356 research outputs found

    ANALYSIS OF MORAL VALUE IN THE MOVIE ZOOTOPIA BY RICH MOORE AND BYRON HOWARD

    Get PDF
    A movie is a form of literary work which has the main function as a means of entertainment. Apart from just being entertaining, films also have the potential as a learning tool because they provide audio and visual stimuli that can attract the attention of the audience and convey various moral values that describe the principles underlying good and bad actions. It is important for students to be introduced to and taught about these moral values so that they can understand and learn them well. This study of the moral The theme in the film Zootopia aims to explore educational possibilities that can be obtained from watching films, by utilizing visual storytelling techniques. The film acts as a medium that influences conveying information and messages to the audience so that the moral values contained in it can be understood and studied by the audience. This research aims to identify the various moral values presented in the film Zootopia and reveal the moral values implied in the narrative. This research uses library research with a qualitative descriptive method approach. The data for this research are the moral values contained in the dialogue scripts spoken by the characters when shown in the film. The data source for this research comes from the film entitled "Zootopia". Writing uses documentation techniques to collect data. Apart from that, researchers used data analysis. The findings should that the values contained in the moral values in Zootopia. By applying qualitative methodology, The main data source is the Zootopia film itself which is equipped with subtitle files. The research results show that several moral values contained in the film "Zootopia" are stories that raise several important moral values in life, including respect, justice, selfļæ½confidence, tolerance, helping each other, and altruism

    Analisis Strategi Pemasaran Roti Mandiri Dengan Pendekatan Metode Boston Consulting Group (BCG), SWOT Dan Benchmarking

    Get PDF
    CV . Mandiri is a company engaged in the bakery industry in Wonogiri . The amount of competition in the same field in the town of Wonogiri lead to competition in the bread industry is very tight , and therefore the problems faced by CV . Independent marketing system should be able to overcome. Dihasiakan the products must be able to compete with a competitor's product in the marketing area . Boston Consulting Group ( BCG ) method is used to prepare a business plan , market growth and relative market share . Then, knowing the position of the industry growth rate ( Market Growth Rate) by looking at Boston Cnsulting Group BCG matrix . Benchmarking is the process of measuring and comparing over business processes to obtain information that helps improve the performance of the company . SWOT is used to identify the internal factors and ektsernal of the company , then analyzes what strategies are appropriate for use in the company .Analysis Bosnton Consulting Group calculations tingkt market growth of 12 % and market share relative to a rival company 0,34.matrik BCG CV . Mandiri is in a position Question Mark . Benchmarking shows CV . Mandiri has an advantage in terms of cheap and affordable prices , but need improvement in terms of packaging needs improvement in order to be more interested knsumen and add value to the consumer . SWOT analysis identifying the internal of external factors on the CV . Mandiri . Based on the calculation of the power factor analysis of IFAs have a score of 1.891 while the total 2,583 0,692 weakness , opportunity analysis External factors 1.653 0.901 Total 2.554 whereas threats . Calculation of matrix strengths - 1.199 weaknesses , opportunities - threats 0.752 , a position the company in the Cartesian diagram is at Quadrant I Aggressive Strategy by performing development strategy (Growth )

    Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMP Negeri Se- Kota Metro, Lampung.

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) manakah yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis yang lebih baik antara siswa yang memperoleh pembelajaran Berbasis Masalah, Think Pair Share atau klasikal (2) manakah yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis yang lebih baik antara siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik (3) pada masing-masing gaya belajar, manakah yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis yang lebih baik antara siswa yang memperoleh pembelajaran Berbasis Masalah, Think Pair Share atau Klasikal (4) pada masing-masing model pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa manakah yang lebih baik, siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 3 3. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP tahun pelajaran 2014/2015 di Kota Metro. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 245 orang dengan rincian 83 siswa untuk kelas problem based learning, 81 siswa untuk kelas think pair share, dan 81 siswa untuk kelas klasikal. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis dan angket gaya belajar. Teknik Analisis data menggunakan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) dua jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) a. Siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran Think Pair Share maupun klasikal, dan siswa yang memperoleh pembelajaran Think Pair Share dan klasikal memiliki pemecahan masalah yang sama baiknya, b. Siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya dengan siswa yang memperoleh pembelajaran Think Pair Share, siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran klasikal, dan siswa yang memperoleh pembelajaran Think Pair Share memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya dengan siswa yang memperoleh pembelajaran klasikal. (2). a. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sama baiknya dengan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, dan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sama baiknya dengan siswa yang memilki gaya belajar kinestetik, b. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dibandingkan siswa yang memilki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki kemampuan komunikasi matematika yang sama baiknya dengan siswa yang memilki gaya belajar kinestetik (3). a. Pada siswa yang mempunyai gaya belajar visual, siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran Think Pair Share dan Klasikal dan siswa yang memperoleh pembelajaran Think Pair Share dan Klasikal memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sama baiknya. b. Pada siswa yang mempunyai gaya belajar visual, siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning dan Think Pair Share memiliki kemampuan komunikasi matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran Klasikal dan siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning dan Think Pair Share memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya. (4).a. Pada siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning, siswa yang memiliki gaya belajar visual dan auditorial memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan auditorial memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sama baiknya. b. Pada siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning, siswa yang memiliki gaya belajar visual dan auditorial memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memilikii gaya belajar kinestetik dan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan auditorial memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya. Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Think Pair Share, Klasikal, Gaya Belajar Sisw

    NUR MISUARI PEJUANG MUSLIM FILIPHINA Pasang Surut Karir Politik dan Perjuangan Muslim Moro (1939-2018)

    Get PDF
    Dampak gerakan perjuangan Nur Misuari sangat besar bagi kehidupan Bangsamoro. Bentuk upaya perdamaian yang diinginkan umat muslim di negara Filipina perlahan tercapai meskipun sulit terealisasi. Terdapat ruang kosong lainnya yang perlu untuk dibahas mengenai Nur Misuari terutama mengnai jatuh bangun politiknya sejak lengser dari kursi Gubernur Mindanao, perjuangannya setelah dipenjarakan, hingga akhirnya membentuk hubungan keamanan dengan Presiden Duterte. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana bentuk perjuangan Nur Misuari dalam memperjuangkan Muslim Moro di Fiphina Selatan, serta menganalisa Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perjuangan Nur Misuari dalam memperjuangkan Muslim Moro di Fiphina Selatan. Jenis penelitian ini adalah deksriptif analitis dimana dalam metode penelitiannya menggunakan metode penelitian sejarah, yang terdiri dari: 1) Heuristik atau pengumpulan sumber, yang menggunakan teknik studi pustaka; 2) Kritik sumber untuk memilih kebasahan dan kekuatan antar sumber penelitian; 3) Interpretasi atau analisis sumber penelitian dnegan menggunakan pendekatan studi tokoh; 4) historiografi, penulisan hasil penelitian menjadi karya tulis ilmiah sejarah. Hasil penelitian menunjukkan perjuangan Misuari diawali dengan mendirikan organisasi MNLF hingga perjuangan membentuk daerah otonomi Mindanao (ARRM) dan menjadi gubernur pertamanya. Hingga lengser dan dipenjarakan karena berbagai macam skandal hingga menjadi rekan Presiden Duterte dalam menjaga kawasan Filiphina Selatan dari kelompok ekstremis dan radikal seperti Abu Sayyaf Group

    DARI SUFISTIK KE POP RELIGI: SEJARAH TRANSFORMASI MUSIK DALAM PERADABAN ISLAM

    Get PDF
    Musik dalam sejarah perkembangan peradaban Islam memiliki ragam legalitasnya, baik pelarangan oleh kaum Islam ortodoks, atau diperbolehkan oleh kaum sufi dan ulama lain selama tak ada unsur kemaksiatan. Perbedaan sudut pandang ini mengindikasikan besarnya peran seni musik dalam perkembangan peradaban Islam, sehingga perlu adanya pengawasan ketat atas musik dari masa peradaban Islam klasik hingga kontemporer. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan transformasi perkembangan musik dalam sejarah peradaban Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan tahapannya: 1) Heuristik, sumber data penelitian dikumpulkan lewat studi pustaka; 2) Kritik Sumber, menyeleksi kevaliditas sumber data penelitian; 3) Interpretasi atau tahap analisis; 4) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan pada masa klasik hingga abad pertengahan peradaban Islam, musik identik dengan musif sufistik yang diperuntukkan sebagai media mendekatkan diri pada Tuhan. Praktik ini juga menghasilkan snei musik seperti nasyid dan qasidah. Eksistensi musik sufistik tergeser seiring modernisasi dan pengaruh budaya musik populer dari Barat. Pada umumnya pelaku musik pop religi identik dengan profesi ketimbang sebagai pihak yang menjadikan musik sebagai sarana meningkatkan gairah spiritual kepada Tuhan. Terdapat pergeseran posisi musik, dahulu sebagai wadah mencari kepuasan bathin dalam konteks religius, sekarang cenderung menjadi wadah konsumerisme yang kental ketimbang nilai religius dalam bermusik

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMKS MELATI HAMPARAN PERAK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor kesulitan belajar pendidikan agama Islam pada siswa kelas X SMKS Melati Hamparan Perak, Sumatera Utara, tahun ajaran 2021/2022. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan metode studi deskriptif analitis. Penelitian dilaksanakan pada semester II (genap) tahun ajaran 2021/2022, per April hingga Mei 2022. Subjek penelitian ini ialah peserta didik kelas X SMKS Melati Hamparan Perak yang berjumlah 27 siswa. Adapun objek penelitian yaitu berkaitan dengan faktor-faktor kesulitan belajar pendidikan agama Islam yang dialami oleh siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik kelas X SMKS Melati Hamparan Perak hampir semua memiliki kesulitan dalam proses belajar pendidikan agama Islam, hal ini dilatarbelakangi oleh faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal meliputi minat belajar pendidikan agama Islam, kurangnya konsentrasi belajar siswa ketika guru menyampaikan materi ajar, dan intelegensi (kecakapan siswa dalam menerima pelajaran). Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lulusan sekolah dasar umum dan lingkungan belajar anak di rumah yang kurang mendukung.Kata Kunci: Faktor Internal, Faktor Eksternal, Kesulitan Belajar, Pembelajaran Pendidikan agama Isla

    PERKEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

    Get PDF
    Di era informasi, segalanya berjalan sendiri dengan murah, kilat, pas, serta akurat. Teknologi komunikasi disaat ini menghasilkan apa yang dituturkan publik dunia. Pertumbuhan teknologi komunikasi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ditambah dengan pertumbuhan internet, media komunikasi yang erat hubungannya dengan manusia. Manusia lebih gampang berhubungan satu sama lain. Media sosial tumbuh guna menanggapi kebutuhan dan mengarah pada transformasi proses komunikasi antar manusia. Tidak terkecuali komunikasi lintas budaya pula memasuki masa baru. Komunikasi Lintas Budaya tumbuh dengan timbulnya teknologi komunikasi. Media internet yang menghubungkan budaya orang yang berbeda, bahasa yang berbeda, bukti diri, pemikiran hidup modul agama, bisa melaksanakan komunikasi dengan gampang. Timbulnya internet serta komunikasi siber jadi media komunikasi Lintas Budaya, sehingga tidak bisa dipungkiri dalam aplikasi komunikasi Lintas Budaya menghasilkan suatu komunitas cyber baru yakni antarbudaya

    Rancang-Bangun Prototipe Sistem Kontrol Berbasis Programmable Logic Controller untuk Pengoperasian Miniatur Penyortiran Material

    Get PDF
    A miniature sorting of material quality has been made, aided by a prototype of the controller system based on the Mitsubishi FX1N-24MR Programmable Logic Controller (PLC). A number of stages include the manufacture of the conveyor system unit, the electrical system, PLC programming, and performance measurement. The conveyor unit assembling was processed by installing the conveyor belt, dc motor, pneumatic cylinder, solenoid valve, and sensors. The electrical system is an integration of the Mitsubishi FX1N-24MR PLC, switched-mode power supply, miniature circuit breaker (MCB), dc voltage regulator circuit, relays, digital counters, pushbuttons, and selector switches arranged in a 20 x 30 x 15 cm panel box. Mitsubishi PLC system programming is based on algorithmic determination and ladder diagram arrangement assisted by GX Developer (GX Work). Performance measurement in the form of pulse readings is carried out by setting and manufacturing ladder counters and shift registers to count the number of pulses for each material and the accuracy of sorting when the material is detected simultaneously. The system performance is indicated by pulse reading accuracy and sorting timing accuracy. The reading of the pulse from the proximity switch affects the counter calculation to activate the pneumatic cylinder unit in sorting. Sorting for material-A takes 11 pulses, while for material-B, it takes 19 pulses. The synchronization measurement functions when an error occurs in the system in order to maintain the input received is the same as the output in the PLC-based control system.

    ANALISISHUBUNGAN UMUR DAN LAMA PEMAJANAN DENGAN DAYA DENGAR BERDASARKAN PEMERIKSAAN AUDIOMETRI TENAGA KERJA DI UNIT PRODUKSI CENTRAL PROCESSING AREA JOB P HUBUNGAN UMUR DAN LAMA PEMAJANAN DENGAN DAYA DENGAR BERDASARKANHASIL PEMERIKSAAN AUDIOMETRI TENAGA KERJA DI UNIT PRODUKSI CENTRAL PROCESSING AREA JOB P TUBAN JAWA TIMUR HUBUNGAN UMUR DAN LAMA PEMAJANAN HASIL PEMERIKSAAN AUDIOMETRI TENAGA KERJA DI UNIT PRODUKSI CENTRAL PROCESSING AREA JOB P-PEJ TUBAN JAWA TIMUR

    Get PDF
    Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ) Tuban Jawa Timur is a one of oil and gas industries, it has process production which separates crude oil in to oil phase, gas phase, and water phase. This industry uses machines that make a noise which exceeds the limit point (NAB) 85 dB(A) and the industry has a hearing conservation program. Every year, the industry has audiometric test program to employees. Statistical analytic hasnā€™t been done by them, especially in correlation the age and the exposured periode with hearing capability. Therefore, the goal this research is to know correlation the age and exposured periode with auditory threshold of employees. This research is a explanatory research with cross sectional approach. The population of the research is all of employees in production unit Central Processing Area which is amount 37 persons. By using purposive sampling technique, there are 35 persons as subjects. Datas are shown in to age and exposured periode distribution frequency table and it is processed by Pearson Product Moment analytic test. The result for analytic test in correlation the age with auditory threshold shows ā€œrā€ value=0.749 (r= 0.51-0.75) and ā€œpā€ value=0.000 (pā‰¤0.01). It means that there is a correlation the age with auditory threshold on strong correlation. The result for analytic test in correlation the exposure periode with auditory threshold shows ā€œrā€ value=0.635 (r= 0.51-0.75) and ā€œpā€ value=0.000 (pā‰¤0.01). It means that there is a correlation the exposured periode with auditory threshold on strong correlation. The increasing of age and exposured periode, it is followed by the increasing of auditory threshold. It means that the hearing capability decreases because of age and exposured periode. From this research, it can be concluded that there is a correlation the age and exposured periode with hearing capability base on audiometric test result of employees in Production Unit JOB P-PEJ. For suggestion, JOB P-PEJ should make a statistical analytic after they had done audiometric test to employees. It used for next evaluation how the result of audiometric test is. Keywords : Age, Exposured Periode, Audiometric Test, Threshold Auditor
    • ā€¦
    corecore