44 research outputs found

    Evaluasi Drug Related Problems (Drps) Pada Pengobatan Pasien Infark Miokard Akut (Ima) Di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Agustus 2009-juni 2010

    Get PDF
    Acute myocardial infarction is a primer major health problem which needs special attention because of the mortality prevalence and the cost is quite high, at around 1.5 million Americans who suffer from Acute Myocardial Infarction per year with a mortality rate is 30%, while in Indonesia, deaths caused by Coronary heart disease is estimated 53.5% per 100 000 population. The patients of Acute Myocardial Infarction always complaint their chest pain like a pinched, punched, burned and the intensity is mild or long duration. Treatment of Acute Myocardial Infarction in patients needs mahy varieties medicine so it can enlarge the possibility of Drug Related Problems (DRPs). This study aimed to investigate the DRPs that occur in the in the Acute Myocardial Infarction treatment who get special treatment in the Intensive Care Unit, RSU Banyumas in the period August 2009 - June 2010. DRPs indications included medication necessary medicine, unnecessary medicine wrong medicine, inadequate dosage, over dosage, and drug interactions. This research is included research descriptive with retrospective design. The results of 16 cases shows that DRPs occur in necessary medicine is 31.3%, unnecessary medicine is 6.3%, inadequate dosage is not be found, over dosage is 12.5%, and medicine interaction is 100%. Based on the results can be concluded that there are many medicines those are needed in the Acute Myocardial Infarction in intensive care. Keywords: Acute Myocardial Infarction (AMI), DRPs, necessary medication, unnecessary medications, over dosages

    Analisis Potensi Perolehan Suara Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2014 Di Kota Semarang

    Full text link
    This study was conducted to explain how Golkar chance to win the 2014 legislative elections in the city of Semarang, both in the scale of the vote and of seats in Parliament in Semarang. The things will be the basis of the observations is the target of the vote and seats as well as a political marketing strategy ahead of the 2014 elections Golkar in Semarang, strengths and weaknesses of the Golkar party in Semarang city today, as well as the level of community support for Golkar Semarang.This study will use a mixed methods or qualitative-quantitative where researchers will use qualitative methods to collect the data written and spoken words of research subjects and informants. In addition, researchers using quantitative2methods that manifested by the use of a questionnaire to measure the level of community support numerically.The results showed that the Golkar chair set acquisition with an estimated 8-9 vote totals for voice 80000-90000. Golkar try to focus on winning the election and local scale by using a personalized approach and promotion strategies of candidates through various media to attract the support of the community Semarang. They are quite benefited with the large popularity of competent candidates and candidate - though also have the problem of the threat and the level of materialism abstentions Semarang people. Primarily, they are optimistic to achieve the targets that they have created. However, their optimism does not correspond with the level of community support for Golkar Semarang. Because, the Semarang people are not too keen to choose Golkar due to various reasons such as more interested in choosing the other party and the notion that politics is full of corruption. Furthermore, this study only found Golkar loyalist sympathizers and minimal amounts

    Analisis Cemaran Logam Timbal (Pb) Dalam Daun Caisin (Brassica Juncea L.) Ditanam Di Lokasi Ramai Dan Sepi Lalu Lintas Kendaraan Bermotor

    Get PDF
    Test contaminans of heavy metal Lead (Pb) have been done to the caisin plant in crowded location (Pratin, Karang Reja, Purbalingga) and quiet location (Gombong, Belik, Pemalang). Analysis done with dry destruction method used Atomic Absorption Spektrofotometry (AAS) instrument at wave length 283,3 nm. From result analysis of caisin plant gets contaminant Lead (Pb) in crowded location 4,88 ppm and quiet location 4,79 ppm. The level is over the number which has been determined by BPOM that is 2 ppm. The result of validation method analysis performed on the test that the linearity obtained for (r) 0,9952, with value Standar Deviation (SD) and Relative Standart Deviation (RSD) in presision test are 2,93x10-4 and 2,74%. And to test limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) with value 0,33 ppm and 1,11 ppm. Keyword: lead (Pb), atomic absorption spectrophotometry, caisi

    Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2012–2014

    Get PDF
    Poison can affect or even make dysfunction in the body that can lead to healthy status decreases inemergency situation. Poisoning management needs an appropriate therapy so we can save the life andmake the medication becomes effective and efficient. This study aimed to know the number of poisoningcase and to evaluate the management of poisoning in Emergency Department of Margono SoekarjoHospital of Purwokerto. This study was a descriptive retrospective used patient medical records ofEmergency Department of Margono Soekarjo Hospital of Purwokerto in a period of January 2012 toDecember 2014. To evaluate the management we used poisoning guideline books by BPOM RI in 2001.From January 2012 to December 2014, 117 cases of poisoning occurred, and the highest cause wassnake bites (69,2%). Other causes were pesticides, foods, drug, alcohol, plant, and shellfish. Majority ofthe patients were men (70.1%), in age 28-45 (30.5%), had low educations (49.6%) and jobless (71.8%).The managements varied among patients used antidotes, antibiotic, antihistamine, analgesic-antipiretic,hemostatic agent, anti infection, and some gastrointestinal drugs. The managements which appropriatewith the guideline were 24 cases (20.51%), 75 cases (64.10%) inappropriates with the guideline fromBadan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) also 18 cases with no management as written onthe book as a consecuency of the lack of Operasional Standard Guideline for poisoning management in Emergency Department of Margono Soekarjo Hospital of Purwokerto so there is a needed to makean Operasional Standar Guideline for poisoning management in Emergency Department of Margono Soekarjo Hospital for a better management in the future.Keywords: management, poisoning, emergency department AbstrakRacun dapat mengganggu fungsi tubuh atau bahkan menghentikan fungsi tubuh yang berakibat terjadinya penurunan kesehatan dalam kondisi gawat darurat. Penatalaksanaan keracunan membutuhkan terapi yang tepat sehingga dapat menyelamatkan nyawa pasien dan membuat pengobatan menjadi efektif danefisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan mengevaluasi penatalaksanaankeracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien Instalasi GawatDarurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode Januari 2012–Desember 2014.Alat ukur yang digunakan adalah buku pedoman penatalaksanaan keracunan yang disusun BPOMRI tahun 2001. Pada periode tersebut ditemukan 117 kasus keracunan dengan angka kematian 0kasus. Penyebab tertinggi keracunan yakni gigitan ular (69,2%) selain itu ditemukan juga keracunan pestisida, makanan, obat, alkohol, racun tanaman, dan shellfish. Pasien mayoritas adalah laki-laki(70,1%), usia 28–45 tahun (30,5%), memiliki pendidikan rendah yaitu SD (49,6%) serta tidak memilikipekerjaan (71,8%). Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik,antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinallainnya. Penatalaksanaan keracunan yang sudah sesuai buku pedoman Badan Pengawasan Obatdan Makanan (BPOM) RI sebanyak 24 kasus (20,51%), belum sesuai sebanyak 75 kasus (64,10%)dan belum terdapat di dalam pedoman sebanyak 18 kasus (15,38%) sebagai konsekuensi dari belumtersedianya standar prosedur operasional untuk penatalaksanaan keracunan di Instalasi Gawat DaruratRSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sehingga perlu dibuat suatu standar prosedur operasionaluntuk menangani keracunan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto agar penatalaksanaan keracunan yang lebih maksimal.Kata Kunci: penatalaksanaan, keracunan, Instalasi Gawat Darura

    Model Perlindungan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Masyarakat Lokal Surakarta Dalam Sistem Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

    Get PDF
    Penelitian ini diarahkan untuk memperoleh model perlindungan kekayaan intelektual bagi pengetahuan tradisional dan ekpresi budaya dalam sistem hukum hak kekayaan intelektual (HKI) di Indonesia. Sebuah basis data (data base) sebagai inventarisasi dan dokumentasi atas kekayaan intelektual pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya khususnya di Surakarta diharapkan mampu menghasilkan luaran berupa model perlindungan yang mencerahkan bagi perlindungan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya masyarakat lokal di Indonesia khususnya di Surakarta. Penelitian ini juga diharapkan akan melengkapi bahan ajar hukum HKI dan Tindak Pidana HKI yang berdaya guna bagi pendidikan ditataran strata-1 ilmu hukum. Secara lebih sistematis, pengusulan model perlindungan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya dalam sistem hukum hak kekayaan intelektual di Indonesia ini, bertujuan sebagai berikut. (a) menginventarisasi kekayaan intelektual pengetahuan tradisional dan ekpresi budaya di Surakarta khususnya yang terkait dengan obat-obatan/jamu tradisional, tarian tradisional, musik dan lagu tradisional, mainan tradisional dan cerita/dongeng rakyat. (b) melakukan pengkajian atas inventarisasi pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya yang telah diidentifikasi di Surakarta. (c) menyusun buku yang berisi database (basis data) kekayaan intelektual atas pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya masyarakat Surakarta dalam rangka perlindungan kekayaan intelektual masyarakat lokal. (d) menyusun buku ajar tentang Hukum Hak Kekayaan Intelektual: Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya. Guna mencapai tujuan tersebut, pada penelitian tahun pertama ini secara metodologis dilakukan dengan menggunakan penelitian sosio legal (socio-legal research) atau non doktrinal yang dianalisis secara kualitatif. Pada akhirnya, penelitian ini diharapkan dapat menginventarisasi pengetahuan tradisional dan ekpresi budaya di Surakarta, kemudian mengkajinya dan menyusun basis data sebagai dokumentasi daerah atas potensi asli pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya yang dimiliki. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa banyak sekali potensi kota Surakarta terkait warisan budaya baik yang berbertuk Pengetahuan Tradisional dan folklor. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa ada 2 kendala utama untuk melindungi pengetahuan tradisional dan folklor melalui UU yang termasuk dalam ruang lingkup sistem hak kekayaan intelektual yang sudah ada yaitu tentang subjek dari pemegang HKI dan jangka waktu perlindungan. Untuk itu perlu diamandemen dan ditambah beberapa ketentuan seperti tentang siapa kuasa yang berhak mewakili dalam perbuatan hukum. Juga untuk pembuatan bioprospecting contract, perlu ditegaskan siapa pemilik pengembangan dari pengetahuan tradisional dan folklor yang dipatenkan, prosentase benefit sharing dari royalti, peruntukannya, penyebutan prior informed consent dan mekanisne penyelesaian penyalahgunaan pengetahuan tradisional dan folklor. Penyusunan database pengetahuan tradisional dan folklor di Surakarta dapat digunakan sebagai langkah awal atau langkah pencegahan atas jaminan perlindungan pengetahuan tradisional dan folklor masyarakat Surakarta dari tindakan misappropriation dari pihak luar yang tidak bertanggungjawab. Selain itu, database juga dapat digunakan sebagai sebuah dokumen untuk melakukan tuntutan atau klaim untuk pembatalan paten, hak cipta atau hak-hak yang diatur dalam rezim HKI oleh pihak-pihak yang kurang bertanggungjawab sehingga bisa memberikan perlindungan bagi pihak pemilik pengetahuan tradisional dan folklor

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA KOTA PALU TAHUN 2014

    No full text
    ABSTRAK Latar Belakang : Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di atas negara ASEAN lainnya. Preeklamsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% sampai 0,7 %, sedangkan di negara-negara maju angka preeklamsia lebih kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor resiko terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tercatat di bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Undata Palu sejak 1 Januari 2014-31 Desember 2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil : Uji statistik dengan chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara faktor umur ibu (p = 0,040), faktor graviditas (p = 0,0421) dengan kejadian preeklamsia. Sedangkan untuk faktor paritas (p = 0,500), abortus (p =0,345), dan berat badan lahir (p =0,212) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklamsia. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada faktor umur dan graviditas dengan kejadian preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014 sedangkan tidak terdapat hubungan antara faktor paritas, abortus, dan berat bayi lahir dengan terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014. Kata kunci : preeklamsia, faktor resiko, umur ibu, graviditas, paritas, abortus, dan berat bayi lahir ABSTRACT Background: the Maternal Mortality Rate (MMR) is an indicator to find out about the Healthy rate of women. Nowdays, the MMR in Indonesia is the one of the high level in the world even in ASEAN. Preeclampsia is the main reason of Mobility and Morality of Mother and Child in the World, especially in developing countries, reported about the frequency is between 0,3% - 0,7%. While in the development countries are lower, between 0,05% - 0,1%. The objective of the research is to analysis risk factor at RSUD Undata Palu in 2014. Methods: The research is thought analytic observation with cross sectional design. The population is all mother resisted at RSUD Undata Palu, between 1 of January 2014 - 31 of December 2014. The technic of collected the sample is using purposive sampling method. Result: The Statistic test with Chi-square using SPSS. The result is showed a collaboration among maternal age (P= 0,040) and gravidity factor (P=0,421). The parity factor (P=0,500), abortion (P=0,345) and birth weigh (P=0,212) there is no collaboration to Preeclampsia. Conclusion: There is statistically meaningful collaboration between factor age and gravidity to Preeclampsia at RSUD Undata Palu in 2014. There is no significant correlation between parity factor, abortion, and birth weight to Preeclampsia at RSUD Undata Palu in 2014 Keywords: Preeclampsia , risk factor, maternal age, gravadity, parity, abortion and birth weight

    Efektivitas Lidocain Dibandingkan Efedrin sebagai Dekongestan Topikal

    No full text
    ABSTRAK Latar Belakang : Dekongestan merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi kongesti hidung dan sinus paranasal, serta mengurangi volume jaringan mukosa edematosa dan sekresi lendir. Efedrin merupakan dekongestan yang sering di gunakan terutama pada obat flu. Anestesi topikal yang paling umum digunakan untuk tindakan naso/oropharyngeal adalah lidokain. Anestesi lokal topikal dan dekongestan biasanya digunakan pada lubang hidung untuk mengurangi rasa sakit pada hidung dan untuk memperluas bidang pandang. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas lidokain dibandingkan efedrin sebagai dekongestan topikal. Metode : Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperimental. Sampel pada penelitian ini sebanyak 12 orang ( pada 2 rongga hidung ) yang dipilih secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang telah di tentukan. Peneliti membagi sampel menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok lidokain dan kelompok efedrin. Hasil : Tidak terdapat perbedaan efektivitas pada pemberian lidokain sebelum dan sesudah yaitu 0.059 (p>0.05), pada pemberian efedrin didapatkan 0.002 (
    corecore