Tadulako University

SLiMS Senayan Library Management System Repository
Not a member yet
    4807 research outputs found

    PENGARUH GEL EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA PENYEMBUHAN LUKA BAKAR TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)

    No full text
    PENGARUH GEL EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA PENYEMBUHAN LUKA BAKAR TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) William A. Sutanto1, Ryka Marina Walanda2, Asrawati Sofyan3, Junjun Fitriani4 1Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 2Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 3Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 4Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Luka bakar sering menimbulkan komplikasi seperti inflamasi berkepanjangan. Makrofag berperan penting dalam penyembuhan luka bakar melalui inisiasi perbaikan jaringan. Penyembuhan luka bakar bergantung dari seberapa baik ditanganinya fase inflamasi. Kandungan flavonoid dalam daun kelor dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan immunostimulant yang berpotensi meningkatkan aktivasi makrofag dan mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan: Untuk menilai pengaruh gel esktrak daun kelor dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40% terhadap jumlah makrofag pada penyembuhan luka bakar tikus wistar. Metode: Penelitian True Experimental dengan post-test only control group design. Sebanyak 15 ekor tikus wistar dibagi menjadi lima kelompok: kontrol negatif (Na-CMC), kontrol positif (Bioplacenton®), dan tiga kelompok perlakuan dengan gel ekstrak daun kelor konsentrasi 10%, 20%, dan 40%. Luka bakar diinduksi menggunakan solder berdiameter 2cm. Setelah 7 hari perlakuan, jaringan diperiksa secara histopatologi dengan pewarnaan H&E, menggunakan mikroskop Cahaya perbesaran 400x per 5 lapang pandang untuk menghitung jumlah makrofag Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan peningkatan signifikan jumlah makrofag pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol negatif (ANOVA, p = 0.002) dan korelasi positif antara konsentrasi gel ekstrak daun kelor dengan jumlah makrofag (r = 0,761). Tidak terdapat perbedaan signifikan jumlah makrofag antara kelompok gel ekstrak daun kelor konsentrasi 20% dan 40% (Tukey HSD, p = 0.383). Kesimpulan: Gel ekstrak daun kelor dapat meningkatkan jumlah makrofag pada penyembuhan luka bakar tikus wistar dengan konsentrasi optimal 20%. Kata Kunci: Daun Kelor (Moringa Oleifera lam.), Luka Bakar, Makrofa

    ANALISA NILAI GIZI MAKANAN TAMBAHAN BERBAHAN LOKAL PADA BALITA GIZI KURANGDI PUSKESMAS MAMBORO

    No full text
    ANALISA NILAI GIZI MAKANAN TAMBAHAN BERBAHAN LOKAL PADA BALITA GIZI KURANG DI PUSKESMAS MAMBORO TAHUN 2024 Carlos Avrilliano Lie * , Ketut Suarayasa** *Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako *Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako ABSTRAK Pendahuluan: Masalah gizi kurang pada anak balita masih menjadi tantangan dalam perbaikan kesehatan masyarakat di Indonesia. Masalah kekurangan gizi secara global sampai saat ini masih mendapatkan perhatian terutama di sebagian negara berkembang. Masalah gizi tersebut meliputi Berat Badan Kurang, Stunting, Wasting dan defisiensi mikronutrien Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai gizi makanan tambahan berbahan lokal yang diberikan pada balita gizi kurang di Puskesmas Mamboro tahun 2024. Metode: Penelitian kuantitatif dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas mamboro yaitu berjumlah 40 orang. Sampel dalam penelitian ini yaitu Bahan makanan tambahan berbahan lokal Puskesmas Mamboro. Analisis bivariat menggunakan paired sample t test. Hasil: Berdasarkan hasil uji independent sample T test didapatkan energy memiliki nilai p=0,000 (p Valu

    KORELASI DERAJAT NAFLD (NON-ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE) BERDASARKAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI ABDOMEN DENGAN KADAR LDL-HDL DI KOTA PALU

    No full text
    KORELASI DERAJAT NAFLD (NON-ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE) BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI ABDOMEN DENGAN KADAR LDL-HDL DI KOTA PALU Agny Karangan1, Ria Sulistiana2 1Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako 2Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Kondisi NAFLD tidak hanya dipandang sebagai penyakit hati primer, tetapi juga merupakan bagian dari sindrom metabolik, resistensi insulin, serta penyakit terkait gaya hidup seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia. Di Indonesia, prevalensi NAFLD berdasarkan faktor resikonya diketahui displidemia yang paling tertinggi dengan 56%. Semakin tinggi derajat NAFLD, kadar LDL kolesterol juga meningkat dan kadar HDL koleterol menurun. Sehingga, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel tersebut (Setiawan, 2021; Navale et al, 2019). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara derajat NAFLD berdasarkan ultrasonografi abdomen dengan kadar LDL dan HDL pada pasien di Kota Palu. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 70 pasien. Data yang digunakan diambil dari sumber sekunder yaitu catatan rekam medik di RSU Sis Aljufri tahun 2023. Hasil: Pada penelitian dari 70 pasien mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu 45 orang. Untuk kriteria usia terbanyak terdapat pada kategori dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 20 orang. Kemudian untuk derajat NAFLD berdasarkan hasil ultrasonografi abdomen terbanyak pada derajat 1 (ringan) sejumlah 38 orang. Nilai HDL normal dan borderline seimbang yaitu masing-masing sebanyak 30 orang. Sedangkan untuk nilai LDL mayoritas berada pada kategori normal yaitu 59 orang. Kesimpulan: Terdapat korelasi yang signifikan dan searah dengam kekuatan cukup antara kadar kolesterol LDL dengan tingkat keparahan NAFLD dengan nilai koefisien korelasi (rho) yaitu 0,264 dan p-value sebesar 0,027 dan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara HDL dan tingkat NAFLD dengan nilai p-value sebesar 0,571 pada pasien di RSU Sis Aljufri Palu. Kata kunci: derajat NAFLD, LDL, HDL, ultrasonografi Abdome

    HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP, DAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGURARA

    No full text
    Abstrak Hubungan pengetahuan sikap, dan perilaku ibu dengan kejadian stunting pada balita diwilayah kerja Puskesmas Sangurara Rabiyatul Syafira (2025) Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Latar Belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik kognitif anak. wilayah kerja Puskesmas Sangurara, masih menghadapi prevalensi stunting yang tinggi. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting antara lain pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi anak balita. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 40 ibu yang memiliki balita dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil: Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian stunting dibuktikan dengan nilai p- value 0,01. Hubungan antara sikap dengan kejadian stunting dibuktikan dengan nilai p-value 0,00. Hubungan antara perilaku dengan kejadian stunting dibuktikan dengan nilai p-value 0,001. Kesimpulan: Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian stunting pada balita. Saran: Diperlukan intervensi edukatif untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku ibu dalam upaya pencegahan stunting. Kata Kunci: Stunting, pengetahuan, sikap, perilaku , balita

    GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PENDERITA FILARIASIS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH

    No full text
    GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PENDERITA FILARIASIS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH Nurrahmi Miftahul Jannah*, Vera Diana Towidjojo**, Ketut Suarayasa***, Miranti**** *Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako **Dosen Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ***Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ****Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako e-mail : [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Filariasis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan menetap di saluran limfe manusia. Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten endemis filariasis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia dengan karakteristik dan distribusi penderita yang tersebar dibeberapa tempat yang berada dalam naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi. Tujuan : Mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin dan distribusi penderita filariasis berdasarkan puskesmas, manifestasi klinis, lokasi pembengkakan dan tahun mulai pembengkakan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Metode : Analitik observasional deskriftif menggunakan pendekatan survey analitik dengan pengambilan sampel secara total sampling dan didapatkan sebanyak 37 sampel. Hasil : Usia penderita filariasis tertinggi pada lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 17 kasus dan 0 kasus pada usia (17-25 tahun dan 36-45 tahun). Penderita filariasis perempuan sebanyak 19 orang (51,4%) dan laki-laki 18 orang (48,6%). Puskesmas Kaleke memiliki 11 kasus (29,7%) dan 6 puskesmas lainnya masing-masing memiliki 1 kasus (2,7%). Pembengkakan dimulai terbanyak pada tahun 1966-1976 sebanyak 10 kasus (27,0%) dan terendah tahun di rentan tahun 2022-2024 (0%). Distribusi berdasarkan manifestasi klinis terbanyak yaitu stadium kronis sebanyak 37 orang (100%), distribusi lokasi pembengkakan terbanyak yaitu pada 1 lokasi pembengkakan 22 orang (59%) dan terendah >4 lokasi Pembengkakan 0 termuan kasus (0%). Kesimpulan : Usia terbanyak adalah 56-65 tahun, jenis kelamin terbanyak jenis kelamin perempuan, puskesmas terbanyak puskesmas kaleke, mulai pembengkakan terbanyak rentan tahun 1966-1976, manifestasi klinis terbanyak stadium kronis, Lokasi pembengkakan terbanyak pada 1 lokasi pembengkakan. Kata kunci : Filariasis, Karakteristik, Distribus

    HUBUNGAN RIWAYAT IMUNISASI CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI CAMPAK PADA BALITA USIA 24 - 59 BULAN DI RSUD ANUTAPURA PALU TAHUN 2023

    No full text
    HUBUNGAN RIWAYAT IMUNISASI CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI CAMPAK PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI RSUD ANUTAPURA PALU TAHUN 2023 Stefany Ruruk1, Rahma2, Miranti3, Sumarni4 1Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 2Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 3Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 4Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako e-mail: [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Campak adalah penyakit endemik di Indonesia dan kasusnya terjadi setiap tahun. Campak adalah salah satu penyakit menular akibat virus dengan gejala kulit kemerahan dan dapat menjangkit dari droplet penderita melalui udara. Virus campak berpotensi menimbulkan dampak fatal pada usia dini, Imunisasi campak adalah tindakan pencegahan yang paling efektif untuk menekan kejadian penyakit campak. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat imunisasi campak dengan komplikasi campak pada balita usia 24-59 bulan di RSUD Anutapura Palu Tahun 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif analitik observational dengan rancangan cross sectional menggunakan data sekunder. Pengambilan data secara satu waktu (cross sectional) dengan teknik Non Probability, Purposive Sampling. Berdasarkan hasil perhitungan sampel, digunakan sampel sejumlah 98 balita. Hasil: Analisis data didapatkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai p < 0.05 yang artinya kesimpulan distribusi data tidak normal, kemudian dilanjutkan uji Chi Square menunjukkan nilai p-value < 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara riwayat imunisasi campak dengan komplikasi campak pada balita usia 24-59 bulan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara riwayat imunisasi campak dengan komplikasi campak pada balita usia 24 – 59 bulan di RSUD Anutapura Palu Tahun 2023 dengan nilai p=0.000 (

    HUBUNGAN KADAR KREATININ DAN UREUM DENGAN DERAJAT ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RSUD UNDATA TAHUN 2022-2023

    No full text
    HUBUNGAN KADAR KREATININ DAN UREUM DENGAN DERAJAT ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RSUD UNDATA TAHUN 2022-2023 I Wayan Stefanus Palamba* Miranti** Ketut Suarayasa*** Junjun Fitriani**** *Mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako *Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako ABSTRAK Pendahuluan: Penyakit ginjal kronik atau chronic kidney disease (CKD) merupakan kerusakan ginjal. Pada pasien gagal ginjal kadar ureum dan kreatinin pada air seni meningkat, mengakibatkan penurunan laju filtrasi glomerolus (fungsi penyaringan ginjal). Penurunan laju filtrasiglomerolustersebut yang membuat ureumdankreatinin akan meningkat di dalam darah. Kadar ureum dan kreatinin yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi. Disisi lain kerusakan ginjal menyebabkan ginjal tidak dapat memproduksi hormon eritropoietin dengan baik yang ditandai dengan kadar hemoglobin rendah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kreatinin dan ureumdenganderajat anemia pada pasienpenyakit ginjal kronik rawat inap di RSUD Undata tahun 2022-2023. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Setional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasiengagalginjal kronik di RSUD Undata tahun 2022-2023 berjumlah 237 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Sampel dihitung menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel 100 orang. Menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil: Berdasarkan hasil uji Fisher's Exact Test didapatkan nilai p=0,048 kadar kreatinin dan kadar ureum (p Valu

    PROFIL DERAJAT KEPARAHAN BERDASARKAN PEMERIKSAAN TROMBOSIT, LEUKOSIT, HEMATOKRIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RAWAT INAP RSUD ANUTAPURA PALU TAHUN 2023

    No full text
    PROFIL DERAJAT KEPARAHAN BERDASARKAN PEMERIKSAAN TROMBOSIT, LEUKOSIT, HEMATOKRIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RAWAT INAP RSUD ANUTAPURA PALU TAHUN 2023 Onyx Qinaya Sitammu¹, Nur Indang², Amirah Basry3, Ary Anggara4 ¹Mahasiswa Progran Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako ²Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako 3Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako 4Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Email : [email protected] ABSTRAK Latar belakang: Demam berdarah dengue adalah masalah global, dengan 390 juta kasus infeksi setiap tahun menurut WHO. Infeksi demam berdarah terjadi di beberapa negara, khususnya di Asia Tenggara. Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang umum ditemukan di Indonesia. Kementerian kesehatan RI memperkirakan 143.000 kasus DBD di Indonesia pada akhir 2022. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat derajat keparahan DBD berdasarkan pemeriksaan trombosit, leukosit, hematokrit pada pasien demam berdarah dengue di rawat inap RSUD Anutapura Palu tahun 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder berupa rekam medis yang diambil di RSUD Anutaptra Palu. Populasi pada penelitian berjumlah 217 sampel kemudian dipilih 143 sampel melalui metode purposive sampling. Hasil: Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari 143 sampel, terdapat 119 orang DBD derajat 1 dengan jumlah trombosit rendah yaitu 100 orang, hematokrit normal yaitu 72 orang, dan leukosit rendah yaitu 63 orang. Pada pasien derajat 2 sebanyak 20 orang dengan jumlah trombosit rendah yaitu 20 orang, hematokrit normal yaitu 12 orang, dan leukosit rendah yaitu 13 orang. Pasien derajat 3 sebanyak 4 orang dengan jumlah trombosit rendah yaitu 4 orang, hematokrit normal 3 orang dan leukosit rendah yaitu 2 orang dan jumlah leukosit tinggi yaitu 2 orang. Hasil analisis menggunakan uji Kruskall Wallis menunjukkan nilai signifikan pada trombosit (p=0,037) dan hematokrit (p=0,044), sedangkan leukosit tidak signifikan (p=0,225). Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada nilai trombosit dan leukosit antar derajat keparahan DBD, namun tidak ada perbedaan signifikan pada nilai hematokrit. Kata Kunci: Derajat Keparahan DBD, Trombosit, Hematokrit, Leukosi

    HUBUNGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KADAR PROFIL LIPID PASIEN DI RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2023

    No full text
    HUBUNGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KADAR PROFIL LIPID PASIEN DI RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2023 Saladin Ardhya Prawira AS1, Rosa Dwi Wahyuni2, Sumarni3, dan Intania Riska Putri4 1Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 2Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 3Departemen Gizi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako 4Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRAK Pendahuluan: Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu faktor risiko yang berperan adalah profil lipid, termasuk kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara DMT2 dan kadar profil lipid pada pasien di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kadar Profil Lipid pada Pasien di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan sampel sebanyak 37 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data sekunder dari rekam medis pasien digunakan untuk analisis. Uji statistik yang diterapkan meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi-Square untuk menentukan hubungan antarvariabel. Hasil: Analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kadar kolesterol total (p = 0,418), LDL (p = 1,000), HDL (p = 1,000), maupun trigliserida (p = 0,454). Kesimpulan: Penelitian ini tidak menemukan hubungan signifikan antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kadar profil lipid pasien. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor lain seperti genetika, metabolisme, dan gaya hidup mungkin lebih berperan dalam pengaruh profil lipid pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023. Kata Kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Profil Lipid, RSUD Undat

    PERBANDINGAN RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT (RNL) PADA PASIEN COVID -19 PASCA PANDEMI DENGAN PASIEN COVID -19 PANDEMI

    No full text
    PERBANDINGAN RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT (RNL) PADA PASIEN COVID-19 PASCA PANDEMI DENGAN PASIEN COVID-19 PANDEMI Moh Nauval1 , Haerani Harun2 , Nur Syamsi3 ,Junjun Fitriani3 1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako 2Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako 3Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Email : [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang mana virus ini menyerang sistem penafasan dan telah menjadi pandemi sejak tahun 2019. RNL adalah indikator inflamasi yang banyak digunakan pada evaluasi pasien Covid-19. Respon imun terhadap SARS-CoV-2 memiliki peran krusial dalam perkembangan dan gejala Covid-19. Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan RNL pada pasien Covid-19 pasca pandemi dengan pasien Covid-19 pandemi. Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling pada kelompok pasca pandemi dan teknik sampling ratio adjustment pada kelompok pandemi sehingga didapatkan 46 sampel yang memenuhi kriteria. Hasil : RNL pada kelompok pasca pandemi (5,91 ± 3,40) tidak memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok pandemi (6,82 ± 3,66) dengan nilai p = 0,440 Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna RNL antara pasien COVID-19 pasca pandemi dengan pasien COVID-19 pandemi. Kata Kunci : RNL; COVID-19 ; Pasca Pandemi; pandemi

    0

    full texts

    4,808

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    SLiMS Senayan Library Management System Repository is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇