135 research outputs found

    Karakteristik Mikrobiologi dan Tekstur Es Krim Probiotik dengan Bahan Baku Susu Segar yang Dikombinasikan dengan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas)

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi adonan es krim probiotik dari susu segar yang dikombinasikan dengan ubi jalar ungu terhadap karakteristik mikrobiologi (total bakteri asam laktat dan total asam) dan tekstur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan T0 sebagai kontrol, T1 sebagai komposisi adonan es krim dengan kadar lemak 5%, T2 sebagai komposisi adonan es krim dengan kadar lemak 10%, T3 sebagai komposisi adonan es krim dengan kadar lemak 15% dengan 5 kali pengulangan. Karakteristik mikrobiologi es krim probiotik dilihat dari total bakteri asam laktat dan total asam. Total bakteri asam laktat es krim probiotik menunjukkan hasil yang non signifikan (P>0,05). Total asam es krim probiotik menunjukkan hasil yang signifikan (P<0,05). Tekstur es krim probiotik menunjukkan hasil yang non signifikan (P>0,05)

    Islam Dan Hak Asasi Manusia: Penegakan Dan Problem Ham Di Indonesia

    Full text link
    : Islam and Human Right: Its Application and Problems in Indonesia. This paper explains the compatibility of Islam and human rights as well as efforts to protect human rights in Indonesia as a Muslim country. This paper thus rejects the opinion of a number of observers about the incompatibility or conflict between Islam and human rights just because of the fact that the majority of Muslim countries does not fully protect and enforce human rights. Since the beginning, Islam has recognized the protection of human rights, which were then formulated by the ulama with the concept of maqâsid al-sharî‘ah (objectives of shari'ah). As a Muslim country, Indonesia in the Reform era has committed to the protection and enforcement of human rights in line with the implementation of substantive democracy. Yet there remain a number of problems or obstacles in the protection of human rights caused by several factors, be they substantive, structural or cultural. The government, parliament as well as civil society and religious organizations have conducted efforts to solve the problems and obstacles

    Karakteristik Karkas Kambing Kacang, Kambing Peranakan Ettawa, dan Kambing Kejobong Jantan pada Umur Satu Tahun

    Full text link
    Breed livestock was one of the factors that affected carcass characteristics before slaughter. The purpose of this study was to determine carcass characteristics includes the slaughter weight, , weight and percentage of carcass, carcass components (meat, bone, and fat) and meat bone ratio of three different breeds of goats in Central Java. The material used in this study were 11 male goats by age 1 year which consists of the Kacang goat (four heads), Ettawa Crossbred goat (four heads), and Kejobong goat (three heads). The research method used the Independent Sample Comparison. The data obtained were analyzed by analysis of variance, and if there was any significant difference it was followed by Duncan Multiple Range test. The results showed that the slaughter and carcass weight of Kacang goat (15 and 5.63 kg) was significantly (P <0.01) lower than Ettawa Crossbred goat (24.49 and 9.89 kg) and Kejobong goat (23.45 and 10.35 kg), but the carcass percentage were not significantly different (P> 0.05). Weight of meat, fat, bone, and connective tissue in Kacang goat (3.34 kg, 546.22 g, 1.56 kg and 146.98 g) was lower (P <0.01) than Ettawa Crossbred goat (6 .09 kg, 837.10 g, 2.65 kg and 301.30 g) and Kejobong goat (6.40 kg, 977.45 g, 2.67 kg and 293.64 g), but the percentage of carcass components were not significantly different. Meat bone ratio was not significantly different among the three breeds of goats, with an average of 2.61. It was concluded that the slaughter weight, carcass weight, and the weight of carcass components of male Kacang goat were lower than male Ettawa Crossbred goats, and male Kejobong at one year old, but the percentage of carcasses and carcass components relatively similar

    PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

    Get PDF
    Pembelajaran sains yang diajarkan sesuai dengan hakikat sains yakni proses, produk, sikap, dan teknologi akan menjadi sarana untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran sains selama ini kurang mengajak mahasiswa untuk menemukan dan menyikapi permasalahan yang terjadi di masyarakat, akibatnya sikap peduli lingkungan mahasiswa terhadap lingkungan kurang. Selain itu hasil belajar yang diperoleh mahasiswa juga rendah. Untuk itu digunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) berbasis proyek. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran STM Berbasis Proyekpada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Semester II tahun akademik 2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura dalam materi pencemaran lingkungan, 2) mengetahui peningkatan hasil belajar dan, 3) mengetahui peningkatan sikap peduli lingkungan.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing- masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Validasi penelitian ini dilakukan dengan metode triangulasi. Teknik pengumpulan data hasil belajar kognitif menggunakan tes,afektif menggunakan lembar observasi dan angket, keterampilan proses sains menggunakan lembar observasi dan tes, serta sikap peduli lingkungan menggunakan angket. Teknik analisis data berupa analisis kualitatif dan inferensial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) model pembelajaran STM dapat dilaksanakan dengan baik menggunakan 5 tahapan yakni: orientasi pada masalah, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan penilaian pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Semester II tahun akademik 2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura materi pencemaran lingkungan, 2) terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains, 3) terjadi peningkatan sikap peduli lingkunga

    KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK POLIBLEND LLDPE-NR DENGAN ADITIF TIO2 SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL UNGGUL

    Get PDF
    penggunaan bahan elastomater termoplastik saat ini semakin penting dan meluas. Dengan penambahan zat-zat tertentu, bahan ini menjadi bahan alternatif pengganti logam dan bahan-bahan lain. Poliblend menjadi ujung tombak pengambangan material baru di masa mendatang. Penelitian ini mempelajari pengaruh zat aditif TiO2 terhadap poliblend LLDPE dengan karet alam (LLDPE/NR). Komposisi LLDPE/NR yang diteliti sebesar 60/40. TiO2 yang ditambahkan bervariasi sebesar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5%. Poliblend dibuat dengan cara masterbatch process melalui penggilingan dengan laboplastomil. Karakterisasi sifat mekanik dilakukan menggunakan universal testing machine model UCT-5T. Pengujian dilakukan menggunakan metode ISO 527-2. Penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan kuat luluh dan tuat tarik pada penambahan TiO2 sampai kadar 3%, selanjutnya menurun pada penambahan TiO2 4 dan 5%. Kuat luluh dan kuat tarik maksimum terjadi pada kadar TiO2 3%, yaitu sebesar 4,687 MPa san 11,638 MPa. Regangan putus menunjukkan penurunan dengan semakin bertambahnya kadar TiO2. Regangan putus maksimum terjadi pada poliblend tanpa aditif TiO2 yaitu sebesar 701,7%. Kata Kunci: Polyblend, LLDPE-NR, TiO2, mechanical properties

    PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DISERTAI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa melalui penerapan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) disertai peta konsep pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMAN 1 Kartasura. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kartasura tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan melalui observasi, wawancara, tes, angket, dan dokumentasi. Validasi data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan siklus belajar 5E disertai peta konsep dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa (keaktifan siswa meningkat dari 63,4% pada siklus I menjadi 73,2% pada siklus II) dan kualitas hasil belajar siswa (ketuntasan siswa meningkat dari 72,5% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II). Dari aspek afektif, terdapat peningkatan persentase dari 75,8% pada siklus I menjadi 78,9% pada siklus II, sedangkan dari aspek psikomotor terjadi peningkatan persentase dari 74,3% pada siklus I menjadi 80,9% pada siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) disertai peta konsep dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMAN 1 Kartasura. Kata Kunci:siklus belajar 5E (learning cycle 5E), peta konsep, kualitas proses dan hasil belaja

    SINTESIS KHITOSAN BERAT MOLEKUL RENDAH DARI LIMBAH UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) MELALUI PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS DENGAN PAPAIN DAN UJI AKTIVITAS TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mensintesis khitosan dan khitosan berat molekul rendah dari limbah udang putih (Penaeus merguiensis) 2) mengkarakterisasi khitosan dan khitosan berat molekul rendah, 3) menguji aktivitas khitosan berat molekul rendah terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sintesis khitosan dilakukan melalui proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Selanjutnya dilakukan Karakterisasi terhadap khitosan yang meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, berat molekul, daya ikat air, daya ikat lemak, kelarutan, viskositas, derajat polimerisasi, derajat deasetilasi, dan struktur menngunakan FTIR. Sintesis khitosan berat molekul rendah dilakukan melalui proses hidrolisis secara enzimatis menggunakan enzim papain. Karakterisasi khitosan berat molekul rendah dilakukan dengan menghitung rendemen, berat molekul, derajat polimerisasi, derajat deasetilasi, dan struktur mennggunakan FTIR. Uji aktivitas antibakteri khitosan berat molekul rendah dilakukan terhadap bakteri S. epidermidis dilakukan menggunakan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Khitosan dapat disintesis dari limbah udang putih melalui proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. 2) Karakteristik fisik khitosan yang dihasilkan adalah rendemen 52,82%, kadar air (2,3±0,1)%, kadar abu 4,038%, berat molekul 2.679,57 g/mol, daya ikat air (590±21,3)%, daya ikat minyak (569±4,29)%, kelarutan (28±3,2)%, viskositas (1,33 ± 0,04) cp, derajat polimerisasi 16,627,dan derajat deasetilasi 82,72% dan karakteristik fisik khitosan berat molekul rendah. 3) Khitosan berat molekul rendah dapat disintesis dengan cara hidrolisis enzimatis menggunakan enzim papain. 4) Karakteristik khitosan berat molekul rendah meliputi rendemen 60%, berat molekul 2.401,80 g/mol, derajat polimerisasi 14,903, dan derajat deasetilasi 83,71%. 5) Dari aspek struktur kimia, produk khitosan, Khitosan berat molekul rendah dapat dibuktikan dari analisis FTIR. 6) Uji aktivitas antibakteri khitosan berat molekul rendah terhadap bakteri S. epidermidis pada konsentrasi 0,4% memiliki daya hambat 8,71 mm, konsentrasi 0,6% memiliki daya hambat 10,38 mm dan konsentrasi 0,8% memiliki daya hambat 15,91 mm. Kata Kunci: Limbah udang, khitosan, berat molekul rendah, hidrolisis, papain, antibakter
    • …
    corecore