10 research outputs found
MONITORING KUALITAS AIR TAMBAK BUDI DAYA KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) PADA KELOMPOK MITRA DI DESA PANGGUNG JEPARA
Abstract: Panggung Village is one of the coastal villages in Kedung District, Jepara Regency which has a lot of potential natural resources to be developed. One potential natural resource that is quite potential is the mangrove forest which is widely cultivated as a place for mud crab cultivation. Mud crab (Scylla serrata) is one of the fisheries resources in the mangrove area, has high economic value and tastes delicious meat so that it is consumed by many local and foreign people. The problem faced by the partner group is that the cultivation of mud crabs has not gone well due to limited funds, lack of technology and assistance for their production activities. This activity aims to provide science and technology applications in the form of digital pond water quality monitoring technology to monitor parameters of temperature, DO, salinity and pH so that mud crabs grow optimally and have high selling prices. The method used for partner groups to support program realization is participatory. The result of the activity is a fairly high level of participation from the partner group which has a positive impact on program implementation, seen in socialization activities, counseling, training and mentoring in monitoring the water quality of mud crab cultivation ponds. The implementation of the service program is able to produce outputs, namely increasing the knowledge and skills of partner groups in monitoring water quality.Keywords: Monitoring; Water Quality; Mud Crab.Abstrak: Desa Panggung merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang memiliki banyak potensi sumber daya alam untuk dikembangkan. Salah satu potensi sumber daya alam yang cukup potensial adalah hutan mangrove yang banyak diusahakan sebagai tempat budi daya kepiting bakau. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu sumber daya perikanan yang berada di kawasan mangrove, memiliki nilai ekonomis tinggi dan rasa dagingnya yang lezat sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Permasalahan yang dihadapi kelompok mitra yaitu budi daya kepiting bakau yang dilakukan belum berjalan dengan baik dikarenakan keterbatasan dana, kurangnya teknologi dan pendampingan untuk kegiatan produksinya masih sangat kurang. Kegiatan ini bertujuan memberikan aplikasi IPTEKS berupa teknologi monitoring kualitas air tambak secara digital untuk memantau parameter suhu dan DO sehingga kepiting bakau tumbuh optimal serta memiliki harga jual yang tinggi. Metode yang digunakan bagi kelompok mitra untuk mendukung realisasi program adalah partisipatif. Hasil dari kegiatan adalah tingkat partisipasi yang cukup tinggi dari kelompok mitra memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat pada kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan monitoring kualitas air tambak budi daya kepiting bakau. Pelaksanaan program pengabdian mampu menghasilkan luaran yaitu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok mitra dalam melakukan monitoring kualitas air.Kata Kunci: Monitoring; Kualitas Air; Kepiting Bakau
KEPEMIMPINAN KEPALA DESA WANITA (Studi Tentang Strategi Meraih Kursi Jabatan Kepala Desa, Faktor Pendukung dalam Strategi Menjalankan Roda Pemerintahan dan Leadership Style Kepala Desa di Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang)
ABSTRAKKepemimpinan adalah tonggak utama dalam suksesnya laju organisasi, begitu jugadengan yang ada di Pemerintahan Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan strategi suksesnya meraih kursi jabatan kepemimpinan sebagai kepala desa, mengetahui faktor pendukung dalam strategi suksesnya menjalankan roda pemerintahan kepemimpinan wanita dan juga untuk mengetahui leadership stylekepala desa wanita menurut perspektif masyarakat dan juga jajaran staf kantor pemerintahan Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang selaku bawahan.Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Pada penelitian metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis model interaktif dari Milles and Hubberman dalam Saldana (2004). Hasil penelitian menunjukkan dalam upayanya meraih kursi jabatan kepemimpinan sebagai kepala desa, Siti Rukhoiyah melakukan beberapa strategi diantaranya adalah (1) Adu visi dan misi, (2) Silaturrahmi dan safari politik, (3) Survey daerah pemenangan, (4) Tim relawan, (5) Kampanye langsung (Direct masscampaign) dan Kampanye tidak langsung (Indirect masscampaign), serta (6) Forum Grup Discussion (FGD). Setelah berhasil mengimplementasikan strategi dalam meraih kursi jabatan terdapat pula strategi dalam menjalankan roda pemerintahan diataranya yaitu (1) Kerja nyata, (2) Meningkatkan perekonomian masyarakat, (3) Kerjasama dengan organisasi dan instansi lain, (4) Pemberian rewardatau penghargaan, (5) Meningkatkan profesionalitas dan mengaktifkan seluruh perangkat serta (6) Forum Grup Discussion(FGD). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat faktor pendukung dari suksesnya kepemimpinan wanita ini diantaranya yaitu (1) Faktor nama besar keluarga, (2) Partisipasi masyarakat, (3) Pengalaman kepemimpinan dan pendidikan, (4) APBDes yang mencukupi serta adanya (5) SDM yang mumpuni dan kordinasi yang baik. Selepas itu berdasarkan hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa kepemimpinan wanita ini menggunakan gaya kepemimpinan demokratis semi militeris, hal ini dibuktian melalui wawancara peneliti terhadap jajaran staf perangkat desa dan juga masyarakat. Kata kunci: Kepemimpinan wanita, strategi, gaya kepemimpinan
PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)
Peneitian ini bertujuan untuk menghasilkan 1) deskripsi perubahan perilaku akibat delusi pada tokoh-tokoh dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia. 2) deskripsi dampak perubahan perilaku akibat delusi pada tokoh-tokoh dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia.
Objek penelitian ini adalah novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik kepustakaan, teknik simak dan catat, serta teknik analisis dan catat.
Hasil analisis data menyimpulkan bahwa: 1) Perubahan perilaku yang terjadi pada tokoh-tokoh akibat delusi meliputi; rasa takut, mudah melamun, melakukan perbuatan memaksa, menyendiri, mengingkari komitmen, tidak peduli, marah-marah, pesimis, mudah sedih, ingin bunuh diri, dan merasa bersalah. 2) Dampak perubahan perilaku tokoh-tokoh yang terjadi menunjukkan begitu berpengaruh terhadap beberapa tokoh seperti Dewa yang mengalami dampak karena perubahan perilaku takut, melamun, memaksa, mengingkari komitmen, tidak peduli dan marah-marah. Tokoh Asma yang mengalami dampak karena perubahan perilaku tidak peduli dan pesimis. Tokoh Anita yang mengalami dampak karena perubahan perilaku marah-marah, mudah sedih dan ingin bunuh diri. Sedangkan tidak begitu berpengaruh dan tidak berdampak pada tokoh Zhongwen yang mengalami perubahan perilaku melamun dan Sekar yang mengalami perubahan perilaku memaksa
Makna Sosial Agama Bagi Gay (Kediri) (Studi Deskriptif Tentang Makna Agama Sebagai Ritual)
Penelitian ini berawal dari ketertarikan dengan adanya fenomena kaum
gay atau homoseksual yang mengaku beragama dan melakukan ibadah. Karena
pada dasarnya bila dikaitkan dengan nilai dan dan aturan dalam agama bahwa
perilaku mereka menjadi gay atau homoseksual itu sudah tidak sesuai atau sejalan
dengan tuntunan agama. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana Makna Sosial
agama bagi gay di Kediri. Makna agama itu sangat penting menjadi pertimbangan
yang cukup matang bagi gay di Kediri, sehingga mengambil tindakan untuk
melakukan ibadah yang diperintahkan oleh agama.
Studi ini merupakan suatu Penelitian Kualitatif Deskriptif, dengan
penentuan informan menggunakan suatu teknik yang disebut snowball. Dalam
studi ini pengumupulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (Indept
Interview). Informan pada penelitian ini yakni gay atau homoseksual dengan
kriteria minimal berpendidikan SMA/Sederajat. Setting penelitian ini dilakukan di
Kediri. Teori yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini
menggunakan teori Herbert Blumer pada self-indication.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna agama bagi gay di
Kediri begitu beragam. Keberagaman tersebut dipengaruhi dari beberapa proses
yang dialamai dari masing-masing orang dalam memaknai agama berbeda.
Sebagaimana Gay di Kediri dengan usia 22 tahun dan 21 tahun keduanya menjadi
gay karena salah pergaulan dan dalam dunia gay keduanya berperan menjadi
pihak perempuan. Gay dengan usia 23 tahun dan 30 tahun, keduanya menjadi gay
karena sudah dari kecil memiliki kecenderungan suka terhadap laki-laki. Peran
dalam dunia gay bisa menjadi pihak laki-laki dan perempuan, sementara gay yang
lain berperan menjadi pihak laki-lak. Keempat Gay di Kediri tersebut mendapat
sosialisasi agama dari Orangtuanya sendiri, namun ada salah seorang gay yang
pernah juga mendapat pengalama lebih dari pondok pesantren tempat dimana dia
pernah belajar. Kemudian mereka menilai agama sebagi ajaran yang baik dan
menuntun lebih bertaqwa. Kemudian dari empat gay tersebut ada tiga gay yang
memaknai Agama sebagi suatu pedoman dan tuntunan hidup selama di dunia,
sementara satu orang diantara empat gay itu memaknai agama sebagi suatu
penghapus dosa yang pernah dilakukan. Selanjutnya dari makna tersebut
mempengaruhu tindakan mereka dalam beragama, yaitu dalam beragam sering
melaksanakan ibadah sesuai dengan yang diajarkan oleh agama yang dianutnya.
Selanjutnya terdapat gay dengan usia 28 tahun dan 19 tahun keduanya menjadi
gay lantaran menjadi korban pelecehan seksual. Peran dalam dunia gay masingmasing
satu menjadi laki-laki sementara satuanya bisa aki-laki bisa perempuan.
Gay ini mendapat sosialisasi dari orngtuanya sementara satu lainnya dari
kerabatnya. Keduanya menilai agama mendorong berbuat kebaikan. Kemudian
dalam memaknai agama menganggap gama sebagai keyakinan sementara yang
satu memaknai agama hanyalah suatu formalitas dalam beragama. Sehingga
tindakan beragama jarang dalam melaksanskan ibadah, sementara satu gay
lainnya suadah tidak pernah melaksanakan ibadah karena merasa tidak pantas
Karakteristik Hidrolisat Gelatin Tulang Itik Dengan Enzim Tripsin Sebagai Penghambat Alfa Amilase (α-Amylase Inhibitor)
Gelatin diekstrak dari daging sapi atau babi. Salah satu sumber gelatin yang potensial untuk dikembangkan selain dari mamalia darat adalah dari unggas yaitu tulang itik. Ekstraksi gelatin dari tulang bebek dapat dilakukan dengan metode asam. Beberapa penelitian melaporkan bahwa hidrolisis gelatin menggunakan berbagai jenis enzim akan meningkatkan bioaktivitasnya, seperti antioksidan, antibakteri, dan antihiperglikemik (alpha amilase inhibitors). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gelatin tulang bebek yang dihidrolisis dengan enzim tripsin sebagai inhibitor alfa amilase. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial dengan perlakuan waktu hidrolisis yang berbeda. Parameter penelitian berupa total soluble protein, TCA soluble protein, derajat hidrolisis, dan aktivitas penghambatan alfa amilase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan waktu perlakuan hidrolisis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai protein terlarut TCA dan derajat hidrolisis. Namun tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap total protein terlarut. 180 menit waktu perlakuan hidrolisis dengan seri konsentrasi 250; 500; 1000; 2000 ppm memiliki aktivitas penghambatan terhadap alfa amilase, masing-masing 39,42; 41.75; 44,58; 48,11%. Memiliki nilai IC50 sebesar 2,74 mg/mL. Aktivitas penghambatan masih lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif untuk acarbose.Gelatin diekstrak dari daging sapi atau babi. Salah satu sumber gelatin yang potensial untuk dikembangkan selain dari mamalia darat adalah dari unggas yaitu tulang itik. Ekstraksi gelatin dari tulang bebek dapat dilakukan dengan metode asam. Beberapa penelitian melaporkan bahwa hidrolisis gelatin menggunakan berbagai jenis enzim akan meningkatkan bioaktivitasnya, seperti antioksidan, antibakteri, dan antihiperglikemik (alpha amilase inhibitors). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gelatin tulang bebek yang dihidrolisis dengan enzim tripsin sebagai inhibitor alfa amilase. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial dengan perlakuan waktu hidrolisis yang berbeda. Parameter penelitian berupa total soluble protein, TCA soluble protein, derajat hidrolisis, dan aktivitas penghambatan alfa amilase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan waktu perlakuan hidrolisis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai protein terlarut TCA dan derajat hidrolisis. Namun tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap total protein terlarut. 180 menit waktu perlakuan hidrolisis dengan seri konsentrasi 250; 500; 1000; 2000 ppm memiliki aktivitas penghambatan terhadap alfa amilase, masing-masing 39,42; 41.75; 44,58; 48,11%. Memiliki nilai IC50 sebesar 2,74 mg/mL. Aktivitas penghambatan masih lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif untuk acarbose
Pemanfaatan Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair Dengan Penambahan MSG (Monosodium Glutamat) dan EM4 (Effective Microorganism) Dengan Bantuan Aerasi
Pupuk organik cair adalah hasil fermentasi dari bahan organik yang terbuat dari sisa
tanaman dan hewan. Pupuk organik cair dapat mengatasi masalah pada tanah yang
kekurangan unsur hara. Pupuk organik cair pada dasarnya tidak merusak tanah meskipun
diaplikasikan terus menerus. Pupuk organik cair dapat diproduksi salah satunya dengan
proses fermentasi. Fermentasi merupakan proses respirasi aerob maupun anaerob oleh
mikroorganisme. Dengan adanya fermentasi maka proses dekomposisi bahan akan lebih
cepat dan lebih mudah terurai. Pupuk organik cair diharapkan dapat menjadi alternatif dalam
memperbaiki kualitas tanah dan menjadi solusi atas mahalnya pupuk anorganik. Tujuan dari
penelitian ini yaitu mempelajari kandungan hara dari pupuk organik cair yang terbuat dari
bahan dasar air cucian beras dengan penambahan vetsin atau monosodium glutamat. .
Faktor perlakuan penelitian ini yaitu dosis pupuk yang terdiri dari M0/kontrol (tanpa vetsin),
M1 (1 gram msg), M2 (2 gram msg), M3 (3 gram msg), M4 (4 gram msg), dan M5 (5 gram
msg). Parameter yang diamati terdiri dari parameter kematangan yaitu pH, suhu, warna dan
bau dan parameter kandungan hara yaitu C-organik, N-total, C/N rasio, P2O5, dan K2O
diperoleh dari analisis laboratorium di Laboratorium Tanah UPT Pengembangan Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Lawang, Jawa Timur. Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan excel dengan bentuk grafik. Berdasarkan penelitian ini diperoleh kandungan
C-organik tertinggi pada perlakuan M5 sebesar 14,05%, kandungan N-total tertinggi pada
perlakuan M0 sebesar 1,21%, C/N rasio tertinggi pada perlakuan M5 sebesar 15,18%,
kandungan P2O5 tertinggi pada perlakuan M0 sebesar 1,57% dan kandungan K2O tertinggi
pada perlakuan M1 sebesar 1,52%
Value-based total performance excellence model an overview
Today, organizations are competing for the survival. They adopt various performance management systems that best suit their undertakings. There are many performance models which lean towards measuring tangible aspects such as Malcolm Baldridge National Quality Award (MBNQA), European Quality Award (EQA), Deming Prize and Kanji’s Model. However, the measurements of intangible aspects are also important and should be heeded to optimize the organizational performance. This paper discusses the preliminary implementation of the Performance Measurement System (PMS) which showcases an overview of intangible aspects i.e. organizational core values through Value–Based Total Performance Excellence Model (VBTPEM) and identification of existing core values in Malaysian universities. This model will reveal overall standings and achievements of the public universities and indicate opportunities for further improvements based on the value–based indicators
Pemanfaatan Ampas Kopi Sebagai Pupuk Organik Cair dengan Penambahan MSG dan Air Cucian Beras
Penggunaan pupuk anorganik yang berlebih dapat menyebabkan
kerugian bagi tanah seperti berkurangnya tingkat kesuburan tanah dan
berkurangnya kualitas panen tanaman. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan menggunakan pupuk organik cair dengan memanfaatkan bahan yang
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan
ampas kopi dengan penambahan MSG dan air cucian beras, menganalisis
pupuk organik cair yang dapat diaplikasikan dan telah memenuhi standar mutu
pupuk organik cair berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
261/2019, dan mendapatkan dosis ampas kopi yang memenuhi standar mutu
pupuk organik cair. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
lima taraf dengan tiga kali pengulangan. Perlakuan yang digunakan pada
penelitian ini adalah pemberian dosis ampas kopi dalam pembuatan pupuk
organik cair yaitu dengan taraf D1 (40 gram ampas kopi), D2 (80 gram ampas
kopi), D3 (120 gram ampas kopi), D4 (160 gram ampas kopi), dan kontrol (tanpa
ampas kopi). Parameter yang diamati terdiri dari indikator kematangan seperti
(pH, suhu, warna, dan bau) dan kandungan unsur hara seperti (C, N, P, dan K).
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) satu
arah dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan penelitian diperoleh rata-rata pH
berkisar 6,23-7,6 dan suhu berkisar 27,87oC-28,3oC. Kandungan C-organik
tertinggi pada perlakuan D3, kandungan nitrogen tertinggi pada perlakuan D3,
kandungan fosfor tertinggi pada perlakuan D2, kandungan kalium tertinggi pada
perlakuan D2, dan C/N rasio tertinggi pada perlakuan D1. Kemudian diperoleh
perlakuan terbaik berdasarkan semua parameter pada perlakuan D1. Parameter
kandungan unsur hara yang tidak memenuhi standar kualitias pupuk organik cair
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia 261/2019 yaitu
kandungan fosfor, kandungan kalium, dan C/N rasio
Analisis Energi dan Ekonomi Artifisial Selai Kacang Tanah Berbahan Dasar Ubi Jalar Dengan Minyak Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang banyak dibudayakan dan dikenal di Indonesia. Kacang tanah akan menghasilkan minyak yang ketika diolah dengan proses pengepresan. Pada penelitian ini, pemanfaatan minyak kacang tanah digunakan sebagai perasa kacang dari produk inovasi selai kacang berbahan dasar ubi jalar. Dari produk tersebut akan dilakukan analisis ekonomi dan energi serta uji organoleptik. Analisis ekonomi bertujuan untuk mengukur kelayakan usaha dalam produksi makanan yang mencakup HPP, BEP, Harga Jual, Penerimaan, Pendapatan PP, R/C. Sementara itu, analisis energi untuk mengetahui konsumsi energi selama proses produksi yang mencakup energi manusia, energi listrik, dan energi bahan bakar. Selanjutnya dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui kesesuaian produk inovasi dan produk selai kacang konvensional dengan parameter rasa, warna, tekstur, dan aroma. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development dan metode kuantitatif. Metode research and development digunakan untuk menghasilkan resep baru dari produk selai kacang, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis faktor ekonomi dan energi produk selai kacang. Hasil yang didapatkan bahwa usaha selai kacang dikatakan layak usaha dengan nilai R/C > 1 yaitu 1,15. Harga jual yang diperoleh untuk produk inovasi selai kacang sebesar Rp 5.872,08 untuk kemasan 175 gram. Konsumsi energi terbesar ada pada proses produksi pengolahan produk yaitu 355,11 MJ/Kg. Hal tersebut disebabkan pada proses pengolahan produk memiliki tahapan produksi yang banyak, sehingga penggunaan yang dikeluarkan juga besar. Hasil uji organoleptik dari keempat parameter yang diujikan mencapai nilai persentase di atas 50% sehingga kesesuaian produk inovasi dengan produk selai kacang konvensional sangat sesuai
Value-Based Total Performance Excellence Model: An Overview
Today, organizations are competing for the survival. They adopt various performance management systems that best suit their undertakings. There are many performance models which lean towards measuring tangible aspects such as Malcolm Baldridge National Quality Award (MBNQA), European Quality Award (EQA), Deming Prize and Kanji’s Model. However, the measurements of intangible aspects are also important and should be heeded to optimize the organizational performance.This paper discusses the preliminary implementation of the Performance Measurement System (PMS) which showcases an overview of intangible aspects i.e. organizational core values through Value-Based Total Performance Excellence Model (VBTPEM) and identification of existing core values in Malaysian universities. This model will reveal overall standings and achievements of the public universities and indicate opportunities for further improvements based on the value-based indicators