6 research outputs found

    PERANAN MAJELIS TAKLIM ÁQO’IDUL KHOMSIN PEKALONGAN TERHADAP FENOMENA TAKFIRISME

    Get PDF
    This article aims to describe, and analyze the role of the majelis taklim ‘Aqo’idul Khomsin on the phenomenon of takfirism. This phenomenon is related to the number of preachers who teach the congregation of religious understanding literally and rigidly. The religious understading like this is the source of intolerance and radical such as being easy to disbelieve people who disagree with them. It is contrary with the Islamic teaching where the right to give the labeling to someone as a kafir is the God. This research used the qualitative research method with the obsevation and interview as the data collection techniques.  The results of the research indicated that the majlis taklim ‘Aqo’idul Khomsin has played an important role in responding the phenomenon of takfirism by giving a true understanding of tauhid which can be understood by giving the rational arguments in “tauhid”  to the congregation.Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peranan majelis taklim ‘Aqo’idul Khomsin  terhadap fenomena takfirisme. Fenomena ini terkait dengan banyaknya penceramah yang mengajarkan jama’ahnya dengan pemahaman agama yang literal dan kaku. Pemahaman agama seperti ini merupakan sumber intoleran dan radikal seperti mudah mengkafirkan seseorang yang tidak sepaham dengan mereka. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam di mana hak memberikan label pada seseorang sebagai kafir adalah Allah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa majelis taklim ‘Aqo’idul Khosim telah berperan penting dalam merespon fenomena takfirisme dengan memberikan pemahaman yang benar dalam bertauhid yang bisa dipahami dari pemberian argumen-argumen yang rasional dalam bertauhid terhadap jemaah

    Internalisasi Tasawuf Al-Ghazali pada Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    This paper aims to describe, explain, and analyze by conducting an in-depth exploration of various literature that is in line with current topics, including those related to the covid-19 outbreak. Departing from the moral problems of humanity that are created from human responses to the current adult co-19 outbreak, thus forming panic and fear. The humanitarian crisis has become a fact that really happens in the field, many poor people who are starving, criminality, and of course related co-19 namely the rejection of the body is also related to the critical reasoning of a human and servant's religiosity. This research is a qualitative literature study, with a descriptive-analysis approach, which is an approach used to describe the data obtained and then analyzed and presented in the form of a description. In addition, the approach in this study uses the concept of the ‘ma'rifat’ and Sufism Al-Ghazali. The main sources of data in this study are covid-19 news and Al-Ghazali's work, for secondary sources in this study refer to articles, data, journals, and books that examine the concept of the ‘ma'rifat’ and the teachings of Sufism Al-Ghazali. The results of this study show that as a human being who is in this global pandemic, he should repent and forsake all sinful deeds. The existence of the coronavirus teaches humans to rethink worldly matters. For this reason, it is fitting for humans to know their God so that they can always be in a state of gratitude and remember their God in order to always be close and approached by their God

    Peningkatan Spiritualitas Melalui Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

    Get PDF
    Dewasa kini, dunia pendidikan telah berkembang dan maju dengan disertai masuknya hasil pemikiran dalam dunia Ilmu Pengatahuan dan Teknologi (IPTEK) yang telah mencetak beberapa alat canggih. Sehingga, memberikan dampak yang positif yakni sebagai alat yang mempermudah guru dalam menyampaikan sebuah materi dengan tidak terlalu memfokuskan pada metode tradisional. Meski demikiran, hadirnya media di dunia pendidikan hanya akan memundurkan nilai-nilai spiritual pada diri anak. Sehingga, berdampak pada hilangnya tujuan pendidikan yang membentuk manusia dengan moral agama. Artikel ini mengkaji terkait media pembelajaran interaktif dalam mata pembelajaran akidah akhlak dan implikasinya dalam peningkatan spiritualitas. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk meningkatkan spiritualitas siswa dalam pembelajaran akidah akhlak melalui media pembelajaran interaktif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pustaka, dengan pendekatan deskriptif-analisis, yakni pendekatan yang digunakan untuk mendeksripsikan data-data yang didapat kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media interaktif dalam pembelajaran akidah akhlak memberikan dampak positif terhadap peserta didik. Hal ini didasarkan pada pembelajaran yang tidak selalu menjadikan guru sebagai pusatnya, melainkan juga, menjadikan peserta didik sebagai pusat. Sehingga, mempengaruhi terbentuknya jiwa yang percaya diri. Selain itu, peningkatan spiritualitas dalam pembelajaran akidah akhlak yang disampaikan dengan media interaktif memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan pola pikir, sikap dan membentuk peserta didik yang aktif juga senang akan pembelajaran akidah akhlak

    Interaksi Sarjana Muslim dan Sarjana Barat dalam Diskursus Hadis

    Get PDF
    Hadith is everything that is based on the Prophet Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam, both in the form of words, attitudes, and other cases in which there is approval of the Prophet Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. His position became the second source of law after the Qur'an because it contained news that could be used as a guide by Muslims. The development of hadith is not like the Qur'an which is easy and smooth. This is due to the large number of Western scholars who began to weaken Islam by studying the hadith to find evidence of the authenticity of the hadith. So that the hadith experts try to put up a fight by exposing the error of the study of Western scholars related to the hadith discourse. This article aims to describe the various discourses on hadith, both from among Muslims and non-Islamic circles or Orientalists. The aim is none other than trying to find views on the traditions of Muslim scholars and among Western scholars who study the hadith. In addition, as for the specific purpose is to find the interaction that occurs from the Muslim community over their views on the Orientalis

    Peningkatan Spiritualitas Melalui Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

    No full text
    Dewasa kini, dunia pendidikan telah berkembang dan maju dengan disertai masuknya hasil pemikiran dalam dunia Ilmu Pengatahuan dan Teknologi (IPTEK) yang telah mencetak beberapa alat canggih. Sehingga, memberikan dampak yang positif yakni sebagai alat yang mempermudah guru dalam menyampaikan sebuah materi dengan tidak terlalu memfokuskan pada metode tradisional. Meski demikiran, hadirnya media di dunia pendidikan hanya akan memundurkan nilai-nilai spiritual pada diri anak. Sehingga, berdampak pada hilangnya tujuan pendidikan yang membentuk manusia dengan moral agama. Artikel ini mengkaji terkait media pembelajaran interaktif dalam mata pembelajaran akidah akhlak dan implikasinya dalam peningkatan spiritualitas. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk meningkatkan spiritualitas siswa dalam pembelajaran akidah akhlak melalui media pembelajaran interaktif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pustaka, dengan pendekatan deskriptif-analisis, yakni pendekatan yang digunakan untuk mendeksripsikan data-data yang didapat kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media interaktif dalam pembelajaran akidah akhlak memberikan dampak positif terhadap peserta didik. Hal ini didasarkan pada pembelajaran yang tidak selalu menjadikan guru sebagai pusatnya, melainkan juga, menjadikan peserta didik sebagai pusat. Sehingga, mempengaruhi terbentuknya jiwa yang percaya diri. Selain itu, peningkatan spiritualitas dalam pembelajaran akidah akhlak yang disampaikan dengan media interaktif memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan pola pikir, sikap dan membentuk peserta didik yang aktif juga senang akan pembelajaran akidah akhlak

    MEWACANAKAN TAUHID DI MAJELIS TAKLIM ‘AQA’IDUL KHAMSIN PEKALONGAN: PERSPEKTIF LIVING THEOLOGY

    Get PDF
    Kajian yang berfokus tauhid sulit ditemukan di Pekalongan. Hal ini didukung oleh anggapan yang hidup di wilayah Pekalongan bahwa mempelajari tauhid cukup dengan hafalan sifat 20. Selain itu, terdapat juga anggapan bahwa tauhid sulit, susah dan rumit untuk dipelajari. Sedangkan, tauhid merupakan pondasi keislaman yang harus dipahami dengan wajib berpikir rasional dan disertai dalil. Menilik daripada ragam masalah tersebut oleh MTAK kemudian hadir berupaya menyebarkan paham tauhid di Pekalongan dengan corak, materi dan metodenya yang khas. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan yang dilakukan di Majelis Taklim „Aqa‟idul Khamsin Pekalongan. Pendekatan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan kerangka teori living theology. Disamping itu, penelitian ini juga menggunakan metode analisis dengan pendekatan teologis filosofis yang diuraikan secara deskriptif-analisis. Hasil penelitian ini mendapati 3 temuan simpulan; Pertama, ajaran tauhid yang dihidupkan oleh MTAK di Pekalongan melalui materi dan doktrinnya memiliki keselarasan dengan ragam pustaka tauhid Islam dari klasik hingga kontemporer. Selain gagasan sifat-sifat ketuhanan, MTAK juga mengajarkan terkait etika dalam berdialog, seperti larangan mengkafirkan siapapun diluar ruang pembelajaran dan larangan untuk berdialog dengan siapapun yang tidak memahami secara benar hukum akal. Adapun sebabnya ialah, MTAK Pekalongan dalam menghidupkan tauhid diwajibkan berdasar pada tinjauan hukum akal; wajib, mustahil, dan jaiz. Kedua, metode penalaran atau eksperimen merupakan metode yang dihidupkan oleh MTAK Pekalongan dan menjadi keharusan bagi setiap santri untuk menggunakan metode ini agar menghindari taklid buta dalam bertauhid. MTAK tidak mengajarkan kepada santrinya untuk bertaklid dalam keimanan, melainkan harus menemukan sendiri bukti kebenaran atas iman yang diyakini. Dengan hal tersebut, maka, tidak ada ruang yang disediakan oleh MTAK Pekalongan untuk bertaklid dalam keimanan. Selain itu, terdapat 4 metode lain yang juga digunakan oleh MTAK Pekalongan; dar ceramah, diskusi/dialog, tanya jawab, dan terkadang juga hafalan. Ketiga, pengembangan pewacanaan tauhid oleh MTAK Pekalongan menemukan aktualisasinya dengan masyarakat di tengah polemik tauhid yang hidup di sekitarnya. MTAK mengembangkan kehidupan tauhid di Pekalongan dengan membawa misi pada berbagai bidang tujuan, diantaranya pada bidang pendidikan, sosial, kegamaan dan kemanusiaan dengan menyediakan ruang atau wadah bagi siapapun yang berminat untuk mendalami tauhid. Tidak hanya terbuka, MTAK dengan visinya menyebarkan paham aswaja dengan tinjauan hukum akal yang khas dengan metode penalarannya menemukan ruangnya di Pekalongan dengan menghidupkan tauhid di ruang masyarakat juga secara serius melakukan kaderisasi dengan tujuan untuk melanjutkan misi dan visi MTAK dengan selanjutnya terjun membuka cabang dan menyelenggarakan pembelajaran tauhid sebagaimana MTAK. Berdasarkan hal-hal tersebut, MTAK Pekalongan di tengah polemik tauhid yang langgeng hadir mengupayakan siapapun untuk ikut serta mendalami tauhid
    corecore