16 research outputs found

    The Effectiveness of Nutrition Education about Local Specific Food-based Balanced Nutrition Recommendation on Dietary Intake Level and Anemia Status in Female Adolescents at the Hidayatullah Arrohmah Islamic Boarding School Malang

    Get PDF
    Background: Anemia is the biggest nutritional problem in Indonesian adolescents. One of the main risk factors is poor diet. Nutrition education as an intervention method has been shown to significantly improve healthy lifestyle and academic achievement in school-aged children. Objective: To analyze the effectiveness of nutrition education about local specific food-based balanced nutrition recommendation on the knowledge, dietary intake level, and anemia status of female adolescents. Methods: This study was a quasi-experimental research with pre- and post-test design. Eighty-three female students of the Hidayatullah Arrohmah Islamic Boarding School Malang were included as study participants. The nutrition education in the form of class counseling on balanced nutrition guidelines and healthy snacks was given for five consecutive months. Dietary consumption, knowledge, and hemoglobin level were measured before and after the intervention. Data analysis was done using paired t-test and Wilcoxon signed-rank test with p<0.05 considered as significant. Results: There was a significant difference of the protein (p=0.029) and Fe (p=0.021) intake level before and after the intervention, however, this result was not found in the vitamin C and folic acid intake. The nutritional knowledge as well as the hemoglobin level were increased significantly (p=0.001, p=0.04, respectively). Conclusions: Nutrition education about local specific food-based balanced nutrition recommendation is very effective to increase knowledge, dietary intake (protein and iron), and hemoglobin levels in female adolescents

    Asupan Dan Frekuensi Konsumsi Serat, Vitamin B3, dan Pufa Berhubungan dengan Profil Lipid dan Penyakit Jantung Koroner

    Get PDF
    Pola makan tidak seimbang merupakan salah satu pemicu terjadinya abnormalitas profil lipid, yang merupakan prediktor dari Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan dan frekuensi konsumsi serat, vitamin B3, PUFA dengan profil lipid danpenyakit jantung koroner. Metode penelitian adalah studi literatur dari jurnal penelitian yang diterbitkantahun 2016 hingga tahun 2020. Pencarian jurnal penelitianmenggunakan mesin pencari google di database E-Resources Perpustakaan Nasional RI, PubMed, PLoS, Researchgate, Google Scholar, dan Garuda Ristekbrin. Data dianalisis secara mendalam untuk menemukan persamaan dan perbedaan hasil penelitian. Enam dari 11 penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan serat, vitamin B3, dan PUFA sesuairekomendasi dengan penurunan risiko abnormalitas kadarlipid dan Penyakit Jantung Koroner (p-value<0,005). Dapat disimpulkan jika asupandan frekuensikonsumsi serat, vitamin B3, dan PUFA berhubungan secara signifikandengan Penyakit Jantung Koroner dan profil lipid darah.

    Pektin Dalam Tepung Kesemek Mempengaruhi Kadar Trigliserida Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Aterogenik

    Get PDF
    Background: Moderate hypertriglyceridemia is almost certainly an independent risk factor for cardiovascular disease. Pectin is a kind of soluble fiber that can be used to decrease triglyceride level and it  can be found in fruits such as persimmon. Objective: This research intens to prove the effect of soluble fiber of persimmon flour to decrease triglyceride level. Methods: The search used Post Only Control Group design. Normal diet, atherogenic diet, and atherogenic diet with various amount of dried persimmons were given to 30 subjects, male wistar rats, for 12 weeks. 1.2 g, 2.4 g, and 3.6 g persimmon flour were used as the given amount for every groups. Results: There were significant differences between atherogenic diet group and the other groups of research (p-value<0.001). Compared to normal diet group, atherogenic diet with 1.2 g and 2.4 g persimmon flour resulted unsignificant differences of triglycerides level. But, atherogenic diet with 3,6 g dried persimmon group was different significantly to normal diet groups (p-value=0.036). Both dose of persimmon flour and fat intake affect elevation of tryglyceride level up to 62.5%. Conclusion: The contribution of persimmon flour (Diospyros Kaki L. var Junggo) in inhibitation of the increase of triglyceride serum level on male wistar rats.  The most effective dose is 1.2 g, because the result of the trigliceride level was closest to normal and energy intake was not affected.  ABSTRAK   Latar belakang : Hipertrigliseridemia kadar sedang hampir pasti merupakan faktor risiko tersendiri untuk penyakit kardiovaskular. Pektin merupakan jenis serat larut air memiliki efek menurunkan trigliserida dan banyak terdapat dalam buah-buahan, salah satunya buah kesemek. Tujuan : Penelitian ini bertujuan menguji efek serat larut air pada tepung kesemek dalam menurunkan kadar trigliserida. Metode : Penelitian dilakukan dengan metode Post Test Only Control Group. Diet normal, diet aterogenik, diet aterogenik + kesemek dengan berbagai jumlah diberikan kepada 30 subyek penelitian, yaitu tikus wistar jantan selama 12 minggu. 1,2 g, 2,4 g, dan 3,6 g tepung kesemek digunakan sebagai intervensi untuk kelompok perlakuan. Hasil : terdapat perbedaan kadar trigliserida yang signifikan antara kelompok diet aterogenik dengan kelompok perlakuan lainnya (p=0,000). Bila dibandingkan dengan kelompok diet normal, perlakuan dengan pemberian tepung kesemek 1,2 g dan 2,4 g menghasilkan kadar trigliserida yang tidak berbeda signifikan, namun jumlah pemberian tepung kesemek 3,6 g berbeda nyata dengan diet normal (p=0,036). Pemberian tepung kesemek dan asupan lemak bersama-sama mempengaruhi pembentukan trigliserida dengan kontribusi sebesar 62,5%. Kesimpulan : Tepung kesemek (Diospyros Kaki L. Var. Junggo) terbukti dapat menghambat peningkatan kadar trigliserida serum pada tikus wistar jantan yang diberi diet aterogenik. Jumlah yang dinilai paling efektif menurunkan trigliserida adalah sebesar 1,2 g, karena pada jumlah tersebut, kadar trigliserida yang dihasilkan paling mendekati normal dan tidak mempengaruhi asupan energi

    PELATIHAN PENGOLAHAN FORMULA TEMPE GENERASI DUA BAGI IBU BALITA GIZI KURANG

    Get PDF
    Until now, the prevalence of malnutrition in children under five is still high. Tempe is an affordable local food, contains high protein, and is easy to digest by the human body. A collection of tempeh recipes for undernourished children, designed based on recipes from local communities, has been successfully developed through previous research. These recipes are assigned as the second generation of tempeh to distinguish them from conventional tempe products. This current community service aimed to provide training on how to cook tempe formulas using standard recipes from the preceding research. The participants of the community service activities were mothers who have under-five malnourished children and Posyandu cadres of Arjowinangun Health Center, Malang City, with a total of 15 mothers. The program was carried out for three non-consecutive days. The methods used during activities included lectures, discussions, cooking demonstrations, and cooking independently at the participants' own homes. The home activities were done twice, with two recipes for each practice. The results of the community activity showed that the participant's pretest and post-test scores were 68.70 and 84.00, respectively. The distribution of post-test scores was more homogeneous than the pretest scores. These indicate that at the end of the activity, the comprehensive understanding of the participants on the material that has been presented is not only better but also relatively uniform. The post-test score is higher than the passing grade level set for the program, which is 75%. The qualities of the tempe formula prepared by the participants, based on taste, appearance, texture, and aroma sensory attributes, have been notably increased from home activities one and two. Again, this indicates that the participant's skills at preparing second-generation tempe products have increased. --- Sampai saat ini prevalensi gizi kurang pada anak balita tinggi. Tempe merupakan makanan lokal yang mudah didapatkan, mengandung protein tinggi, dan mudah dicerna oleh tubuh. Kumpulan resep olahan tempe untuk balita gizi kurang, yang dirancang berdasarkan resep dari masyarakat setempat, telah berhasil dibuat oleh penelitian terdahulu. Resep-resep tersebut diberi nama olahan tempe generasi dua untuk membedakan dengan resep olahan tempe konvensional. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan cara memasak olahan tempe dengan menggunakan resep standar yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Sasaran kegiatan pengabdian adalah ibu-ibu yang memiliki balita gizi kurang dan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Arjowinangun, Kota Malang dengan jumlah total 15 orang. Kegiatan dilakukan dalam waktu 3 hari secara berselang. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, demo memasak dan praktik masak olahan tempe secara mandiri di rumah peserta masing-masing. Kegiatan praktik mandiri dilaksanakan sebanyak dua kali dengan jumlah dua resep untuk setiap kali praktik. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa nilai tes awal dan tes akhir peserta berturut-turut adalah 68,70 dan 84,00. Sebaran nilai tes akhir lebih homogen dibandingkan dengan nilai tes awal. Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa di akhir kegiatan, tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan selain lebih baik juga relatif lebih seragam. Dibandingkan dengan indikator keberhasilan kegiatan, yaitu 75%, maka nilai tes akhir lebih tinggi. Mutu makanan olahan tempe yang dihasilkan peserta, ditinjau dari parameter rasa, penampilan, tekstur, dan aroma pada praktik kedua lebih baik dibanding pada praktik yang pertama. Hal ini juga menunjukkan bahwa keterampilan menyiapkan olahan produk tempe peserta mengalami peningkatan

    PEDOMAN GIZI SEIMBANG BERBASIS PANGAN LOKAL TERHADAP PENGETAHUAN, ASUPAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

    Get PDF
    Asupan gizi yang kurang pada ibu hamil dapat melahirkan anak dengan berat badan kurang dan pen- dek (stunting) serta perkembangan otak yang kurang sehingga berdampak pada kualitas sumberdaya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pengetahuan, asupan zat gizi, dan status gizi ibu hamil sebelum dan sesudah edukasi menggunakan Pedoman Gizi Seimbang Berbasis Pan- gan Lokal. Populasi dan sampel adalah seluruh ibu hamil di Desa Sebatih (intervensi, n: 31) dan Desa Saham (kontrol, n: 16) menggunakan metode quasy experiment dengan desain Pretest-Post test with control group. Analisis menggunakan T-test dan Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terlihat kecenderungan peningkatan frekuensi konsumsi makanan untuk semua kelompok makanan pada minggu ke lima (setelah edukasi sebanyak 8 kali), kecuali makanan selingan. Kelompok makanan yang paling tinggi peningkatannya berturut-turut adalah lauk nabati (22,6%), sayuran (14,6%), lauk hewani (14,3%),makanan pokok (11,1%), dan buah (9,8%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan risiko KEK pada ibu hamil dari 17,4 % menjadi 4,3 %. Perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol terlihat pada pengetahuan gizi (p=0,002), asupan energi (p=0,003), asupan zat besi (Fe) (p=0,012) dan asupan vitamin C (p=0,030). Edukasi gizi melalui penerapan Pedoman Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil, asupan zat gizi, terutama Zat Besi(Fe) dan Vitamin C, serta dapat menurunkan risiko KEK pada ibu hamil

    Etika dan Profesi Gizi

    No full text
    Menggapai sukses pribadi dan profesi merupakan perjalanan hidup yang sangat panjang bagi seseorang penyandang profesi. Untuk dapat menjadi individu yang dapat diterima orang lain dalam menjalankan profesinya, seorang individu harus melatih kepribadiannya dengan baik. Banyaknya kendala dalam mendapatkan buku bacaan tentang etika keprofesian, khususnya di bidang gizi karena terbatasnya sumber yang ada. Buku ini memuat Dasar Etika, pemahaman tentang profesi gizi, peran dan kompetensi ahli gizi dan ahli madya gizi serta kode etik dan legislasi profesi gizi. Bagi para penyandang profesi gizi dan mahasiswa gizi, pengetahuan tentang etika profesi gizi mutlak diperlukan dan harus dikuasi, agar dapat mengaplikasikan dan meningkatkan mutu pelayanan gizi masyarakat.x+106 hlm; 23 c

    Etika dan Profesi Gizi

    No full text
    x+104 hlm,; 23 C
    corecore