88 research outputs found

    PROSES PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK USIA DINI (AUD)

    Get PDF
    Dari konsep belajar yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun yang di cakup dari beberapa metode. Anak Usia Dini (AUD) akan melalui beberapa fase pengenalan belajar sejak telah lahir. Belajar juga membutuhkan metode keislaman agar tidak terjadi penyimpangan. Dalam Islam juga memberikan proses belajar dengan menurut para tokoh. Anak Usia Dini (AUD) sangat membutuhkan pengertian dari orang tuanya untuk mendapatkan perantara belajar sebelum berada di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK). Dalam kegiatan proses  Belajar mengajar (KBM) tidak hanya dengan tema-tema saja, hendaknya dengan eksperimen agar anak tertarik untuk melakukan belajar. Dalam eksperimen pembelajaran juga membutuhkan ide-ide yang menarik sebaik mungkin untuk menimbulkan minat anak. Guru adalah pengaruh terpenting bagi anak usia Dini untuk mewujudkan hasil pendidikan yang kreatif dan inovatif. Proses  pembelajaran agama Islam untuk Anak Usia Dini (AUD) adalah dapat dilihat pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat  An-Nahl (16): 78, yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Kesimpulan dari ayat diatas bahwa anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah SWT membekali anak yang baru lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati)

    PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENERAPANNYA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL ASSA’ADAH GEMPOLTUKMLOKO-SARIREJO-LAMONGAN

    Get PDF
    Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting, tetapi ada sebagian yang menganggapnya hanya hal yang biasa saja. Pendidikan pembentukan karakter pada anak usia dini mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan, akhlak anak tersebut, pola pikir, cara bertindak, dan tanggung jawab yang berlaku pada kehidupan sehari-hari. Usaha dalam pendidikan karakter sudah banyak sekali dilakukan oleh Sekolah seperti pada lembaga pendidikan Raudhatul Athfal  Assa’adah dan juga dilakukan bersama para orang tua terutama dalam bidang peningkatan kemandirian. Tapi disisi lain juga banyak problem dalam masalah penanganan pendidikan. Keluarga adalah aspek pertama dan yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter pada anak usia dini, sebagai orang tua harus bisa menanamkan kebiasaan yang baik, jika kita menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik supaya bisa membentuk karakter yang baik pada anak usia dini, jika orang tua sering membiasakan kebiasaan buruk pada anak maka bisa dipastikan sang anak juga memiliki karakter yang buruk. Pendidikan karakter yang ada di lembaga Pendidikan Raudhatul Athfal Assa’adah  GempolTukmloko Sarirejo Lamongan yang telah diterapkan yakni: 1) Membiasakan berdoa kepada Allah SWT sebelum memulai pelajaran, 2) Penerapan kejujuran dengan cara membiasakan dan mengharuskan kepada peserta didik untuk berbicara dan berbuat yang jujur, 3) Penerapan toleransi, yakni rasa menghargai antara sesama teman, 4) Penerapan kedisiplinan diterapkan di dalam kelas dimana setiap orang tua tidak ikut masuk di dalam kelas, seperti mengikuti perintah gurunya, dan lain-lain, 5) Penerapan keperdualian, seperti membuat acara kerja bakti membersihkan lingkungan sehingga peserta didik belajar rasa gotong royong, dan 6) Selalu aktif dalam acara hari nasional seperti melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka hari kemerdekaan Republik Indonesia

    KONTROVERSI PENERAPAN KHILAFAH DI INDONESIA

    Get PDF
    Permasalahan yang pertama kali muncul ketika Nabi Muhammad wafat adalah masalah khilafah/kepemimpinan, mengenai siapa yang cocok menggantikan kedudukannya sebagai kepala negara. Islam tidak memberikan sistem kepemimpinan dan ketatanegaraan yang paten untuk umat Islam. Hal ini tidak sulit dipahami, karena sistem bukanlah jaminan yang dapat mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan umat, selain sebagai sesuatu yang relatif dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sementara tujuan pendirian Negara adalah mewujudkan kemakmuran. Oleh karena itu, yang dapat menjamin tujuan Negara, dengan kata lain terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan atau kemakmuran adalah berlakunya prinsip-prinsip universal sebagaimana yang diajarkan Islam yaitu prinsip keadilan dalam penegakan hukum, prinsip amanah dalam menjalankan tugas, tanggungjawab, dan professional. Indonesia merupakan negara yang mayoritas  masyarakatnya adalah muslim, sehingga sebagian kelompok menganggap khilafah cocok untuk didirikan di Indonesia. Akan tetapi, wacana pendirian khilafah di Indonesia mengalami banyak penolakan dari berbagai pihak, karena sistem khilafah dinilai tidak relevan dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Tulisan ini akan menjelaskan tentang konsep khilafah dan kontroversinya di Indonesia. Kata Kunci : Kontroversi, Khilafah, Indonesi

    Metodologi Studi Al-Qur’an dan Hadits Dalam Pendidikan Islam

    Get PDF
    Al-Qur’an dan hadits adalah sumber dari berbagai sumber yang utama dalam segala aspek kehidupan masyarakat muslim. Selain itu, setiap ummat muslim wajib baginya dalam mengimani dan mengkajinya dalam rangka memahami dan mempraktikkan apa yang telah dipelajari sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt. Mengingat bahwasanya al-Qur’an dan hadits menggunakan bahasa arab, maka perlu bagi para pengkaji atau peneliti studi al-Qur’an dan hadits memperhatikan beberapa aspek baik dari kompetensi dirinya sendiri maupun aspek yang menjadi alat untuk menelitinya. Aspek tersebut berada dalam suatu disiplin ilmu tertentu, yaitu ‘ulum al-Qur’an dan ‘ulum al-Hadits. Adapun konten dari kedua keilmuan tersebut seperti definisi al-Qur’an dan hadits, asbab al-Nuzul dan asbab al-Wurud, nasakh wa al-Mansukh dalam al-Qur’an dan hadits, ayat amr dan nahi, ayat ahkam dan mutasyabih, pun juga menjadi disiplin keilmuan dalam al-Qur’an yang berdiri sendiri adalah ilmu qira’at al-Qur’an. Sedangkan dalam ilmu hadits mempelajari tentang ta’rif al-Hadits dalam redaksi dan periwayatan seperti sanad, matan dan rawi, rijal al-Hadits, kualitas hadits seperti sahih, hasan dan dhaif dsb. Sampai saat ini, model-model penelitian yang dibawa oleh beberapa tokoh al-Qur’an dan hadits selalu mengerucut pada penelitian kualitatif yang berbentuk kajian kepustakaan (library research). Sehingga dalam penyajian analisisnya berbentuk deskriptif kualitatif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa metode kajian studinya sebagaimana al-Qur’an menggunakan studi penafsiran riwayah dan dirayah. Sedangkan hadits lebih menggunakan eksploratif dan komparatif (dalam al-Qur’an masuk pada ranah dirayah). Sehingga dalam perwujudannya tidak jarang peneliti atau orang yang sedang melakukan kajian studinya selalu membuktikan kebenaran al-Qur’an dari masa ke masa dengan deskripsi dari hasil eksplorasi berbagai literatur baik dari kitab-kitab tafsir maupun syarh hadits itu sendiri. Serta apabila metode studi al-Qur’an diadopsi pada studi pendidikan (tarbawi) maka akan memberikan kontribusi atau sumbangsih yang kuat terhadap pondasi pendidikan Islam dari berbagai sudut pandang mufassiriin

    PROBLEMATIKA PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

    Get PDF
    The aim of Islamic education as Ahmad Tafsir's opinion is to humanize humans. Islamic education must guide students in their development, both physical and spiritual towards the formation of the main personality which is based on Islamic laws. But over time, Islamic education is no longer as rich as its history, Islamic education today, has suffered many setbacks due to several factors. Islamic education is not free from problems that arise in the current era. Pesantren as an Islamic educational institution is also not immune to various problems that arise in the global era. Islamic boarding schools as traditional Islamic educational institutions in Indonesia play an important role in preserving and developing Islamic sciences. In addition, pesantren play a role in shaping the characteristics of Indonesian Muslims. During the New Order, pesantren competed with schools recognized by the government. In addition, modern human life patterns also influence the existence of pesantren as traditional Islamic educational institutions. To maintain its existence, the pesantren made a number of changes that were considered necessary, but still preserved the traditions of the past. This paper will discuss various problems faced by pesantren in the global era.AbstrakTujuan pendidikan Islam sebagai mana pendapat Ahmad tafsir adalah untuk memanusiakan manusia. Pendidikan Islam harus membimbing siswa dalam perkembangan mereka, baik secara fisik maupun spiritual terhadap pembentukan kepribadian utama yang didasarkan pada hukum Islam. Namun seiring berjalannya waktu, pendidikan Islam tidak lagi sekaya sejarahnya, pendidikan Islam saat ini, telah mengalami banyak kemunduran karena beberapa faktor. Pendidikan Islam tidak bebas dari permasalahan yang muncul di jaman ini. Pesantren sebagai institusi pendidikan Islam juga tidak kebal terhadap berbagai permasalahan yang muncul di era global. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia memainkan peranan penting dalam melestarikan dan mengembangkan ilmu keislaman. Selain itu, pesantren berperan dalam membentuk karakter Muslim Indonesia. Selama Orde Baru, pesantren berkompetisi dengan sekolah yang diakui pemerintah. Selain itu, pola kehidupan manusia modern juga mempengaruhi keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional. Untuk mempertahankan keberadaannya, pesantren membuat sejumlah perubahan yang dianggap perlu, namun tetap melestarikan tradisi masa lalu. Makalah ini akan membahas berbagai masalah yang dihadapi pesantren di era global

    Perangkat Pretest Membaca Al-Qur’an Menggunakan Kerangka “Just Fateha” Sebagai Strategi Penempatan Kelas Dengan Metode Bil Qolam

    Get PDF
    Belajar membaca Al-Qur’an secara histori memiliki model pembelajaran secara talaqqi. Yaitu seorang guru mentransferkan ilmunya secara langsung berhadap-hadapan dan siswa menirukan bacaan gurunya dengan cara musyafahah. Maksud dari konsep musyafahah sendiri adalah, bentuk pembelajarannya berpusat pada guru. Yaitu guru membaca kemudian siswa menirukan. Hal tersebut diulang-ulang hingga pada akhirnya terciptalah demonstrasi yang dilakukan oleh siswa untuk membaca materinya kembali sebagai evaluasi. Urgensi pretest dalam pembelajaran Al-Qur’an sangat menentukan kompetensi siswa dalam melangsungkan belajarnya. Salah satu alasannya adalah menentukan sistem penempatan kelas. Penelitian ini hendak mencoba mengembangkan perangkat penilaian pretest membaca Al-Qur’an sebagai strategi penempatan kelas siswa agar penguji dengan mudah menilai dan mengkategorikannya. Sedangkan perangkat pretest yang dikembangkan pada kesempatan ini menggunakan metode Bil Qolam. Perangkat penilaian diberi nama “Just Fateha”, sebab dengan hanya membaca Al-Fatihah saja, penguji mampu mendiagnosa kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sampai mana.  Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan perangkat pretest membaca al-Qur’an menggunakan kerangka “Just Fateha” sebagai strategi penempatan kelas dengan metode Bil Qolam telah berhasil dikembangkan dengan kategori baik. Abstract Learning to read the Qur'an historically has a talaqqi learning model. That is, a teacher transfers his knowledge directly face to face and students imitate the teacher's reading by way of deliberation. The purpose of the concept of musyafahah itself is, the form of learning is teacher-centered. That is, the teacher reads and then the students imitate. This is repeated until in the end a demonstration is created by students to read the material again as an evaluation. The urgency of the pretest in learning the Qur'an greatly determines the competence of students in carrying out their learning. One reason is to determine the class placement system. This study tries to develop a pretest assessment tool for reading the Qur'an as a student class placement strategy so that examiners can easily assess and categorize them. While the pretest device developed on this occasion used the Bil Qolam method. The assessment tool is named "Just Fateha", because by just reading Al-Fatihah, the examiner is able to diagnose the student's ability to read the Qur'an to what extent. This study uses research and development methods. Based on the research that has been done, the pretest device for reading the Qur'an using the "Just Fateha" framework as a class placement strategy with the Bil Qolam method has been successfully developed with a good category.

    Peran Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Degradasi Moral sebagai Respon Perkembangan Era Disrupsi

    Get PDF
    Pendidikan pada era disrupsi tengah dihadapkan dalam masalah degradasi moral salah satunya dampak dari sosial media, oleh karena itu diharapkan pendidikan agama islam di satu sisi dapat mengatasinya dan di sisi lain mampu memenuhi kebutuhan dunia dengan mencetak generasi yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam perspektif para tokoh, untuk menemukan seberapa besar pengaruh sosial media terhadap degradasi moral, untuk mengetahui strategi pendidikan agama islam dalam mengatasi degradasi moral. Penelitian ini dikelompokkan pada penelitian kepustakaan atau library research dengan teknik pengumpulan data berupa buku dan jurnal dan menggunakan teknik analisis data yaitu menggunakan metode analisis deskriptif, content analysis, dan analisis kritis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa konsep pendidikan agama islam menekankan kualitas sesuai dengan kebutuhan universal. Dari sudut pandang negatif, sosial media memiliki pengaruh yang besar bagi degradasi moral karena konten-konten yang suguhkan tanpa adanya filter. Strategi pendidikan agama islam dalam mengatasi degradasi moral di era disrupsi ini melibatkan lingkungan keluarga, sekolah, pendidik, dan masyarakat dalam menguatkan keagamaan

    Deradicalization of Religion Through Aswaja Course at Lamongan Islamic University

    Get PDF
    One of the phenomena that occur in this contemporary era is that the teachings of radicalism are increasingly rising amid the dynamics of people's lives. Some even think that cases of radicalism in Indonesia are getting chronic and have entered the red category or are very dangerous. It is very important to act to deradicalize, the deradicalization process needs a Religion and Ideology approach. Lamongan Islamic University strives to take preventive steps or can be called anticipating and breaking deviant religious understandings (radical understanding). Among these preventive steps are having a vision and mission of having faith and practicing the treatise of Islamiyah Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyah and requiring all students to take Aswaja courses. Some of the main steps are making the Aswaja course a radical bulwark, understanding more deeply the basics of Aswaja amaliyah and practicing it consistently, conveying the main Aswaja which is a firqoh or group of survivors (al-Firqah al-Najiyah), paying attention to the continuation of the scientific sanad that Aswaja has until Rasulullah Muhammad SAW, then students are equipped with Aswaja values, namely tawassuth (moderate), tasamuh (tolerant), tawazun (balanced) and I’tidal (fair)

    PENDIDIKAN ISLAM BAGI IBU RUMAH TANGGA PERSPEKTIF DEWI SARTIKA

    Get PDF
    AbstractThis study aims to find out the actions and efforts of Dewi Sartika in improving the quality of education, especially for women. It can be said that the position of a woman as a potential housewife requires honing knowledge, skills, and additional work as expected by the figure of Dewi Sartika. The problem is that nowadays there are still prospective housewives who only have certain skills. And for work and other aspects it is still considered lacking. So this needs to be improved, especially for prospective housewives, namely in the aspects of education and skills. In this problem, the author uses qualitative methods in searching related data. The data taken can be in the form of relevant journals and books. The approach applied by Dewi Sartika in solving these problems is the strategic management approach which is supported by David Hanger's theory. Meanwhile, according to Dewi Sartika, women must be able to do everything in their lives, including serving their husbands, educating children, aspects of work, and so on.The attitude of persistence and fortitude possessed by Dewi Sartika in the world of education should be an example for us. As for the secluded book owned by Dewi Sartika entitled "Kaoetamaan Wife" in which the book contains Raden Dewi Sartika's concern for a woman written in Sundanese. Therefore it is important for the writer to know Dewi Sartika's thoughts in order to improve education for women. So that women can be very sensitive to Islamic education which will be used in the household so that these women can have Islamic education that is so supportive for their children and their families who are equal, so that it will not change the obligation of women to respect men as housewives. ladder in the family. Keywords: Dewi Sartika, Kaoetamaan Wife, Strategic Management. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sepak terjang dan usaha Dewi Sartika dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya bagi kaum wanita. Bisa dikatakan kedudukan seorang wanita sebagai calon ibu rumah tangga yang dimana perlu dibutuhkan sebuah asah pengetahuan, ketrampilan, serta pekerjaan tambahan seperti apa yang diharapkan oleh tokoh Dewi Sartika. Permasalahannya yaitu pada masa kini masih dijumpai calon ibu rumah tangga yang hanya memiliki keahlian tertentu. Dan untuk pekerjaan maupun aspek lainnya masih dinilai kurang. Maka hal ini perlu untuk ditingkatkan khususnya bagi calon ibu rumah tangga yaitu dalam aspek pendidikan maupun ketrampilan. Dalam permasalahan ini, penulis menggunakan metode kualitatif dalam pencarian data terkait. Data yang diambil bisa berupa jurnal, dan buku yang relevan. Adapun pendekatan yang  diterapkan oleh Dewi Sartika dalam memecahkan permasalahan tersebut yaitu pendekatan manajemen strategik yang didukung oleh teori David Hanger. Adapun menurut Dewi Sartika bahwa wanita harus bisa melakukan segala hal dalam kehidupannya diantaranya melayani suami, mendidik anak, aspek pekerjaan, dan sebagainya. Sikap kegigihan dan ketabahan yang dimiliki oleh Dewi Sartika dalam dunia pendidikan patut kita teladani. Adapun seklumit buku yang dimiliki oleh Dewi Sartika yang berjudul” Kaoetamaan Istri” yang dimana buku tersebut berisi kepedulian Raden Dewi Sartika terhadap seorang perempuan yang ditulis dalam bahasa Sunda. Maka dari itu penting bagi penulis untuk mengetahui pemikiran Dewi Sartika guna meningkatkan pendidikan bagi perempuan. Agar para kaum wanita bisa sangat peka terhadap pendidikan Islam yang akan digunakan dalam berumah tangga untuk menjadikan wanita tersebut bisa memiliki pendidikan Islam yang begitu mendukung untuk anaknya dan keluarganya yang sederajat, sehingga tidak akan mengubah kewajiban para kaum wanita untuk menghormati para kaum lelaki sebagai ibu berumah tangga dalam keluarga. Kata kunci: Dewi Sartika, Kaoetamaan Istri, Manajemen Strategik

    PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PAI DI DAERAH TERPENCIL: STUDI ATAS KETERBATASAN SUMBER DAYA MANUSIA

    Get PDF
    Pendidikan adalah suatu masalah yang sangat penting bagi setiap bangsa lebih utamanya bangsa yang sedang membangun pendidikan. Disisi lain juga pendidikan dianggap suatu problem bagi setiap orang.  Masalah yang sering muncul itu keluhan tentang pendidikan baik dengan kurikulumnya, sistemnya, tenaga pendidiknya dan lain sebagainya. Tulisan ini membahas berbagai problematika yang ada seperti, seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sering menemui problem-problem khususnya pendidik agama yang dimana dari waktu ke waktu berbeda-beda dengan kehidupan masyarakat yang semakin berkembang sangat pesat. Kurangnya sarana dan prasarana, Jumlah seorang guru yang terbatas, fasilitas yang tidak memadai di daerah terpencil sering menjadi suatu masalah yang sering dianggap sebagai faktor utama kurangnya pendidikan di daerah terpencil.Tulisan ini juga membahas mengenai solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika pada pembelajaran PAI di daerah terpencil. Selain itu, juga membahas tentang keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan faktor yang menyebabkannya dari keterbatasan tersebut serta hasil yang diperoleh setelah adanya solusi yang diberikan dalam mengatasi problematika pada pembelajaran PAI di daerah terpencil tersebut. Sehingga dengan adanya pembahasan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan bahwa problematika yang terjadi di daerah terpencil dalam pembelajaran PAI ini disebabkan oleh beberapa faktor, adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), serta dengan adanya solusi yang tepat dapat memberikan hasil yang terbaik bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil dalam mencari ilmu khususnya pada pembelajaran PAI.
    corecore