6 research outputs found

    Quality and Storability of Mango During Zero Energy Cool Chamber (ZECC)

    Get PDF
    Many researchhavefound thatthe use of zero energy coolchamber (ZECC) extend the shelf life of stored fruits and vegetables. There is a lack of study conducted in Indonesia about the use of ZECC to keep mangos after harvesting though. The present study, therefore, was aimed to understand the quality and storability of stored mangos in ZECC. Three different storage containers, a ZECC, ambient, and refrigerator with different average RH and temperature, were used to place selected ripe mangos (Mangifera indica L) that were manually harvested from farmers’ field nearby. The ZECC was set up at the residential complex for lecturer of Hasanuddin University as the experiment site. Results showed that mangos inside ZECC were acceptable until eleven days of storage after considering both quality and sensory evaluation. The result suggests that ZECC can maintain mango’s quality and extend its shelf life, which reveals that ZECC seems promisingfor commercial applicatio

    DIVERSIFIKASI USAHA OLAHAN RUMPUT LAUT MELALUI PEMBUATAN EKADO

    Get PDF
    Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang diunggulkan dikarenakan memiliki kandungan yodium yang tinggi. Tingginya kandungan yodium yang dimiliki rumput laut membuat komoditas ini dapat dikembangkan menjadi produk subsitusi tepung terigu menjadi produk pangan olahan khususnya ekado. Ekado merupakan makanan yang dibungkus dengan adonan kulit pangsit. Adonan kulit pangsit terbuat dari tepung terigu dengan penambahan rumput laut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok usaha Matahari dalam menghasilkan ekado; (2) Meningkatkan pengetahuan kelompok usaha Matahari mengenai aspek keamanan pangan dan pemilihan jenis kemasan yang tepat; (3) Meningkatkan pengetahuan manajemen dan strategi pemasaran produk. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pelatihan. Metode penyuluhan dan pelatihan dilakukan untuk menjelaskan tentang manfaat ekado, cara membuat ekado, keamanan pangan dan pengetahuan manajemen dan strategi pemasaran. Sementara itu metode pelatihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu kelompok usaha Matahari membuat ekado dan mengemas vakum produk olahan rumput laut. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah ibu-ibu kelompok usaha Matahari banyak memperoleh pemahaman diversifikasi olahan rumput laut seperti ekado. Selain itu peserta menyadari pentingnya keamanan pangan dalam proses produksi, pemilihan jenis kemasan yang tepat dan mengetahui cara penggunaan kemasan vakum. Bahkan, peserta juga menyadari pentingnya kemasan yang menarik dalam memasarkan produk olahan dan cara memasarkan produk olahan ekado. Kata kunci: diversifikasi, rumput laut, ekado, kemasan, keamanan pangan, promosi

    Characterization of Carrageenan Edible films Plasticized with Glycerol

    Get PDF
    Concentration of base materials and plasticizers used in the formulation of edible film was believed to affect physical characteristics of the film. The objectives of this study were to evaluate the effects of base material (carrageenan) and plasticiser (glycerol) concentrations on the characteristics of edible films produced and to determine the best concentrations of these two components based on the physical characteristics of the films. The experiment was conducted using a completely randomized factorial design with triplicated. The treatments applied were the concentrations of carrageenan (1%, 2%, and 3% (w/v)) and glycerol (5%, 10%, and 15% (w/w)). The results showed that carrageenan and glycerol concentrations used in the formulation of edible film affect the edible film characteristics. Film thickness and moisture content were significantly influenced by carrageenan and glycerol concentrations, while film elongation was only affected by carrageenan concentration. The best physical characteristic of the edible films was obtained when carrageenan and glycerol concentrations were 3% and 10% respectively

    FORMULASI BUMBU PENYEDAP BERBAHAN DASAR IKAN TERI (Stolephorus spp.) DAN DAGING BUAH PICUNG (Pangium edule) DENGAN PENAMBAHAN REMPAH-REMPAH

    No full text
    Bumbu merupakan bahan campuran yang terdiri dari satu atau lebih rempah-rempah ditambahkan ke dalam makanan selama pengolahan atau dalam persiapan, sebelum disajikan untuk memperbaiki flavor alami makanan. pembuatan bumbu penyedap terdiri atas pengeringan, penghalusan dan pengayakan, serta pencampuran. Ikan teri dan daging buah picung merupakan suatu kombinasi untuk membuat bumbu penyedap. Ikan teri adalah salah satu ikan yang mudah didapatkan, disukai konsumen, dan memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Bagian picung yang digunakan adalah daging buahnya dimana berfungsi sebagai anti mikroba. Bumbu penyedap berbasis ikan teri dengan penambahan daging buah picung ini menggunakan bahan tambahan rempah untuk meningkatkan citarasa dalam aplikasinya pada makanan. Rempah tersebut adalah bawang merah, bawang putih, lengkuas, dan lada. Rempah ini akan dikeringkan, dihancurkan dan diayak sampai menjadi bubuk rempah kemudian dicampurkan dengan bubuk ikan teri dan bubuk daging buah picung. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu I : 50% ikan teri + 50% daging buah picung, II : 60% ikan teri + 40% daging buah picung, III : 70% ikan teri + 30% daging buah picung. Formulasi terbaik adalah formulasi III dengan ikan teri 70% dan daging buah picung 30%. Formulasi III memiliki kadar air 8,66%, kadar\ud protein 23,84%, kadar lemak 16,41%, dan total mikroba 7,5x104 koloni/ml.\ud Hasil uji organoleptik dengan perlakuan terbaik dari segi warna, aroma, tekstur, dan rasa yaitu pada formulasi III dengan ikan teri 70% dan daging buah picung 30%

    Characterization of Carrageenan Edible films Plasticized with Glycerol

    No full text
    Concentration of base materials and plasticizers used in the formulation of edible film was believed to affect physical characteristics of the film. The objectives of this study were to evaluate the effects of base material (carrageenan) and plasticiser (glycerol) concentrations on the characteristics of edible films produced and to determine the best concentrations of these two components based on the physical characteristics of the films. The experiment was conducted using a completely randomized factorial design with triplicated. The treatments applied were the concentrations of carrageenan (1%, 2%, and 3% (w/v)) and glycerol (5%, 10%, and 15% (w/w)). The results showed that carrageenan and glycerol concentrations used in the formulation of edible film affect the edible film characteristics. Film thickness and moisture content were significantly influenced by carrageenan and glycerol concentrations, while film elongation was only affected by carrageenan concentration. The best physical characteristic of the edible films was obtained when carrageenan and glycerol concentrations were 3% and 10% respectively

    DIFUSI TEKNOLOGI PENGOLAHAN IKAN GABUS (Channa striata) MENJADI OTAK-OTAK BERBASIS SURIMI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN GIZI BURUK DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PINRANG

    Get PDF
    Kabupaten Pinrang menempati posisi keempat sebagai kabupaten dengan kasus gizi buruk tertinggi di Sulawesi Selatan, yaitu mencapai 32%. Salah satu potensi sumber daya lokal yang dapat dimanfaatkan di Kabupaten Pinrang adalah ikan gabus. Otak-otak sebagai salah satu olahan ikan gabus mengandung albumin yang cukup tinggi sehingga diharapkan mampu mengatasi permasalahan gizi buruk di Kabupaten Pinrang. Selain itu, pemanfaatan ikan gabus menjadi otak-otak juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui pengembangan industri rumah tangga berbasis olahan ikan gabus. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah sosialisasi dalam bentuk ceramah materi dan pelatihan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Kelurahan Benteng Sawitto, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan sosialisasi dalam bentuk ceramah materi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pangan aman dan sehat, sanitasi dan higienitas produksi di lingkungan UMKM, serta strategi memulai usaha pangan. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan otak-otak ikan gabus berbasis surimi untuk meningkatkan keterampilan khalayak mitra. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu masyarakat dapat mengolah ikan gabus menjadi otak-otak berbasis surimi sebagai salah satu alternatif pangan sehat dan bergizi untuk menekan kasus gizi buruk di Kabupaten Pinrang. Tujuan yang lain yaitu untuk memberikan nilai tambah dari ikan gabus yang dapat diolah menjadi otak-otak sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Pinrang. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa khalayak mitra sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi dan pelatihan yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran semua peserta yang diundang dan keaktifan dalam mengikuti semua kegiatan. Ketersediaan ikan gabus di Kabupaten Pinrang cukup melimpah sehingga pengolahan otak-otak ikan gabus memiliki prospek yang sangat baik. Kata kunci: Gizi buruk, ikan gabus, otak-otak, surimi.   ABSTRACT Pinrang Regency occupies the fourth position as the regency with the highest malnutrition cases in South Sulawesi, reaching 32%. One of the potential local resources that can be utilized in Pinrang is snakehead fish. Otak-otak, as one of the processed snakehead fish, contains high albumin that can overcome the problem of malnutrition in Pinrang Regency. In addition, the use otak-otak also expected to improve the economy of the local community through the development of a home industry based on processed snakehead fish. The method used in the implementation of the activity is socialization in the form of material lectures and training. The service activity was carried out at Benteng Sawitto Village, Paleteang District, Pinrang Regency. This community service activity begins with socialization in the form of material lectures that aim to increase understanding about safe and healthy food, sanitation and hygiene of production in the UMKM environment, and strategies for starting a food business. Then continued with training on making otak-otak based surimi of snakehead fish to improve the skills of partner audiences. The purpose of this service activity is that the community can process snakehead fish into surimi-based otak-otak as an alternative to healthy and nutritious food to suppress cases of malnutrition in Pinrang Regency. Another goal is to provide added value from snakehead fish which can be processed into otak-otak so that it can improve the economy of the people from Pinrang Regency. The results of community service show that the partner audience was very enthusiastic in participating in the socialization and training provided. That can be seen from the presence of all invited participants and active participation in all activities. The availability of snakehead fish in Pinrang Regency is quite abundant so that the processing of snakehead fish brains has very good prospects. Keywords: Malnutrition, otak-otak, snakehead fish, surimi
    corecore