35 research outputs found

    Scaffolding in Narrative Learning: Appraisal Analysis in Teachers' Talk

    Full text link
    Engagement is one of appraisal dimensions introduced by Martin and White (2005) that is used to analyze the stances which a teacher takes, both in relation to the students and the visual-verbal components in texts and the way of the teacher align or dis-align the students. This paper explores the interaction between a teacher and thirty-two junior high school students in learning narrative texts. The focus of this study is on the stages of scaffolding to help the students to cope with narrative texts. This study employs classroom discourse analysis particularly appraisal analysis on engagement elements in teacher's talk. The findings of this study depict that in teaching the students, the teacher uses different kinds of engagement systems of heterogloss (contract and expand) to take particular stance to mediate the students with teaching materials. The heterogloss is also used to guide the students in exploring the learning materials. Practically, the result of the study is beneficial for the EFL teachers as a reference in teaching narrative texts

    Rancang Bangun Aplikasi Sewa Pengalaman Budaya Wearinasia Experience Berbasis Web

    Get PDF
    memperjualbelikan jasa pengalaman di berbagai lokasi yang terdapat di Indonesia. Tentunya, dalam era teknologi informasi dan industri digital ini, perlu ada dukungan dari platform yang mempermudah proses transaksi Wearinasia Experience termasuk website. Proses kerja magang berlangsung selama 12 minggu secara langsung di kantor. Hasil yang diperoleh ialah pembelajaran mengenai penggunaan framework Angular, pembuatan desain UI/UX menggunakan aplikasi Adobe XD, serta implementasi backend menggunakan RESTful API

    Scaffolding in Narrative Learning: Appraisal Analysis in Teachers’ Talk

    Get PDF
    Engagement is one of appraisal dimensions introduced by Martin and White (2005) that is used to analyze the stances which a teacher takes, both in relation to the students and the visual-verbal components in texts and the way of the teacher align or dis-align the students. This paper explores the interaction between a teacher and thirty-two junior high school students in learning narrative texts. The focus of this study is on the stages of scaffolding to help the students to cope with narrative texts. This study employs classroom discourse analysis particularly appraisal analysis on engagement elements in teacher’s talk. The findings of this study depict that in teaching the students, the teacher uses different kinds of engagement systems of heterogloss (contract and expand) to take particular stance to mediate the students with teaching materials. The heterogloss is also used to guide the students in exploring the learning materials. Practically, the result of the study is beneficial for the EFL teachers as a reference in teaching narrative texts

    Rancang Bangun Sistem Rekomendasi Pembelian Jam Tangan Menggunakan Metode Saw

    Get PDF
    Dalam memilih jam tangan, manusia mempertimbangkan kegunaannya, apakah jam tangan digunakan sebagai fashion atau pemakaian sehari-hari, digital atau analog, dan sebagainya. Maka dari itu, diperlukan sebuah sistem rekomendasi yang dapat memudahkan orang-orang dalam memilih jam tangan. Sistem ini akan menggunakan metode Simple Additive Weighting dengan kriteria material, akurasi, display, tipe, dan bentuk. Metode SAW mendukung algoritma dalam mendukung pengambilan keputusan dengan mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif di semua atribut. Perancangan dan pembangunan sistem rekomendasi ini dilakukan menggunakan framework Ionic untuk frontend dan Firebase untuk backend. Pengujian sistem ini yang menggunakan model Delone dan McLean mempunyai persentase kelayakan sistem sebesar 91,5%

    Pemarkah Frasa Aspektualitas Bahasa Melayu Dialek Sambas

    Get PDF
    Linguistik tidak sekadar membahas bahasa secara internal, melainkan juga hal-hal yang berada di luar bahasa, termasuk waktu, situasi, dan pengguna bahasa. Pada awalnya dipahami bahwa setiap kata bersifat otonom, bisa berdiri sendiri dan dimaknai hanya dengan merujuk kata yang digunakan. Namun kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Penggunaan kata, khususnya verba, selalu berkaitan dengan hal lain yang berada di luar bahasa. Hal ini mencakup kapan suatu verba digunakan dan bagaimana suatu verba bisa berubah (secara morfologis) karena diakibatkan proses-proses yang menyertai atau berada dalam kegiatan berbahasa. Dalam hal ini, istilah semantik verba perlu diberikan perhatian secara serius karena setiap makna yang timbul akibat penggunaan kata kerja (verba) tidak bisa lepas dari aspek-aspek luar bahasa (ekstralinguistik). Sumarlam (2004: ix) menyebutkan bahwa aspektualitas merupakan unsur semestaan bahasa.  Istilah ini diambil sebagai ‘common thought’ yang mencakup aksionalitas dan aspek [7]. Aspektualitas merupakan gejala ekstralinguistik yang mencakup unsur waktu (time, temporal, moment) dan unsur situasi (state, event, process, dan activity). Bagi beberapa kalangan pengguna bahasa, konsep waktu bisa dipahami dengan konfigurasi antara struktur aspektualitas dan temporalitas yang lazim berlaku di masyarakat. Makalah ini membahas pengungkapan penanda waktu internal situasi (aspektualitas) dalam cerita daerah Melayu Sambas.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan dan mengungkap penggunaan pemarkah aspektualitas dalam tulisan-tulisan yang ada di cerita daerah. Pengungkapan ini diilakukan dengan sudut pandang sintaksis melalui aspek frasa. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif

    ANALISIS DEBIT BANJIR DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI KAWANGKOAN DI DESA KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Sungai Kawangkoan adalah sungai di Kabupaten Minahasa Utara yang melewati Desa Kawangkoan, Kecamatan Kalawat. Sungai Kawangkoan melewati kawasan pembangunan jembatan yang merupakan bagian dari jalan Tol Manado-Bitung memerlukan analisis debit banjir dan elevasi tinggi muka air yang nantinya akan berpengaruh terhadap perencanaan struktur jembatan tersebut.Analisis debit banjir dan elevasi tinggi muka air dilakukan dengan mencari frekuensi hujan menggunakan metode Log Pearson III. Data hujan yang digunakan berasal dari dua pos hujan, yaitu pos hujan Kaleosan dan pos hujan Talawaan. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun, dari tahun 2009 s/d 2018. Setelah diperoleh besaran curah hujan, pemodelan hujan aliran pada program komputer HEC-HMS menggunakan metode HSS Soil Conservation Services, dan untuk kehilangan air dengan SCS Curve Number (CN). Aliran dasar (baseflow)  menggunakan metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan menggunakan uji koefisien determinasi (r²). Dalam kalibrasi ini, parameter yang dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow dan ratio to peak. Batasan setiap parameter disesuaikan dengan nilai standar pada program komputer HEC-HMS. Hasil uji koefisien determinasi (r²) menunjukkan nilai 0,852. Analisis debit banjir dilakukan dengan parameter terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dimasukkan dalam program komputer HEC-RAS  untuk simulasi tinggi muka air pada penampang terukur. Hasil simulasi menunjukkan bahwa semua penampang Sungai Kawangkoan yang ditinjau masih mampu menampung debit banjir yang terjadi untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Kata kunci: Sungai Kawangkoan, Debit Banjir, Tinggi Muka Air, HEC-HMS, HEC-RAS

    PROYEKSI PENYEDIAAN AIR BAKU PERMUKAAN UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG SAMPAI TAHUN 2038

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi air, kebutuhan air, penyediaan dan proyeksinya secara kuantitatif dengan menggunakan metode FJ Mock. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel manusia untuk mengetahui jumlah kebutuhan dan penyediaan, sedangkan sampel wilayah digunakan untuk mengidentifikasi potensi air berdasarkan luas catchment area pada Sub DAS Cikeruh. Untuk memproyeksikan menggunakan rumus geometrik. Hasil penelitian menunjukan potensi air yang ada adalah sebesar 28.105.179 m3/tahun. Untuk kebutuhan air terbagi kedalam empat macam kebutuhan yaitu minum, cuci, masak dan mandi. Kebutuhan air di Kecamatan Jatinangor memiliki standar 128 liter/jiwa/hari atau setara dengan 0,129 m3/hari/jiwa. Apabila ditotalkan dan kemudian di proyeksikan kebutuhan pada tahun 2016 adalah sebesar 5.362.847,23 m3/tahun dan pada tahun 2038 adalah sebesar 13.729.141,37 m3/tahun. Sementara untuk proyeksi penyediaan air adalah akan dibangunnya beberapa sarana seperti dibuatnya sumur artesis, bak penampungan dan pemasangan jetpam. ;---Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi air, kebutuhan air, penyediaan dan proyeksinya secara kuantitatif dengan menggunakan metode FJ Mock. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel manusia untuk mengetahui jumlah kebutuhan dan penyediaan, sedangkan sampel wilayah digunakan untuk mengidentifikasi potensi air berdasarkan luas catchment area pada Sub DAS Cikeruh. Untuk memproyeksikan menggunakan rumus geometrik. Hasil penelitian menunjukan potensi air yang ada adalah sebesar 28.105.179 m3/tahun. Untuk kebutuhan air terbagi kedalam empat macam kebutuhan yaitu minum, cuci, masak dan mandi. Kebutuhan air di Kecamatan Jatinangor memiliki standar 128 liter/jiwa/hari atau setara dengan 0,129 m3/hari/jiwa. Apabila ditotalkan dan kemudian di proyeksikan kebutuhan pada tahun 2016 adalah sebesar 5.362.847,23 m3/tahun dan pada tahun 2038 adalah sebesar 13.729.141,37 m3/tahun. Sementara untuk proyeksi penyediaan air adalah akan dibangunnya beberapa sarana seperti dibuatnya sumur artesis, bak penampungan dan pemasangan jetpam
    corecore