39 research outputs found

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI HUKUM NEWTON

    Get PDF
    ABSTRAKPembelajaran fisika mempunyai tujuan agar peserta didik memahami konsep, prinsip dan kemampuanyang  akan membantu peserta didik menumbuhkan pemahaman konsep terhadap pembelajaran melalui pengetahuan mereka tentang pendidikan berkelanjutan serta pengetahuan teknologi peserta didik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki peserta didik yaitu kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman konsep fisika peserta didik masih rendah karena masih mengandalkan hafalan persamaan sistematis saja tanpa mengetahui pemahaman yang baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model discovery learning untuk materi hukum Newton untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian R & D (Research & Development) dengan model 4D yang memiliki empat tahapan yaitu define, design, develop dan disseminate. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu RPP, LKPD, dan instrumen penilaian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran model guided discovery learning layak digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika peserta didik. Oleh karena itu, hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih pada praktisi pendidikan. Kata kunci: perangkat pembelajaran; hukum newton; guided discovery learning; pemahaman konsep ABSTRACTPhysics learning has the goal that students understand the concepts, principles and abilities that will help students cultivate attitudes towards learning through their knowledge of continuing education and students' technological knowledge. One of the demands of students to be able to work together helps the learning process. The purpose of this study is to develop learning tools with a discovery learning model for Newton's law material. This research uses the R & D (Research & Development) research method with a 4D model that has four stages, namely define, design, develop and disseminate. The learning tools developed are RPP, LKPD, and assessment instruments. The results of this study show that learning tools developed with guided discovery learning are suitable for use in the learning process. Therefore, the results of the research that has been carried out are expected to contribute more to educational practitioners. Keywords: learning tools; newton’s law; guided discovery learning; concept understandin

    Perkembangan kognitif dalam Islam dan model bioekologi urie bronfenbrenner untuk hidup di era revolusi 4.0

    Get PDF
    Human development is influenced by many factors so that each stage requires different treatments in order to become fully human. This study aims to describe the human development of the bioecological model and be related to the concept of human development in Islam. The method used is a literature review, by reviewing a number of scientific articles published from 2010 - 2020. Articles obtained from a number of indexed journals such as Google Scholar, Copernicus, Scopus Elsevier, Sage publication and other indexes. The results showed that there were five (5) stages of human development in the bioecological model including microsystems, mesosystems, ecosystems, macrosystems, and chronosystems. There are nine (9) stages of human development in an Islamic perspective ranging from 0 years to 80 years and above. In life in the era of industrial revolution 4.0 there are several points that become basic principles such as flexibility, efficiency, digitalization, decentralization, and individualization of needs. The conclusion of this research is that for every child development, it cannot be carried out directly with the pattern of the industrial revolution 4.0, each stage requires a different treatment so that the pattern of life in accordance with the Islamic religious guidance without lagging with the current of globalization.   Perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga setiap tahap membutuhkan perlakuan yang berbeda agar dapat menjadi manusia seutuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan manusia model bioekologi dan dihubungkan dengan konsep perkembangan manusia dalam islam. Metode yang dilakukan adalah literature review, dengan merivew sejumlah artikel ilmiah yang terbit sejak tahun 2010 – 2020. Artikel diperoleh dari sejumlah jurnal terindeks seperti google scholar, copernius, scopus Elsevier, Sage publication dan indeks lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lima (5) meliputi mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem dan kronosistem. Terdapat Sembilan (9) tahapan perkembangan manusia mulai dari 0 th hingga 80 th ke atas. Dalam kehidupan di era revolusi industri 4.0 ada beberapa poin yang menjadi prinsip dasar yaitu fleksibilitas, efisiensi, digitalisasi, desentralisasi dan individualisasi kebutuhan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada setiap perkembangan anak, tidak bisa langsung dijalankan dengan pola revolusi industri 4.0, setiap tahapan memerlukan perlakukan yang berbeda agar pola kehidupan sesuai dengan tuntuan agama Islam tanpa tertinggal dengan arus globalisasi

    Kompetensi Teknologi, Pedagogi, dan Konten Guru SD Negeri dan Swasta di Kota Cimahi, Jawa Barat

    Get PDF
    Guru SD dituntut untuk memiliki pengetahuan konten (content) mata pelajaran, pengetahuan pedagogi (pedagogy), dan pengetahuan teknologi (technology) dalam bentuk pengetahuan yang integratif dalam pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan melihat dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang paling dominan dalam membentuk kompetensi guru tersebut dalam aspek pengetahuan konten, pengetahuan pedagogi dan pengetahuan teknologi yang pada gilirannya dapat mengembangkan model pengembangan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) yang sesuai untuk guru SD. Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode deskriptif dan verifikasi. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan analisis faktor konfirmatori (CFA) berdasarkan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang pengaruhnya paling dominan adalah pedagogical knowledge (0,944), technological content knowledge (0,942), dan technological pedagogical knowledge (0,935). Sedangkan,  pedagogical content knowledge, content knowledge, dan technological knowledge  tidak sepenuhnya membentuk TPACK guru SD tersebut

    Analisis Tingkat Kemandirian Belajar Kelas XI Mata Pelajaran Fisika : Hasil Studi Kasus

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar peserta didik di SMA Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survey deskriptif dengan menggunakan sampel sebanyak 32 responden yang dipilih dengan cara convenience sampling. Survey yang digunakan sebagai pengambilan data dalam penelitian ini berupa angket kemandirian belajar yang mencakup indikator percaya diri, tanggung jawab, disiplin, inisiatif, dan motivasi dengan jumlah soal sebanyak 20 butir pertanyaan dengan skala jawaban empat. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tingkat kemandirian belajar peserta didik SMA di Bantul masih tergolong dalam kategori rendah, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis yang menyatakan bahwa 2 indikator sudah berada dalam  kategori baik, tetapi 3 indikator lainnya masih dalam kategori rendah dengan total rata-rata keseluruhan nilainya adalah 2,44. Sedangkan berdasarkan perhitungan frekuensi terdapat 6 peserta didik dalam kategori baik, 15 peserta didik dalam kategori rendah dan 11 peserta didik dalam kategori rata-rata. Hal ini menandakan bahwa tingkat kemandirian belajar peserta didik masih rendah dan perlu untuk ditingkatkan

    The Effectiveness of Online Simulation with GDL and PBL toward Students’ Digital Literacy Skill

    Get PDF
    This study aimed to investigate the impact of online simulation in physics learning toward students’ digital literacy skills. There are 106 randomly students Grade XII Science from West Borneo and Riau Province, Indonesia as participants in this study. The level of digital literacy skill of all participants in the classes before and after the learning process was determined to assess the effectiveness of two models with online simulation learning.  We used comparative –descriptive, pre-test and post-test experimental design, and Anova Mixed Design to analysis data. The result of this study was: (1) Students’ digital literacy skill of students in two groups initially are at very low level and increased after learning; (2) there was a significant difference in the level of digital literacy skill of the students online simulation with GDL class; (3) in this study, the online simulation with GDL model is more effective than online simulation with PBL model in enhancing students’ digital literacy skill in senior high school. For the conclusion, in this study students’ digital literacy skill in Indonesia is rather below. Model PBL with online simulation is one of the teaching models that can be used in enhancing students’ digital literacy skills

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model Guided Discovery Learning (GDL) berbantuan web-based simulation untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Literasi Digital Peserta Didik.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan: (1) Menghasilkan perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web-based simulation yang layak digunakan dalam pembelajaran fisika; (2) Menguji efektivitas perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web-based simulation terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik; (3) Menghasilkan perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web- based simulation yang efektif terhadap peningkatan kemampuan literasi digital peserta didik; dan (4) Memahami perbedaan efektivitas perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web-based simulation dengan model konvensional terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik. Desain penelitian ini adalah R & D dengan model ADDIE yang mengacu pada Branch. Penelitian ini merupakan pengembangan dengan model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate). (1) Analysis, terdiri dari studi pendahuluan, analisis kebutuahan, analisis peserta didik, analisis materi, dan spesifikasi perangkat pembelajaran (2) Design, berkaitan dengan pemilihan format dan desain awal perangkat pembelajaran hingga dihasilkan draft perangkat pembelajaran, (3) Develop, berkaitan dengan tahap revisi perangkat pembelajaran berdasarkan kritik dan saran dari validator lalu dilakukan uji coba terbatas, (4) Implement, merupakan tahap perangkat pembelajaran diterapkan di lapangan, MAN 1 Yogyakarta (5) Evaluate, merupakan tahap perangkat pembelajaran yang dikembangkan lalu dievaluasi secara keseluruhan dari tahap analisis hingga implementasi. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 peserta didik kelas XI MAN 1 Yogyakarta. Produk yang dikembangkan meliputi RPP dan LKPD, lembar validasi dan kelayakan produk, angket keterbacaan LKPD, dan angket respon peserta didik terhadap pembelajaran. Instrumen yang dikembangkan adalah instrumen kemampuan berpikir kritis dan literasi digital berupa soal uraian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis inferensial menggunakan uji MANOVA dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini adalah: (1) Perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web-based simulation yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran fisika; (2) Perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web- based simulation yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik; (3) Perangkat pembelajaran model GDL berbantuan web-based simulation yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi digital peserta didik; dan (4) Terdapat perbedaan efektivitas penggunaan model GDL berbantuan web-based simulation dengan model direct instruction terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik

    The impact of problem-based learning with argument mapping and online laboratory on scientific argumentation skill

    Get PDF
    Students in Indonesia still have the low level of scientific argumentation skills. This studypurposed to examine the impact ofProblem-based Learning (PBL) with Argument Mapping and Online Laboratory in improving the scientific argumentation skill. It describes the significance of the differences between participants who learn through PBL, PBL with Online Laboratory (PBL-OL), Problem-based Learning with Argument Mapping and Online Laboratory (PBL-AMOL) model. The population of this study were students from Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Yogyakarta, Indonesia with a random sampling technique. This was quasi-experiment with pre and post test designs. In this study, there were 97 students at MAN 1 as respondent. Paired sample t-test, independent sample t-test and ANOVA mixed design was used to analysis data. The PBL-AMOL group has a significant difference based on pre-test and post-test (sig. 0000). The PBL-AMOL was most effective to improve the skill with gain score 0.43 (medium). Learning with the PBL-AMOL model can be an alternative to solve the problems of creative thinking skill

    Modification level and test of scientific argumentation skill: Development and validity

    Get PDF
    This study focuses on developing the new level of scientific argumentation skills and new items that are feasible and valid for used. There are 195 science students at Islamic State School 1 (MAN 1) Yogyakarta as participant in this study. Random sampling technique was used from the three schools of Islamis State School (MAN) in Yogyakarta, Indonesia. There are seven experts (3 Professor, 2 teachers, and 2 graduate students) reviewed 14 items for the first phase of this study. For the second phase, 98 students answered 14 questions which each questions contain five point (claim, data, backing, warrant and rebuttal). For the third phase, after choosed the best five 5 questions, We asked the others (97 students) to answer those questions. The modification of the level of scientific argumentation skills indicates the ability of students is still low. At level 1 (claims) there were only 38.9% students, level 2 (data) were 21.6% students, level 3 (warrants) 16.6% students, level 4 (backing) 16.2% while level 5 (rebuttal) is the most difficult, for students’ users only by 4.2%. Based on the findings, the test can measure and show with a separate level of students' scientific argumentation skill in this school

    Student’s higher-order thinking skills and collaboration skills in online learning during pandemic

    Get PDF
    Higher-order thinking skills (HOTS) and collaboration skills are critical for all students, starting from early to senior high school. This study aimed to describe HOTS and collaboration skills in online learning according to gender, type of school, and grade level. This research was descriptive quantitative by explaining and comparing the results of the questionnaires given to students. The respondent of this study was 331 students who were obtained randomly from junior and senior high school in Indonesia. The results showed students’ HOTS in online learning; the mean score of the students was 3.82 (moderate). While collaboration skills, the mean score of the students was 3.95 (moderate); collaboration skills domains are positively related to HOTS. According to gender, type of school, and education level, there was no significant difference between students’ HOTS and collaboration skills. Based on these findings, teachers can teach to maximize learning, even though it was online, to improve HOTS and collaboration skills in online learning. This can also influence the policies to be taken by higher education to equip prospective educators to adjust themselves in providing learning to students in different conditions and situations
    corecore