20 research outputs found

    PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BERDASAR TINGKAT AKTIVITAS DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER PADA MAHASISWA D IV KEBIDANAN UNS

    Get PDF
    Aktivitas dalam organisasi ekstrakurikuler merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Dengan mengikuti kegiatan dalam organisasi ekstrakurikuler, mahasiswa dapat mengembangkan bakat dan minta serta dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan prestasi belajar berdasar tingkat aktivitas dalam organisasi ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan teknik proportionate stratified random sampling . Subjek penelitian 53 mahasiswa DIV Kebidanan FK UNS yang ikut organisasi ekstrakurikuler pada semester I, III dan V dengan alat ukur kuesioner dan analisis uji statistik uji t tak berpasangan, dengan menggunakan SPSS 17.0 Hasil penelitian dari 53 responden menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang aktif organisasi kstrakurikuler dengan yang tidak aktif organisasi ekstrakurikuler. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstrakurikuler mempunyai prestasi yang lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh μ1 = 3,105 dan μ2 = 2,7940 (μ1>μ2 ) dengan signifikansi 0,003 (P< 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat perbedaan prestasi belajar berdasar tingkat aktivitas dalam organisasi ekstrakurikuler pada mahasiswa D IV Kebidanan UNS. Prestasi belajar pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstrakurikuler lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi ekstrakurikuler

    The Effectiviness of Dysmenorrhea Gymnastics as an Alternative Therapy in Reducing Menstrual Pain

    Get PDF
    Menstrual pain occurs due to the imbalance of the hormones which will cause the uterine muscles to contract and lead to colic pain. Approximately 50 % of women worldwide&nbsp; and&nbsp; 90 % of Indonesian women&nbsp; suffer from menstrual pain. Pharmacological therapy is the most popular treatment used to relieve menstrual pain. Unfortunately, it leads to indisputable side effects on health. Therefore, safety alternative treatments such as dysmenorrhea gymnastics are signifficantly needed to improve bloodstream in the uterus and produce endorphins which can relieve menstrual pain. The aim of the study wasto determine the effectiveness of dysmenorrhea gymnastics to relieve the level of menstrual pain. The method of study is systematic review on 14 studies of the efectiveness of exercise dysmenorrhea gymnastics to relieve menstrual pain. The results obtained are dysmenorrhea gymnastcs can relieve menstrual pain with a mean value of 4.006. Conclusion: dysmenorrhea gymnastics can relieve menstrual pain and better &nbsp;done in the afternoon

    UJI FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L)

    Get PDF
    Daun kemangi (Ocimum basilicum L) merupakan tanaman yang mudah didapatkan di Indonesia. Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai antipiretik, antifungi, analgesik, antiseptik, antibakteri, hepatoprotektor, imunomodulator, antireppelent dan antiekspektoran. Kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini mempunya peran dalam memberi aktivitas farmakologi sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan pemanfaatan daun kemangi sebagai obat alami. Uji fitokimia dilakukan untuk memberikan gambaran tentang kandungan senyawa yang terdapat pada daun kemangi sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Sampel dideterminasi dan diidentifikasi di Laboratorium Terintegrasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Ekstrak daun kemangi dibuat dengan mengekstraksi simplisia daun kemangi dengan pelarut etanol dengan metode maserasi dan melakukan uji fitokimia dengan menambahkan pelarut dengan mengamati perubahan warna dan bentuk larutan. Hasil uji menunjukkan bahwa daun kemangi positif mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin.

    Stunting Countermeasures Intervention Model in Remote Areas of Banyuwangi Regency East Java

    Get PDF
    Stunting in toddlers becomes a chronic nutritional problem. Factors that cause stunting are maternal nutrition during pregnancy, socioeconomic conditions, infectious diseases in infants, access to health services, reproductive health, sanitation and clean water. This study aims to analyze stunting prevention intervention models in remote areas of Sukamade, Banyuwangi Regency. This study is an analytical observational study with a quantitative approach. Data collection techniques by interview and observation using a questionnaire. The sampling technique used a total sampling with a sample size of 42 toddler households. The analysis technique used is the Structural Equation Models (SEM) equation model, an alternative method of PLS. The final results show that environmental variables have a significant effect on stunting. The latent variable that affects the stunting variable is the environmental variable. It is necessary to create an intervention model that takes into account the need for safe drinking water by maintaining water sources and water quality.Stunting in toddlers is a chronic nutritional problem. This is caused by several factors, such as maternal nutrition during pregnancy, socioeconomic conditions, infectious diseases in babies, access to health services, reproductive health, sanitation and clean water. This research is an analytical observational research with a quantitative approach. The results of the analysis for latent variables that affect stunting variables. The results of the analysis resulted in the conclusion that environmental variables have a significant effect on stunting. The latent variable that affects the stunting variable is the environmental variable. It is necessary to create an intervention model that pays attention to the need for safe drinking water by maintaining water sources and water quality

    HbsAg SCREENING IN TEENAGERS IN SURABAYA BY USING RAPID TEST

    Get PDF
    Background & Objective : Hepatitis B immunization in Indonesia generally observes early age group (infant) and still rarely observed in adolescence. Teenagers become very important because they will soon be married and have children. The purpose of this study was to determine hepatitis based on HBsAg by using Rapid test Material and Method: Analytical observational with cross sectional approach is done at Center for Health Studies Pondok Pesantren Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. The sample size was 54 adolescents using accidental sampling technique, with age between 19-20 years old. HbsAg examination using manual rapid test monotest. Result: The result of the research shows that the most respondents are female, 94.44% and male 5.56%. A manual rapid test monotest will show strips one for negative results and two for HbsAg positive results. Rapid test HBsAg Monotest showed negative results against 54 people. Conclusion: Based on the results of this study can be concluded that not found positive adolescent hepatitis based on HBsAg examinatio

    Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Indonesia: Studi Literatur

    Get PDF
    Stunting adalah suatu keadaan dimana indeks tinggi badan menurut umur di bawah -2 SD berdasarkan dari standar WHO. Keadaan ini adalah manifestasi jangka panjang dari faktor konsumsi diet berkualitas yang rendah, penyakit infeksi yang terjadi berulang dan factor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stunting dipengaruhi oleh tingkat asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi, berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga. Metode penelitian ini adalah studi literature dengani berbagai referensi, seperti artikel atau jurnal penelitian, review jurnal, annual&nbsp; report, buku dan data-data yang mendukung dengan kejadian stunting yang diterbitkan dari tahun 2009 - 2019. Pencarian dilakukan menggunakan mesin pencari google di internet dengan kata kunci yang terkait, seperti: stunting, faktor resiko, penyakit infeksi, imunisas dan vaksin. Pencarian database dilakukan di PubMed, PLoS, Reaserchgate, WHO dan Depkes RI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah memberi saran kepada pemerintah, instansi kesehatan, dan pihak terkait untuk berkolaborasi menerapkan kebijakan untuk mengurangi risiko stunting. Selain itu, masyarakat disarankan mendapatkan pendidikan yang berkualitas, memberikan asupan nutrisi yang seimbang serta meningkatkan derajat kesehatan anak dan pengembangan EST (Eco Support Theory) dalam rangka mengurangi stunting di Indonesia

    HUBUNGAN TINGKAT STRES PSIKOLOGIS DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWA

    Get PDF
    The menstrual cycle is the distance between the first day of menstruation and the first period of the next menstruation. One of the faktors that influence the menstrual cycle is stres. Stres can stimulate the release of the hormone cortisol, which is a product of glucocorticoid adrenal cortex. This hormone affects the amount of progesterone in the body. This hormonal imbalance will cause changes in the menstrual cycle. The purpose of this study was to analyze the relationship between stres levels and the menstrual cycle of UIN Sunan Ampel Surabaya students. This research was an observational analytic study with a sampling design using simple random sampling with a total of 30 respondents. Data collection techniques use the DASS 42 questionnaire to measure stres levels and the menstrual cycle pattern questionnaire to measure the menstrual cycle. Data analysis using Fisher's exacs test and the results obtained p = 0.031, so it means that there is a relationship between the level of stres with the menstrual cycl.ABSTRAKSiklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama pada menstruasi berikutnya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh stress yang merangsang pengeluaran hormone kortisol yang merupakan produk dari glukokortiroid korteks adrenal yang disintesis di zona fasikulata. Hormon ini mempengaruhi jumlah hormone progesterone di dalam tubuh. Ketidakseimbangan hormon ini akan menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswai UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah 30 responden. Tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 42 untuk mengukur tingkat stres dan kuesioner pola siklus menstruasi untuk mengukur siklus menstruasi. Analisis data menggunakan Fisher’s exacs test dan didapatkan hasil nilai p=0.031. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel lain yang mempengarusi siklus menstruasi dan menamba jumlah sampel agar diperoleh data yang lebih baik

    UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT Candida albicans SECARA IN VITRO PADA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS

    Get PDF
    Basil (Ocimum basilicum L.) can be used as a treatment for vulvovaginal candidiasis because it contains essential oils where there are flavonoids, alkaloids, tannins and saponins which can inhibit growth and kill fungal cells of Candida albicans. The purpose of this study was to determine the antifungal activity of basil leaf extract (O. basilicum) with variations in the concentration of the solution to the inhibition of C. albicans in vitro in vulvovaginal candidiasis. This study was an experimental study with basil leaf extract samples with various concentrations of 6.25 mg / ml; 12.5 mg / ml; 25 mg / ml; 50 mg / ml; 100 mg / ml; control (+) by giving 2% ketoconazole and control (-) by giving 10% DMSO. The research method uses disc diffusion test. Phytochemical tests of basil leaves showed that the leaves contained flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins positively. The inhibition of C. albicans is best in the extract of O. basilicum leaves with a concentration of 100 mg/ml. The greater the concentration of the extract given, the more inhibited power will be formed because the concentration of the bioactive components contained in the extract is higher. Key Words: Basil leaf extract, Candida albicans, Inhibitory power, Antifungal compound

    HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL DENGAN HIPERTENSI PADA PEGAWAI DI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN SUNAN AMPEL

    Get PDF
    Prevalensi hipertensi meningkat dalam lima tahun terakhir ini. Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah kadar kolesterol yang tinggi. Pembuluh darah arteri yang tertumpuk kolesterol akan menyempit dan menjadi kaku sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat. Sampel pada penelitian ini adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjumlah 26 orang. Kadar kolesterol diukur menggunakan alat digital easy   touch dan tekanan darah diukur menggunakan tensi meter digital. Uji analisa yang digunakan adalah korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami hiperkolesterolemia (53,8%) dan tekanan darah yang normal (84,6%). Nilai sig (2-tailed) dari uji spearman menunjukkan nilai p=0,04 sehingga terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan hipertensi pada pegawai Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya

    Karakteristik Demografi ODHA di Papua

    Get PDF
    HIV dan AIDS merupakan salah satu permasalahan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI sampai dengan maret 2017, sebanyak 407 kota/kabupaten dari&nbsp; 507 kota/kabupaten dan lebih dari 87 ribu orang mengidap AIDS. Berbeda apabila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya, Papua mengalami epidemi HIV meluas tingkat rendah dengan prevalensi HIV sebesar 2.3 %. Jumlah penderita HIV lebih banyak terjadi pada perempuan usia reproduktif dibandingkan pada laki-laki. Meskipun HIV tersebar meluas di kelompok populasi umum baik untuk laki-laki maupun perempuan, kegiatan seks komersial memberikan kontribusi yang besar terhadap epidemi di semua wilayah Papua. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik demografi ODHA Di Papua Sebagai Baseline Data Di Indonesia. Penelitian dilakukan di tiga wilayah di Papua yaitu Kabupaten Nabire, Kab./Kota Jayapura, dan Kab. Jayawijaya dengan jumlah responden sebanyak 264 orang. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil terdapat perbedaan karakteristik demografi ODHA di tiga wilayah Papua (Kabupaten Nabire, Kab./Kota Jayapura, dan Kab. Jayawijaya). Dari hasil penelitian dibutuhkan strategi penanganan ODHA yang berbeda di masing-masing wilayah
    corecore