18 research outputs found

    EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

    Get PDF
    The objectives of the research are to investigate: (1) Whether the students taught with cooperative learning model STAD type has a better mathematics achievement than students taught with cooperative learning model Jigsaw type and conventional learning model and whether students taught with cooperative learning model Jigsaw type has the mathematics achievement better than students taught with conventional learning model on the subject of Two Variables System of Linear Equations, (2) Among the cooperative learning models STAD type, Jigsaw type and convensional learning model which produces better learning achievement when viewed from the students learning motivation, that is, low, medium and high. The research used a quasi-experimental research method. Its population was all of the students in Grade VIII of The State Junior High School in Surakarta city in the academic year of 2010/2011. The samples of the research were 283 students and were taken by stratified cluster random sampling technique. The data of the research were gathered through documentation, questionnaire, and test. The data of the research were analyzed by using a two-way analysis of variance with unequal cells, the pre-requisite of the analyzed using Lilieforss test for normality test, the homogeneity test used Bartletts test, at the significance level of (?) = 5%. The conclusion of this study are: (1) Students taught by STAD learning model has a better mathematics achievement than students taught by Jigsaw and the conventional learning model and students taught by Jigsaw learning model has the same mathematics achievement than students taught by the conventional learning model on the subject of Two Variables System of Linear Equations, (2) In each category of learning motivations, that is, high, low and medium, students taught by cooperative learning model STAD type has a better mathematics achievement than students taught by cooperative learning model Jigsaw type and the conventional learning model and students taught by cooperative learning model Jigsaw type has the same mathematics achievement than students taught by the conventional learning model. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki: (1) Apakah para siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki prestasi matematika lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw kooperatif dan model pembelajaran konvensional dan apakah siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pencapaian matematika lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada subjek Dua Variabel Sistem Persamaan Linear, (2) Di antara model pembelajaran kooperatif jenis STAD, jenis Jigsaw dan model pembelajaran konvensional yang menghasilkan prestasi yang lebih baik belajar bila dilihat dari motivasi belajar siswa, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi-eksperimental. Populasi adalah semua siswa kelas VIII dari Sekolah SMP Negeri di Kota Surakarta pada tahun akademik 2010/2011. Sampel penelitian ini adalah 283 siswa dan diambil dengan teknik cluster sampling stratified random. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi, angket, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis dua arah berbeda dengan sel tak sama, pra-syarat yang dianalisis menggunakan uji Liliefors untuk uji normalitas, uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, pada tingkat signifikansi (?) = 5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Siswa diajarkan dengan model pembelajaran STAD memiliki prestasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang diajarkan oleh Jigsaw dan model pembelajaran konvensional dan siswa diajarkan dengan model Jigsaw pencapaian matematika yang sama dari siswa diajarkan dengan pembelajaran konvensional model pada subjek Dua Variabel Sistem Persamaan Linear, (2) Dalam setiap kategori motivasi belajar, yaitu, tinggi, rendah dan menengah, siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki prestasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan model pembelajaran konvensional, dan siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki prestasi matematika yang sama dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. &nbsp

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Jumlah Mahasiswa Program Akta Mengajat UT

    Get PDF
    Kebutuhan akan tenaga guru di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun nonformal di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan perlunya pendidikan untuk pembangunan warga Negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga guru yang berlatar belakang pendidikan bidang studi non kependidikan, FKIP UT membuka Program Akta Mengajar. Tiga faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan program Akta Mengajar FKIP-UT selama periode 2001-2005, yaitu kesempatan, kemampuan, dan dukungan. Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan angka partisipasi mahasiswa Program Akta Mengajar FKIP-UT. Analisis data berupa penyajian data angka partisipasi mahasiswa. Penelitian dilakukan di Gedung FKIP Universitas Terbuka Dari basil analisis data diketahui bahwa angka partisipasi mahasiswa baru dan mahasiswa registrasi kecenderungannya bersifat fluktuatif dari tahun ke tahun, sedangkan mahasiswa aktif mengalami peningkata

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI, BERPIKIR KREATIF DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBASIS HYPNOTEACHING PADA MAHASISWA S1 PGSD UNIVERSITAS TEBUKA

    Get PDF
    Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pemahaman komunikasi, berpikir kreatif dan habits of mind matematis mahasiswa yang merupakan hasil dari proses pembelajaran yang berpusat pada dosen/tutor. Perubahan proses pembelajaran dari paradigma mengajar (berpusat pada dosen/tutor) menjadi paradigma belajar (berpusat pada mahasiswa) harus dilakukan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa adalah Pendekatan Quantum Teaching berbasis Hypnoteaching (PQTH). Penelitian kuasi eksperimen dengan disain pretes-postes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi, berpikir kreatif dan habits of mind matematis. Subyek populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi S1 PGSD semester 7. Secara acak, terpilih tiga kelas sebagai subyek penelitian. Terdapat dua kelas eksprimen, kelas eksperimen pertama diberi perlakuan Pendekatan Quantum Teaching berbasis Hypnoteaching (PQTH), dan kelas eksperimen kedua diberi perlakuan Pendekatan Quantum Teaching kemudian kelas kontrol diberi perlakuan Pendekatan Biasa (PB). Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan pemahaman, komunikasi, berpikir kreatif dan angket habits of mind matematis dengan skala Likert. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,906, 0,838 dan 0,829 berturut-turut untuk kemampuan pemahaman matematis, kemampuan komunikasi matematis, dan berpikir kreatif matematis. Analisis data dilakukan dengan Anava satu jalur dan Anava dua jalur. Hasil utama dari penelitian ini adalah secara keseluruhan mahasiswa yang pembelajarannya dengan PQTH secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, berpikir kreatif dan habits of mind matematis dibandingkan mahasiswa yang pembelajarannya dengan PQT dan PB, kemudian secara keseluruhan mahasiswa yang pembelajarannya dengan PQT secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, berpikir kreatif dan habits of mind matematis dibandingkan mahasiswa yang pembelajarannya dengan PB. Berdasarkan tingkat kemampuan awal matematis mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah), mahasiswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dengan faktor kemampuan awal matematis mahasiswa terhadap peningkatan kemampuan-kemampuan tersebut. Berdasarkan respon yang ditunjukkan melalui tes yang diberikan, mahasiswa yang diajar melalui PQTH menunjukkan aktivitas, dan kinerja yang lebih baik dibanding mahasiswa yang diajar melalui PQTH dan PB dan melalui respon yang ditunjukkan melalui tes yang diberikan, mahasiswa yang diajar melalui PQT menunjukkan aktivitas, dan kinerja yang lebih baik dibanding mahasiswa yang diajar melalui PB. Kata kunci: pemahaman matematis, komunikasi matematis, berpikir kreatif matematis, habits of mind matematis, Quantum Teaching berbasis Hypnoteaching, mahasiswa S1 PGS

    Strategi Pembelajaran Matematika di Era Digital pada Siswa SD Kelas Bawah

    Get PDF
    Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin pesat. Tak hanya orang dewasa, anak-anakpun kini mampu mengoperasikan teknologi. Maraknya game-game saat ini yang tengah menjamur di masyarakat baik online ataupun tidak, seharusnya bisa menginspirasi para pendidik untuk dapat merancang ataupun menyediakan pembelajaran yang menarik sehingga dapat diminati oleh siswa. Tak kalah pentingnya yaitu keteladanan dan pembimbingan agama yang baik dari pendidik agar siswa dapat memanfaatkan ilmunya dengan sebaik-baiknya dan juga untuk membentengi diri dari hal-hal yang dapat berdampak buruk bagi masa depannya

    PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM-BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) SERTA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS IV KECAMATAN JATIASIH KOTA BEKASI

    Get PDF
    This research aims to determine the effect of learning using problem-based learning models, discovery learning models and student motivation on mathematics learning outcomes among students. This research uses quantitative research methods with a 2x2 factorial design. The research sample consisted of group IV grade IV elementary school students in Jatiasih sub-district, Bekasi City. The results of the research show that there is an influence on students' mathematics learning outcomes between those who use the problem-based learning model. There is an influence of the discovery learning model on student learning outcomes. There is an influence of motivation on student learning outcomes, and there is a joint influence between the PBL learning model, Discovery Learning and student motivation on student learning outcomes. The learning outcomes of students who use the problem-based learning model and have high motivation have higher scores than the learning outcomes of students who use the discovery learning model with students who have high motivation. The learning outcomes of students who use the problem-based learning model and have low motivation have higher scores than the learning outcomes of students who use the discovery learning model with students who have low motivation. Based on the results of data analysis, it can be concluded that there is a different influence between the learning process using PBL and the discovery learning model on student learning outcomes in terms of student learning motivation, where the learning process using the PBL model is higher than the learning process using the discovery learning model. The implication of this research is that teachers must be able to choose strategies, approaches, and even media that are adapted to the needs of students and the school environment

    PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM-BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) SERTA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS IV KECAMATAN JATIASIH KOTA BEKASI

    Get PDF
    This research aims to determine the effect of learning using problem-based learning models, discovery learning models and student motivation on mathematics learning outcomes among students. This research uses quantitative research methods with a 2x2 factorial design. The research sample consisted of group IV grade IV elementary school students in Jatiasih sub-district, Bekasi City. The results of the research show that there is an influence on students' mathematics learning outcomes between those who use the problem-based learning model. There is an influence of the discovery learning model on student learning outcomes. There is an influence of motivation on student learning outcomes, and there is a joint influence between the PBL learning model, Discovery Learning and student motivation on student learning outcomes. The learning outcomes of students who use the problem-based learning model and have high motivation have higher scores than the learning outcomes of students who use the discovery learning model with students who have high motivation. The learning outcomes of students who use the problem-based learning model and have low motivation have higher scores than the learning outcomes of students who use the discovery learning model with students who have low motivation. Based on the results of data analysis, it can be concluded that there is a different influence between the learning process using PBL and the discovery learning model on student learning outcomes in terms of student learning motivation, where the learning process using the PBL model is higher than the learning process using the discovery learning model. The implication of this research is that teachers must be able to choose strategies, approaches, and even media that are adapted to the needs of students and the school environment

    SEBUAH MODEL MASALAH MUATAN KONTAINER

    Get PDF
    TIDAK JELA

    Upaya Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa melalui Pembimbingan dalam kegiatan Tutorial Online Mata Kuliah Metode dan Model Matematika

    Get PDF
    Mata kuliah metode dan model matematika merupakan mata kuliah kompetensi pendukung yang wajib ditempuh mahasiswa pada semester 8. Jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai D dan E pada mata kuliah ini cukup tinggi. Pada empat masa uji yaitu mulai dari 2011.1 – 2012.2, mahasiswa yang mendapatkan nilai D dan E yaitu lebih dari 75%. Sehingga perlu suatu upaya yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah metode dan model matematika ini. Pada penelitian ini upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman mata kuliah metode dan model matematika yaitu suatu kegiatan pembimbingan pada kegiatan tutorial online. Jadi latihan soal diberikan di bagian akhir dari inisiasi tiap minggunya dan mahasiswa harus mengumpulkan jawaban latihan pada minggu berikutnya. Soal-soal dibahas pada forum diskusi. Pada kegiatan tutorial online mahasiswa akan dikirimkan sapaan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial online ini. Diharapkan hasil dari pembimbingan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah metode dan model matematika dan adanya pemberian latihan soal di akhir setiap inisiasi dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah metode dan model matematika

    Upaya Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa melalui Kegiatan Tutorial Online Berbasis Soal pada Mata Kuliah Persamaan Diferensial

    Get PDF
    Dalam penelitian ini, peneliti ingin memberi penekanan lebih kepada pemberian soal yang terus menerus dan dibarengi dengan langkah penyelesaian yang rinci. Selain itu, forum diskusi yang merupakan wadah untuk mendiskusikan soal ataupun langkah-langkah penyelesaian soal dirasa mahasiswa masih belum jelas. Panduan penyelesaian soal dibuat sedetail mungkin langkah-langkahnya. Apabila soal beserta langkah-langkah penyelesaian soal dapat dipahami oleh mahasiswa, diharapkan mahasiswa akan tertarik untuk mempelajari materi – materi persamaan diferensial selanjutnya. Hasil penelitian ini yaitu mahasiswa belum memanfaatkan kegiatan tutorial online secara maksimal, karena hanya 41,56% mahasiswa yang membaca inisiasi dan hanya 6,9% yang berpartisipasi dalam forum diskusi. Penambahan soal pada kegiatan tutorial online, menambah kemampuan mahasiswa dalam memahami materi dan langkah-langkah penyelesaian yang dibuat rinci, memudahkan mahasiswa dalam memahami cara menyelesaikan soal. Perlu pengawasan yang kontinyu terhadap mahasiswa, artinya pemberian motivasi maupun pengingatan untuk terus berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial online dan dalam pemberian soal, sebaiknya diberikan berurutan dari yang tingkat kesulitan rendah ke tingkat kesulitan tinggi, agar mahasiswa tetap termotivasi untuk belajar
    corecore