40 research outputs found
Pembentukan Huruf Vokal Dan Konsonan Dalam Bernyanyi
Dalam bernyanyi digunakan kata-kata yang terdiri dari 2 unsur, yaitu: unsur vokal (huruf hidup) dan unsur konsonan ( huruf mati ). Adapun proses terjadinya unsur vokal dan konsonan adalah :
1) Jika pita suara bergetar, lalu menimbulkan suara yang menyebabkan saluran vokalnya terbuka untuk udara dari luar, maka hasilnya adalah suara-suara vokal.
2) Jika saluran vokalnya tertutup atau terhalang untuk udara dari luar, maka hasilnya adalah suara-suara konsonan. Terbentuknya konsonan dengan sendirinya melibatkan unsur lidah, bibir, gigi dan langit-langit.Latihan untuk membentuk dan membunyikan huruf-huruf vokal harus dimulai sejak dini dengan menggunakan cermin sebagai alat kontrol hingga tercipta suatu kebiasaan yang mantap. Latihan dapat dimulai dengan mengucapkan huruf-huruf A, E, I, O, dan U. Posisi rongga mulut dalam pembentukan huruf hidup nampak pada gambar berikut
Implementation of Tri Hita Karana Local Knowledge in Uluwatu Temple Tourist Attraction, Bali, Indonesia
Purpose: This study aimed to analyze the implementation of Tri Hita Karana (THK) local knowledge at Uluwatu Temple Tourist Attraction in Badung Regency which is one of Bali’s popular destinations.
Theoretical framework: In this study, the theory of cultural tourism is used, especially the one relating to a local knowledge where the local knowledge is an integral part of the local cultural system. In this case, THK consists of three aspects, namely (1) the relationship between humans and God as the Creator, (2) the relationship among humans, and (3) the relationship between humans and the natural environment.
Design/Methodology/Approach: The sample population consisted of two hundred respondents, who are selected based on the predetermined criteria. The data obtained are then analyzed using multiple linear regression analysis, classical assumption test, Ttest, Ftest, and the coefficient of determination test (R2).
Findings: The results showed that humans-God (parhyangan), humans-other humans (pawongan), and humans-natural environment (palemahan) interactions had a favorable and substantial impact on the development of cultural tourism at Uluwatu Temple Tourist Attraction. The local knowledge keeps the tourism business sustainable at the tourist attraction.
Research, Practical & Social implications: This research practically becomes a model for the implementation of cultural tourism business which ideally should not leave aspects of local knowledge in the local community. All tourism stakeholders strive to unite in carrying out cultural tourism that has been aligned with the existence of local knowledge existed in the community.
Originality/value: The study uses a quantitative approach to analyze all aspects of THK which leads to findings of integrated theology-sociology-ecology that are in harmony with each other in the tourism business as a research multidisciplinary. The results of this study broadened the appeal of scientific discourse in the field of cultural tourism. The God's entity (aspect of religiosity), as shown through THK and its implementation in business activities with the holy site as capital is important to strengthen understanding of cultural tourism
Transformasi Lagu “Kacang Dari” ke Dalam Chamber Music
This article aims to reveal the transformation process of a traditional lullaby entitled Kacang Dari into chamber music so that the song can rise from the of extinction. The problems discussed in this article are focused on the rapid development of technology that has indirectly made the legacy of traditions, especially traditional songs, increasingly abandoned. One of the traditional songs that is on the verge of extinction is Kacang Dari. Kacang Dari is a traditional song originating from Pujungan Village, Pupuan, Tabanan-Bali. This song is a lullaby that is rarely sung now, even very few children in Pujungan Village know about the song Kacang Dari. In order to approach this problem, the researcher uses the theory of transformation and composition theory to represent the song into a new form, namely chamber music. In this transformation process the researcher uses the creation method which refers to the method offered by Alma Hawkins consisting of the exploration, improvisation, and formation stage. This creation concludes that a traditional song that is getting extinct and not sung by the song can be picked up and transformed into a new form so that it can maintain its existence and attract the public's interest to be able to re-enjoy the song
PENGANTAR KARYA MUSIK CHAMBER “KACANG DARI”
Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
atas segala restu, rahmat dan tuntunan-Nya, sehingga saya dapat
mengerjakan dan menyelesaikan pengantar karya dengan baik
dan tepat pada waktunya. Pengantar karya berjudul “Representasi
Cerita “Kacang Dari” Dalam Chamber Orchestra” merupakan
pertanggungjawaban karya yang berisi tentang ulasan mengenai
Karya Musik “Kacang Dari” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Tugas akhir minat Penciptaan Seni, Program Studi Seni Program
Magister Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar.
Pada kesempatan ini pencipta mengucapkan terima kasih kepada
pihak- pihak berikut :
1) Ristekbrin yang telah memberikan dana penelitian Tesis
Magister berdasarkan Surat keputusan Nomor 8/E1/KPT/ 2020
dan perjanjian kontrak Nomor 005/SP2H/ LT/DRPM/2020
mendapat Anggaran Penelitian Transformasi Lagu Pengantar
Tidur Tradisional Bali Ke Dalam Chamber Orkesrtra sebesar Rp.
37.486.000,-.
2) Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya
Sugiartha, S.SKar., M.Hum., yang telah memberikan arahan dan
fasilitas penunjang selama pencipta menempuh pendidikan
di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar sehingga
terwujud karya cipta dan Pengantar karya ini.Ketua Program Studi Seni Program Magister Pascasarjana
Institut Seni Indonesia Denpasar, Dr. I Ketut Sariada, SST., M.Si.,
atas segala motivasi, dukungan dan ilmu yang diberikan selama
menempuh perkuliahan.
4) Dr. I Ketut Sariada, SST., M.Si selaku Ketua Program Studi Seni
Program Magister, Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia
Denpasar.
5) Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si selaku Pembimbing Utama pada
tugas akhir penciptaan S2 yang telah memberikan masukan
serta semangat dalam penulisan Pengantar karya maupun
perwujudan karya. Serta Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum
selaku Pembimbing II yang telah memberikan masukan dalam
penulisan Pengantar karya maupun perwujudan karya.
6) Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha,S.SKar., M.Hum ; Dr. I Ketut Sariada,
SST., M.Si dan Dr. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si selaku penguji
yang telah memberikan masukan dalam proses penyempurnaan
Pengantar karya ini.
7) Seluruh dosen di lingkungan civitas Program Studi Seni Program
Magister, Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Denpasar
yang telah membimbing serta memberikan pengetahuan dan
membagikan pengalamannya kepada pencipta selama masa
perkuliahan.
8) Ni Ketut Wahyuni, SE., I Komang Try Adi Stanaya, S.Kom.,
M.Kom., Luh Gede Suci Artawati, SH., Ni Komang Lili Arikusuma,
SS., M.Hum selaku staff kepegawaian Program Pascasarjana
Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya cipta dan Pengantar karya ini.Kedua orang tua Bapak I Nengah Pageh Ardana dan Ibu Ni Putu
Nuriani, saudara penata I Putu Wirya Adi Laksana, Ni Made
Citrayanthi, Ni Ketut Intan Pratiwi.
10) Ni Putu Tina Ratna Puspadewi sebagai kekasih yang telah
menemani penata dari awal proses berkarya hingga saat ini serta
berperan dalam karya sebagai pendukung vokal.
11) Para sahabat serta semua pihak yang tidak dapat penata
sebutkan satu persatu yang telah membantu khususnya dalam
proses penciptaan dan penulisan Pengantar karya.
Penata menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini semata-mata disebabkan
karena keterbatasan penata Oleh karena itu, kritik dan saran Bapak
dan Ibu dosen sangat diperlukan untuk menunjang tulisan ini
menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk penata dan lainny
Makna Bentuk dan Aksara Rerajahan
Purpose: The purpose of this paper is to analyze the meaning of the Rerajahan form and script which are closely related to Balinese Hindu religious rituals where Rerajahan is one of the cultural assets of the archipelago.
Research method: This study uses a qualitative literary approach which is described in such a way according to the data obtained which in its elaboration contains the process of its meaning.
Results and discussion: Rerajahan is a Balinese Hindu culture as a local genius. Balinese Hindus firmly believe that Rerajahan has magical properties. Rerajahan will be meaningless if it is not filled with inner energy and driven by deep belief as well, then Rerajahan will be an empty image and only contains aesthetics.
Implication: The magical powers that can be elicited by the rerajahan are used for sacred purposes, namely for matters related to Hinduism, which are called Panca Yadnya.Tujuan: Tujuan tulisan ini adalah untuk menganalisis makna bentuk dan aksara Rerajahan yang terkait erat dengan ritual keagamaan Hindu Bali di mana Rerajahan adalah salah satu kekayaan budaya Nusantara.
Metode penelitian: Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif sastra yang dideskripsikan sedemikian rupa sesuai dengan data yang diperoleh yang dalam penjabarannya kemudian memuat proses pemaknaan.
Hasil dan pembahasan: Rerajahan merupakan kebudayaan Hindu Bali sebagai suatu produk lokal genius. Umat Hindu Bali sangat yakin bahwa Rerajahan mengandung magis. Rerajahan tidak akan ada artinya jika tidak diisi dengan tenaga dalam dan didorong oleh keyakinan yang mendalam pula, maka Rerajahan akan menjadi citra kosong dan hanya mengandung estetika belaka.
Implikasi: Kekuatan magis yang dapat ditimbulkan oleh rerajahan tersebut ada yang digunakan untuk tujuan yang suci yaitu untuk hal-hal yang berhubungan agama Hindu yang disebut dengan Panca Yadnya
Kecak Touristic Performance in Uluwatu Temple: Its Aspects of Vocal Karawitan
The writers conducted the process of observation, literature study, and interviews with the head of Karang Boma Studio, Pecatu Village to get information related to the Kecak performance at Uluwatu Temple. The uniqueness of this Kecak art can be seen in the presentation that uses human voice accompaniment. Processing melodies and interlocking cak patterns really requires strong breathing. The aesthetic value can be seen from the wholeness in the presentation of Kecak which is presented in its entirety with the patterns arranged in the Kecak's vowels by highlighting the harmonious vocal processing techniques between plain and sangsih cak. The balance in the presentation of Kecak is seen from the melody processing and cak pattern pronunciation that is dynamically balanced and does not occur as a dominant one
Writing Background Music for “Bali Channel Tourist TV” Television Program
Purpose: The purpose of this research is to describe the writing process of the background music for Bali Channel Tourist TV program at Bali TV.
Research methods: The process of writing the background music for Bali Channel Tourist TV program at Bali TV includes some following stages: observation stage, interview stage, trial stage, and review stage.
Results and discussion: In the process of writing the background music, some important points are: first, observing and gathering information as references for producing background music writing; second, creating some music concepts using the applications for recording named digital audio workstations (DAW); third, discussing the concepts of music with the producers of the Bali Channel Tourist TV in order to get to the final concepts of music; fourth, reviewing the background music which has been created together with the manager of Bali TV Production and the producers of the Bali Channel Tourist TV; fifth, mixing the video and audio using the editing applications like Filmora, Pinnacle Studio, and Adobe Premiere Pro.
Implication: The writing of background music in the Bali Channel Tourist TV program has a good impact on Bali TV, especially in its music production process.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan proses penulisan musik latar pada program acara Bali Channel Tourist TV Bali TV.
Metode penelitian: Penulisan musik latar pada program acara Bali Channel Tourist TV Bali TV mencakup beberapa tahap berikut: tahap observasi, tahap wawancara, tahap percobaan, dan tahap review.
Hasil dan pembahasan: Selama proses penulisan musik latar ini, beberapa poin penting adalah: pertama, melakukan observasi dengan mengumpulkan informasi sebagai bahan referensi dalam pembuatan musik latar; kedua, membuat konsep musik dengan menggunakan aplikasi rekaman digital audio workstations (DAW); ketiga, melakukan diskusi tentang konsep musik dengan produser Bali Channel Tourist TV dalam rangka mematangkan konsep musik tersebut; keempat, meninjau musik latar yang telah dibuat dengan Pimpinan Produksi Bali TV dan Produser Bali Channel Tourist TV; kelima, menggabungkan video dan audio dengan menggunakan aplikasi editing seperti Filmora, Pinnacle Studio, dan Adobe Premiere Pro.
Implikasi: Pembuatan background music dalam program acara Bali Channel Tourist TV, memberikan dampak yang baik bagi Bali TV terutama pada proses produksi musiknya
Tugek Character in Topeng Carangsari
Purpose: Tugek is one of the characters in the prembon mask dance drama in Carangsari Village, Badung Regency, Bali. Luh Manik or popular as Tugek is a character who becomes the center of attention, because the message to be conveyed is delivered with a fresh joke.
Research methods: This study aimed to examine Tugek character in the performance of Tugek Carangsari prembon mask dance drama. It uses qualitative methods, namely researchers collect data, process data, analyze data and then analyze descriptively interpretively.
Result and discussion: The results shows that the character in Tugek Carangsari prembon dance drama performance used the TAT-SAT-SAT-TAT formula, which means “tatwa e anggo satwa, satwa e apang nyak metatwa” (tatwa/philosophy is used as a story so that the story contains tatwa).
Implications: Tugek character can be seen from the variety of movements, fashion, make-up, musical accompaniment, dialogue, vocals/gending, performance structure and the time and place of the performance