6 research outputs found

    Hubungan Komunikasi SBAR saat Handover dengan Penerapan Patient Safety di Rumah Sakit Bakti Timah Karimun

    Get PDF
    Background: The application of patient safety goals is an effort made by hospitals to improve the quality of health services. Handover activities that are not accompanied by effective communication can cause errors that can harm the patient. Recommendations from WHO require nurses to improve communication patterns, especially when carrying out handovers, namely by using SBAR communication which consists of Situation, Background, Assessment and Recommendation. Based on the data summary of reported incidents that occurred in the hospital as many as 20 incident cases in the past year, including cases of KTD, KNC, KTC and KPCS. From these incidents, there were 6 cases related to miscommunication during handovers. Some nurses still do not apply the SBAR communication method when carrying out handovers, resulting in cutting/lagging of the information provided and resulting in incidents. Objective:to determine the reltionshipbetween SBAR Communication during handover and the implementation of patient safety at Bakti Timah Karimun Hospital. Methods: This research is quantitative with a cross-sectional approach. The population of this study were all inpatient nurses at Bakti Timah Karimun Hospital with total sampling, which consisted of 63 respondents. Results: showed that 41 respondents (65%) used SBAR communication during handovers in the good category and implemented patient safety. Conclusion:This means that the implementation of SBAR communication during the handover is good but not optimal because there are still 35% who have not implemented it. Based on the chi square test, there is a relationship between SBAR communication during handover and the application of patient safety (p=0.000 <0.05). Suggestion:, it is expected that nurses can carry out SBAR communication during handovers effectively so that they can implement patient safety optimallyKeywords : Newbron, Skin wrap, hypothermia

    EFEKTIVITAS PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM PENGGUNAAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI PUSKESMAS SEI PANCUR

    Get PDF
    RINGKASAN - Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan buku referensi kesehatan orang tua dan anak yang digunakan untuk memantau tumbuh kembang orang tua dan anak sampai dengan usia 6 tahun. Kurangnya pemahaman ibu tentang penggunaan KIA sudah lama dianggap sebagai catatan penting bagi tenaga kesehatan. Pada tahun 2019 terdapat 305 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 penduduk Indonesia, sedangkan di Provinsi Kepulauan Riau terdapat sekitar 241 AKI per 100.000 penduduk pada tahun 2021. Penggunaan buku KIA secara efektif oleh individu, baik anak-anak atau orang dewasa, dapat membantu mengurangi perilaku menyimpang dan angka kesakitan dan kematian pada orang tua dan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Edukasi terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dalam Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Sei Pancur. Teknik Sampling yang digunakan non probability sampling yaitu accidental sampling, dengan rancangan penelitian one group pre test dan post test design tanpa menggunakan kelompok kontrol (pembanding), instrument penelitian ini menggunakan kuesioner dan uji statistic Paired t-test. Hasil penelitian ini, ada hubungan pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil dalam penggunakan buku KIA dengan nilai p value 0.001. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi puskesmas dapat memberikan edukasi dalam penggunakan buku KIA kepada ibu & keluarga dengan maksimal.Kata Kunci : KIA, Pengetahuan, Ibu hamil

    OPTIMALISASI BREAST FEEDING PADA IBU NIFAS 0-3 HARI DI RUMAH SAKIT AWAL BROS A.YANI

    Get PDF
    Asi eksklusif sangat direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics kepada bayi selama 6 bulan. ASI merupakan nutrisi terbaik secara khusus di tunjukan bagi bayi baru lahir. Karena mengandung berbagai komponen antibiotik, nutrisi yang lengkap dan mudah dicerna oleh bayi baru lahir dibandingkan dengan susu formula. Adapun tujuan setelah mendaptkankan penyuluhan teknik menyusui, diharapkan peserta ibu nifas 0-3 hari di Rumah Sakit Awal Bros A. Yani dapat menyusui dengan baik dan benar. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan teknik yang benar sesuai standar operasional prosedur. Hasil yang di harapkan dari pengabdian masyarakat ini, ibu nifas di Rumah Sakit Awal Bros A. Yani mampu melakukan redemonstrasi teknik menyusui yang baik dan benar

    Pengaruh Nesting Terhadap Kualitas Tidur Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi RSUD Raja Ahmad Tabib Kepulauan Riau

    No full text
    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah masalah yang mesti memperoleh perhatian,sebab mempunyai risiko mortalitas serta morbiditas yang tinggi. Menyebabkan bayimembutuhkan ruangan perawatan khusus dan memberikan perawatan khususnesting. Nesting ialah intervensi yang penting buat optimalisasi fungsi sistem organpada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bersumber dari data di RSUD Raja AhmadTabib tahun 2021 diperoleh data angka BBLR sebanyak 86 kasus, sedangkan tahun2022 angka BBLR mengalami kenaikan menjadi 124 kasus. Tujuan dari penelitianini adalah mengetahui pengaruh nesting terhadap kualitas tidur Bayi Berat LahirRendah (BBLR) di ruang Perinatologi RSUD Raja Ahmad Tabib. Metode penelitiankuantitatif dengan desain Pre Experiment dengan rancangan One Group Pre test Posttest tanpa kontrol yang melibatkan satu kelompok subjek. Jumlah sampel sejumlah15 bayi dengan berat badan bayi 1500-2500 gram. Orang tua bayi bersedia anaknyamenjadi responden penelitian. Tidak ada cacat bawaan yang besar atau kelainanneurologis termasuk perdarahan intraventrikular. Tidak diobati dengan obatpenenang 24 jam sebelum intervensi. Alat ukur penelitian menggunakan checklist.Analisa data yang dipakai ialah uji wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan adanyapengaruh yang signifikan dari penggunaan nesting terhadap kualitas tidur bayi BeratBadan Lahir Rendah (BBLR) sebelum intervensi (tanpa nesting) dan sesudahdilakukan intervensi (dengan nesting) p value 0,000. Kesimpulan dari penelitianadalah pemberian nesting berpengaruh terhadap kualitas tidur Bayi Berat LahirRendah (BBLR). Perawat bisa mengembangkan hasil penelitian ini denganmemberikan intervensi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk meningkatkankualitas tidur bayi, serta meminimalisir pengaruh lingkungan perawatan intensif..Kata kunci: BBLR, Nesting, kualitas tidurLatar Belakang: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah masalah yang mesti memperoleh perhatian, sebab mempunyai risiko mortalitas serta morbiditas yang tinggi. Menyebabkan bayi membutuhkan ruangan perawatan khusus dan memberikan perawatan khusus nesting. Nesting ialah intervensi yang penting buat optimalisasi fungsi sistem organ pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bersumber dari data di RSUD Raja Ahmad Tabib tahun 2021 diperoleh data angka BBLR sebanyak 86 kasus, sedangkan tahun 2022 angka BBLR mengalami kenaikan menjadi 124 kasus. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pengaruh nesting terhadap kualitas tidur Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di ruang Perinatologi RSUD Raja Ahmad Tabib Kepulauan Riau. Metode penelitian: Desain penelitian yang dipakai ialah penelitian kuantitatif dengan desain Pre Experiment dengan rancangan One Group Pre test Post test  tanpa kontrol yang melibatkan satu kelompok subjek. Jumlah sampel sejumlah 15 bayi. Alat ukur penelitian menggunakan checklist. Analisa data yang dipakai ialah uji wilcoxon. Hasil: Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan nesting terhadap kualitas tidur bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebelum intervensi (tanpa nesting) dan sesudah dilakukan intervensi (dengan nesting) p value 0,000. Kesimpulan: Pemberian nesting berpengaruh terhadap kualitas tidur Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Saran: Perawat bisa mengembangkan hasil penelitian ini dengan memberikan intervensi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) buat meningkatkan kualitas tidur bayi, serta meminimalisir pengaruh lingkungan perawatan intensif

    FAKTOR RISIKO INFEKSI LUKA OPERASI POST LAPAROTOMI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

    No full text
    Background.The incidence of surgical site infection in Indonesia is in the range of 2-18%. The impact of surgical site infections increase morbidity, mortality, and increased duration of hospitalization thereby increasing health care costs. The purpose of this study was to measure the risk factors and the dominant factors related to surgical site infections after laparotomy the incidence of obstetrics and gynecology at the Arifin Achmad Hospital Pekanbaru. Methods.The design of study is a retrospective case-control of medical records from January 2009 � December 2013. The sample was post operative females undergoing obstetrics and gynecology laparotomy. The diagnosis of surgical site infection is based on the criteria of the Centers for Disease Control and Prevention (CDC). The results of the simple random technique of 4,301 observation patient yields 192 samples of cases group patients and 576 control group patients. The data were analyzed using independent t-Test, chi-square, Kaplan-Meier analysis and multivariate logistic regression analysis. Research results. Surgical site infections occurred in 192 patients (4,46%). The results of logistic regression analysis for significant factors are: the type of emergency surgery (47,4% vs 36,5%, OR = 1,5
    corecore