111 research outputs found
Pemikiran Muhammad Asad tentang Peran Sosial Hadith dalam Perspektif Sejarah
Artikel ini menyorot fikrah hadith Muhammad Asad (1990-1992) dan kontribusinya dalam pemahaman sejarah dan peranan sosial hadith dan pengaruhnya yang signifikan di abad kontemporer. Ia mewacanakan beberapa pendapat tentang hadith yang dirumuskan dalam karya-karyanya seperti Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam; Islam at The Crossroads (Bab “Hadith and Sunnah” dan “The Spirit of the Sunnah”); This Law of Ours and Other Essays; The Road to Mecca dan The Message of the Qur’an. Pengaruh hadith ini turut ditinjau daripada artikelnya dalam jurnal Arafat dan makalahnya yang lain terkait tema-tema hadith dan sunnah dan pemahaman serta masalah di abad moden, seperti tulisannya “Social and Cultural Realities of the Sunnah”. Dipaparkan dalam bentuk kajian yang bersifat deskriptif, analitis, historis dan komparatif. Artikel ini mencoba mengembangkan ide dan fikrah hadith yang dirumuskan oleh Asad dan membandingkannya dengan pemikiran-pemikiran sejarah yang krusial terkait prinsip hadith yang dibawakan oleh pemikir Islam yang lain. Hasil dari kajian ini menyimpulkan bahwa Muhammad Asad telah memberikan sumbangan yang penting dalam pemikiran hadith di abad modern dengan hasil penulisannya yang prolifik dan substantif, termasuk terjemahan dan syarahannya yang ekstensif terhadap Sahih al-Bukhari yang memuatkan komentar-komentar yang baru dan analisis sejarahnya yang mendalam terhadap kitab ini. Ia merumuskan pertentangan-pertentangan hukum dan istinbat-istinbat fuqaha dan muhaddith dalam tradisi syarah hadith yang kritis. Ia turut merespon pertikaian-pertikaian asas yang dibangkitkan oleh golongan orientalis dan intelektual yang skeptis terhadap riwayat-riwayat sejarah dalam tradisi hadith.
Kepimpinan Wanita Menurut Perspektif Hamka
Abstrak: Kepimpinan Wanita Menurut Perspektif Hamka. Riset ini membahas pendirian Hamka terkait soal kepimpinan wanita. Ia mengkaji pandangannya tentang urusan kepimpinan wanita dan perbandingannya dengan pandangan ulama yang lain berhubung keabsahan dan pendirian syariat terhadapnya. Metode kajian adalah bersifat deskriptif, analitis dan komparatif dengan meninjau ijtihad Hamka tentang soal kepimpinan ini dalam karya-karya falsafah, fiqh dan tafsirnya yang muktabar dan perbandingannya dengan pendapat ulama Islam yang lain. Ia merumuskan pemahaman Hamka yang kritis tentang batas-batas yang khusus yang digariskan syariat yang telah meletakkan kepimpinan wanita dalam konteks yang tepat dan praktikal dan sewajarnya, sesuai dengan sifat, pembawaan, keperibadian dan kedudukan mereka sebagai pemimpin, serta selaras dengan keupayaan dan naluri dan fitrah kewanitaan yang sebenar. Dapatan kajian menemukan fikrah Hamka yang luas yang menafsirkan nas-nas syarak terkait prinsip kepemimpinan wanita ini dari sudut yang positif yang mempertahankan keabsahannya yang didukung dengan hujah-hujah dan keterangan dalil yang kukuh dan sebagai yang dibuktikan dalam kenyataan sejarah dan tradisi Islam. Adapun masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana kajian kepemimpinan wanita berdasarkan sudut pandang Hamka. Sedangkan tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kajian kepemimpinan wanita berdasarkan sudut pandang Hamka. Untuk menjawab dan mendeskripsi atas rumusan masalah dalam tulisan ini penulis menggunakan teknik mengumpulkan teori yang didapat dari beberapa referensi baik berupa buku, majalah, internet, dan karya ilmiah lainnya lalu disesuaikan dengan kajian bahasan yang diangkat dalam tulisan ini. Dalam perbahasan tentang asas kepimpinan wanita Islam ini, Hamka telah menggariskan beberapa kriteria penting yang mengisbatkan hak dan status wanita sebagai pemimpin. Beliau mempertahankan kemerdekaan mereka sebagai pemimpin dan menekankan tentang tanggungjawab yang sama yang mesti dipikul dalam menegakkan kepimpinan ini. Ini dibahaskan dalam konteks dan skop yang luas daripada prinsip Islam yang memberi ruang kepada mereka untuk melibatkan diri dalam pemerintahan dan perencanaan undang-undang, dan menyumbang dalam meninggikan kedudukan dan martabat umat
English
This paper discusses Muhammad Asad’s (1990-1992) seminal work Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam that wasfirst published in 1935 by The Arafat Publications, Srinagar, Kashmir and its second impression in 1981 by Dar Al-Andalus, Gibraltar. It presents modern translation and commentary of Sahih al-Bukhari, which brought forth significance philosophy and principle of hadith commentary in modern context. The paper aims to analyse the essential ideas developed by Muhammad Asad in his discussion of hadith and compared this with other critical works set forth by classical and contemporary Muslim traditionists. The research was structured based on descriptive, analytical, historical and comparative method. The study concluded that the work was momentous and profound reflecting contextualist approach in expounding the meaning of hadith and its intrinsic philosophy and far-reaching social and spiritual implication. It set forth crucial and highly influential methods of commentary of al-Bukhari’s Sahih – Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam that had immensely contributed to the revival of hadith tradition and commentary (sharh) in modern ages.Makalah ini membincangkan karya Muhammad Asad (1990-1992) Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam; yang diterbit pertama kali pada 1935 oleh Arafat Publications, Srinagar, Kashmir dan cetakan kedua pada 1981 oleh Dar Al-Andalus, Gibraltar. Kitab ini merupakan terjemahan dan komentar ke atas Sahih al-Bukhari, yang memuatkan syarah dan kritik hadith yang tuntas dan mengesankan terhadap riwayat-riwayat sahih, meninjau latar belakang para perawi, lafaz dan konteks periwayatannya. Kajian ini cuba melihat pengaruhnya dalam pemahaman teks-teks hadith klasik, serta falsafah dan nilai-nilai rasional dan spiritual yang cuba dikembangkannya dalam konteks sejarah yang moden. Ia mengenengahkan ide dan fikrah yang dirumuskan Asad tentang pemandangan hadith klasik dan membandingkannya dengan tinjauan ahli hadith semasa yang lain. Rekabentuk kajian adalah bersifat deskriptif, analitis, historis dan komparatif. Dapatan kajian menyimpulkan bahawa Asad telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam penelitian hadith dalam merumuskan metode dan pemahaman dasar tentang prinsip dan falsafah hadith yang rasional dan kontekstual. Ia memberikan asas yang kuat dalam pengembangan prinsip dan kerangka syarah yang kritis, yang memuatkan komentar dan analisis sejarah yang mendalam terhadap Kitab Sahih. Karyanya berupaya merumuskan pertentangan-pertentangan hukum dan istinbat para fuqaha dan muhaddith dalam tradisi syarah dan turut merespon pertikaian-pertikaian asas yang dibangkitkan terhadap riwayat-riwayathadith yang dipertikaikan
Sir Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Pembaharuan di Aligarh
Kertas ini mengkaji usaha dan sumbangan Sir Sayyid Ahmad Khan dalam mempelopori gerakan islah dan pembaharuan di Aligarh Muslim Universiti. Ia menyorot sejarah awal perjuangan beliau dalam menubuhkan Aligarh bagi mencetuskan kebangkitan akliah dan menggerakkan usaha modernisasi pendidikan Islam. Metodologi kajian adalah berdasarkan kaedah induktif, dan deduktif dengan menganalisis penulisan tentang Sir Sayyid dan pemikirannya serta sumbangannya dalam pembangunan Aligarh dan cuba merumuskan pandangan dan sumbangan yang diberikan dari perjuangan dan gerakan intelektual ini kepada pembaharuan dan kebangkitan Islam. Kajian ini penting bagi melihat pengaruh dan kesan daripada perjuangan Sir Sayyid Ahmad Khan dalam menegakkan perubahan dan membawa kesedaran dan faham rasionalisme Islam yang meluas. Aspirasi ini diteruskan dalam dasar pendidikan tinggi di Aligarh dan dunia Islam lain bagi mengangkat nilai kemodenan dan sains dalam harakat pendidikan dan pemikiran Islam moden.
TARIQ RAMADAN DAN FAHAM BUDAYA ISLAM YANG TOLERAN DAN INKLUSIF
This paper aims to reflect the progressive ideal of reform of Tariq Said Ramadan (born 1962), an accomplished Muslim reformist dan leading exponent of modern Islam in 21th century and its instrumental impact based on his extensive philosophical writings. It argued that Ramadan was arguably the most influential modernist and its leading proponent in the modern history of Islam. The paper endeavors to analyze his modern ideal as articulated in his works such as What I Believe, Radical Reform, To Be A European Muslim and Western Muslims and the Future of Islam. Aspiring for meaningful realization of reform and inclusivism, it brought forth his perspective on minority Muslim in Europe and highlights its compelling and dynamic influence in modern intellectual discourse of civil Islam. Paul Donnelly in The Washington Post has rightly acclaimed him as “A Muslim Martin Luther”. His profound and discursive thoughts essentially emphasize on radical reform, pluralism and ijtihad (independent thinking), articulating its contextual interpretation and significant meaning. The study is based on qualitative method focusing on descriptive and historical analysis of related works and studies of his principal works. The finding shows that Ramadan has brought forth significant reform in the Muslim world that creatively responds to the present challenge of the western world
Pemikiran Tafsir Shaykh Muhammad Abduh
Kertas ini menganalisis metode tafsīr al-‘ilmī (saintifik) yang digariskan dalam kitab Tafsīr al-Qur’ān al-Ḥakīm atau Tafsīr al-Manār oleh Shaykh Muḥammad cAbduh (1849-1905) dan Rashīd Riḍā (1865-1935). Karya ini mengemukakan manhaj tafsir akliah yang mempan yang menekankan kefahaman rasional dan saintifik terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Tulisan ini akan membincangkan latar belakang pentafsir, pandangan dan pemikiran saintifik yang diangkat dalam karya mereka, idealisme pembaharuan yang digagaskan dan manhaj yang diketengahkan dalam tafsiran ayat-ayat yang berkait dengan ittijāh ‘ilm (saintifik). Kitab ini merumuskan manhaj saintifik yang jitu dan menzahirkan apresiasi yang tinggi terhadap upaya ijtihad dan istinbat. Kajian ini akan memetakan ide dan menganalisis kekuatan metode yang dilakarkan dalam mencetus pencerahan akal, sains, antropologi, sosiologi, dan budaya, dan pengaruhnya terhadap karya-karya tafsir di abad moden
Ahmad Ibrahim dan Pengislaman Sistem Hukum di Malaysia
Makalah ini bertujuan mengkaji sumbangan Ahmad Ibrahim (1916-1999) dalam usahanya merangka dan menjayakan gagasan Islamisasi undang-undang di Malaysia. Beliau telah membangunkan kerangka perundangan Islam yang bernafaskan prinsip hukum dan syariat yang dilakarkannya bagi menggantikan undang-undang sivil yang diwarisi dari penjajah. Kajian ini berasaskan metode kualitatif dari jenis analisis kandungan. Sumber data diperoleh dari bahan primer dan sekunder yang terkait dan dianalisis secara deskriptif, historis dan komparatif. Ia mengkaji secara terperinci kaedah yang diusulkan Ahmad Ibrahim bagi menerapkan dan meninggikan harkat undang-undang Islam dan sistem pentadbiran dan kehakimannya seperti yang dicerakinkan dan dibincangkan dalam karya-karyanya. Temuan ringkas menyimpulkan bahwa Ahmad Ibrahim telah membawa pembaharuan dalam pentadbiran undang-undang Islam dengan memperkenalkan kaedah perundangan Islam dan syariah dalam usahanya menegakkan prinsip syariat dan semangat perundangannya di Malaysia
EFFECTS OF MUHAMMAD ABDUH IN MALAYAN-INDONESIA ARCHIPELAGO
Muhammad Abduh mempunyai pengaruh dan dampak yang kukuh dan luar biasa di kepulauan Nusantara. Karya-karya dan ideanya sangat berpengaruh dan kekal bertahan di rantau ini dengan kesannya yang meluas dalam landskap politik dan sosialnya. Beliau telah memberikan impak yang mendalam terhadap pergerakan Islam moden seperti Persyarikatan Muhammadiyah, Jam‘iyah al-Irsyad, Persatuan Islam (Persis), Pensyarikatan Ulama, Hizbul Muslimin, dan Sarekat Islam. Tafsir al-Manar-nya telah memberi pengaruh yang jelas kepada karya-karya tafsir yang terhasil di Nusantara, seperti Tafsir al-Azhar, Tafsir al-Qur’anul-Karim, dan sebagainya. Majalah al-Manar yang diilhamkan oleh Muhammad Abduh dan Rashid Rida telah memberikan inspirasi dan pikiran dasar terhadap banyak berkala dan akhbar yang berorientasikan reform yang menyalin dan menerjemahkan tulisan-tulisannya seperti majalah al-Munir, al-Imam, al-Ikhwan, Saudara, dan lainnya. Justeru, makalah ini bertujuan meninjau pengaruh Abduh yang ekstensif dalam kebangkitan gerakan pembaharuan di Arkipelago Melayu. Kajian ini berbentuk studi kualititif dari jenis penelitian pustaka dengan metode analisis kandungan. Data yang terkumpul dianalisis secara deksriptif dan analitik. Penemuan kajian membuktikan bahawa Muhammad Abduh mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harakat pembaharuan (tajdid) dan tradisi rasional yang berkembang di kepulauan Melayu-Indonesia.[Muhammad Abduh had a remarkably profound and lasting impact in South East Asia. His works and ideas were highly influential in the region with strong repercussion in its political and social landscape. He had strongly impacted the movements of Muhammadiyah, al-Irsyad and Persatuan Islam (Persis). His Tafsir al-Manar had broke the ground with rational outlook that influence major works of tafsir such as Tafsir al-Azhar, Tafsir al-Quranul Karim, and others. The Majallah al-Manar planned and initiated by Muhammad Abduh had significantly inspired many reform oriented works and periodicals such as journal al-Imam, al-Munir, al-Ikhwan, Saudara, al-Dhakhirah al-Islamiyah and Seruan Azhar. Thus this paper attempts to survey Abduh’s extensive influence and its impact on Islamic reform (tajdid) in the Malay Archipelago. The method of study is based on qualitative approaches, using content analysis method. It was conducted based on library research to investigate the related data that was subsequently analyzed using descriptive-analytical approaches, The finding concluded that Muhammad Abduh had deep influence in religious reform and rational tradition that flourished in the Malay-Indonesian Archipelago.
Fazlur Rahman dan Interpretasi Teks al-Qur’an
This paper examines the framework of Fazlur Rahman (1919-1988) and the interpretations used by him in interpreting the text of the Qur'an which is presented in his book entitled Major Themes of the Qur'an. He also highlighted the basic principles that form the fundamental revisionist and contextual understanding that underlies his methodology in understanding the texts written in several of his books such as his book entitled Islamic Methodology in History, Revival and Reform in Islam: A Study of Islamic Fundamentalism, Prophecy in Islam: Philosophy. and Orthodoxy, and Islam. The basic framework of his interpretive methodology is assembled from historical frames and contextual reviews and thematic readings that outline dynamic principles in understanding texts with strong moral and philosophical interpretations
- …