421 research outputs found
Implementasi sistem Syariah dalam menangani konsumen overdue untuk produk leasing Syariah di Adira Finance Surabaya
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini semakin berkembang, sejalan pula dengan ruang gerak lembaga keuangan yang saat ini semakin berinovasi, saat ini banyak lembaga pembiayaan yang berdiri dan bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik, salah satu contoh lembaga pembiayaan yang saat ini sangat diminati oleh masyarakat adalah leasing. Tidak dapat disangkal, kebutuhan akan sesuatu dari tahun ketahun meningkat, demi terwujudnya kebutuhan tersebut diperlukan biaya atau modal dalam bentuk moneter (uang) ataupun berupa barang. Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku usaha dibidang Leasing (pembiayaan) secara kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan proses yang mudah, banyak masyarakat yang tergiur untuk dapat menggunakan lembaga ini sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Leasing merupakan bagian dunia keuangan yang paling menakjubkan, dinamis, dan sering disalahpahami. Istilah leasing sebenarnya berasal dari kata lease yang berarti sewa-menyewa. Karena dasarnya artinya memang sewa- menyewa. Jadi leasing adalah derevatif dari sewa-menyewa. Kemudian dalam dunia bisnis berkembanglah sewa-menyewa yang disebut leasing. Dalam bahasa Indonesia leasing sering di istilahkan dengan “sewa guna usaha.” Untuk menjawab permasalah pada penelitian yang berjudul “Aplikasi Sistem Syariah Dalam Menangani Konsumen Overdue Di ADIRA FINANCE Surabaya” ini, peneliti menentukan untuk menggunakan metode penelitian kulitatif. Dari hasil analisis, peneliti mengambil kesimpulan, secara teoritik Adira Finance sudah memiliki landasan yang kuat dalam melaksakan bisnisnya, utamanya yang berkaitan dengan sistem syariah dalam penganan konsumen yang mengalami keterlambatan pembayaran (overdue). Hal ini dapat di lihat dari sistem yang dimiliki oleh Adira Finance yang sudah memenuhi unsur yang ada dalam standart penanganan konsumen yang Overdue
Human Fertilisation and Embryology Act 1990 and the issue of consent: the unresolved problem
Final Published versio
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB DI PT. DIAR PATRIA PROPERINDO SURABAYA
Pada saat era globalisasi sekarang ini terdapat banyak persaingan diantara
dunia usaha yang semakin berkembang dengan sangat pesatnya.Perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan dapat bertahan dan
bahkan tersingkir dari dunia usaha yang dijalankannya. Perusahaan selain
memberi gaji, perusahaan juga memberi tunjangan khusus kepada pegawai
atau karyawannya seperti, bonus jika mencapai suatu target yang diharapkan.
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, dibutuhkan tenaga karyawan yang
tepat,tenaga karyawan yang berprestasi, dan tenaga kayawan yang
berkompeten di bidangnya.
Dalam kenyataannya PT. Diar Patria Properindo berusaha untuk
penanganan manajemen tenaga kerjanya, berusaha secara sistematik semuanya
menggunakan sistem komputerisasi, tetapi pada sub sistem penerimaan
karyawan masih manual dan belum menggunakan data base.
Aplikasi ini diperlukan untuk menyimpan data-data para pelamar secara
lebih detail sebelum dilakukannya test dan wawancara. Hal tersebut dapat
menghilangkan resiko penerimaan karyawan secara tidak fair seperti
nepotisme atau kecurangan dalam seleksi karyawan yang mengakibatkan
terjadi kesalahann dalam penerimaan karyawan
SISTEM TICKETING DENGAN INTEL NUC & MY SQL SEBAGAI BASIS DATA
Penggunaan Mikrokontroler pada masa teknologi seperti ini telah jamak di temui pada berbagai instansi karena kegunaanya yang dapat membuat sistem yang banyak berguna dan dapat memudahkan dalam berbagai macam operasi sesuai kebutuhan. dalam proyek akhir ini penulis mencoba membuat sebuah sistem ticketing. sebuah sistem yang banyak dipakai dalam berbagai instansi guna memudahkan alur administrasi yang dimiliki.
Sistem ini akan dibuat dengan Gambas sebagai software untuk membuat antar muka pengguna, serta dilengkapi dengan basis data dan printer thermal untuk mencetak tiket. Dalam pembuatan sistem ini Arduino uno akan digunakan sebagai mikrokontroler nya, dan sistem ini akan diterapkan pada sebuah mini computer dari intel yaitu NUC.
Dengan sistem ini, pelanggan yang akan menggunakan jasa dapat dengan mudah mendapatkan nomor tiket antrian mereka yang dicetak melalui thermal printer. Jumlah antrian yang datangpun akan muncul pada layar monito serta akan disimpan didalam basis data.
Kata Kunci: ticketing, database, microcontroller, mini compute
Mutual learning exercise on citizen science initiatives: policy and practice. Second thematic report: ensuring good practices and impacts
This publication provides a summary of the Mutual Learning Exercise on Good Practices on Citizen Science and their Impact. This document starts by presenting the examples of successful CS national projects chosen by the 11 countries participating in the MLE, and the variables against which the projects were analysed. Chapter 2 summarises the results related to challenges & mitigation strategies with the implementation of CS projects. Chapter 3 analyses the examples of CS networks and centres of expertise and presents the current state of national funding opportunities that were provided by the 11 participating countries in the MLE. Chapter 4 provides recommendations which cover a range of potential actions targeting different aspects discussed during the workshop sessions to better implement and especially support CS initiatives and projects and overcome the detected barriers. The document concludes with Chapter 5 which briefly explains the next MLE topic sessions
The potential of Volunteered Geographic Information (VGI) in future transport systems
As transport systems are pushed to the limits in many cities, governments have tried to resolve problems of traffic and congestion by increasing capacity. Miller (2013) contends the need to identify new capabilities (instead of capacity) of the transport infrastructure in order to increase efficiency without extending the physical infrastructure. Kenyon and Lyons (2003) identified integrated traveller information as a facilitator for better transport decisions. Today, with further developments in the use of geographic information systems (GIS) and a greater disposition by the public to provide volunteered geographic information (VGI), the potential of information is not only integrated across modes but also user-generated, real-time and available on smartphones anywhere. This geographic information plays today an important role in sectors such as politics, businesses and entertainment, and presumably this would extend to transport in revealing people’s preferences for mobility and therefore be useful for decision-making. The widespread availability of networks and smartphones offer new opportunities supported by apps and crowdsourcing through social media such as the successful traffic and navigation app Waze, car sharing programmes such as Zipcar, and ride sharing systems such as Uber. This study aims to develop insights into the potential of governments to use voluntary (crowdsourced) geographic information effectively to achieve sustainable mobility. A review of the literature and existing technology informs this article. Further research into this area is identified and presented at the end of the paper.peer-reviewe
Reflecting on BEd students’ experiences of unfamiliar school contexts during school-based learning: A proposition for transformative learning
AbstractAs critical teacher educators we advocate for the transformational potential of School-Based Learning (SBL) in order to generate theoretical support, practical and emancipatory outcomes. This paper offers an illustrative case of how implementation of an SBL programme via changing school-based practice teaching contexts can foster emancipatory and lifelong learning outcomes within a university context that is becoming ever more focused on student throughput, rather than on the quality of their learning. Changing practice teaching contexts so as to accommodate appropriate SBL experiences for student teachers can offer them an excellent opportunity to develop transformative autonomy as public intellectuals and as agents of change: yet anxiety about unfamiliar placements often prevents them from making the most of potential learning experiences. In this paper we explain how student teachers were able to narrow the gap between their teaching practice experience and societal concerns which impact on children’s teaching and learning. We generated data via “world café conversations” where final year B.Ed. student teachers described their experiences of operating within an unfamiliar schooling context. The findings suggest that changing the SBL context can enable rich learning experiences for student teachers through fostering positive relationships, building trust, creating a supportive environment, and encouraging collaboration, communication and the development of classroom teaching competencies such as accommodating learning opportunities for learners with learning barriers. Student teachers reported that they not only developed classroom skills, knowledge, confidence and a deeper appreciation of learning opportunities through changing practice teaching contexts, but that they also gained a new understanding of what teacher transformative learning involves. Keywords: School-Based Learning; critical pedagogy; social justice; transformative learning
Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma longa) dalam Ransum Terhadap Performa Produksi Ayam Kampung Super
The aim of the study was to know the effect of Curcuma longa as herbal feed additive on feed consumption, daily body weight gain and feed conversion ratio of super native chicken. The research was conducted at Kemukus Village, Ketapang District, South Lampung Regency. The experimental used 80 unisex of super native chicken 5 weeks old. They were feed a ration with control ration + 0% turmeric flour (P0), control ration + 0,04% turmeric flour (P1), control ration + 0,08% turmeric flour (P2) and control ration + 0,12% turmeric flour (P3) during 30 days. The control ration containing 21% crude protein and 3150 kcal/kg metabolism energy. The study used a quantitative metodh with completely randomized design with 4 treatments and 4 replications. The results showed that the addition of turmeric flour (Curcuma longa) up to 0,12% was affected (P <0,05) on feed consumption but did not effect (P> 0,05) on daily body weight gain and feed conversion ratio.Keywords: daily body weight gain, feed consumption, feed conversion ratio, super native chicken, turmeri
KARAKTERISASI MATERIAL DAN PROSES PERLAKUAN PANAS PADA KOMPONEN LINER UNTUK PABRIK SEMEN
Tugas akhir ini berisi tentang karakterisasi material liner untuk pabrik
semen dan proses perlakuan panas yaitu hardening dan tempering. Karakterisasi
material dilakukan pada komponen liner dengan menggunakan pengamatan
metalografi, pengujian komposisi kimia, dan pengujian kekerasan. Dari hasil
pengujian komposisi kimia diperoleh unsur-unsur 0,42 mass%C, 0,25 mass%Si,
0,70 mass%Mn, 0,015 mass%P, 0,004mass%S sehingga material liner ini
termasuk kedalam kategori baja karbon medium. Hardening dilakukan pada
proses temperatur pemanasan 900°C dan mengalami laju proses pendinginan
dengan menggunakan media air (quenching), pada proses temperatur pemanasan
tempering dilakukan pada 150°C, 350°C, 600°C dengan proses laju pendinginan
normal pada udara (diluar furnace). Waktu penahanan (holding time) yang
digunakan untuk kedua perlakuan panas tersebut adalah sama 30 menit. Kemudian
dilakukan beberapa pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengujian
metalografi.
Dari pengujian kekerasan diperoleh harga rata-rata pada material awal
sebesar 12,03 HRc, dan pada kondisi material aus sebesar 9,3 HRc. Spesimen
hardening 9000C sebesar 47,4 HRc, harga kekerasan pada kondisi material aus
adalah sebesar 28,6 HRc, dan harga kekerasan pada material yang telah
mengalami proses tempering pada temperatur 1500C, 3500C, 6000C berturut-turut
adalah 22,7, 20,7, dan 15 HRc.
Dari hasil pengamatan struktur mikro pada spesimen material liner kondisi
awal diperoleh fasa ferrit dan perlit, sedangkan pada spesimen hardening 9000C
diperoleh fasa martensit, dan pada spesimen tempering dengan temperatur1500C,
3500C, 6000C diperoleh fasa martensit temper, martensit temper dengan ferrit, dan
sementit dengan ferrit.
Struktur mikro sebelum perlakuan panas adalah fasa ferrit dengan perlit,
dan berubah menjadi martensit setelah proses hardening, dan menjadi martensit
temper yang lebih halus dan merata setelah proses tempering
KARAKTERISASI MATERIAL DAN PROSES PERLAKUAN PANAS PADA KOMPONEN LINER UNTUK PABRIK SEMEN
Tugas akhir ini berisi tentang karakterisasi material liner untuk pabrik
semen dan proses perlakuan panas yaitu hardening dan tempering. Karakterisasi
material dilakukan pada komponen liner dengan menggunakan pengamatan
metalografi, pengujian komposisi kimia, dan pengujian kekerasan. Dari hasil
pengujian komposisi kimia diperoleh unsur-unsur 0,42 mass%C, 0,25 mass%Si,
0,70 mass%Mn, 0,015 mass%P, 0,004mass%S sehingga material liner ini
termasuk kedalam kategori baja karbon medium. Hardening dilakukan pada
proses temperatur pemanasan 900°C dan mengalami laju proses pendinginan
dengan menggunakan media air (quenching), pada proses temperatur pemanasan
tempering dilakukan pada 150°C, 350°C, 600°C dengan proses laju pendinginan
normal pada udara (diluar furnace). Waktu penahanan (holding time) yang
digunakan untuk kedua perlakuan panas tersebut adalah sama 30 menit. Kemudian
dilakukan beberapa pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengujian
metalografi.
Dari pengujian kekerasan diperoleh harga rata-rata pada material awal
sebesar 12,03 HRc, dan pada kondisi material aus sebesar 9,3 HRc. Spesimen
hardening 900
0
C sebesar 47,4 HRc, harga kekerasan pada kondisi material aus
adalah sebesar 28,6 HRc, dan harga kekerasan pada material yang telah
mengalami proses tempering pada temperatur 150
0
C, 350
0
C, 600
0
C berturut-turut
adalah 22,7, 20,7, dan 15 HRc.
Dari hasil pengamatan struktur mikro pada spesimen material liner kondisi
awal diperoleh fasa ferrit dan perlit, sedangkan pada spesimen hardening 900
i
0
C
diperoleh fasa martensit, dan pada spesimen tempering dengan temperatur150
0
C,
350
0
C, 600
0
C diperoleh fasa martensit temper, martensit temper dengan ferrit, dan
sementit dengan ferrit.
Struktur mikro sebelum perlakuan panas adalah fasa ferrit dengan perlit,
dan berubah menjadi martensit setelah proses hardening, dan menjadi martensit
temper yang lebih halus dan merata setelah proses tempering
- …