56 research outputs found
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU VOLUNTARY COUNCELLING TEST (VCT)
HIV cases from 390,000 young children less than 15 years were newly infected with HIV, 90% was a result of contracting through the mother to the baby. Distribution of HIV cases in 2011-2013 the highest in the district of North Semarang. The sub-district health centers Bandarharjo active by doing VCT, but pregnant women who do VCT only about 10% of from total pregnant women. The purpose of this study was to determine the factors that influence the behavior of pregnant women Voluntary Counseling And Test (VCT) in the sub-district health centers Bandarharjo North Semarang, Semarang. This research is an explanatory research with cross sectional method. Data collection techniques with interviews using a structured questionnaire. The population of this study were pregnant women in health centers Bandarharjo which is 45 pregnant woman. Sampling method with total sampling technique. The results showed 82.2% of pregnant women in the sub-district health centers Bandarhardjo not VCT. Variables that are not related is Pregnancy Awareness Level of HIV / AIDS and VCT (p = 0.272 0.05) and Maternal attitudes about HIV / AIDS and VCT (p = 1.000 0.05). Characteristics of pregnant women were age 80.0 % of healthy reproductive age ( 20-35 years ) , 48.9 % secondary education , occupation housewife 46.7 % , 62.2 % husbands job working as an employee. Suggestion: For health professionals, especially midwives should do counseling asks respondents to disseminate to other friends about HIV /AIDS and VCT. For the Department of Health: Designing and implementing promotional execution prevention of transmission of HIV/ AIDS from mother to child transmission (PMTCT) and VCT counseling training
STATISTICAL LITERACY OF SECONDARY SCHOOL STUDENTS IN SOLVING CONTEXTUAL PROBLEMS TAKING INTO ACCOUNT THE INITIAL STATISTICAL ABILITY
Statistical literacy is strongly needed in the 21st century in reading data information, thinking critically and making decisions. The purpose of this study is to describe the statistical literacy abilities of high school students in solving contextual problems taking into account their initial statistical abilities, with the following indicators, Tier 1 (reading & explaining data), Tier 2 (analyzing, interpreting, interpreting critically, and making conclusions), Tier 3 (presenting data and predicting something). This research is a qualitative in nature, using statistical ability test, statistical literacy test, and interview guidelines to collect data. The subjects of this study consist of three female students of grade XII Senior High School, with high, medium and low initial statistical ability categories. The results of this study revealed that (1) The student with high initial statistical abilities can meet the indicators of Tier 1, Tier 2, Tier 3, so that she can be categorized at level 5 to 6 (critical-mathematics critical), (2) The student with medium ability can fulfil the Tier 1 indicator not fulfil the indicators in Tier 2 and Tier 3, so that it can be categorized at level 3 to 5 (Consistent noncritical-Critical), and (3) The students with low abilities can fulfill the indicators of Tier 1 not fulfil the indicators in Tier 2 and Tier 3, so that it can be categorized at level 1 to 3 (Idiosyncratic-Consistent Noncritical). Therefore, it is important for students and teachers to know statistical literacy skills in order to increase their understanding and ability to understand information in making decisions regarding daily problems
Implementasi Media Loose Parts untuk Mengembangkan Aspek Motorik Halus Anak Usia Dini
Penelitian ini membahas mengenai pembelajaran media loose parts yang perlu diimplentasikan sebagai bahan ajar yang dapat digunakan oleh anak usia dini. Media pembelajaran berbasis loose parts  dapat memudahkan anak dalam pencapaian aspek perkembangan motorik halus anak. Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi media loose parts untuk mengembangkan aspek motorik halus anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana peneliti akan secara spesifik dan alamiah menggambarkan terkait data berupa fakta-fakta secara nyata dari pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian diskriptif kualitatif yang datanya diperoleh melalui penelitian yang telah dilaksanakan di TK Hardikasiwi. Media loose parts menjadi salah satu solusi bagi pendidik untuk meningkatkan perkembangan anak melalui  keterampilan motorik halus. Media pembelajaran loose parts yang dilaksanakan di TK Hardikasiwi Sidomoro dalam proses kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan aspek perkembangan motorik halus anak sudah berkembang dengan bai
PENGARUH PERSEPSI HARGA, KERAGAMAN PRODUK, DAN SUASANA TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada konsumen Dunkin Donuts Ambarukmo Plaza Yogyakarta)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh persepsi harga
terhadap keputusan pembelian konsumen Dunkin Donuts Ambarukmo Plaza
Yogyakarta, (2) pengaruh keragaman produk terhadap keputusan pembelian
konsumen Dunkin Donuts Ambarukmo Plaza Yogyakarta, (3) pengaruh suasana
toko terhadap keputusan pembelian konsumen Dunkin Donuts Ambarukmo Plaza
Yogyakarta, dan (4) pengaruh persespsi harga, keragaman produk, suasana toko
secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Dunkin
Donuts Ambarukmo Plaza Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei. Populasi pada penelitian ini
adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian produk di Dunkin Donuts
Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 180 orang. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis
adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persepsi harga berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian konsumen Dunkin Donuts Ambarukmo
Plaza Yogyakarta, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 7,867 dengan nilai
signifikansi 0,000<0,05, dan koefisien regresi sebesar 0,715; (2) keragaman
produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen Dunkin
Donuts Ambarukmo Plaza Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar
3,550 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 dan koefisien regresi sebesar 0,402;
(3) suasana toko berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen
Dunkin Donuts Ambarukmo Plaza Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai t hitung
sebesar 2,999 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003<0,05; dan koefisien regresi
sebesar 0,243; dan (4) persepsi harga, keragaman produk, dan suasana toko
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen Dunkin
Donuts Ambarukmo Plaza Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar
56,290 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05
Pengaruh pemberian ekstrak daging buah Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L.) terhadap kadar Glukosa darah embrio Mencit (Mus musculus)
Kurma Ajwa merupakan buah yang kaya akan manfaat terutama bagi ibu hamil dan perkembangan embrio. Rasanya yang manis membuat ibu hamil enggan mengkonsumsinya dikarenakan khawatir akan kadar glukosa darah embrio yang dikandungnya tinggi sehingga berdampak buruk bagi perkembangan embrio. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daging buah kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) terhadap kadar glukosa darah embrio. Buah kurma ajwa diekstraksi dengan metode evaporasi. Hewan uji yang digunakan adalah 24 mencit bunting. Mencit dikelompokkan menjadi 4 kelompok masing-masing 6 ekor, yaitu kelompok P1 sebagai kontrol (aquadest), Kelompok P3 (diberi ekstrak buah kurma 3 butir/3.12 mg/KgBB), kelompok P5 (diberi ekstrak buah kurma 5 butir/5.2 mg/KgBB), kelompok P7 (diberi ekstrak buah kurma 7 butir/7.28 mg/KgBB mencit) secara oral selama 19 hari. Kadar glukosa darah embrio diukur menggunakan Accu Check Glucometer. Darah yang digunakan adalah darah yang diambil secara intracardiac. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata glukosa darah pada kelompok PK yaitu 56.67, P1 yaitu 56.67, P5 yaitu 67.17 dan P7 yaitu 52.17 dan tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok. Meskipun tidak ada perbedaan yang bermakna, namun ada peningkatan kadar glukosa darah pada kelompok P5 kemudian mengalami penurunan pada kelompok P7. Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pemberian ekstrak buah kurma ajwa terhadap kadar glukosa darah embrio mencit. Kenaikan dosis pemberian ekstrak buah kurma ajwa pada penelitian ini memberikan efek hipoglikemik namun tidak bermakna
Profil Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Berfikir
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan suatu permasalahan, dalam hal ini adalah permasalahan Matematika. Perbedaan tersebut disebabkan oleh gaya berpikir yang dimiliki oleh setiap siswa. Gaya berpikir ini berpengaruh pada cara siswa dalam memproses suatu permasalahan, mulai dari memahami, merencanakan, melaksanakan, dan memeriksa kembali. Untuk itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan gaya berpikirnya dan mengidentifikasi karakteristik langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Metode penelitian dilakukan dengan 4 pedekatan, yakni: angket, TKM, TPM, dan wawancara. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa gaya berpikir siswa dalam menyelesaikan permasalah matematika yakni: (1) tipe sekuensial konkret (SK) menuliskan informasi dari soal secara lengkap, langkah penyelesaian terurut dan memvisualisasikan; (2) tipe sekuensial Abstrak (SA) menuliskan informasi dari soal secara lengkap, terurut dan tidak mevisualisasikan; (3) tipe acak konkret (AK) tidak menuliskan informasi dari soal, langkah penyelesaian kurang runtut, acak, dan memvisualisasikan; (4) tipe acak konkret (AA) menuliskan informasi dari soal secara acak, langkah penyelesaian kurang runtut, dan tidak memvisualisasikan. Setelah dikelompokan, didapatkan bahwa tipe SK dan AA 27,5%, tipe SA 20 %, tipe AK 25%.
Kata Kunci: Siswa SMA, gaya berpikir, permasalahan matematika
KEMBANGKAN PEMBIBITAN TANAMAN SAYUR GUNA MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DI BIDANG KETAHANAN PANGAN
Pembibitan merupakan suatu proses penanaman benih, dimulai dari pembentukan benih, menghasilkan tanaman muda, munculnya tunas akar dan sebagian daun kecil yang berkembang menjadi tunas, yang memerlukan waktu beberapa hari sebelum akhirnya penanaman dapat berbuah. pertumbuhan tanaman sampai dewasa dan berbuah. Dalam hal ini sangat penting untuk memikirkan persemaian, karena persemaian merupakan salah satu tempat berkembang biaknya tanaman. Tujuan dari pembibitan ini adalah untuk menghasilkanbenih berkualitas tinggi, yang diharapkan tersedia setelah lahan siap ditanami. Program pembibitan ini sangat baik karena pembibitan ini merupakan penggerak keamanan pangan dengan fokus pada program pembibitan sayuran dan penambahan jenis benih yang berbeda-beda. Tentu saja program ini akan dilanjutkan di masa depan. Dalam praktiknya, mahasiswa memperkenalkan inovasi baru pada pembibitan sayuran dengan akuaponik,dimana proses produksinya menggunakan botol bekas
Manajemen dakwah di Masjid Nurus Sunnah Kota Semarang
Penelitian ini ditulis oleh Nur Ashobah Setianingsih (1701036021) dengan judul “Manajemen Dakwah Masjid Nurus Sunnah Kota Semarang”. Skripsi, Semarang, Program Strata (SI), Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang.
Penulis melakukan penelitian di Masjid Nurus Sunnah yang berlokasi di Jalan Bulusan Utara Raya, Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50277. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kegiatan dakwah dan manajemen kegiatan dakwah di Masjid Nurus Sunnah Semarang.
Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data melalui tiga tahap model yaitu reduksi data, penyajian data, dan conclusion drawing.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Pertama, kegiatan dakwah yang dilaksanakan di Masjid Nurus Sunnah meliputi sholat berjamaah, kajian dakwah rutin, pelaksanaan dauroh atau tabligh akbar, mengadakan kegiatan buka puasa sunnah setiap hari senin dan kamis, pelaksanaan kegiatan sholat jumat, mengadakan acara ceramah menjelang buka puasa, kegiatan shalat tarawih, melaksanakan kegiatan sholat idul fitri dan adha, kegiatan pembagian sembako dan pembagian daging qurban. Kedua, Proses manajemen yang meliputi Perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) di masjid Nurus Sunnah sudah baik. Pertama, kegiatan perencanaan yang dilakukan di masjid Nurus Sunnah meliputi perkiraan program (perkiraan program-program tahunan yang dirumuskan adalah kajian dakwah rutin, kegiatan buka puasa sunnah dan penyelenggaraan sholat 5 waktu), menetapkan tujuan (masjid nurus sunnah memiliki tujuan untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan seseorang serta meningkatkan pengetahuan ajaran agama Islam, menanamkan makna dan konsep amal shaleh, amal shaleh mencakup berupa kebutuhan niat dalam hati, prosedur kerja yang professional, tujuan yang jelas dan terarah serta mempunyai nilai guna), penentuan program (masjid nurus sunnah mempunyai beberapa program, di antaranya adalah azan sebelum shalat lima waktu, shalat lima waktu berjamaah, membuat jadwal-jadwal kegiatan, mengadakan kegiatan kajian rutin, mengadakan kegiatan buka puasa sunnah, pelaksanaan kegiatan shalat Jum’at, membuat brosur kegiatan kajian tiap bulan, perawatan sarana prasana masjid, mengadakan acara ceramah menjelang buka puasa, kegiatan shalat tarawih, kegiatan penerimaan zakat, infak dan sedekah, melaksanakan kegiatan shalat idul fitri dan adha, pembagian sembako, pembagian daging qurban, pergantian masa pengurusan masjid nurus sunnah) dan penentuan jadwal kegiatan (penentuan jadwal disesuaikan dengan program yang akan dilaksanakan dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang). Kedua, pengorganisasian yang dilaksanakan dalam kegiatan dakwah masjid Nurus Sunnah meliputi dengan membentuk job description (adapun job description yang dibentuk di masjid nurus sunnah ini terdiri dari penanggung jawab, pengawas, ketua umum, sekretaris, bendahara, divisi ibadah, divisi kajian, divisi pembinaan umat, divisi perpustakaan, divisi data dan informasi, divisi kaderisasi, dan divisi sarpras). Ketiga, penggerakan yang dilaksanakan dalam kegiatan dakwah di masjid Nurus Sunnah meliputi pemberian motivasi (dalam memberikan motivasi kepada pengurus, ketua masjid Nurus Sunnah melakukan dengan cara mengikut sertakan pengurus dalam mengambil keputusan agar mereka merasa dihargai, pemberian informasi tentang tugas yang akan dilaksanakan, penempatan yang tepat dan memberikan sesuatu yang menyenangkan), bimbingan (bimbingan yang diberikan dengan jalan perintah atau usaha-usaha lain yang bersifat mempengaruhi dan menerapkan arah tindakan pegawai atau pengurus), komunikasi (komunikasi yang diterapkan menggunakan komunikasi langsung dengan cara rapat pengurus masjid dan komunikasi tidak langsung dengan cara melalui grup Whatshapp dan Telegram), penjalinan hubungan (masjid nurus sunnah mensiasatinya dengan sering mengadakan musyawarah antara pengurus dan staf pengelola tentang kegiatan yang akan dilakukan agar tercipta kerja sama yang baik di kedua belah pihak). Keempat, pengawasan atau evaluasi yang di laksanakan di masjid Nurus Sunnah meliputi pengawasan langsung (pemeriksaan dan pengawasan yang langsung dilakukan oleh ketua atau pimpinan masjid terhadap anggota, jika terjadi penyimpangan- penyimpangan yang tidak sesuai dengan rencana atau tujuan awal) dan pengawasan tidak langsung (melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan dengan melihat laporan-laporan dari pihak yang mengawasi kerja anggota)
Analisis implementasi strategi anti-fraud pada PT. Bank Syariah Indonesia KCP Semarang MT Haryono
Fraud adalah orang-orang dari dalam atau luar organisasi melakukan tindakan ilegal yang dilakukan dengan sengaja (seperti memanipulasi atau memberikan informasi palsu kepada pihak ketiga) untuk menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya, yang dapat merugikan pihak ketiga secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan Report The Nation 2019 ACFE Indonesia fraud dalam industri keuangan dan perbankan sebanyak 41.4% dan tercata sebagai industry tertinggi dari industry lainnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.
Hasil dari penelitian ini adalah Bank Syariah Indonesia KCP Semarang MT Haryono telah melaksanakan strategi anti fraud sesuai dengan “Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 39/POJK.03/2019 tanggal 1 Januari 2020, tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum.” Adapun Strategi yang diimplementasikan oleh BSI KCP Semarang MT Haryono yaitu sosialisasi ke cabang-cabang, melakukan Fraud Risk Assessment , serta implementasi Whistleblowing System. Upaya dalam mengembangkan kompetensi SDM di BSI KCP Semarang MT Haryono, surpa pemberikan latihan, tugas, serta pengawasan terhadap pencarian SDM dalam meningkatkan kinerja untuk menghidari “occupational fraud”. Kendala yang dihadapi BSI KCP Semarang MT Haryono dalam meminimalisir terjadinya fraud yaitu SDM yang terbatas, pelatihan tidak menyeluruh, bahkan SDM ada yang tidak mendapatkan pelatihan mendasar serta tidak punya “struktur fraud khusus”. Adapun peningkatan yang harus dilakukan dalam meminimalisir Fraud di BSI KCP Semarang MT Haryono adalah Merekrut SDM Anti Fraud, megefektifkan pelatihan secara keseluruhan, dan membuat struktur organisasi Unit Anti Fraud BSI KCP Semarang MT Haryono.
ABSTRACT:
Fraud is people from inside or outside the organization who take illegal actions that are done intentionally (such as manipulating or providing false information to third parties) to benefit themselves or their group, which can harm third parties directly or indirectly. Based on The Nation's 2019 ACFE Indonesia Report, fraud in the financial and banking industry was 41.4% and was recorded as the highest in the industry compared to other industries. This research is a type of qualitative research using the case study method.
The results of this study are that Bank Syariah Indonesia KCP Semarang MT Haryono has implemented an anti-fraud strategy in accordance with Financial Services Authority Regulation No. 39/POJK.03/2019 dated 1 January 2020, concerning Implementation of Anti-Fraud Strategy for Commercial Banks. The strategy implemented by BSI KCP Semarang MT Haryono is socialization to branches, conducting a Fraud Risk Assessment, and implementing a Whistleblowing System. Efforts to develop HR competencies at BSI KCP Semarang MT Haryono, in the form of training, assignments, supervision and HR recruitment processes regarding performance improvement carried out in detecting and preventing occupational fraud. The obstacles faced by BSI KCP Semarang MT Haryono in minimizing the occurrence of fraud are limited human resources, uneven training, after basic training there are several human resources who have not received training for a long time and do not have a special fraud structure. The improvements that must be made in minimizing fraud at BSI KCP Semarang MT Haryono are Recruiting Anti-Fraud HR, making training effective as a whole, and creating an organizational structure for the BSI KCP Semarang MT Haryono Anti-Fraud Unit
- …