50 research outputs found

    Kajian Literatur: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pasien dalam Keselamatan Pasien

    Get PDF
    Introduction: Patient participation is globally recognized as one of the main factors for promoting quality and safety of health services. Active patient participation is a patient safety priority for health care. Yet, patients and their preferences are less understood. Literature review related to determinants of patient participation last five years is limited. The aim of this study was to determine the factors that influence patients to participate in patient safety. Methods: This study used a literature review method by searching online data. Literature was searched through electronic database such as EBSCOhost, Science Direct, and Scopus. The inclusion criteria of article were respondent to the article found are inpatient and nurse, full text articles and publication years from 2015 to 2019.Results: Search results found four articles were eligible to be reviewed. This review indicates that there are two factors that influence patient participation in patient safety, including factors from the patient's side and factors from the nurse's side.Conclusion: These results reinforce that creating patient safety requires the collaboration of all parties, not only from the nurse but also from the patient. Patient involvement needs to be further investigated regarding the extent of patient participation in patient safety

    Faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat

    Get PDF
    Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien, diharapkan mampu mengembangkan dan memelihara prosedur pemberian obat yang aman guna memberikan pelayanan dan proteksi terbaik bagi pasien. Tujuan studi literatur ini yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Metode penulisan yang digunakan yaitu Systematic Literatur Review untuk menelusuri berbagai faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam pemberian obat. Data yang diambil adalah artikel seputar enam benar prinsip pemberian obat dan faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat. Literatur dari sumber terpercaya dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan rentang penerbitan 2004-2019. Data yang terkumpul dilakukan critical appraisal tool sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menjadi 9. Hasil review menunjukan terdapat beberapa faktor terkait kepatuhan perawat dalam pemberian obat yaitu pengetahuan dan sikap yang baik, adanya SOP dan kebijakan, beban kerja yang tidak terlalu berlebihan serta perawat yang bekerja sudah lama. Kesimpulan studi literatur ini yaitu faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat adalah tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan SOP, beban kerja dan lama kerja perawat

    Gambaran Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada Perawat di RSUD Tugurejo Semarang

    Get PDF
    Nursing Departement Faculty of Medicine Diponegoro University Semarang, August 2017 ABSTRACT Ruli Rahmawati The Representation of Applying Occupational Health and Safety Hospital Program on Nurses at RSUD Tugurejo Semarang xv+94 pages+10 tables+2 figures+18 appendixes Hospital’s activities potentially cause the danger of physical, chemistry, biology, ergonomic and phycosocial that can endanger nurses’ health and safety. The appropriate realization of occupational health and safety program is important to ensure nurses’ health and safety, prohibit work’s accident and also work’s disease. The aim of this research is to find out the representation of applying occupationa health and safety hospital program on nurses at RSUD Tugurejo Semarang. The kind of research in this study is quantitative with descriptive study and cross sectional approach, the sampling technique is proporsional random sampling with 216 respondents that are given questionaires as the instrument. 48,6% of applying occupationa health and safety hospital program on nurses at RSUD Tugurejo works well. 51,4% of developing human resources program on nurses has worked at RSUD Tugurejo Semarang. 56,5% of developing technical instruction and standard operational procedure program on nurses has worked at RSUD Tugurejo Semarang. 57,4% health work service program on nurses. 71,8% safety work service program on nurses. The result of this research can be a reference to give evaluation and investigate to improve the applying of health and safety hospital work on nurses. Key words: Nurses, Occupational Health and Safety Bibliography : 70 (1996 – 2017

    Persepsi Mahasiswa Praktik Keperawatang Tentang Peran Pendidik Klinik di RSUD Tugurejo Semarang

    Get PDF
    Nursing education aims to produce professional nurses, so that in nursing education there is a process of academic education and professional education process, one of which is done through clinical learning of nursing. Clinical study of nursing is an embodiment of the implementation of nursing education curriculum to equip learners based on competence. The required role in the smooth process of clinical learning process is the role of clinical educators. Clinical educator behavior plays an important role in the learning process of learners. The purpose of this study is to determine the perception of nursing practice students about the characteristics of clinical educators in providing guidance in the hospital. This research is a descriptive quantitative research. This research method using total sampling with the number of respondents 59 students of nursing practice. The measuring instrument used was the NCTEI questionnaire that has been translated into Indonesian Language. The results of this study show that in general, clinical educator characteristics in RSUD Tugurejo Semarang has a good category of 52.5%. In each of characteristics, the ability of teaching has a good category of 55.9%, nursing competence 50,8%, evaluation 49,2%, interpersonal relationship 47,5%, and personality characteristic 52,5%. This study recommends clinical educators to improve their teaching roles, particularly on evaluation and interpersonal relationship with the students. Keywords: Characteristic, Clinical Educator, Studen

    FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DALAM APLIKASI MENTORING BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

    Get PDF
    Latar belakang: Mentoring keperawatan merupakan suatu metode kepemimpinan untuk meningkatkan prilaku dan budaya keselamatan pasien. Mentoring keperawatan mampu meningkatkan integritas dan loyalitas individu terhadap sesuatu. Mentoring terbukti efektif dalam meningkatkan persepsi perawat terhadap pekerjaannya, meningkatkan pengetahuan dan skill sehingga berdampak pada komunikasi dan penyelesaian konflik Mentoring keperawatan telah terbukti efektif dalam meningkatkan perilaku perawat dalam patient safety culture. Efektifitas mentoring tidak bisa langsung terlihat, memerlukan waktu dan proses yang terus menerus. Fungsi manajemen memegang peranan yang penting dalam mengawal pelaksanaan mentoring. Mentoring keperawatan akan berjalan dengan baik apabila seorang manager menerapkan fungsi manajemen. Evaluasi dan monitoring perlu dilakukan untuk menilai kendala dan tantangan yang dihadapi. Evaluasi kegiatan mentoring keperawatan yang membahas faktor-faktor manajemen yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan mentoring saat ini belum pernah dilakukan.Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fungsi manajemen dalam pelaksanaan kegiatan mentoring.Metode: Jenis penelitian deskriptif korelasi pada 32 responden menggunakan kuesioner. Analisis data dengan Chi Square dan regresi logistik berganda.Hasil: Fungsi manajemen berada pada kategori kurang baik, yaitu pada fungsi perencanaan (53,1%), dan fungsi pengorganisasian (65,6%). Fungsi pengarahan berada pada kondisi stabil dan fungsi pengendalian dinilai baik (56,2%). Sedangkan untuk pelaksanaan mentoring, sebanyak 56,2% responden menyatakan bahwa mentoring yang sudah dilakukan dirasa kurang tertata dengan baik pelaksanaannya. Fungsi pengendalian mempunyai pengaruh paling kuat dalam pelaksanaan mentoring keselamatan pasien. Hasil analisis menunjukkan bahwa Odds Ratio (OR) variabel pengendalian adalah 2,746 artinya fungsi pengendalian yang baik akan 2,746 kali melaksanakan mentoring keselamatan pasien dengan baik dibandingkan dengan pengendalian yang kurang baik.Simpulan: Fungsi manajemen yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan mentoring keselamatan pasien di ruang rawat inap adalah fungsi pengendalian. Kata kunci: fungsi manajemen keperawatan,mentoring, budaya keselamatan pasie

    Pengaruh Early Warning System Terhadap Kompetensi Perawat : Literature Review

    Get PDF
    Pendahuluan : Pasien dirawat di ruang rawat inap rumah sakit seringkali mengalami perubahan kondisi fisiologis pasien. Perubahan tersebut kadang tidak disadari oleh perawat sebagai penurunan tanda klinis pasien akibat kurangnya kemampuan perawat dalam mengenali perburukan kondisi pasien sehingga mengakibatkan kejadian tidak diharapkan seperti cardiac arrest, pemindahan pasien ke ruang Intensive care yang tanpa perencanaan, dan kematian. Early warning system merupakan sistem skoring fisiologis yang digunakan pada pasien sebelum mengalami kondisi kegawatan. Oleh karena itu early warning system membantu perawat untuk mengidentifikasi lebih dini perubahan kondisi pasien agar tidak mengalami kejadian yang tidak diharapkan.Tujuan dari penulisan literature review ini adalah untuk menjelaskan tentang pengaruh early warning system terhadap kompetensi perawat berdasarkan pada sumber literatur jurnal penelitian ilmiah terkait. Metode : yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah dengan melakukan review terhadap hasil penelitian dari media elektronik PubMed, CINAHL, EBSCOhost, proquest, google scholar dengan menggunakan kata kunci early warning system, nurse competency, patient deterioration. Studi yang digunakan Kuantitatif dan kualitatif, serta artikel yang dipublikasikan dalam rentang waktu 2013-2018. Hasil : penelusuran didapat 6 artikel yang memenuhi kriteria untuk dilakukan review. Berdasarkan hasil review didapatkan : 1) pengetahuan dan ketrampilan perawat dalam mengidentifikasi perubahan kondisi fisiologis pasien, 2) komunikasi perawat dengan tenaga kesehatan lain untuk meminta bantuan dan serah terima pasien saat transfer pasien, 3) decision making/pengambilan keputusan untuk pengelolaan pasien lebih lanjut, 4) serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Kesimpulan : Penerapan early warning system dianjurkan untuk diterapkan di rumah sakit, karena sangat membantu perawat untuk mengidentifikasi perubahan fisiologis pasien dan perlunya pemahaman perawat yang baik agar pasien menerima perawatan dengan aman dan berkualitas

    Optimalisasi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Spiritual Oleh Perawat Melalui Transformasional Leadership

    Get PDF
    Pendahuluan: Asuhan keperawatan spiritual dibutuhakan oleh berbagai klien pada pelayanan keperawatan. Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien masih dianggap belum cukup baik pelaksanaannya. Sehingga melalui Transformational leadership diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual oleh perawat. Tujuan: Studi literatur ini bertujuan untuk meninjau berbagai publikasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual dan transformational leadersip. Metode: Studi literatur ini dilakukan dengan meninjau 42 publikasi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2018, baik dari publikasi Nasional maupun Internasional, serta menggunakan 2 buku sumber yang berkaitan dengan transformasional leadership keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual. Hasil: Transformational leadership berfokus pada idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualised consideration dapat mengoptimalkan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan spiritual. Kesimpulan: Perawat memiliki kontribusi dan peran penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan holistik khususnya spiritual. Upaya untuk mewujudkannya adalah dengan mengembangkan keterampilan kepemimpinan transformasional

    Pengaruh Program Mentoring Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan Pasien

    Full text link
    Budaya keselamatan pasien merupakan dasar utama dalam keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program mentoring terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap di salah satu rumah sakit swasta di Semarang. Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment design: pretest-posttest with control group design, sampel yang digunakan 90 perawat (45 pada kelompok intervensi dan 45 pada kelompok kontrol). Hasil menunjukkan terdapat pengaruh antara penerapan budaya kelompok kontrol dengan kelompok intervensi sesudah progam mentoring (p= 0.056,2= 4.5 = 0.1) dan RR 2.5. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok yang tidak mendapatkan program mentoring akan beresiko mengalami penurunan dalam penerapan budaya keselamatan pasien sebesar 2.5 kali lebih besar dibandingkan kelompok yang mendapatkan program mentoring keperawatan

    Stimulasi Intelektual Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis : Literature Review

    Get PDF
    Pendahuluan : Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) adalah kondisi yang menyebabkan terganggunya pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru, hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan resistensi sekunder terhadap edema mukosa bronkus atau kontraksi otot polos. Salah satu bentuk stimulasi intelektual yang dapat diberikan perawat kepada pasien PPOK adalah latihan pernapasan yang merupakan salah satu jenis rehabilitasi pulmonal dan berfungsi untuk megoptimalkan fungsi ventilasi paru. Tujuan : Menggambarkan penerapan stimulasi intelektual yang dilakukan perawat pada pasien PPOK. Metode : literature review. Artikel yang digunakan adalah 16 artikel bersumber dari sincedirect, EBSCO, JKI dan PubMed health, yang dipublikasi dari 2008-2018, dengan menggunakan kata kunci transformational leadership, intellectual stimulation, COPD, dan breathing exercise. Hasil : Stimulasi intelektual yang dilakukan perawat merangsang pemikiran kritis dan inovasi dari pasien PPOK. Bentuk inovasi yang muncul adalah latihan pernafasan yang dapat memperbaiki fungsi diafragma, memperbaiki mobilitas sangkar torak, memperbaiki ventilasi alveoli. Perbaikan ventilasi alveoli memungkinkan pertukaran gas tanpa meningkatkan beban kerja pernafasan. Selanjutnya mengatur dan mengkoordinir kecepatan pernafasan sehingga bernafas lebih efektif dang mengurangi kerja pernafasan. Betuk latihan pernafasan yaitu diaphragmatic breathing exercise dan pursed-limp berathing exercise. Kesimpulan : Stimulasi intelektual yang dilakukan perawat merangsang pasien PPOK untuk berpikir kritis dan inovatif. latihan pernafasan diafragma breathing exercise dan Pursed-lip breathing adalah bentuk inovasi yang dihasilkan pada pasien PPOK

    MULTILINGUALISM IN THE ENGLISH CLASSROOM: A LITERATURE REVIEW ON STRATEGIES AND BENEFITS

    Get PDF
    Topik multibahasa di kelas bahasa Inggris telah menjadi menjadi perhatian yang signifikan dalam pendidikan modern karena meningkatnya keragaman bahasa keanekaragaman bahasa di antara populasi siswa secara global. Tinjauan literatur ini mengeksplorasi berbagai taktik, keuntungan, kesulitan, dan faktor yang harus dipertimbangkan yang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan penerapan pendekatan multibahasa di bidang pengajaran bahasa Inggris. Kajian ini juga mengkaji dampak dari pendekatan-pendekatan ini terhadap kompetensi bahasa dan kesadaran sosiokultural siswa. Pergeseran demografi pemerolehan bahasa Inggris, di mana mereka yang bukan penutur asli bahasa Inggris sekarang lebih banyak daripada mereka yang merupakan penutur asli bahasa Inggris, membutuhkan pendekatan baru untuk pedagogi bahasa. Penelitian ini menyelidiki efek dari beberapa teknik multibahasa, termasuk alih kode, kegiatan penerjemahan, pemanfaatan sumber daya multibahasa, dan kolaborasi dengan teman sebaya, terhadap kompetensi bahasa dan hasil pembelajaran. Penelitian terhadap elemen sosiokultural yang berkaitan dengan keragaman bahasa menunjukkan bahwa adopsi multibahasa menawarkan berbagai keuntungan, seperti pengayaan budaya, peningkatan kemampuan komunikasi, dan empati yang lebih tinggi. Namun, para pendidik menghadapi menghadapi berbagai kendala termasuk ketersediaan waktu yang terbatas, penolakan terhadap mengadopsi pendekatan baru, dan kendala dalam hal sumber daya yang tersedia. Hambatan-hambatan tersebut di atas dapat diatasi dengan cara pengembangan profesional yang komprehensif, komunikasi yang transparan, strategi strategis, alokasi sumber daya, dan pengembangan lingkungan kelas yang inklusif. Sebagai rangkuman, tinjauan literatur ini menyoroti Singkatnya, tinjauan literatur ini menyoroti kapasitas multibahasa untuk mendorong kelas bahasa Inggris yang inklusif, sadar global, dan selaras dengan budaya inklusif, sadar global, dan selaras dengan budaya di ruang kelas. Melalui integrasi yang disengaja dari metodologi multibahasa dan penyelesaian hambatan secara proaktif, para pendidik memiliki kapasitas untuk meningkatkan kemampuan linguistik, kesadaran budaya, dan dan kepekaan, sehingga membekali mereka dengan alat yang diperlukan untuk berkembang dalam konteks global yang beraneka ragam dan saling terkait
    corecore