16 research outputs found

    ANALISIS DIMENSI BUDAYA NASIONAL HOFSTEDE PADA PT PKG LAUTAN INDONESIA

    Get PDF
    Budaya organisasi merupakan salah satu hal yang sangat berperan terhadap keberhasilan perusahaan. Dampak dari budaya organisasi yang kuat adalah meningkatnya kinerja perusahaan. Melihat efek baik yang diberikan oleh budaya organisasi maka hal ini perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pimpinan dan karyawan pada dimensi budaya nasional Hofstede perusahaan ini. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kekuatan budaya organisasi perusahaan. Penelitian ini bersifat kualitatif dan subjek penelitian adalah PT PKG Lautan Indonesia. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam kepada tiga informan. Informan terdiri dari satu pimpinan dan dua karyawan perusahaan. Masing-masing informan menjabat sebagai General Manager, supervisor, dan Support Staff. Selain itu, terdapat data sekunder yang bersumber dari buku, artikel jurnal, penelitian terdahulu, dan data perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan memiliki tingkat jarak kekuasaan yang rendah, memiliki budaya kolektivisme yang tinggi, memiliki budaya yang feminin, tingkat penghindaran ketidakpastian yang sedang cenderung rendah, memiliki orientasi waktu jangka pendek, dan memiliki budaya indulgence. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa perusahaan memiliki budaya organisasi yang cukup kuat. Hasil ini diketahui berdasarkan persepsi pimpinan dan karyawan

    Pemanfaatan Kulit Buah Kapas Sebagai Pengenyal Alami Makanan

    Get PDF
    Tujuan kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan keberadaan sampah organik, yaitu kulit buah kapas sebagai pengenyal makanan. Pengenyal makanan yang ada saat ini, umumnya adalah buatan (kimiawi), sedangkan pengenyal alami lainnya relatif mahal. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa kegiatan pelatihan kepada peserta. Melalui peluang yang terlihat ada di sekitar lingkungan, diharapkan peserta dapat meneliti dan memanfaatkan sampah organik untuk dibuat usaha khususnya produk makanan bakso dengan pengenyal makanan alami. Berdasarkan hasil uji kualitatif meliputi bentuk bakso, warna dan rasa, tidak tampak perbedaan dengan bakso yang menggunakan pengenyal makanan buatan. Respon partisipan terhadap kegiatan ini positif karena terlibat langsung dalam pembuatan bakso dan merasakan sendiri hasil dan kualitasnya. Hasil dari kegiatan ini pertisipan memperoleh manfaat dan keterampilan melihat peluang usaha dengan memanfaatkan bahan di sekitar, pengetahuan tentang kewirausahaan dan pengetahuan dasar tentang hitungan bisnis (keuangan) ketika memulai usaha awal, dan pengalaman dalam pembuatan bakso dengan pengenyal alami kulit buah kapas. Kata kunci— kulit buah kapas, pengenyal makanan, pelatihan, sampah organik Abstract The purpose of this activity is to take advantage of the presence of organic waste, namely cotton rind as a food thickener. Most of the existing food stretchers are artificial (chemical), while other natural stretchers are relatively expensive. This community service activity is in the form of training activities for participants. Through the opportunities that are seen around the environment, it is hoped that the participants will be able to research and use organic waste to create businesses, especially meatball food products with natural food as thickener. Based on the qualitative test results including the shape of the meatballs, color and taste, there was no difference with the meatball using artificial food thickener. The response of the participants to this activity was positive because they were directly involved in making meatballs and experienced the results and quality for themselves. As a result of this activity, participants gained benefits and skills in seeing business opportunities by utilizing local materials, knowledge of entrepreneurship and basic knowledge of business (finance) when starting an initial business, and experience in making meatballs with natural cotton rind as thickener. Keywords— boo, food plumpers, organic waste, trainin

    Identifikasi Urban Compactness Di Kota Malang

    Get PDF
    Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur merupakan pusat kegiatan ekonomi dan pusat pendidikan. Pertumbuhan penduduk kota malang diakibatkan oleh urbanisasi penduduk dari Kabupaten Malang dan ditambah dengan jumlah pelajar yang datang di Kota Malang. Fenomena ini memberikan keuntungan secara ekonomi namun kerugian yang ditimbulkan dari fenomena ini yaitu bertambahnya kebutuhan ruang untuk bertempat tinggal dan beraktivitas, sehingga Kota Malang tumbuh melebar mencakup seluruh area perkotaan (fenomena urban sprawl). Konsep perkotaan yang dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Kota Malang yaitu dengan menerapkan konsep compact city, proses pertama dalam penerapan konsep yaitu mengukur urban compactness. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik urban compactness berdasarkan kondisi struktur ruang dan pola ruang dengan metode statistik dan komparatif deskriptif, selanjutnya menilai urban compactness yang terbentuk menggunakan metode skoring, dan yang terakhir menentukan nilai urban compactness berdasarkan nilai raltif dan kebutuhan pengembangan, untuk kesesuaian penerapan konsep compact city menggunakan metode skoring dan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan karakteristik urban compactness di Kota Malang memiliki perbedaan karakteristik, sehingga nilai urban compactness di Kota Malang masuk dalam kategori rendah, analisis penilaian urban compactness berdasarkan nilai relative dilakukan untuk mencari kawasan yang siap untuk pengembangan kekompakan agar dapat sesuai untuk penerapan konsep compact city. Nilai urban compactness kekompakan terdiri dari nilai I berjumlah 12 kelurahan, nilai II berjumlah 34 kelurahan, dan nilai III berjumlah 11 kelurahan. Kebutuhan pengembangan yang diprioritaskan adalah pada nilai I dengan pengembangan struktur ruang dan pola ruan

    Introducing the Unique Cultures from Gubugklakah and Tengger to International Citizens

    Get PDF
    Although thousands of tribes, with their unique characters, are scattered throughout the earth of Indonesia, the country remains intact into a single unitary state. This country's wealth is important to be introduced not only to Indonesian people, but also to international citizens. In this community service, we had the opportunity to bring University of Malaya international students to learn about one of the cultures and lives of the people of Gubugklakah and Tengger villages. This activity was done for two days and before the Covid-19 pandemic. They were even invited to live with residents to truly feel how to live in a traditional environment. The international students learned about language, ethnic, religion, way of life and the natural conservation in Indonesia. This is an important and unforgettable experience for anyone who has never touched the beauty of life in a village where the houses are not restricted by locked fences

    Plant Species From Coal Mine Overburden Dumping Site in Satui, South Kalimantan, Indonesia

    Full text link
    Coal mine overburden (OB) materials were nutrient-poor, loosely adhered particles of shale, stones, boulders, and cobbles, also contained elevated concentration of trace metals. This condition cause OB substrate did not support plants growth. However, there were certain species that able to grow on overburden dumping site. This investigation sought to identify plants species that presence on coal mine overburden. The research was conducted on opencast coal mine OB dumping site in Satui, South Kalimantan. Vegetation sampling was carried out on six different ages of coal mine OB dumps (7, 10, 11, 42, 59 and 64 month) using line transect. Species identification used information from local people, AMDAL report of PT Arutmin Indonesia-Satui mine project, and website. There were 123 plant species, consisted of 79 herbs (Cyperaceae, Poaceae and Asteraceae), 10 lianes, bryophyte, 9 ferns, 10 shrubs, and 14 trees. A number of Poaceae, i.e., Paspalumconjugatum, Paspalumdilatatum, and Echinochloacolona generally present among the stones, boulders, and cobbles. While Cyperaceae such as Fimbristylis miliaceae, Cyperus javanicus, Rhyncospora corymbosa and Scleria sumatrensis most often foundinand around thebasin/pond with its smooth and humid substrate characteristics. Certain species of shrubs and trees present on the 7 month OB dumping site. They wereChromolaena odorata, Clibadium Surinamense, Melastoma malabathricum, Trema micrantha, and Solanum torvum (Shrubs), Ochroma pyramidale and Homalanthus populifolius (trees). This plant species could be used for accelerating primary succession purpose on coal mine overburden dumping site. Nevertheless, species selection was needed to avoid planting invasive species

    ANALISIS PERKEMBANGAN NILAI PANCASILA ANAK DI TK NEGERI 1 PEMBINA MEDAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan anak mengenal dan mencocokkan symbol, bunyi, dan sikap yang mencerminkan nilai Pancasila. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu jenis penelitian yang menitikberatkan terhadap pengukuran dan penjabaran hubungan sebab akibat dengan bermacam– macam variabel. Subjek penelitiannya adalah anak usia 5 – 6 tahun sebanyak 13 murid di kelas B TK Negeri 1 Pembina Medan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam mengenalkan nilai–nilai Pancasila untuk anak tidak hanya menjadi tanggung jawab dan tugas guru, melainkan tanggung jawab serta tugas orangtua dirumah, dan dari hasil observasi peneliti menggunakan instrument checklist dapat disimpulkan capaian perkembangan nilai Pancasila kelas B TK Negeri 1 Pembina Medan sudah berkembang sesuai Harapan

    PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK MENUJU KAMPUNG SEHAT DI RW 15 KELURAHAN MADYOPURO KOTA MALANG

    Get PDF
    Kelurahan Madyopuro merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang letaknya sangat strategis dengan sumber potensi yang dimiliki yaitu: Central Business (Pusat Perdagangan), sebagai kota mahasiswa, produksi dari hasil kreatifitas home industri berupa kue basah dan makanan ringan lainnya dan usia produktif mendominasi populasi, ketersediaan tenaga kerja yang besar. Salah satu wilayah yang berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat adalah wilayah Rukun Warga (RW) 15. Berdasarkan observasi dan analisis situasi dapat disampaikan bahwa rata-rata per KK di RW 15 di Kelurahan Madyopuro ini setiap hari menghasilkan tidak kurang dari 1kg sampah organik dan lebih dari 1kg sampah anorganik. Dengan demikian, dari RW 15 ini per hari tidak kurang dari 125kg sampah organik dan 185kg sampah anorganik per hari. Dengan demikian perlu ada usaha untuk mengelola sampah ini agar lebih berguna terutama untuk menjadikan kampong sehat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kehadiran yang tinggi dari peserta selama kegiatan berlangsung dan tingkat pemahaman yang tinggi pula selama proses pelatihan dan pendampingan mengacu pada survey yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung. Saran untuk lanjutan kegiatan pelatihan PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK MENUJU KAMPUNG SEHAT Di RW 15 KELURAHAN MADYOPURO KOTA MALANG sebagai upaya untuk menuju kampung sehat adalah penambahan jumlah komposter di setiap RT (minimal setiap RT ada 10 – 15 komposter sehingga mampu mengolah kompos secara menyeluruh produk rumah tangga (per RT rata-rata memiliki jumlah KK 20 hingga 30 KK), pendampingan composting hingga produktif bahkan sampai strategi pengemasan dan pemasaran dan inisiasi Bank Sampah sebagai dampak dari pemilahan limbah domestic yang sudah diolah dengan composting in
    corecore