27 research outputs found
HUBUNGAN SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN SENOWO DESA ARGOREJO KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Latar Belakang: Lanjut usia akan mengalami banyak perubahan seperti,perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Penyebab stres dibagi menjadi dua macam yaitu stresor internal dan stresor eksternal. Stres
memberikan dampak secara total pada individu seperti dampak: fisik, sosial,intelektual, psikologis, dan spiritual. Aspek spiritual pada lanjut usia selayaknya
telah menjadi bagian dari manusia yang matang, dimana kebutuhan spiritual pada masa ini akan membuat lanjut usia mampu mengatasi persoalan dan tujuan hidupnya di dunia, menjalin hubungan yang positif dengan lingkungan sekitar serta lebih merasa percaya diri dan mengetahui arti dari kehidupan di dunia.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan spiritualitas dengan tingkat stres pada lansia di Dusun Senowo Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang berumur >60 tahun di dusun Senowo berjumlah 82 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling yaitu mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Pengambilan data dengan kuesioner spiritualitas dan tingkat stres (PSS). Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Kendal-Tau.
Hasil Penelitian: Hasil Penelitian ini menunjukkan Sebagian besar responden
memiliki spiritualitas tinggi yaitu 42 orang (51,2%) dan Sebagian besar responden memiliki tingkat stres ringan yaitu 43 orang (52,4%). P=0,000 (p<0,05). Nilai koefesien korelasi (T2= -0,391) memiliki makna kekuatan hubungannya rendah. korelasi yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat spiritualitas maka semakin rendah tingkat stres.
Kesimpulan: Ada hubungan antara spiritualitas dengan tingkat stres pada lanjut
usia di dusun Senowo Argorejo Sedayu Bantul Yogyakarta.
Kata Kunci: Spiritualitas, Stres, Lanjut usia
Ekologi dan Keanekaragaman Flora di Pulau Enggano
Enggano Island is one of the islands in Indonesia and is a human settlement. Enggano Island is geologically an ocean island and according to history, it has never joined the Sumatera island. Thus Enggano Island is estimated to have a unique ecosystem and endemic organisms. The purpose of this research is to study the ecology of Enggano Island and its diversity of flora. The method used is exploration, field survey, interview and literature study. The results of this study showed that Enggano Island has five ecosystems, consist of mangrove forest, coastal forest, riparian, forest, and freshwater swamp. Each ecosystem has a specific plant in accordance with the character of its habitat
UNGKAPAN LADA DALAM HIKAYAT BANJAR SEBUAH ANALISIS SEMIOTIK
Lada merupakan tanaman yang berpengaruh dalam perkembangan sejarah kebudayaan masyarakat Banjar di Kalimantan bagian selatan. Tanaman ini disebut-sebut dalam Hikayat Banjar sebagai tanaman yang diwasiatkan oleh raja-raja yang memerintah pada periode pra Kesultanan Banjar. Telaah ini mengusung permasalahan makna dan proses simbolis lada dalam Hikayat Banjar. Tujuannya untuk memahami makna lada dalam kebudayaan masyarakat Banjar. Melalui analisis semiotika dan interpretasi proses simbolis telah diperoleh simpulan bahwa makna lada telah berkembang dari tanaman botanis menjadi tanaman bermakna ekonomis dan politis. Dapat disimpulkan pula bahwa ungkapan lada dalam Hikayat Banjar merujuk pada sejarah penanaman lada di Kesultanan Banjar pada pertengahan abad ke-18 M. Pada periode tersebut telah terjadi persaingan dagang yang berujung konflik fisik di lingkungan internal kesultanan yang melibatkan pihak luar. Peristiwa ini telah menginspirasi penulis hikayat untuk menciptakan lada sebagai simbol budaya. Tujuannya untuk mengingatkan generasi penerus tentang dampak kapitalisme terhadap keberlanjutan kebudayaan Banjar
PEMBERIAN NUTRISI CAIR DAN JENIS PAKAN TERHADAP PRODUKSI KROTO SEMUT RANGRANG (OECOPHYLLA SMARAGDINA)
. Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) dapat dibudidayakan untuk menghasilkan kroto sebagai pakan burung. Pemberian Nutrisi cair dan pakan merupakan hal penting untuk produksi kroto. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pemberian nutrisi cair dan interval waktu panen dan pemberian beberapa jenis pakan terhadap produksi kroto. Penelitian kombinasi pemberian nutrisi cair dan interval waktu panen dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yaitu faktor nutrisi cair dan interval waktu panen. Nutrisi cair yang digunakan adalah larutan gula, larutan gula + PF-VIT, larutan madu dan larutan sirup. Interval waktu panen yaitu 9 hari, 12 hari dan 15 hari yang dilakukan empat kali panen. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali kali. Penelitian pemberian jenis pakan dilakukan dengan pemberian pakan jangrik, ulat hongkong dan belalang dan kombinasinya menggunakan RAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi kroto tidak dipengaruhi oleh nutrisi cair dan interval panen, tetapi interval waktu panen berpengaruh terhadap kualitas kroto yang dihasilkan. jangkrik dan kombinasinya cenderung memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan pakan yang lain. Pemberian pakan tunggal belalang mampu menghasilkan nilai produksi kroto tinggi, jika dikombinasikan dengan ulat hongkong akan menghasilkan nilai tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Pemberian pakan jangkrik menghasilkan kroto lebih rendah dibandingkan yang lain. Daya simpan kroto yang diberi pakan kroto, ulat hongkong dan kombinasi belalang dan ulat hongkong lebih lama dibanding dengan pemberian pakang jangkrik dan kombinasinya.
Kata Kunci: nutrisi cair, jenis pakan, produksi kroto.
 
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.20 No.2 Tahun 2015
Jurnal Jurnal terbitan bulan November ini terdiri dari enam tulisan, yang berdasarkan kronologi data yang digunakan berasal dari masa prasejarah sampai masa kolonial. Adapun
topik yang ditulis juga menampilkan variasi yang berbeda, yaitu berkaitan dengan permukiman, studi gender, teknologi dan metode penelitian arkeologi.
Tulisan-tulisan ini antara lain arkeologi Makam Sultan Muhammad Ali Ternate di Maluku Utara, Perempuan dan tradisi ziatah makam, penggunaan total station dalam perekaman data arkeologi di Indonesia, Seni lukis dan gores pada Megalitik Pasemah, Provinsi Sumatera Selatan, Batu bergores (batu Gong) di tepi sungai Mesumai Jambi kajian awal seni cadas, Megalitik dalam konteks kekinian, legenda dibalik batu Larung (kajian etnografi mengenai hubungan mitos dan artefak megalit
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.19 No.2 Tahun 2014
Kajian
yang dilakukan oleh para penulis kali ini ada yang menggunakan pendekatan ilmu sosial dan
ilmu pengetahun alam.
Adapun keenam tulisan tersebut adalah: Tulisan dengan judul āHubungan Perdagangan Antara
Pantai Timur Sumatera Selatan Dengan Dunia Luarā ditulis oleh Budi Wiyana, yang
menguraikan tentang hubungan dagang kawasan pantai timur Sumatera Selatan dengan dunia
luar sejak milenium pertama masehi berdasarkan bukti-bukti arkeologi. Temuan arkeologi
berupa komoditi dagang dan alat transportasi air berupa perahu/kapal.
M. Fadlan S Intan memaparkan artikel dengan judul āAnalisis Teknologi Laboratoris Tembikar
Dari Situs Air Sugihan, Sektor Nusakarta, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera
Selatanā. Artikel ini mengulas tentang hasil analisis teknologi laboratoris terhadap temuan
tembikar sehingga dapat diketahui fungsinya, yaitu untuk menampung air, mengolah makanan,
penyajian makanan dan minuman, selain itu juga untuk keperluan penyimpanan atau membawa
bahan makanan, termasuk di dalamnya fungsi untuk menyimpan abu jenazah, tulang-tulang
manusia maupun mayat.
āSitus Gua Batu Napal Licinā hasil penelitian di daerah Napal Licin merupakan hasil karya Sigit
Eko Prasetyo yang mengulas tentang aktifitas manusia yang pernah dilakukan di dalam gua
berdasarkan temuan alat-alat batu berupa serpih batu dari bahan rijang dan obsidian.
Aktifitas permukiman dalam bentuk perkampungan di Situs Pagerdewa berada di Desa
Pagerdewa, Kecamatan Warkuk Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang ditandai
deengan adanya temuan dolmen, batu datar, lesung batu, bilik batu dan punden berundak
dipaparkan oleh Sondang M. Siregar. Selanjutnya dikemukakan, bahwa perkampungan tersebut
awalnya berada di atas bukit, yang kemudian berpindah ke dataran rendah. Hasil kajian tentang
permukiman ini mengambil judul āSebaran Tinggalan Megalitik di Situs Pagerdewa Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatanā.
āPerubahan Gaya Arsitektur pada Rumah Tinggal di Situs Almunawar, Palembang Pendekatan
Sosiologi dalam Penelitian Arkeologiā merupakan judul artikel yang ditulis oleh Aryandini
Novita. Tulisan ini mengulas tentang perubahan bentuk arsitektur rumah kelompok etnis Arab di
Situs Almunawar yang awalnya berupa rumah yang didirikan di atas tiang menjadi rumah yang
didirikan tidak menggunakan tiang. Perubahan pada masyarakat kelompok etnis Arab di Situs
Almunawar tidak sekedar terjadi pada penerapan gaya arsitektur bangunan rumah tinggal saja,
tetapi juga pada cara hidup masyarakat tersebut yang awalnya mencirikan kehidupan di tepi
sungai beralih ke kehidupan di ādaratanā. Tulisan keenam ditulis oleh Titet Fauzi Rachmawan
dengan judul āSitus Waduk Pacalā, yang membahas tentang tinggalan arkeologi masa kolonial
yang masih terbilang langka diangkat sebagai karya tulis, yaitu waduk
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.13 No.1 Tahun 2008
Dalam edisi kali ini menampilkan Sigit Eko Prasetyo memaparkan variasi alat batu yang ditemukan di sepanjang Sungai Ogan, Sumatera Selatan. Artikel lain, Aryandini Novita membahas perkembangan kota Muntok sejak masa Kesultanan Palembang sampai masa Kolonial. Kristantina Indriastuti melihat kemungkinan korelasi antara jenis-jenis tinggalan megalitik dan pemilihan lokasi situs di dataran tinggi Kerinci Jambi. Retno Purwanti membahas aspek historis Pulau Barhala dalam hubungannya dengan wilayah kekuasaan Kesultanan Jambi dan Riau sebagai bahan pertimbangan untuk masa kini. Sondang M Siregar mendeskripsikan variasi tinggalan arkeologis di sekitar Danau Ranau dan mengajak kita untuk memikirkan kemungkinan pengembangannya untuk tujuan wisata
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.21 No.2 Tahun 2016
Seluruh artikel yang dimuat di dalam terbitan Volume 21 No. 2 bulan November tahun 2016 ini melingkupi kajian arkeologi, sejarah, antropologi budaya, serta geologi yang saling melengkapi satu dengan lainnya. Tulisan Prasetyo dan Fahrozi mengenai tradisi masyarakat Lebong menunjukkan aspek budaya masa lalu yang masih berperan di tengah penduduk setempat hingga saat ini. Hal tersebut menarik untuk disimak karena ābenang merahā antara sejarah lokal dengan tradisi masyarakat setempat berkat keberadaan tinggalan arkeologis di wilayah tersebut, tentunya
berdasarkan kajian lintas disiplin yaitu antropologi budaya. Edisi kali ini juga memuat pembahasan aspek-aspek megalitik yang dibahas oleh Surbakti melalui penelitiannya di Situs Waeyasel (Maluku). Songket sebagai warisan budaya tangible kebanggaan masyarakat Sumsel menjadi fokus pembahasan oleh Purwanti dan Siregar. Artikel tersebut berhasil memperkaya khazanah pengetahuan terkait sejarah songket yang dikaji melalui sudut pandang arkeologi. Budaya Indonesia yang turut diperkaya oleh pengaruh agama Islam ternyata masih menyisakan aspek-aspek kebudayaan Pra-Islam yang terlihat dalam āritual Asyeikā. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi peneliti independen Sunliensyar di dalam artikelnya. Terakhir, Fadhlan S. Intan yang telah lama malang-melintang di dalam penelitian geoarkeologi di Indonesia menyumbangkan hasil analisisnya di situs Gua Batu berdasarkan pengamatan di lapangan yang telah dilakukannya. Artikel tersebut menarik untuk disimak karena menunjukkan bagaimana peran geologi yang teramat penting dalam kajian arkeologi, khususnya dalam hal hunian gua prasejarah di Indonesia
Jurnal arkeologi Siddhayatra Vol.22 No.2 Tahun 2017
Seluruh artikel yang dimuat di dalam terbitan Volume 22 No. 2 bulan November tahun 2017 ini melingkupi kajian arkeologi yang dibahas dari berbagai sudut. Tulisan dari Kabib Sholeh membahas Kerajaan Sriwijaya pada Abad ke-7. Terutama tentang jalur pelayaran perdagangan Sriwijaya yang menguntungkan bagi perekonomian Sriwijaya, kegiatan perdagangan Sriwijaya dan bagaimana strategi Sriwijaya dalam mempertahankan keamanan di jalur pelayaran Sriwijaya. Tulisan dari Zelin Nofena Putri dan Sondang Martini Siregar membahas tentang sumber daya arkeologi di Candi Lesung Batu di Kabupaten Musi Rawas. Tulisan ini berusaha untuk melihat sumber daya arkeologi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah. Putri dan Siregar menguraikan semua sumber daya arkeologi di Candi Lesung Batu dan manfaatnya yang dibagi dalam manfaat akademis, ideologis, dan praktis. Secara umum tulisan-tulisan yang dimuat dalam terbitan Siddhayatra kali ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan publikasi ilmiah. Di dalamnya tersaji datadata
arkeologi yang relatif lengkap, disertai hasil interpretasi berlatarkan kajian multidisipliner serta sudut pandang yang berbeda. Semoga tulisan-tulisan tersebut dapat menggugah para pembaca dan memperkaya pemahaman akan arkeologi Indonesia dan sejarah kebudayaan bangsa
āMEMBANGUN SINERGISITAS PENGABDIAN MASYARAKAT BERBASIS ILMU PENGETAHUAN DI DESA TELOYO, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN KLATENā
Mengacu pada Tridarma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, maka hendaknya perguruan tinggi
dapat melaksanakan darma tersebut secara fungsional dan terpadu. Pengabdian
masyarakat sebagai salah satu darma perguruan tinggi menempati posisi yang
strategis dalam membina dan mendidik masyarakat untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Adapun wujud pembinaan tersebut yang dianggap paling
realistis tidak lain, memberikan pembekalan melalui pelatihan keterampilan dan
pendampingan yang dianggap berguna bagi khalayak masyarakat setempat.
Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat merupakan
sarana bagi mahasiswa untuk melaksanakan darma perguruan tinggi yang ketiga
yaitu pengabdian pada masyarakat. Program yang kami usulkan kali ini berjudul
āMembangun Sinergisitas Pengabdian Masyarakat Berbasis Ilmu Pengetahuan di
Desa Teloyo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klatenā. Bentuk dari program ini
yang utama ada 3 macam yaitu pertama pengembangan masyarakat dibidang ilmu
pengetahuan dengan mendirikan perpustakaan di tengah desa sebagai sentra atau
pusat dari program pengabdian ini, kedua penataan dan perbaikan lingkungan
pertanian dengan penyuluhan sistem pertanian terpadu khususnya kepada petani,
dan ketiga penguatan finansial bidang ekonomi dengan membangun keterampilan
usaha dengan berbagai pelatihan, diimbangi pendampingan kepada masyarakat.
Program ini memiliki tiga tujuan jangka panjang berdasarkan dari beberapa
bentuk pengabdian di atas yakni mewujudkan masyarakat yang kaya akan ilmu
pengetahuan, masyarakat yang kuat dibidang finansial ekonomi dan masyarakat
yang peduli akan lingkungan sekitarnya khususnya lingkungan pertanian. Adapun
target khusus yang ingin dicapai melalui program ini adalah untuk awalan yaitu
menjadikan masyarakat Desa Teloyo sebagai sebagai salah satu desa teladan dan
dapat dijadikan contoh desa unggulan di wilayah Klaten. Dari program yang telah
diuraikan di atas maka metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan yaitu
dengan berbagai metode seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab, serta
pendampingan bagi masyarakat secara rutin.
Key Word : Tridarma Perguruan Tinggi, Masyarakat, Sinergisitas, Ilmu
Pengetahua