tetap menjalin sistem kekerabatan yang memicu semangat solidaritas di antara sesama. Hubungan tersebut pun berlanjut dengan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar maupun dengan sesama pendatang seperti dengan pendatang berasal dari Minangkabau, Makasar, Kalimantan, dan lain sebagainya. Hal ini menjadikan inspirasi karya Mangaratto. Berdasar hal tersebut muncul ide untuk menciptakan karya dengan menggunakan idiom dan medium musikal yang berasal dari wilayah-wilayah tersebut. Tujuan dari penciptaan karya ini adalah untuk mentransformasikan fenomena sosial ke dalam bentuk karya seni. Metode proses penciptaan terdiri dari pemunculan ide, rangsang awal, eksplorasi, improvisasi, pembentukan, dan penyajian. Luaran dari penciptaan karya ini adalah karya seni, publikasi ilmiah di jurnal terakreditasi Sinta, dan Kekayaan Intelektual. Sedangkan level TKT berada di level 4. validasi pada lingkungan simulasi atau contoh/kegiatan litban

    Pengaruh Pupuk Kalium Dan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt): the Effect of Potassium Fertilizer and Oil Palm Plant Compos on the Growth and Production of Sweet Corn Plants (Zea Mays Saccharata Sturt)

    Full text link
    Penelitian dilaksanakan bulan juli hingga bulan September 2017di Huta II Ujung Ban, Kec. Hatonduhan Kab. Simalungun dengan ketinggian ± 450 mdpl.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium Dan Kompos Tandan Kosong Kelapa SawitTerhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata sturt).Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 faktor, faktor pertama adalah pupuk Kalium tediri dari 4 taraf yaitu : K0 (tanpa perlakuan), K1 (18 g/plot), K2 (20 g/plot), K3 (25 g/plot). Faktor kedua kompos TKKS terdiri dari 4 taraf&nbsp; yaitu : T0 (tanpa perlakuan), T1 (2 kg/plot), T2 (4 kg/plot), T3 (6,25 kg/plot). Parameter yang diamati Tinggi tanaman (cm), Diameter tongkol (cm), Panjang tongkol (cm), Berat tongkol per tanaman (g), berat tongkol per plot (kg).Perlakuan pupuk Kalium, kompos TKKS dan interaksi pupuk Kalium dengan kompos TKKSberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2, 4, 6 dan 8 MST, diameter tongkol, panjang tongkol, berat tongkol per plot, berat tongkol per tanaman. Perlakuan pupuk Kalium 25 g/plot dan Perlakuan kompos TKKS 6,25kg/plot serta interaksi keduanyamenunjukkan tinggi tanaman tertinggi umur 2, 4, 6 dan 8 MST, diameter tongkol terbesar, panjang tongkol terpanjang, berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot terberat
    corecore