613 research outputs found

    Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dengan Permainan Balap Sepeda untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI MIA 5 SMAN 1 Kesamben

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas XI MIA 5 SMAN 1 Kesamben kabupaten Blitar pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dengan pembelajaran dengan model Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan permainan balap sepeda pada Ms. Powerpoint pada pokok bahasan Limit Fungsi. Model pembelajaran AIR dengan siswa menyimak masalah, mengemukakan, menanggapi, serta mempresentasikan jawaban pada tahap auditory. Kegiatan siswa untuk mengkonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan konsep materi yang dipelajari pada tahap intellectually. Siswa mengerjakan latihan soal merupakan kegiatan pada tahap repetition. Langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru mengingatkan materi prasyarat limit fungsi, (2) Guru memberi motivasi, (3) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, (4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa berkemampuan heterogen, (5) Guru membagikan LKS, (6) Guru menjelaskan masalah yang ada di LKS, (7) Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS secara berkelompok, (8) Guru membimbing dan mengarahkan kelompok dalam mengerjakan LKS, sehingga dapat menemukan konsep limit fungsi. (9) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, (10) Guru menjelaskan dan memantapkan hasil presentasi siswa, (11) Guru menjelaskan aturan permainan balap sepeda, (12) Guru memberikan permainan balap sepeda, (13) Guru membantu siswa menyimpulkan kelompok pemenang, dan (14) Guru membantu siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari (Shoimin, Aris. 2014)

    Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Berbahan Bakar Gas Cair (Lgv) Dan Pertamax Pada Kondisi Uji Awal Dingin Dan Panas

    Full text link
    Liquid Gas Vehicle (LGV) is one of an alternative hydrocarbon fuel, which is the dominant composition are propane and butane, and now is already available in the market. With low sulfur content and high octane number, theoritically vehicle emissions using LGV are better than gasoline. But it is need a good mixture ratio of air to LGV (AFR) in the gas mixer before enter to the engine. This paper describes a study that compared emission test results from gasoline engine using LGV with standard mixer and Pertamax market fuel. The study was based on the vehicle chassis dynamometer test results according to the UN-ECE R83-04 test cycle standard on both cold and hot starts. The test results have shown that on urban cycle CO and HC emissions of Pertamax fuel was better than LGV on both cold and hot starts. Whereis on extra urban cycle CO emission of LGV fuel was better than Pertamax. NOx emission of LGV fuel was very low and practically undetected for all test condition. Utilisation of LGV fuel reduce CO2 emission in order of 15% for urban drive cycle for both cold and hot start, and in order of 9,2% for cold start and 10.5% for hot start for mixed cycle

    Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi Gas Buang Motor Bensin Pada Kondisi Idle Dan Dengan Standar Ece 83-04

    Get PDF
    This paper describes a study an influence of ethanol concentration in premium-ethanol fuel blends on vehicle performance and exhaust gas emissions. The study is based on the vehicle test on chassis dynamometer. Exhaust gas emission was measured on idle condition and using ECE standard regulation No. 83-04. Three compositions were performed on the first step, which are 3%, 10% and 20% of volume. Performance and emission results were compared to the test results on the same vehicle fuelled with 100% premium and pertamax. The test results have shown that increasing concentration of ethanol will increase torque and power, reduce CO and HC emission, except on idle condition. 10% ethanol concentration have identical performance characteristic with the same vehicle fuelled with pertamax, with 60% less CO emission on idle condition and 30% less when using ECE 83-04 standard

    Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika Menggunakan Catatan Khusus Berkarakter

    Get PDF
    Setiap tindakan mendidik selalu memiliki demensi pembentukan karakter dalam diri siswa (Albertus D. K., 2015a). Sebagai guru matematika masih belum dapat mengendalikan secara baik terutama tentang perilaku siswa tanpa berkaitan dengan mata pelajaran dengan buku catatan khusus seperti halnya jurnal mengajar. Buku catatan khusus siswa dapat untuk mencatat siswa yang telah mempresentasikan soal matematika di depan kelas dan menandatangani buku catatan khusus tersebut sebagai catatan positif sebagai perhatian guru, sering kali untuk mencatat hal negatif siswa yang memerlukan tindak lanjut. Catatan khusus siswa menjadi motivasi untuk berlomba mempresentasikan ditandai dengan tanda tangan siswa. Menjadi keharusan pembelajaran matematika dapat menumbuhkan dan menguatkan karakter kreatif, gigih, cinta damai, toleran, dan, rasa ingin tahu (Sumardyono, 2004). Terinspirasi Art-ong Jumsai Na Ayudhya dalam Bukunya berjudul Integration of Human Values in Sciences and Mathematics perlunya memaparkan beberapa ide nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika yang harus terus menerus menuangkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak. Karakter yang dapat ditumbuh-kuatkan dengan cara pandang fallibilist antara lain: kreatif, toleran, peduli lingkungan, demokratif, gigih, religius, cermat, argumentatif, dan masih banyak lagi. Filsafat fallibilist juga sesuai dengan berbagai deskripsi matematika yang telah dibahas di bagian sebelumnya. Karakteristik matematika yang beragam berpotensi untuk menumbuhkan dan menguatkan karakter baik langsung maupun tidak langsung. Dari dua golongan besar cara pandang matematika: absolutis dan fallibilis, maka cara pandang fallibilis dianggap lebih berpotensi untuk menumbuhkan karakter melalui pembelajaran matematika

    PENYIDIKAN POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH

    Get PDF
    Latar Belakang. Reaksi kusta merupakan suatu reaksi kekebalan dengan akibat yang dapat merugikan penderita. Reaksi kusta mempunyai manifestasi klinik yang berat, meskipun penyebab dan patogenesisnya belum diketahui dengan jelas. Menurut data kusta nasional tahun 2000, sebanyak 5 % penderita kusta mengalami reaksi kusta. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh faktor risiko karakteristik individu, karakteristik status klinis dan karakteristik status pengobatan terhadap terjadinya reaksi kusta. Metoda Penelitian. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 106 penderita. Sampel terdiri dari 53 penderita kelompok kasus dan 53 penderita kelompok kontrol, baik penderita sebelum, selama maupun sesudah pengobatan MDT tetapi masih dalam masa pengamatan. Kasus adalah semua penderita yang sudah didiagnosis mengalami reaksi kusta. Kontrol adalah penderita yang sudah didiagnosis tidak mengalami reaksi kusta. Kontrol diperoleh secara acak sederhana di tiap-tiap Puskesmas. Pengolahan data dilakukan dengan cara analisis univariat, menghitung population attributable risk (PAR), analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil Penelitian. Di Kabupaten Brebes tahun 2007 terdapat 303 penderita kusta terdaftar yang terdiri tipe PB : 25 orang dan tipe MB : 283 penderita, CDR : 1,20 / 10.000, PR : 1,73 / 10.000, cacat tingkat 2 : 4,21 %, penderita anak : 14,02 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko karakteristik status klinis yang terbukti berpengaruh terhadap terjadinya reaksi kusta adalah umur saat didiagnosis kusta lebih dari 15 tahun (OR = 4,210; p = 0,030; 95 % CI 1,150 – 15,425), lama sakit lebih dari 1 tahun (OR = 2,813; p = 0,038; 95 % CI = 1,160 – 7,464) dan kelelahan fisik (OR = 4,672; p = 0,001; 95 % CI 1,909 – 11,432). Probabilitas penderita untuk mengalami reaksi kusta dengan semua faktor risiko di atas adalah sebesar 18,8 %. Kesimpulan : Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap terjadinya reaksi kusta adalah umur saat didiagnosis kusta lebih dari 15 tahun, lama sakit lebih dari 1 tahun dan kelelahan fisik. Background. Leprosy reactions is an immune response as a consequence to suffer an injury of the leprosy patients. Leprosy reactions has a severe clinical manifestations, although such as the causes and the pathogenesis of the leprosy reactions are poorly understood. The national data of leprosy at 2000, reported that 5 % of leprosy patients had an experience of leprosy reactions. The aim of the study was to find out the risk factors of individual, clinical status and treatment status characteristic that influence to the occurrence of leprosy reactions. Methods. This study was a case control study with the number of samples 106 patients. The samples divided into 53 patients as a case group and 53 patients as a control group, occurrence of is before, during or after MDT treatment but not yet release from control. The case group was all the leprosy patients diagnosed with leprosy reactions historic experience. The control group was the leprosy patients diagnosed not with leprosy reactions historic experience. The control group patients was selected by a simple random sampling in each Puskesmas. The data were analized by univariate analysis, to count population attributable risk (PAR), bivariate analysis with chi square test and multivariate analysis with method of binary logistic regression. Results. In Brebes district at 2007 was 303 patient with leprosy divided PB : 25 patients and MB : 285 patients, case detection rate : 1,20 / 10.000, prevalensi rate : 1,73 / 10.000, grade 2 impairment : 4,21 % and children cases : 14,2 %. This reseach results showed that risk factors clinical status characteristic of leprosy reactions were age at leprosy diagnosed more than 15 years old (OR = 4,210; p = 0,030; 95 % CI = 1,150 – 15,425), duration of illness more than 1 year (OR = 2,813; p = 0,038; 95 % CI = 1,160 – 7,464) and physical fatique (OR = 4,672; p = 0,001; 95 % CI = 1,909 – 11,432). Patients probablility to have risk leprosy reactions with those all risk factors above is 18,8 %. Conclusion. Risk factors influence to the occurence of leprosy reactions is age at leprosy diagnosed more than 15 years old, duration of illness more than 1 year and physical fatique

    Pengaruh Tekanan dan Suhu terhadap Faktor Kompressibilitas Gas Alam (Studi Kasus Gas Alam Rumah Tangga)

    Full text link
    Penggunaan rumus perhitungan faktor kompressibilitas gas alam secara manual dan hanya menggunakan satu parameter saja yaitu tekanan (Pa) oleh pihak penjual gas untuk pelanggan rumah tangga mengakibatkan adanya ketidaknyamanan dan pertanyaan dari masyarakat sebagai pelanggan gas terhadap keakuratan, keabsahan dan kehandalan rumus tersebut dikarenakan seharusnya faktor kompressibilitas gas alam dipengaruhi juga oleh suhu (Ta). Penelitian ini dilakukan di badan metrologi gas Jakarta yang mempunyai standar Internasional yaitu EN 12405 dan AGA NX19. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisa menggunakan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa tersebut didapat bahwa suhu (Ta) juga mempunyai pengaruh terhadap faktor kompressibilitas (Zb/Zm) akan tetapi karena nilainya sangat kecil sekali maka pengaruh ini dapat diabaikan

    Efetivitas Peran Relawan Dalam Membangun Kesolidan Sebuah Organisasi

    Get PDF
    In an organization, it is necessary to have souls willing to sacrifice and fight for each individual member. These souls are the main pillars of the establishment of an organization. Individuals who have this spirit are called organizational volunteers. In this context, it can be seen how many motivational motives a person has to volunteer. The research method used is a qualitative method with an empirical normative approach. The results of the study stated that in building organizational solidity, the role of volunteers (volunteers) who are willing to fight and sacrifice for the interests of their organization is needed. While in Islam, volunteering will be worth a deed of worship and be a good thing for the perpetrator.Keywords: Volunteer; Organization; Solidarity Abstrak:Dalam sebuah organisasi diperlukan adanya jiwa-jiwa mau berkorban dan berjuang pada setiap individu anggotanya. Jiwa-jiwa inilah yang menjadi penopang utama berdirinya sebuah organisasi. Individu-individu yang memiliki jiwa seperti ini disebut sebagai relawan organisasi. Dalam konteks ini, terlihat berberapa motif motivasi seseorang menjadi sukarelawan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan normative empiris. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam membangun kesolidan organisasi diperlukan peran relawan (volunteer) yang rela berjuang dan berkorban untuk kepentingan organisasinya. Sedang dalam Islam, menjadi sukarelawan akan bernilai amal ibadah dan menjadi kebaikan pada diri pelakunya.Kata Kunci: Relawan; Organisasi; Kesolida

    PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR POP UP BOOK PADA MATERIKOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 BANDA ACEH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkanmediapop up bookpadamaterikoloidsebagai sumber belajar mandiri peserta didik kelas XI IPA SMAN 4 Banda Aceh dan mendeskripsikan aktivitas belajar siswa/i menggunakan media pop up book.Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation).Metode pengukuran aktivitas siswa/i menggunakan lembar observasi yang mencakup 6 aspek penilaian.Pengembangan produk ditinjau darisegi mediadanmateri. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif yang diubah menjadi data kualitatif. Data kuantitatif ditabulasi dan dianalisis menggunakan kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kelayakanmedia pop up book.Hasil penelitian ini adalah produk yang berupa pop up bookmateri koloid dengan persentasekelayakan media darivalidator 1 dan validator 2masing-masing sebesar67,5% dan 78,5% tergolong kategori layak serta aktivitasbelajar peserta didik menggunakan media pop up bookpertemuan pertama sebesar 76,21% dan pertemuan kedua sebesar 86,25% dan tergolong dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa media pop up bookpada materi koloid dapat digunakan sebagai media pembelajaran di Sekolah.Media pop up bookjuga dapat digunakan pada materi kimia yang lain

    Cointegration analysis on trading behavior in four SELECTED asean countries BEFORE MONETARY CRISIS

    Get PDF
    This paper aims to analyze Indonesian position among the trading behavior in four selected ASEAN countries (according to their import-and-export products) using cointegration analysis. The demands for export and import are estimated before the monetary crisis erupted (1963 – 1995) using the dynamic OLS (DOLS) method. The Johansen Maximum Likelihood (JML) approach is also employed to compare the results obtained. The results show that foreign income has a significant impact on export demand, suggesting that foreign disturbance in the form of economic activities is likely to be transmitted to these countries. The Marshall Lerner conditions are easily met for the cases of Malaysia and Thailand (DOLS and JML). For Indonesia and the Philippines, the sum of the price elasticities of export and import demand are less than unity. This can be explained by the J-curve, in which the currency depreciations will first worsen the trade balance before it improves, and it takes a long time to affect the trade balance
    • …
    corecore