82 research outputs found

    Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh Pertanian di Desa Lada Mandala Jaya Kecamatan Pangkalan Lada Kabupaten Kotawaringin Barat

    Get PDF
    This study aims to determine the perception of farmers on the role of agricultural extension. Extension roles/duties include education, dissemination of information/innovation, facilitation, consultation, supervision, monitoring and evaluation, where the sixth in this study into research variables. Likert scale is used to measure the perception of rubber farmers to the overall role of agricultural extension workers. From the results of the research note that the perception of farmers for the role of extension workers in the value is in the category “enough to play'' with the overall average of 3.11. The perception of farmers on the role of agricultural extension in Lada Mandala Jaya Village, Pangkalan Lada Sub-district can be categorized as (a). “role” (mean = 3,69) for sub-variable of Education, (b). “role” (mean = 3,41) for the sub-variable Dissemination, (c). “lacks role'' (average = 2.24) as the Facilitator, (d). “enough role” (average = 3.15) as consultant, (e). “enough role” (average = 2.60) as Supervisor, and (f). “enough role” (average = 2.61) in the implementation of Monitoring and Evaluation. It is advisable to extension workers to optimize the role of extension workers, especially in facilitating and supervising the farmers in the development of rubber plantation business

    Desain Perbaikan Lingkungan Kerja Guna Mereduksi Paparan Panas Kerja Operator di PT. Xy

    Get PDF
    PT. XY adalah sebuah Perusahaan manufaktur pembuatan spare part dan perakitan mesin screw press dan digester yang digunakan pada pabrik kelapa sawit. Pada proses pembuatan produk tersebut telah terjadi paparan panas di lantai produksi berakibat ketidaknyamanan operator dalam bekerja. Berdasarkan penelitian awal diperoleh bahwa 90% operator merasa terganggu dengan paparan panas. Paparan panas tersebut pada penelitian ini diamati menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Pada metode kualitatif digunakan kuesioner sensasi termal dan efek paparan panas terhadap kinerja operator. Sedangkan pada metode kuantitatif, kondisi fisik termal seperti temperatur, kelembaban, dan kecepatan angin diukur menggunakan instrumen pengukuran. Salah satu efek akibat kondisi fisik termal tersebut terhadap operator dianalisa menggunakan Heat Stress Index (HSI). Hasil dari kedua metode yang digunakan dianalisa dan digunakan sebagai bahan untuk mendesain perbaikan lingkungan kerja operator. Adapun hasil kuesioner menunjukkan bahwa sekitar 92% operator merasakan sensasi panas terhadap lingkungan kerja dan efek yang timbul adalah sangat mengganggu pekerjaan. Hasil pengukuran temperatur di ruang kerja adalah berkisar 33.520C dengan kecepatan angin yang sangat kecil sebesar 0.14m/s dan tingkat kelembaban sebesar 64.03%. Kondisi ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja operator adalah benar terpapar panas dengan nilai HSI sebesar 92,4%. Nilai indeks tersebut sangat tinggi yang mengindikasikan bahwa para operator harus mendapatkan asupan air agar terhindar dari stres akibat panas yang dapat mengakibatkan stroke ringan. Desain perbaikan paparan panas dilakukan dengan penggunaan turbin ventilator sebanyak 5 unit. Diharapkan turbin tersebut mampu mereduksi temperatur sebesar 81% dan menurunkan nilai HSI sebesar 51,9%

    Penambahan Asam Amino Taurin Pada Pakan Buatan Terhadap Peningkatan Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Ikan Kerapu Cantik (Epinephelus Fuscoguttatus × Epinephelus Microdon) [Addition of Amino Taurine Acid to Artificial Feed on Increased Growth and Survival Rate of Cantik Grouper Seed (Epinephelus Fuscoguttatus × Epinephelus Microdon)]

    Full text link
    Kerapu cantik merupakan kerapu hibrid hasil persilangan antara betina kerapu macan dan jantan kerapu batik. Salah satu permasalahan dalam pembenihan kerapu cantik secara umum, yaitu pertumbuhan stadia awal benih kerapu cantik yang lambat. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menambahkan taurin pada pakan buatan untuk meningkatkan pertumbuhan benih ikan kerapu cantik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan taurin pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan kerapu cantik. Penelitian ini menggunakan metode RAL dengan tiga perlakuan, yaitu pemberian pakan buatan dengan kadar taurin 0% (P1), 0,5% (P2) dan 1% (P3) yang diberikan pada benih ikan kerapu cantik dan masing-masing perlakuan diulang enam kali. Hasil pemeliharaan selama 45 hari menunjukkan bahwa penambahan taurin sebesar 1% pada pakan buatan memberikan pertumbuhan tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan berbeda nyata (p<0,05). Penambahan taurin 1% pada pakan buatan tidak memberikan hasil sintasan yang berbeda dengan kontrol (taurin 0%)

    Analisis Spasial Dan Temporal Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Dan Thermal Front Pada Musim Peralihan Di Perairan Teluk Bone

    Full text link
    The main problem facing by fishermen for capturing skipjack tuna is limited information of potential skipjack fishing areas such as the frontal locations. The purpose of this study was to analyze the spatial and temporal skipjack tuna distributions and thermal fronts, and to determine the effect of climate change on their distribution and abundance during transitional seasons. We used a survey method, in which catch and fishing position data were collected by following pole and line fishing operations. This study also collected secondary data that consisted of sea surface temperatures (SSTs) and chlorophyll-a derived from Aqua / MODIS. Fronts were determined by calculating SST gradient, SSTs preferences, chlorophyll-a, bathymetry and distance from coastline, whereas SST anomaly was calculated from the difference between monthly SST and mean SST. We mapped satellite and field data using ArcGIS 10.0. The results showed that the highest catch of skipjack tuna with an average of 205 fish/set were found inOctober 2013, which occurred in the areas of 4 o40'S-5o10'S and 120o40'E-121oE. The locations had a temperature gradient of 0.4oC and chlorophyll-a density from 0,15 to 0,23 mg m-3. Potential fishing areas may associate with negative SST anomalies of -2.1373 - -0.6469oC, reflecting that skipjack tuna tend to be at thermal fronts with relatively lower SST compared with an average of seven years

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA – MADURA

    Get PDF
    Transmisi daya listrik daripembangkit ke beban atau ke konsumen menjadihal yang sangat penting. Ini perlu menghitungrugi daya, jatuh tegangan, kuat hantar arus. Rugidaya dipengaruhi oleh panas yang terdapat padakabel (konduktor, selubung, armour) dan padaisolasi kabel. Dalam kabel bawah tanah ataukabel bawah laut, arus sirkulasi pada selubunglogam dapat terinduksi. Arus ini membuat rugidaya di selubung dan menurunkan kuat hantararus dari kabel. Makalah ini membahas tentangperhitungan parameter-parameter yang terdapatpada saluran transmisi kabel (resistansi arussearah, resistansi arus bolak-balik, resistansiefektif reaktansi induktif, kapasitansi), rugi – rugiyang terdapat pada saluran (rugi-rugipenghantar, rugi-rugi arus pemuat dan rugi-rugidielektrik), kuat hantar arus, jatuh tegangan danefisiensi yang terdapat pada kabel three core dansingle core. Kedua kabel ini memeiliki luaspenampang konduktor yang sama (300 mm2) yangterbuat dari tembaga. Dari hasil perhitungandidapat kuat hantar arus sebesar 498,229 A untukkabel tipe single core dan sebesar 484,39 A untukkabel tipe three core. Dan efisiensi saluran untuksaluran transmisi menggunakan kabel bawahtanah single core sebesar 95,909 % dan salurantransmisi yang menggunakan kabel three coresebesar 93,44 %.Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core,Rugi Daya, Transmisi

    ‘NOT A RELIGIOUS STATE’ A study of three Indonesian religious leaders on the relation of state and religion

    Get PDF
    This article explores the concept of a ‘secular state’ offered by three Indonesian religious leaders: a Catholic priest, Nicolaus Driyarkara (1913–1967), and two Muslim intellectuals who were also state officials, Mukti Ali (1923–2004) and Munawir Sjadzali (1925–2004). All three, who represented the immediate generation after the revolution for Indonesian independence from the Dutch (1945), defended the legitimacy of a secular state for Indonesia based on the state ideology Pancasila (Five Principles of Indonesia). In doing so, they argued that a religious state, for example an Islamic state, is incompatible with a plural nation that has diverse cultures, faiths, and ethnicities. The three also argued that the state should remain neutral about its citizens’ faith and should not be dominated by a single religion, i.e. Islam. Instead, the state is obliged to protect all religions embraced by Indonesians. This argument becomes a vital foundation in the establishment of Indonesia’s trajectory of unique ‘secularisation’. Whilst these three intellectuals opposed the idea of establishing a religious or Islamic state in Indonesia, it was not because they envisioned the decline of the role of religion in politics and the public domain but rather that they regarded religiosity in Indonesia as vital in nation building within a multi-religious society. In particular, the two Muslim leaders used religious legitimacy to sustain the New Order’s political stability, and harnessed state authority to modernise the Indonesian Islamic community

    Efek induksi proliferasi sel osteoblas tulang trabekular mencit jantan oleh ekstrak etanol 96% daun Semanggi (Marsilea crenata Presl.)

    Get PDF
    Osteoporosis adalah kondisi penurunan kepadatan mineral tulang dan berisiko patah tulang yang disebabkan oleh defisiensi estrogen. Fitoestrogen adalah senyawa pada tanaman yang memiliki kemampuan berikatan dengan reseptor estrogen untuk menggantikan fungsi estrogen. Daun M. crenata Presl. diketahui mengandung senyawa fitoestrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ekstrak etanol 96% daun M. crenata Presl. dapat meningkatkan jumlah sel osteoblas tulang trabekular femur dan vertebra pada mencit yang mengalami osteoporosis. Penelitian ini dilakukan dengan pemberian ekstrak etanol 96% daun M. crenata Presl. dosis 1,2; 2,4; 4,8; dan 9,6/20 g BB mencit/hari. Analisis dilakukan dengan cara pemeriksaan histomorfometri menggunakan pewarnaan HE, dan pengamatan sel osteoblas menggunakan mikroskop cahaya Olympus dengan software optilab. Data dianalisis menggunakan metode one way ANOVA. Hasil yang didapat yaitu kelompok PIV dengan dosis 9,6/20g BB mencit/hari dapat meningkatkan jumlah rerata sel osteoblas dengan nilai tertinggi yaitu 224,60 pada tulang trabekular femur dan 540,11 pada trabekular vertebra. Nilai perhitungan ED50 ekstrak etanol 96% daun M. crenata Presl. yaitu 1,908 mg pada tulang trabekular femur dan 2,878 mg pada tulang trabekular vertebra
    corecore