9 research outputs found

    ANALISIS MEDICATION ERROR FASE PRESCRIBING, TRANSCRIBING DAN DISPENSING DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Medication error merupakan kegagalan yang terjadi pada proses terapi pengobatan yang dapat menyebabkan dampak negatif sehingga menimbulkan risiko yang fatal bagi pasien terhadap penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kejadian medication error dalam pelayanan obat di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observational yang menggunakan metode cross sectional. Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang pada bulan September - Oktober 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi medication error dengan tingkat keparahan risiko berdasarkan matriks grading risiko di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Pada tahap prescribing terjadi kesalahan yaitu: tidak ada nomor SIP dokter 100% (moderat), tidak ada nomor telepon dokter 100% (moderat), tidak ada alamat dokter 100% (moderat), tidak ada jenis kelamin pasien 100% (moderat), salah/ tidak ada umur pasien 0,3% (rendah), tidak ada berat badan pasien 100% (moderat) dan tidak ada tinggi badan pasien 100% (moderat). Pada tahap transcribing tidak ditemukan adanya kejadian medication error yang berarti bahwa tidak terjadi kesalahan dalam proses penerjemahan resep di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Pada tahap dispensing terjadi kesalahan yaitu: obat ada yang kurang 1,1% (moderat), pemberian etiket salah/ tidak lengkap 0,3% (rendah) dan informasi aturan penggunaan obat salah/ tidak lengkap 47,2% (moderat). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi medication error pada fase prescribing (peresepan) dan dispensing (penyiapan obat) di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang pada periode September-Oktober 2020

    EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG KOTA SEMARANG JAWA TENGAH

    Get PDF
    ABSTRACT Drug information services are activities carried out by pharmacists in providing information about drugs that are impartial, evaluated critically and with the best evidence in all aspects of drug uses in other health professionals, patients or the community. The purposed of this study was to determine drug information services to patients in the pharmaceutical installation of Sultan Agung Islamic Hospital Semarang. This study is a descriptive study by observing how the delivery of drug information to patients with a cross-sectional design by systematically recording using a checklist that contains components of drug information with 13 pharmacists on duty on total. The results of this study found that 78 patients who received services obtained information on the name of the drug, patients with drug doses, the number of drugs, information on indications and time drug uses are 100%. The results of the delivery of information on certain drugs with a total of 30 patients were obtained including 30 patients (100%) of drug interactions, and 27 patients (90%) and 3 patients (10%) did not received the drug. Information services for drugs carried out by pharmacists to patients generally met the standards in the very good category. Keywords: Drug Information Services, Pharmacy Installation, Sultan Agung Islamic Hospital Semarang  ABSTRAK Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat pada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelayanan informasi obat kepada pasien di instalansi farmasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengamati bagaimana penyampaian informasi obat pada pasien dengan rancangan cross sectional dengan mencatat secara sistematis menggunakan checklist yang berisi komponen informasi obat dengan jumlah sampel 13 Apoteker yang bertugas. Hasil pada penelitian ini didapatkan 78 pasien yang memperoleh pelayanan informasi menyebutkan nama obat, dosis obat, jumlah obat yang didapat, informasi indikasi obat dan waktu penggunaan obat adalah 100%. Hasil penyampaian informasi obat – obat tertentu dengan jumlah pasien 30 pasien yang didapat meliputi Interaksi obat 30 pasien (100%), dan cara penyimpanan obat 27 pasien (90%) dan 3 pasien tidak mendapatkan (10%). Pelayanan informasi untuk obat yang dilakukan oleh Apoteker kepada pasien secara umum sudah memenuhi standar dalam kategori sangat baik. Kata Kunci: Pelayanan Informasi Obat, Instalasi Farmasi, Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semaran

    HUBUNGAN KUALITAS HIDUP TERHADAP LAMA MENDERITA PASIEN PENYAKIT DIABETES MELITUS DI KABUPATEN KUDUS

    Get PDF
    Diabetes melitus merupakan gangguan metabolik kronis pada masalah kesehatan yang ditandai kekurangan insulin baik secara absolut maupun relative. Menderita diabetes melitus dalam waktu yang Panjang akan meningkatkan tingkat komplikasi semakin tinggi sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas hidup terhadap lama menderita pasien diabetes melitus di Kabupaten Kudus. Jenis penelitian ini termasuk observational analytic dengan design penelitian cross sectional. Penelitian menggunakan pasien yang menderita diabetes melitus sebagai responden. Tempat penelitian di Puskesmas Kaliwungu, Kendal.  Alat penelitian yang digunakan kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionaire  (DQLCTQ) dengan metode analisis  uji independent sample T-test untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien diabetes melitus. Responden dengan kualitas hidup baik sebanyak 57,7% dan responden dengan kualitas hidup buruk sebanyak 42,3%. Terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup dengan nilai signifikansi p<0,05. Rata-rata kualitas hidup responden < 5 tahun sebesar 76,30±12,06 dan > 5 tahun sebesar 75,44±11,22 dengan hasil signifikansi p=0,721 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pada kualitas hidup pasien dengan lama menderita diabetes melitus

    Hubungan Demografi Tenaga Kefarmasian terhadap Patient safety di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Kota Semarang

    Get PDF
    Patient safety is a fundamental element in providing patient care and is a component of patient rights. Pharmaceutical services are one aspect of patient safety implementation. Patient safety is a variable used to monitor and evaluate the service quality of pharmacy staff in hospitals. This study aims to determine the relationship between the demographic characteristics of pharmaceutical personel with the implementation of patient safety at the Sultan Agung Islamic Hospital, Semarang City. This research is an analytic observational study using a cross sectional design. The research subjects who met the inclusion criteria were 39 pharmacists. Data collection was carried out in November 2020 using a questionnaire adapted from 6 patient safety aims by the 2018 National Hospital Accreditation Standard (SNARS) edition 1.1. Data analysis using Spearman's-Rho and Eta correlation test. The results of research conducted from 39 respondents showed that the implementation of patient safety has been carried out properly. This is due to there was a demographic correlation on patient safety including length of work for patient safety of 0.672 and a weak correlation between age and education status on the implementation of patient safety at the Sultan Agung Hospital, Semarang. The correlation coefficient values are 0.238 and 0.370 with a significance value of p<0.05. There is a significant relationship between length of work and the application of patient safety and there is no significant relationship between gender, profession, marital status, age, last education and place of work with a significance of p> 0.05.Keselamatan pasien adalah prinsip dasar dalam melaksanakan perawatan pasien yang menjadi bagian dari hak pasien. Pelayanan kefarmasian salah satu bagian dari pelaksana keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah variabel yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan tenaga kefarmasian di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara demografi karakteristik tenaga kefarmasian dengan pelaksanaan patient safety di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 39 tenaga kefarmasian. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan november 2020 menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari 6 sasaran keselamatan pasien oleh Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) 2018 edisi 1.1. Analisis data menggunakan Spearman’s-Rho dan uji korelasi Eta. Hasil penelitian yang dilakukan dari 39 responden menunjukkan bahwa pelaksanaan keselamatan pasien telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan adanya korelasi demografi terhadap keselamatan pasien meliputi lama kerja terhadap patient safety sebesar 0,672 dan korelasi lemah usia dengan status pendidikan terhadap implementasi patient safety di RSI Sultan Agung Semarang. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,238 dan 0,370 dengan nilai signifikansi p<0,05. Terdapat hubungan bermakna antara lama kerja dengan penerapan patient safety dan tidak terdapat hubungan bermakna antara Jenis kelamin, profesi, status pernikahan,  usia, pendidikan terakhir dan tempat bekerja dengan signifikansi p>0,05

    Studi Farmakovigilans Penggunaan Obat Antiretriviral di Puskesmas Semarang

    Get PDF
    The increase in cases of the HIV epidemic in Indonesia at the end of 2009 continued to increase, it is estimated that around 332.200 people are living with HIV. This figure has almost doubled from 2005 as many as 170.000 people living with HIV. Provision of extensive anti-retroviral therapy (ART) also result in mutations of the HIV virus that can lead to resistance. The purpose of this study was to determine the description and incidence of unwanted drug reactions in patients who were prescribed antiretroviral drugs and to assess the quality of life of patients who had received anti-retroviral drug prescriptions at the public health center. This type of research is a descriptive observational study, data collection was carried out retrospectively on patients who received herbal medicine at the public health center. The sampling technique in this study was quota sampling with a research instrument in the form of ROTD interview sheets taken from the Naranjo algorithm. The results showed that the use of antiretroviral drugs (ARVs) would cause unwanted drug reactions such as nausea, vomiting, dizziness (vertigo) which were categorized as possibilities and possibilities.        Kasus epidemi HIV di Indonesia pada tahun 2015 jumlah penderita yang terinfeksi HIV sebanyak 30.935 jiwa hingga tahun 2019 meningkat sebanyak 50.282 kasus baru. Pemberian Anti Retroviral Therapy (ART) memiliki dampak interaksi dan efek samping obat dalam jangka waktu yang lama. Meningkatnya efek samping obat dipengaruhi adanya perubahan mitokondria yang mengalami disfungsi serebrovaskular dan metabolism obat yang besar oleh enzim golongan sitokrom P450. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran dan kejadian reaksi obat yang tidak diinginkan pada pasien yang diberikan resep obat antiretroviral di puskesmas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif pada pasien yang menerima obat HIV di Puskesmas. Populasi penelitian ini berjumlah 10 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah quota sampling dengan instrumen penelitian berupa lembar wawancara ROTD yang diambil dari algoritma Naranjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat antiretroviral (ARV) dapat menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) seperti mual, muntah, pusing (vertigo) pada 10 pasien dan masuk kategori probable sebesar 70% dan possible sebesar 30%.   Kata kunci: Farmakovigilans, Antiretroviral (ARV), Reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD)     &nbsp

    EDUKASI KONSUMSI OBAT NYERI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SWAMEDIKASI MASYARAKAT

    Get PDF
    ABSTRAKNyeri merupakan suatu kejadian yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan atau yang berpotensi untuk rusak. Unsur utama yang harus ada untuk dikatakan nyeri adalah rasa tidak menyenangkan. Ketidakmampuan untuk menghilangkan nyeri dapat menimbulkan ketidakberdayaan dan putus asa, yang dapat menjadikan predisposisi depresi kronik. Nyeri yang tidak teratasi akan menghambat penyembuhan, mengurangi kepuasan pasien, mengakibatkan perawatan menjadi lama, dan meningkatkan biaya perawatan di rumah sakit. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat nyeri dan mengetahui kepuasan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di Jalan Kwaron 1 RT 13 RW 02 Kelurahan Bangetayu Kulon, Kota Semarang sebanyak 1 kali kegiatan melalui meeting zoom. Dari hasil evaluasi kegiatan, menunjukkan bahwa masyarakat merasa sangat puas dengan adanya kegiatan ini. Hasil kepuasan ini di konversikan dalam bentuk sangat setuju sebesar 60% dan masyarakat setuju 40%. Hasil kuesioner pengetahuan yang dibagikan sebelum dan sesudah kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan hasil signifikansi p<0,05. Kata kunci: nyeri; swamedikasi; rasionalisasi. ABSTRACTPain is an unpleasant event due to tissue damage or which has the potential to be damaged. The main element that must exist for pain to be said is unpleasantness. The inability to relieve pain can lead to helplessness and hopelessness, which can predispose to chronic depression. Unresolved pain will hinder healing, reduce patient satisfaction, result in lengthy treatment, and increase the cost of hospitalization. This community service activity aims to increase public knowledge about pain medicine and find out community satisfaction. This activity was carried out on Jalan Kwaron 1 RT 13 RW 02 Bangetayu Kulon Village, Semarang City for 1 activity through a zoom meeting. From the results of the evaluation of activities, it shows that the community is very satisfied with this activity. The results of this satisfaction are converted in the form of strongly agree by 60% and the community agrees 40%. The results of the knowledge questionnaire distributed before and after community service activities showed a significance result of p<0.05. Keywords: painful; self-medication; rationalization

    Penyuluhan Monitoring Peran Keluarga Sebagai Upaya Menurunkan Penyakit Diabetes Melitus

    No full text
    Diabetes mellitus is a metabolic syndrome disease caused by increased glucose in the blood. Diabetes mellitus can lead to complications into other diseases if you don't get good care and self-management. Family support is an important aspect in improving quality of life and reducing blood glucose values. This community service aims to monitor the role of the family as an effort to reduce diabetes mellitus. The method used in this community service is by conducting demonstration counseling and distributing leaflets to patients and patient families as well as interactive discussions in order to provide opportunities for patients and evaluate the success of community service. The conclusion from this activity included that patients and their families could increase knowledge about the role of the family while suffering from diabetes mellitus with a significance of p <0.05 and satisfaction for participating in activities again strongly agreed 77.5% and agreed 22.5%

    Persepktif Tenaga Kesehatan pada Budaya Keselamatan Pasien

    No full text
    Patient safety culture is a system that must be carried out by health workers as an effort to reduce unwanted events. Patient safety culture is a variable used to measure the implementation of patient safety. This study aims to determine the relationship between the demographics of health workers on the implementation of patient safety culture. This research is an analytic observational research using a cross sectional design. The respondents of this study were 120 respondents which were divided into 2, namely 35 respondents for validity and reliability tests and 85 respondents for the research sample. The research data collection was carried out in August-September 2021 at the Pati Regency Islamic Hospital using a questionnaire from the Agency for Healthcare Research and Quality. Data analysis used Eta correlation test and Chi-square test. The results of the research on 85 research respondents on the Eta correlation test and the chi-square test showed that the marital status of health workers had a low relationship with patient safety culture with a correlation value of 0.312 with a significance value of p <0.05
    corecore