19 research outputs found

    Eksplorasi FusariumSpp yang Berasosiasi dengan Aquillaria Spp di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara

    Get PDF
    Fusariumspp adalah salah satu isolat cendawan yang berasosiasi dengan tanamanAquillariaspp untuk menghasilkan gaharu sebagai hasil hutan bukan kayu. Penelitian ini mengambil sampel dari batangAquillaria spp yang menunjukkan gejala pembentukan gaharu yang tumbuh secara alami pada ketinggian yang berbeda, mulai dari ketinggian 0-2000 mdpl, yang ada pada empat Kecamatan yaitu: Kecamatan Nunukan Selatan (0-100 mdpl), Lumbis (100-500 mdpl), Krayan Induk (1000-1500 mdpl), Krayan Selatan (1000-2000 mdpl) di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai isolat-isolat Fusarium pembentuk gaharu dari batang Aquillaria spp. Isolat Fusarium diperoleh dengan mengamati pertumbuhan morfologi cendawan pada media PDA. Hasil yang diperoleh diidentifikasi secara molekuler menggunakan jenis primer LSU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada batang Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 0-100 mdpl terinfeksi oleh F. solani, ketinggian 100-500 mdpl terinfeksi oleh Fusarium sp, F. fujikuroi dan F. oxysporum, ketinggian 1000-1500 mdpl terinfeksi oleh F. solani, sedangkan Aquillariaspp yang tumbuh pada ketinggian 1000-2000 mdpl terinfeksi olehF. solani, F. oxysporum danF. ambrosiu

    Green Synthesis Nanoparticle ZnO Sargassum sp. Extract and The Products Charactheristic

    Get PDF
    The synthesis of zinc oxide (ZnO) nanoparticles is an emerging research area due to its wide range of applications, such as electronics, pharmaceuticals, optics and food packaging. In this study, described the green synthesis of ZnO nanoparticles and their characteristics using Sargassum sp. extract and 0.1 M zinc nitrate as the precursors. The variations include Sargassum sp. extracts volume of 5, 10, and 20mL and the calcination temperature of 400, 500, and 600 oC. The characterization had been done such as the role of Sargassum sp. extract as a reducing agent for Zn2+ → Zn0 confirmed by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) spectra due to 450-4000 cm-1 wavelength, the size of particles using Particle Size Analyzer (PSA), image and chemical composition using Scanning Electron Microscopy with X-ray microanalysis (SEM-EDS) and crystallinity using ray powder diffraction (XRD) with Cu anode at 1.54187 Å. Analysis with PSA instrument showed that ZnO particle size increased from 607 up to 649 nm along with increasing of extract concentration from 5 up to 20% (v/v). SEM imaging showed the formation of ZnO to be predominantly spherical and EDS data confirmed the existence of zinc and oxygen in the particles obtained. XRD analysis revealed hexagonal crystal system of ZnO nanoparticles and decreased in crystallite size was observed from 31.4 to 14.7 nm with increased in calcination temperature from 400 to 600 oC

    Deep-learning predicted PET can be subtracted from the true clinical fluorodeoxyglucose PET co-registered to MRI to identify the epileptogenic zone in focal epilepsy

    Get PDF
    Objective Normal interictal [18F]FDG-PET can be predicted from the corresponding T1w MRI with Generative Adversarial Networks (GANs). A technique we call SIPCOM (Subtraction Interictal PET Co-registered to MRI) can then be used to compare epilepsy patients' predicted and clinical PET. We assessed the ability of SIPCOM to identify the Resection Zone (RZ) in patients with drug-resistant epilepsy (DRE) with reference to visual and statistical parametric mapping (SPM) analysis. Methods Patients with complete presurgical work-up and subsequent SEEG and cortectomy were included. RZ localisation, the reference region, was assigned to one of eighteen anatomical brain regions. SIPCOM was implemented using healthy controls to train a GAN. To compare, the clinical PET coregistered to MRI was visually assessed by two trained readers, and a standard SPM analysis was performed. Results Twenty patients aged 17-50 (32 ± 7.8) years were included, 14 (70%) with temporal lobe epilepsy (TLE). Eight (40%) were MRI-negative. After surgery, 14 patients (70%) had a good outcome (Engel I-II). RZ localisation rate was 60% with SIPCOM vs 35% using SPM (P = 0.015) and vs 85% using visual analysis (P = 0.54). Results were similar for Engel I-II patients, the RZ localisation rate was 64% with SIPCOM vs 36% with SPM. With SIPCOM localisation was correct in 67% in MRI-positive vs 50% in MRI-negative patients, and 64% in TLE vs 43% in extra-TLE. The average number of false-positive clusters was 2.2 ± 1.3 using SIPCOM vs 2.3 ± 3.1 using SPM. All RZs localized with SPM were correctly localized with SIPCOM. In one case, PET and MRI were visually reported as negative, but both SIPCOM and SPM localized the RZ. Significance SIPCOM performed better than the reference computer-assisted method (SPM) for RZ detection in a group of operated DRE patients. SIPCOM's impact on epilepsy management needs to be prospectively validated. Key points AI can predict PET from T1w magnetic resonance imaging [MRI] with good accuracy. Subtraction of the clinical from the predicted PET (SIPCOM) in analogy to SISCOM. SIPCOM performed better than SPM to localize the resection zone in [18F]FDG-PET. SIPCOM performance advantages were relatively similar in each sub-group (MRI positive/negative patients, temporal lobe epilepsy [TLE] vs extra-TLE patients). Visual analysis performed better than SIPCOM except in one case

    Pemberdayaan Peran Suami dalam Upaya Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu

    Full text link
    Stunting masih menjadi salah satu masalah prioritas Indonesia. Hasil SSGBI tahun 2019, sebanyak 40,38% Balita mengalami stunting. Sulawesi Barat merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi Balita stunting terbanyak kedua setelah provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu intervensi yang dinilai mampu mengatasi masalah stunting adalah dengan pemberian ASI eksklusi secara optimal. Oleh karena itu Tim Pengabadian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Mamuju melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pemberdayaan peran suami dalam upaya pemberian ASI secara optimal. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang manfaat ASI dan keterampilan pijat oksitosin pada suami dan kader Posyandu. Kegiatan ini dilakukan bentuk health education yang diberikan kepada kelompok sasaran utama yaitu para suami dan kader Posyandu. Peserta diberikan pre-test dan post-test. Setelah pemberian penyuluhan dan simulasi pijat oksitosin, terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang manfaat pemberian ASI yaitu dari 30,7% meningkat menjadi 91,7% . Selain itu, peserta mampu melakukan simulasi pijat oksitosin dengan baik

    Pemberdayan Keluarga melalui Wirausaha Bidang Gizi dengan Memanfaatkan Daun Kelor sebagai Pangan Lokal

    Full text link
    Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi di semua lapisan masyarakat. Dampak nyata yang dialami oleh masyarakat adalah penurunan pendapatan yang berimbas pada tingkat ketahanan pangan keluarga. Keluarga yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah akan memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan keluarga dalam mengembangkan wirausaha keluarga bidang gizi dengan memanfaatkan pangan lokal yaitu daun kelor . Kegiatan ini dilakukan di dua kelurahan yaitu kelurahan Mamunyu dan Sinyoyoi Selatan yang diikuti oleh 30 peserta. Peserta adalah para ibu yang menjadi perwakilan rumah tangga . Kegiatan ini juga melibatkan unsur PKK, kader Posyandu dan aparat kelurahan agar kegiatan ini dapat berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dalam bentuk ceramah dan diskusi. Selain itu, peserta juga difasilitasi dan didampingi dalam pengolahan bahan pangan lokal. Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pre dan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 100% peserta mengalami peningkatan pengetahuan dengan skor benar >80% dan berhak memperoleh sertifikat penyuluhan keamanan pangan (PKP) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju. Diharapkan pihak pemerintah dapat memfasilitasi para pelaku usaha keluarga tersebut dalam mengembangkan usaha mereka dengan mendukung dan mendampingi mereka hingga memperoleh no. PIRT pada usaha mereka

    Terapi Nutrisi Pada Pasien Cardiac Cachexia Et Causa Chronic Heart Failure Nyha III Dengan Penyulit Edema Paru Kardiogenik Akut

    Full text link
    Pendahuluan Cardiac cachexia (CC) adalah penurunan berat badan dengan/ tanpa muscle wasting pada pasien gagal jantung. Terapi nutrisi merupakan salah satu upaya untuk mencegah perburukan klinis CC. Laporan Kasus Ny.R, 54 tahun dikonsultasikan dengan diagnosa edema paru kardiogenik akut dan congestive heart failure NYHA III. Keluhan utama berupa masukan makan berkurang sejak 1 tahun dan memberat dalam 8 hari terakhir karena sesak  napas. Ada riwayat penurunan berat badan, namun tidak diketahui besar penurunannya. Tampak lemah dan sesak napas. Antropometri: TB 154 cm, LLA 19.5 cm. Terdapat kehilangan jaringan lemak subkutan dan muscle wasting tanpa edema. Handgrip strength 5.2 kg. Food recall 24 hour 343 kkal. Status gizi buruk berdasarkan SGA. Terapi nutrisi: kalori 1600 kkal diberikan bertahap, dengan komposisi makronutrien: karbohidrat 45-50%, protein 1.5 gr/kgBBI/hari dan lemak 32-37%. Diberikan nutrient spesifik berupa EPA dan BCAA. Suplementasi mikronutrien: zink, curcuma, vitamin Bkompleks, thiamin dan ekstrak ikan gabus. Setelah Pasien dipulangkan, kami lakukan pemantauan selama 8 bulan untuk menilai asupan kalori, berat badan dan kapasitas fungsional serta kepatuhan pasien terhadap program terapi nutrisi yang diberikan. Terdapat perbaikan klinis peningkatan asupan energi, berat badan yang stabil, dan peningkatan kapasitas fungsional. Kesimpulan Terapi nutrisi yang adekuat dan pemberian nutrient spesifik dapat mencegah perburukan CC

    Terapi Gizi Pada Adenocarsinoma Esophageal Junction Post Gastrectomi Partial Dan Gastrostomi Feeding

    Full text link
    Intervensi nutrisi harus menjadi bagian penting dari pendekatan multimoda terhadap kanker kaheksia. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker adalah mempertahankan atau meningkatkan status gizi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi, meningkatkan efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi), kualitas hidup dan survival penderita. Pria usia 60 tahun dikonsulkan dengan diagnosis Gastroesophageal junction adenocarcionma (GEJAC) dan malnutrisi berat (Subjective Global Assesment Skor C). Pasien memiliki riwayat asupan yang kurang dan Perubahan konsistensi asupan selama 6 bulan dan memberat 1 bulan terakhir karena disfagia. Terapi nutrisi pre-operatif diberikan dengan target 2100 kkal secara bertahap melalui oral dan parenteral dengan protein 1,5 gram/kgBB ideal/hari. Pemberian nutrisi post-operasi dimulai bertahap melalui enteral (gastrostomi) dan parenteral dengan protein dinaikkan menjadi 1,7 gram/kgBB ideal/hari. Pada akhir masa perawatan terdapat perbaikan metabolik seperti albumin dan jumlah leukosit dari post-operasi hingga akhir masa perawatan. Penganan nutrisi perlu dilakukan pada pasien kanker yang akan menjalani operasi untuk optimalisasi kondisi pre-operasi dan memperbaiki klinis dan metabolik pasien post-operasi
    corecore