7 research outputs found

    Optimasi Molase dan Tibicos sebagai Media Fermentasi dalam Memproduksi Nutraceutical Feed Additive Menggunakan Response Surface Methodology (RSM)

    Get PDF
    ABSTRAK Molase merupakan hasil samping industri gula tebu yang biasa digunakan dalam proses fermentasi. kandungan molase seperti sukrosa bisa digunakan media pertumbuhan bakteri asam laktat dan yeast sebagai sumber probiotik ternak. Optimasi parameter fermentasi molase memegang peranan yang penting dalam keberhasilan dalam menghasilkan komponen bahan organik, disamping jenis mikroorganisme yang digunakan. Penambahan konsentrasi inokulum (tibicos), konsentrasi molase, dan lama fermentasi menjadi hal yang utama untuk dioptimasi agar bakteri asam laktat dan asam organik  dihasilkan optimal dan waktunya efisien menggunakan response surface methodology (RSM). Metode RSM berguna untuk menentukan nilai-nilai perlakuan (molase, tibicos, lama fermentasi dengan respon optimal terdiri dari 15 perlakuan faktorial bertujuan untuk menentukan variabel tetap dan variabel bebas. Penambahan tibicos dan lama fermentasi berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap jumlah bakteri asam laktat, namun interaksi antara konsentrasi molase dan kosentrasi tibicos (P<0,05) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon pada tingkat probabilitas 95%. Interaksi kosentrasi tibicos dan lama fermentasi (P<0,05) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah bakteri asam laktat. hasil optimasi, diperoleh nilai optimum kosentrasi molase 12,5%, Kosentrasi tibicos 10% dan waktu fermentasi 36 jam. Kondisi optimum tersebut diprediksi menghasilkan bakteri asam laktat dan prosentasi asam laktat sebesar 7,30333 log CFU/ml dan 0,386667%.Kata kunci: fermentasi, molase, tibicos, RSMABSTRAK Molasses is a by-product of the cane sugar industry which is commonly used in the fermentation process. Molasses such as sucrose can be used as a growth media for lactic acid bacteria and yeast as a source of animal probiotics. Optimization of molasses fermentation parameters plays an essential role in the success in producing components of organic matter, in addition to the types of microorganisms used. The RSM method is useful for determining treatment values (molasses, tibicos, fermentation time with optimal responses consisting of 15 factorial treatments aimed at determining fixed variables and independent variables. The addition of tibicos and fermentation time has a significant effect (P<0.05) on the number of bacteria lactic acid, but the interaction between the concentration of molasses and the concentration of tibicos (P<0.05) has a significant influence on the response at a probability level of 95%. Lactic acid optimization results obtained the optimum value of molasses concentration 12.5%, tibicos concentration 10% and fermentation time of 36 hours. The optimum conditions are predicted to produce lactic acid bacteria and lactic acid percentage of 7.30333 log CFU/ml and 0.386667 %.Keywords: fermentation, molasses, tibicos, RS

    Penanganan Pascapanen Susu dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sapi Perah dalam Mendukung Program Agrowisata di Banyuwangi

    Get PDF
    Kelompok ternak Ijen Makmur merupakan kelompok ternak yang menggeluti pemeliharaan sapi perah sehingga susu menjadi komoditi utama dari hasil kegiatan mereka. Permasalahan yang timbul pada peternakan ini adalah kuantitas serta kualitas susu yang diproduksi kurang dapat memenuhi permintaan konsumen terutama PT. Nestle. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan untuk dapat diselesaikan yakni dengan menganalisa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya kuantitas dan kualitas produksi susu kemudian diberikan beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahn tersebut. Susu dengan kualitas rendah yang ditolak oleh PT. Nestle dapat diolah menjadi produk fermentasi bernilai gizi serta ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan susu segar. Sehingga anggota kelompok ternak Ijen Makmur mendapatkan pelatihan mengenai penanganan pascapanen susu yaitu dengan cara mengolah susu segar menjadi yogurt. Untuk permasalahan selanjutnya yaitu mengenai rendahnya kuantitas susu yang dihasilkan oleh ternak sapi perah mereka dapat diatasi dengan melakukan manajemen pemeliharaan ternak yang baik salah satunya adalah dengan melakukan recording untuk memantau masa birahi ternak sehingga proses pengawinan ternak maupun proses IB tidak mengalami keterlambatan dan ternak dapat segera bunting dan masa laktasi dapat dilakukan pada waktu yang tepat sehingga dapat membantu meningkatkan produksi susu. Kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi ternak sapi perah kepada anggota kelompok ternak Ijen Makmur telah dilaksanakan dengan baik

    Pengaruh Konsentrasi VCO terhadap Profil Asam Lemak, Aktivitas Antibakteri, dan Antioksidan Kefir

    Get PDF
    ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi minyak kelapa murni ke profil asam lemak, aktivitas antibakteri dan antioksidan kefir. Kefir VCO yang dibuat pada penelitian ini terbuat dari susu sapi yang difermentasi selama kurang lebih 2 hari menggunakan biji kefir dengan konsentrasi 5%, dengan suhu inkubasi 28ºC. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dimana masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan yaitu P0 (kefir tanpa VCO), P1 (kefir dengan VCO 2%), P2 (kefir dengan VCO 4%), P3 (kefir dengan VCO 6%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan VCO memberikan hasil yang signifikan (P <0,01) pada aktivitas antibakteri dan antioksidan. Hasil uji antibakteri kefir dalam semua perlakuan memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi konsentrasi VCO, semakin besar zona penghambatan terbentuk. Aktivitas antioksidan dalam VCO kefir meningkat nilainya dengan peningkatan konsentrasi VCO. Sementara hasil profil asam lemak menunjukkan peningkatan dan penurunan asam lemak karena proses fermentasi.Kata kunci: aktivitas antibakteri, antioksidan, kefir, lemak, minyak kelapa murni, profil asam lemakABSTRACTKefir in this research made of milk fermented for 48 hours with grain kefir a concentration of 5%, with incubation temperature is 28ºC. This study was used with four treatments and each treatment consisted of three replications. The treatment used was P0 (kefir without VCO), P1 (kefir with VCO 2%), P2 (kefir with VCO 4%), P3 (kefir with VCO 6%). The results showed that the addition of VCO give a significant effect (P<0.01) on the antibacterial and antioxidant activities. The antibacterial activity of VCO kefir in all treatments were unable to strongly inhibit bacterial growth. The higher VCO concentration has added the vast inhibition zone was formed. The antioxidant activity in VCO kefir increases in value with increasing VCO concentration. While the result of the fatty acid profile showed an increase and decrease in fatty acids due to the fermentation process.Keywords: antibacterial activities, antioxidant, fat, fatty acid profile, kefir, virgin coconut oi

    Pengaruh Konsentrasi Starter Terhadap Kadar Alkohol, pH, dan Total Asam Tertitrasi (Tat) Whey Kefir

    Get PDF
    Whey is a liquid produced from the separation of curd that its utilization is still very limited, so it can cause environmental pollution. The purpose of this study was to determine the effect of starter concentration on alcohol, pH, and total titrated acids in whey kefir. Pasteurized whey was added starter with concentration of 5, 7, and 9% (w/v) then incubated at 20°C for 24 hours. The research method used was Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 3 replications. The treatment used was cow milk added 5% starter as control (T0), whey added starter 5% (T1), whey added starter 7% (T2), and whey added starter 9% (T3). The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and continued by Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the higher starter concentration, the higher the alcohol content and tend to increase the total value of titrated acids (TTA).Â

    Effects add kefir grains to whey cheese on chemical and microbiological qualities

    Get PDF
    Whey is liquid cheese waste produced from the cheese making process after being separated from the curd. Cheese production waste contains a carbon source, one of which is lactose as an energy source in the development of fermented biotechnology, especially the manufacture of probiotics for livestock. Lactose (4-7%) and protein (0.6-1%) in whey cheese can be used as a medium for the growth of lactic acid bacteria and yeast in producing secondary metabolites which could be applied as nutraceutical feed additives that were useful for medical or health, including prevention and treatment of diseases and improve livestock performance.The research purpose was to determine the effect of adding kefir grain 1-5% into whey cheese based on chemical quality and microbiological. Whey Cheese is mixed with 10% molasses and then heated at 80oC for 10 minutes later the temperature is lowered between 35-40 oC and added starter according to treatment. The next step is incubating anaerobic kefir fermentation for 24 hours with temperatures between 35-40oC. The experimental method was designed with a completely randomized design with 6 starter level treatments and 3 replications, namely 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. The results showed that the addition of 1-5% kefir grain was very significant (P<0.01) increasing protein, lactic acid bacteria, yeast and reducing water, fat, Total Plate Count (TPC). It can be concluded study concludes that the addition of 5% kefir grain into whey cheese added with 10% molasses affects the increase in lactic and yeast acid bacteria, protein and decreases fat, water, Total Plate Count  (TPC)

    PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN DASAR SUSU SAPI DI DESA BALUNG LOR JEMBER

    Get PDF
    Balung Lor merupakan desa di Kecamatan Balung Kabupaten Jember mengalami permasalahan dalam penanganan susu sapi. Penanganan yang dilakukan selama ini belum ada sehingga berdampak pada menurunnya kualitas susu sapi menyebabkan penurunan ekonomi dan mengalami kerugian. Fermentasi merupakan solusi dalam penanganan  susu sapi menjadi bernilai jual dengan membuat produk baru yaitu yoghurt. Yogurt dibuat dengan proses fermentasi antara susu segar dan bakteri asam laktat (BAL) yang dapat meningkatkan kandungan gizi dan dapat digunakan sebagai memacu pertumbuhan karena meningkatkan pencernaan dan penyerapan zat gizi, mengurangi atau membunuh bakteri jahat dalam saluran pencernaan, menormalkan kerja usus besar (mengatasi konstipasi dan diare), memiliki efek anti kanker, mengatasi masalah lactose intolerance, berperan dalam detoksifikasi dan mengatasi stres, serta mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan tekanan darah. Berdasarkan hasil sosialisasi dan pelatihan pengolahan susu sapi menjadi yogurt. Kegiatan ini bertujuan bertujuan membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh peternak untuk meningkatkan ekonomi dengan mengaplikasikan teknologi fermentasi yogurt berbahan dasar susu sapi sebagai wujud ketahanan pangan nasional khususnya kelompok Ternak Mandiri Sejahtera di Desa Balung Lor Kecamatan Balung Kabupaten Jember.kegiatan ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu sosialisasi dan pelatihan demontrasi pembuatan yoghurt. Hasil kegiatan ini menunjukan respon peserta cukup baik dan kegiatan pelatihan pengolahan susu sapi menjadi yogurt merupakan informasi baru bagi peserta (peternak). Penerapan keterampilan pembuatan produk yogurt juga mungkin dilakukan oleh para peserta karena alat dan bahan yang digunakan relatif mudah ditemukan dilingkungan tempat tinggal mereka. Sehingga pengolahan susu sapi menjadi yogurt berpotensi menjadi salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai usaha keluarga

    Penerapan Teknologi Vacuum Pump Sebagai Alat Perah Untuk Produksi Susu Sapi Segar Berkualitas Dalam Mendukung Program Agrowisata Di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi

    No full text
    Kecamatan Licin merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang dikembangkan berdasarkan potensi daerahnya menjadi kawasan agrowisata peternakan sapi perah. Peternakan sapi perah di Kecamatan Licin ini mengalami pasang surut usahahal ini disebabkan Karena produksi susu dari Kecamatan Licin ini sebagian besar djpasok ke PT. Nestle. PT. Nestle hanya menerima kualitas susu grade A saja, sedangkan kualitas susu di Kecamatan Licin ini tidak selalu memenuhi standar dari PT. Nestle sehingga kebanyakan susu yang akan disetorkan ke PT. Nestle terkadang ditolak. Kualitas susu yang kurang balk ini diakibatkan pemerahan yang dilakukan di Desa Tamansari masih konvensional yakni pemerahan dilakukan menggunakan kedua tangan pemerah tanpa menggunakan saning tangan dan susu ditampung pada wadah terbuka. Proses pemerahan yang masih konvensional ini mengakibatkan susu yang dihasilkan beresiko tinggi terkena cemaran mikroba sehingga susu tidak masuk katagori grade A. Oleh Karena itu perlu adanya alat&nbsp;pemerah susu dengan teknologi vakum. Dengan adanya alat pemerah susu dengan teknologi vakum di kelompok ternak lien Mahnur Kecamatan Licin dapat mempercepat proses pemerahan dan hasil pemerahan pun lebih higienis. Kata kunci :&nbsp;manajemen pemerahan, sapi perah, vacuum pum
    corecore