11 research outputs found

    Pengembangan Media Mobile Learning (M-learning) Pengenalan Jurusan Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI Sman 1 Jatirogo-tuban

    Get PDF
    Berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan Konseling menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi saat ini masih kurang. Guru Bimbingan Konseling di SMAN 1 Jatirogo hanya memberikan informasi sekilas mengenai perguruan tinggi. Pameran tentang perguruan tinggi merupakan sarana bagi siswa dalam mencari informasi tentang perguruan tinggi. Namun, karena waktu yang terbatas dan informasi yang kurang detail mengenai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, sehingga dibutuhkan pengembangan media Mobile Learning (M-Learning) pengenalan jurusan perguruan tinggi. M-Learning berbasis android merupakan media untuk pengenalan jurusan yang ada di perguruan tinggi untuk siswa kelas XI SMAN 1 Jatirogo, sehingga bimbingan karir dalam bentuk pengenalan perguruan tinggi dapat terlaksana dengan maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk media Mobile Learning (M-Learning) pengenalan jurusan perguruan tinggi sebagai upaya inovatif dalam pemberian layanan bimbingan karir pada siswa kelas XI SMAN 1 Jatirogo.  Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Borg & Gall, namun hanya terbatas pada tahap ke-5, yakni revisi produk. Untuk mengetahui kelayakan media M-Learning maka dilakukan uji validitas produk kepada ahli materi (2 orang), ahli media (1 orang), ahli praktisi (1 orang) dan uji coba lapangan kecil (10 orang). Instrumen penelitian ini berupa untuk mengetahui kelayakan media M-Learning. Hasil dari uji coba produk oleh ahli materi mencapai 93.76% untuk media M-Learning dan dikategorikan sangat baik, ahli media mencapai 87.5% untuk media M-Learning dan dikategorikan sangat baik, ahli praktisi mencapai 83.21% media M-Learning dan dikategorikan sangat baik, dan uji coba lapangan mencapai 87.39% media M-Learning dan dikategorikan sangat baik. Dengan demikian, media M-Learning untuk pengenalan jurusan di perguruan tinggi layak digunakan dan dikembangkan pada siswa kelas X SMAN 1 Jatirogo.   Kata Kunci : M-Learning, perguruan tingg

    Analisis Keragaman Genetik Isolat Corynespora Cassiicola (Berk & Curt) Wei. Di Indonesia Menggunakan Marker Issr (Inter Simple Sequence Repeat)

    Full text link
    Penyakit Gugur Daun Corynespora (PGDC) yang disebabkan oleh patogen Corynespora cassiicola (Berk & Curt) Wei., merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman karet (Hevea Brasiliensis). Klon-klon karet yang semula bersifat moderat terhadap serangan jamur ini, setelah beberapa tahun menjadi rentan dan terserang hebat. Hal tersebut diduga karena evolusi patogen menghasilkan ras baru yang lebih merusak. Oleh karena itu, informasi yang berkaitan dengan variabilitas patogen sangat diperlukan. Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah isolat Corynespora cassiicola dari 7 daerah sentra perkebunan karet Indoneia yaitu Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Jawa Tengah. Prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi penyiapan kultur isolat, ekstraksi DNA Corynespora cassiicola menggunakan metode modifikasi CTAB berdasarkan Situmorang (2002), analisis PCR dengan Inter Simple Sequence Repeat (ISSR), analisis data menggunakan UPGMA dalam program NTSYS, dan uji kelayuan daun menggunakan metode Nghia et al. (2007). Hasil analisis keragaman genetik isolat Corynespora cassiicola asal 7 wilayah sentra karet di Indonesia menggunakan marker ISSR menghasilkan 4 kelompok (4 ras) C. cassiicola, kelompok A (Ras 1) yaitu isolat asal Bengkulu, kelompok B (Ras 2) meliputi isolat asal Lampung dan Sumatera Utara, kelompok C (Ras 3) meliputi isolat asal Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Jambi, dan kelompok D (Ras 4) yaitu isolat asal Jawa Tengah. Hasil uji kelayuan daun menunjukkan bahwa isolat-isolat Corynespora yang berada pada kelompok yang sama berdasarkan hasil analisis genetik, juga mempunyai tingkat infeksi (patogenitas) yang sama terhadap beberapa daun karet yang diuji. Isolat asal Jawa tengah (CJT) mempunyai rata-rata tingkat infeksi (patogenitas) tertinggi dibandingkan isolat yang lainnya. Tingkat infeksi terendah dari 7 isolat adalah pada klon RRIM 712 dan IRR 5, sedangkan tingkat infeksi 7 isolat Corynespora tertinggi terdapat pada klon BPM 24 dan PR 255. Diterima : 9 Juli 2012; Disetujui : 20 September 2012 How to Cite : Munir, M., Suryaningtyas, H., & Kuswanhadi. (2012). Analisis keragaman genetik isolat corynespora cassiicola (berk & curt) wei. Di Indonesia menggunakan marker ISSR (inter simple sequence repeat). Jurnal Penelitian Karet, 30(2), 86-99. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/12

    LKS BERBASIS ANALISIS WACANA FISIKA DILENGKAPI DENGAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

    Get PDF
    Student worksheets based on physics discourse analysis completed with experiment is a learning material that contains the discourse associated with the application of physics concept to be analyzed by the students in the discussion, then the concept is proven by the students by doing experiment in groups in the classroom. The purpose of this research were to describe students learning activities in the experimental class where the students using student worksheets based on physics discourse analysis completed with experiment and to review differences of students physics achievement between two class(experimental and control class). The type of this research is a quasi-experiment, using a control group post-test only design. This research has been done in MAN 2 Ponorogo. The techniques of data collection were observation, tests, interview, and documentation.Data analysis result of students learning activities showed 72.48% in meeting 1 and 68.07% in meeting 2. Overall, the students learning activities from meeting 1 and2was 70.27%.Data analysis result of students physics achievement showed sig.value (1-tailed) was 0.02 or < 0.05. Theconclusionof this research werestudents learning activitiesin the experimental class was included inthe active category andthere was a significant difference of students physics achievement betweenexperimentalclass and control class

    Analisa Balok Tinggi Beton Bertulang dengan Menggunakan Metode Strut And Tie Model (Studi Kasus Balok Tinggi dengan Beban Merata)

    Full text link
    Strut-and-tie models (model fighters and binder) is derived from the truss analogy models. Concrete structures planning usually carried out under the assumption of Bernouli and Navier sectional analysis due to the bending moment. Expressed deep beam when the beam span to height ratio of less than five .One alternative approach to address the structural elements such as deep beam approach is to use a strut-and-tie models, namely by dividing the structure in region B (Bernouli) and D (Distrub) and describe the flow of force (load Plath) as the force transfer occurs reinforced concrete structures due to cracks conditions caused by forced, the parameters of the strut-and-Tie Model (STM) is press rod (strut), pull rods (tie) and points stains (stains zone) as a meeting area. The purpose of this thesis is to analyze the correlation among reinforcing volume to the quality of concrete, steel quality, and variation about long-span the deep beam with the conventional method and the method of Strut-and-tie-models (STM) based on ACI is verified by the Program Computer-Aided-Strut -and-Tie (CAST) The results of the analysis of the deep beam with a distributed load at the end of the assignment of conventional method is more efficient than the STM method for long span for spans of 2.5 and 3.0 m to 4.5 STM method is more efficient than conventional methods. This thesis also explain about high concrete reinforcing design manually base on conventional and strut and tie model (STM) in spite of use program computer-aided-strtu-and tie (CAST) In this study also obtain the correlation among the span length (L), the quality of concrete (f'c), the quality of the steel (fy) and the load evenly to the reinforcement ratio, the addition of span length to enlarge the reinforcement ratio, the addition can reduce the quality of the steel reinforcement ratio, and additional load can increase the reinforcement rati

    Pengujian Biofungisida Berbasis Mikroorganisme Antagonis Untuk Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet

    Full text link
    Penyakit jamur akar putih (JAP) merupakan salah satu penyakit penting di perkebunan karet Indonesia karena dapat menyebabkan kematian tanaman dan kerugian ekonomi yang cukup tinggi. Salah satu USAha pengendalian penyakit JAP adalah pengobatan tanaman sakit dengan menggunakan biofungisida. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui efektivitas biofungisida berbahan aktif beberapa mikroorganisme antagonis terhadap penyakit JAP pada skala laboratorium, rumah kaca, dan lapangan. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Sembawa mulai Juli 2012 sampai April 2013. Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah formulasi biofungisida yang mengandung cendawan antagonis Trichoderma viridae, T. harzianum, Paecilomyces lilacinus, dan bakteri antagonis Bacillus subtilis. Percobaan terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengujian antagonisme formulasi biofungisida terhadap R. microporus di laboratorium dengan menggunakan metode uji ganda, studi efektivitas formulasi biofungisida terhadap penyakit JAP pada bibit karet dalam polibeg klon PB 260 di rumah kaca dengan menggunakan rancangan acak lengkap enam perlakuan dan tiga ulangan yang terdiri dari kombinasi biofungisida + pupuk hayati berbahan aktif mikoriza serta perlakuan fungisida kimia sebagai pembanding, dan studi efektivitas formulasi biofungisida terhadap penyakit JAP pada tanaman karet belum menghasilkan klon PB 260 di lapangan dengan menggunakan rancangan acak kelompok sembilan perlakuan dan tiga ulangan yang terdiri dari beberapa perlakuan biofungisida dan fungisida kimia pembanding. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan biofungisida mampu menekan perkembangan R. microporus dengan rata-rata penghambatan sebesar 57,62%. Pengujian di rumah kaca dengan perlakuan kombinasi biofungisida 100 g dan pupuk hayati 200 g cukup efektif menurunkan intensitas serangan JAP sebesar 5,56% dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman yang terlihat dari pertumbuhan akar, tinggi tanaman, dan biomassa kering yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lain. Pengujian biofungisida pada TBM menunjukkan penurunan intensitas serangan penyakit sebesar 18,33% s.d. 23,33% yang tidak berbeda nyata dengan fungisida kimia pembanding dan perlakuan biofungisida 20 g/pohon memiliki penurunan intensitas serangan penyakit paling tinggi dibandingkan perlakuan biofungisida lainnya. Dari ketiga pengujian menunjukan biofungisida tersebut efektif digunakan untuk mengendalikan penyakit JAP. Diterima : 28 April 2015; Direvisi : 28 Agustus 2015; Disetujui : 10 September 2015 How to Cite : Kusdiana, A. P. J., Munir, M., & Suryaningtyas, H. (2015). Pengujian biofungisida berbasis mikroorganisme antagonis untuk pengendalian penyakit jamur akar putih pada tanaman karet. Jurnal Penelitian Karet, 33(2), 143-156. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/17

    ANALISIS PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET PERMATA DI KECAMATAN BALAPULANG

    Get PDF
    The objective of this research to know how the influence of Retailing Mix which consist of product, cost, location, promotion, presentation, personnel to buyer’s decision on mini market Permata at Kecamatan Balapulang. Retailing Mix is one step of marketing for a successful company, both in the field production of good or service. Permata is one self-service in good sales which required to pay attention to consumer’s behavior in taking decision. This research is quantitative research with survey approach which tried to know how the influences of retailing mix to buyer’s decision on Permata mini market. The technique of gathered data there are questionnaire. To test instrument used validities test, reliabilities test, and classical assumption test. While the technique of data analysis used double linier regency because variable which is used is more than two variable with F test and t test. The result of this research shows that product variable (X1), cost (X2), location (X3) promotion (X4), presentation (X5) and personnel (X6), stimultally have significant influence to buyer’s decision on Permata mini market (Y). From calculation F test is gathered F count 24,489 with p value is 0,000 ≤ 0,05. Beside that Adjusted R Square value is 0,587 it means significant level of free variable to bound variable is 58,7%. And t test is known that partially product, cost, location,promotion, presentation, and personnel have effect influence significantly to buyer decision on Permata mini market

    Karakterisasi Sidik Jari Dna Isolat Corynespora Cassiicola Yang Berasal Dari Berbagai Sentra Perkebunan Karet Indonesia

    Full text link
    Salah satu tahapan penting untuk mendapatkan klon unggul yang tahan terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora (PGDC) adalah uji ketahanan klon-klon karet terhadap serangan jamur Corynespora cassiicola. Untuk mendapatkan hasil yang tepat, diperlukan informasi genetik dari isolat C. cassiicola yang digunakan. Analisis sidik jari DNA dari tujuh isolat C. cassiicola sudah dilakukan dengan menggunakan teknik RAPD. Isolat C. cassiicola diisolasi dari klon karet GT 1 di tujuh sentra perkebunan Karet di Indonesia yaitu Bengkulu (CBK), Lampung (CLP), Kalimantan Barat (CKB), Jawa Tengah (CJT), Sumatera Selatan (CSS), Jambi (CJB) dan Sumatera Utara (CSU). Hasil analisis RAPD menggunakan 15 primer menunjukkan bahwa keragaman genetik tujuh isolat C. cassiicola cukup tinggi (89,3%). Nilai kesamaan genetik antara isolat bervariasi, dimana kesamaan genetik tertinggi ditemukan antar isolat Sumatera Selatan dengan Jambi yaitu (68,49%) dan kesamaan terendah antara isolat Lampung dengan Sumatera Selatan (51,09%). Analisis UPGMA menunjukkan isolat terbagi ke dalam empat kelompok. Dari 15 primer yang digunakan, 10 primer yaitu OPN-04, OPN-05, OPN-11, OPN-12, OPN-19, OPN-20, OPH-04, OPH-09. OPH-12 dan OPH-16 mampu menghasilkan pola spesifik pada masing-masing isolat, sehingga dapat digunakan sebagai metode identifikasi alternatif. Diterima : 19 September 2011; Disetujui : 15 Oktober 2011How to Cite : Oktavia, F., Munir, M., Suryaningtyas, H., & Kuswanhadi. (2011). Karakterisasi sidik jari DNA isolat Corynespora cassiicola yang berasal dari berbagai sentra perkebunan karet Indonesia. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 118-129. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/24

    دراسة عن إفصاح الكلام باللغة العربية و مشكلاته و الإقتراحات على حلها في مدرسة الألسن بسدوارجا

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang ungkapan kalimat bahasa Arab, masalah-masalahnya, dan saran untuk menyelesaikanny

    Relation between Activator Factors and Compliance Behavior of Using Personal Protective Equipment on Technician Workers at PT ARPS Surabaya

    Get PDF
    Introduction: Equipment that must be used by workers for work safety when working with potential work hazards or accidents is personal protective equipment (PPE). The purpose of this study was to analyze the factors associated with the use of PPE in the workforce of technicians at PT. APRS in terms of PPE usage. Methods: This research was an analytic observational study, with cross sectional design. The subjects of this study were all of the technician workforce in the section of Blow molding, Maintenance and Injection Molding unit, totalling 39 respondents. Results: This study showed that activator factors such as perception (r = 0.108), knowledge of occupational health and safety (r = -0.104), and PPE regulation (r = -0.166) had a weak relationship with safety behavior on compliance with PPE implementation. Conclusions: The workforce behaved poorly in using PPE in the workplace. In the Blow Molding, Maintenance and Injection Molding unit, workers who had a moderate level of perceptions, workers who had a moderate level of knowledge, and workers who had a enough ability to comply with PPE regulations

    LKS Berbasis Analisis Wacana Fisika Dilengkapi Dengan Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA

    Get PDF
    Abstrak. LKS berbasis analisis wacana fisika dilengkapi dengan eksperimen merupakan suatu bahan ajar yang berisi wacana terkait dengan penerapan konsep fisika untuk dianalisis oleh siswa dengan cara berdiskusi, kemudian konsep tersebut dibuktikan oleh siswa dengan melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dimana siswa menggunakan LKS berbasis analisis wacana fisika dilengkapi dengan eksperimen dan untuk mengkaji perbedaan hasil belajar fisika siswa antara dua kelas (kelas eksperimen dan kontrol). Tipe penelitian ini adalah eksperimen kuasi, menggunakan desain control group post-test only. Penelitian ini telah selesai dilaksanakan di MAN 2 Ponorogo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil analisis data aktivitas belajar siswa menunjukkan 72.48% pada pertemuan 1 dan 68.07 pada pertemuan 2. Secara keseluruhan, aktivitas belajar siswa dari pertemuan 1 dan 2 adalah 70.27%. Hasil analisis data hasil belajar fisika siswa menunjukkan sig.value (1-tailed) adalah 0.02 atau &lt; 0.05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas belajar fisika di kelas eksperimen adalah tergolong dalam kategori aktif dan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. &nbsp; Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisik
    corecore