15 research outputs found

    Respon Pertumbuhan Pada Berbagai Kedalaman Bibit Dan Umur Panen Rumput Laut Eucheuma Cottonii Di Perairan Teluk Palu

    Full text link
    Penelitian tentang respon pertumbuhan pada berbagai kedalaman bibit dan umur panen rumput laut bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman bibit dan umur panen terhadap pertumbuhan mutlak, produksi, dan produktivitas. Penelitian menggunakan metode bentangan tali ris apung berbentuk empat persegi panjang (18 x 18 meter) yang didesain dalam rancangan lingkungan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor kedalaman bibit (K1 20 cm dan K2 50 cm) dan faktor umur panen (U1 40 hari, U2 45 hari, dan U3 50 hari) setelah tanam. Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan dalam 3 ulangan tali ris, sehingga diperoleh 18 satuan unit percobaan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa, kedua faktor tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan mutlak dan produksi, tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pruktivitas rumput laut. Namun demikian faktor interaksi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan mutlak dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi rumput laut. Bentuk interaksinya merupakan interaksi positif. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa, kombinasi perlakuan K1U1 berbeda dan berinteraksi sangat nyata dengan K1U2 dan K1U3. Demikian halnya pada kombinasi perlakuan K2U1 dengan K2U2 dan K2U3, serta kombinasi perlakuan K2U2 dengan K2U3 terhadap pertumbuhan mutlak dengan nilai interaksi sebesar 34,44 g/hari. Selanjutnya kombinasi perlakuan K1U1 berbeda dan berinteraksi nyata dengan K1U2 dan K1U3. Demikian halnya pada kombinasi perlakuan K2U3 dengan K2U1 dan K2U2, serta kombinasi perlakuan K2U1 dan K2U2 terhadap produksi dengan nilai interaksi sebesar 944,98 g

    RESPON PERTUMBUHAN PADA BERBAGAI KEDALAMAN BIBIT DAN UMUR PANEN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI PERAIRAN TELUK PALU

    Get PDF
    Penelitian tentang respon pertumbuhan pada berbagai kedalaman bibit dan umur panen  rumput laut bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman bibit dan umur panen terhadap pertumbuhan mutlak, produksi, dan produktivitas. Penelitian menggunakan metode bentangan tali ris apung berbentuk empat persegi panjang (18 x 18 meter) yang didesain dalam rancangan lingkungan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor kedalaman bibit  (K1 20 cm dan K2 50 cm) dan faktor umur panen (U1 40 hari, U2 45 hari, dan U3 50 hari) setelah tanam. Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan dalam 3 ulangan tali ris, sehingga diperoleh 18 satuan unit percobaan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa, kedua faktor tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap  pertumbuhan mutlak dan produksi, tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pruktivitas rumput laut. Namun demikian faktor interaksi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan mutlak dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi rumput laut. Bentuk interaksinya merupakan interaksi positif. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa, kombinasi perlakuan K1U1 berbeda dan berinteraksi sangat nyata dengan K1U2 dan K1U3. Demikian halnya pada kombinasi perlakuan K2U1 dengan K2U2 dan K2U3, serta kombinasi perlakuan K2U2 dengan K2U3 terhadap pertumbuhan mutlak dengan nilai interaksi sebesar 34,44 g/hari. Selanjutnya kombinasi perlakuan  K1U1 berbeda dan berinteraksi nyata dengan K1U2 dan K1U3. Demikian halnya pada kombinasi perlakuan K2U3 dengan K2U1 dan K2U2, serta kombinasi perlakuan K2U1 dan K2U2 terhadap produksi dengan nilai interaksi sebesar 944,98 g.

    TOTAL INDIVIDU DAN KEPADATAN POPULASI BANGGAI CARDINALFISH (BCF) DI PERAIRAN KILOMETER LIMA LUWUK, KABUPATEN BANGGAI

    Get PDF
    Periodic monitoring of the population is needed to see the effectiveness and success of interventions to maintain the BCF population in their habitat. This research was conducted in Kilometer Lima Waters, Luwuk Banggai Regency, Central Sulawesi Province from November to December 2021. Research stations were determined based on information on the distribution and presence of BCF using a belt transect. The observed data were then processed to determine the total individual and BCF density per transect. BCF density per observation point (transect) was calculated by calculating the average fish density from the fish density value of each transect. The total observations of Banggai Cardinalfish individuals observed at the study site were 1,232 individuals. While the density ranges from 0.49 ind/m-5.55 ind/m. The lowest density was observed on transect V (five) while the highest density was observed on transect II (two)

    ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PURSE SEINE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DI PERAIRAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

    Get PDF
    This paper describes a study finding on the determination of various policy alternatives based on biological, technological, social and economical aspects that may be suitably applied for development of purse seine fishery. This study was conducted in the District of Parigi Moutong, Central Sulawesi from January to April 2006. This study involved 5 purse seines and their owners determined using a cencus sampling technique and 20 purposedly sampled fishermen. The primnary data collected were the yield of captured fish. The policy analyses was done using an Analytical Hierarchi Process (AHP) with Expert Choice 9.0 software on a personal computer. Results showed that adding purse seines (a ranking value of 0.49) was the most important policy that may be taken in overall effort in a sustainalbe fishery development while maintaining their current number (a values of 0.32) was considered as a moderate choice and removing it was shown to be a contradictory polic

    MODEL PERTUMBUHAN IKAN BERONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus) HASIL TANGKAPAN SERO DI PERAIRAN KEPULAUAN SELAYAR

    Get PDF
    The research was conducted to study the growth model of Siganus canaliculatus which was based on body length parameters. The research was done through survey which was initiated by measuring the body length of n fish samples drawn from N fish population. The size of fish population (N) was based on the fish basket times the number of fish in each basket for every landing catch. The number of fish sample required was based on variability of catch yield for each catching period. Data collected was analysed on the basis of functional relationship between fish fork length (FL) and body weight (W) following the non linear mathematical equation W (i) = qFL(i)b. A model simulation was then performed using the techniques of data interpolation and extrapolation. The regression coefficient value for the relationship of the two parameters was 2.4. indicated that the growth model of the Siganus canaliculatus was allometric. Key words: Allometric, extrapolation, interpolation, model, siganus canaliculatus, simulation

    MODEL SIMULASI NUMERIK HUBUNGAN PANJANG BOBOT IKAN TONGKOL (Auxis thazard) PADA PANGKALAN PENDARATAN IKAN LABUAN BAJO KABUPATEN DONGGALA

    Get PDF
    A research on numerical simulation of the relationship between Auxis thazard body length and weight was conducted to study the growth pattern of the fish. The research was done through survey which was initiated by measuring the body length of n fish samples drawn from N fish population. The size of fish population (N) was determined based on the total number of fish collected from any landing catch. The number of fish samples required was based on their variability in the catch yield for each catching period. Data collected was analyzed on the basis of functional relationship between fish fork length (FL) and body weight (W) following the non linear mathematical equation: W (i)  =  qFL(i)b. A numerical simulation was then performed using the techniques of data interpolation and extrapolation. The regression value for the relationship of the two parameters was 3.63 indicating that the growth of the Auxis thazard on the first day of data collection was positive allometric while on the second day it was negative allometric with a regression coefficient of 2.92

    Effect of Stocking Density, Feed Type and Feeding Time on Growth and Survival Rate of Whiteleg Prawn (Penaeus vannamei)

    Get PDF
    The objective of the research was to determine the effect of stocking density, feed type and feeding time on the growth and survival rate of juvenile whiteleg prawn (Penaeus vannamei) cultured in an extensive pond. A completely randomized design (CRD) was applied to a split-split plot design with three factor (stocking density as primary factor, feed type as sub-factor, and feeding time as sub-sub factor), giving 8 treatment combinations with 3 replicates (24 experimental units). Analysis of variance did not indicate any significant interaction between the effects of treatments on whiteleg prawn growth of any two or three factors (P > 0.05). Both stocking density (5 or 10 prawns/m3) and feed type (snails or corn) had a significant effect (P 0.05). Absolute growth of juvenile whiteleg prawn ranged from 2.16 to 7.03 g/prawn with a survival rate range of 60-100%.Keyword: whiteleg prawn, stocking density, feed type and feeding time

    Analysis of the growth of seaweed (Eucheuma cottonii) on the initial weight and different plant distance cultured off the base of waters of lingayan island

    Get PDF
    The aim of this study was to determine the growth of E. cottonii seaweed at different initial weights and spacings that were cultivated off the bottom of the waters. Seaweed seedlings of E. cottonii were reared for 42 days. This study used a RAL with a factorial pattern which consisted of 2 factors, namely factor J (planting distance) and factor B (seed weight). Factor J consisted of 3 levels (20 cm, 30 cm and 40 cm) and factor B consisted of 3 levels (50 g, 75 g and 100 g), so that 27 experimental units were obtained. The data were analyzed for variance before being tested for the fulfillment of the basic assumptions of analysis of variance, namely the Kolmogorov-Smirnov data distribution test, the Bartlett treatment similarity test and the Tukey Method model additiveness test using excel and Minitab 16 application programs. The results showed that the difference in plant spacing had no effect (P&gt;0.05) on the absolute perturbation weight. The highest treatment combination was found in the combination of 30 cm spacing with an initial weight of 50 g (J2B3) and the lowest was in the combination of 30 cm spacing with an initial weight of 100 g (J2B1). Differences in initial weight (50, 75 and 100 g) had a very significant effect (P&lt;0.01) on absolute weight growth. The higher the initial weight used, the absolute weight growth of E. cottonii increased with an increase in average weight ranging from 260.34 to 435.92 grams.Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan rumput laut E. cottonii pada bobot awal dan jarak tanam berbeda yang dibudidayakan di lepas dasar perairan. Bibit rumput laut jenis E. cottonii dipelihara selama 42 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial yang terdiri atas 2 faktor, yaitu faktor J (Jarak Tanam) dan faktor B (Bobot Bibit). Faktor J terdiri atas 3 taraf (20 cm, 30 cm dan 40 cm) dan faktor B terdiri atas 3 taraf (50 g, 75 g, dan 100 g), sehingga diperoleh 27 unit satuan percobaan. Data dianalisis ragam terlebih dahulu dilakukan uji keterpenuhan asumsi dasar analisis ragam, yaitu uji sebaran data Kolmogorov-Smirnov, uji kesamaan ragam perlakuan Bartlett dan uji keaditifan model Metode Tukey dengan menggunakan program aplikasi excel dan Minitab 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jarak tanam tidak berpengaruh (P&gt;0,05) terhadap perturbing bobot mutlak. Kombinasi perlakuan tertinggi terdapat pada kombinasi jarak tanam 30 cm dengan bobot awal 50 g (J2B3) dan yang terendah terdapat pada kombinasi jarak tanam 30 cm dengan bobot awal 100 g (J2B1). Perbedaan bobot awal (50, 75 dan 100 g) berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap pertumbuhan bobot mutlak. Semakin tinggi bobot awal yang digunakan maka pertumbuhan bobot mutlak E. cottonii semakin meningkat dengan peningkatan bobot rata-rata berkisar 260,34- 435,92 gram

    ANALISIS KESESUAIAN SOSIAL-EKOLOGIS PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PRIMER DI KECAMATAN UNA-UNA DAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA PROVINSI SULAWESI TENGAH

    Get PDF
    Memahami tingkat pemanfaatan sumberdaya alam sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keseuaian pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kecamatan Una-Una (lokal) dan Kabupaten Tojo Una-Una (regional). Metode yang dilakukan desk study dan survey lapang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan pendekatan  HANPP (Human Appropriation of Net Primary Productivity). Hasil yang diperoleh bahwa HANPP lokal sebesar 7,93 109 kJ dengan rasio HANPP-NPP (Net Primary Productivity) sebesar 55,50, sedangkan tingkat regional sebesar 0,93 1012 kJ dengan rasio HANPP-NPP sebesar 28,17. Hal ini menunjukkan bahwa kolonisasi nelayan regional lebih efisien dalam memenuhi kebutuhan produktivitas primernya dibanding nelayan lokal. Tittle: Analysis of Socio-Ecological Suitability of Fishery Resources Exploitation Based on Primary Productivity in the Una Una District and Tojo Una Una Regency of Central Sulawesi Province.Understanding level of natured resource is very important in fisheries managemant. The objectives of thist study is to assess marine fisheries exploitation in the Una-Una district (local scale) and Tojo Una-Una regency (regional scale). This research used a desk and field survey. Data obtained  were analyzed using HANPP (Human Appropriation of Net Primary Productivity). Results of the study showed that HANPP at local level 7.93 109 kJ with HANPP-NPP ratio 55.5 while HANPP of regional level was  0.93 1012 kJ with HANPP ratio of 28.17. These results indicated that a colonize regional fishers was more efficient than local fishers in appealling their primary productivity

    Sosialisasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan Di Desa Tambu Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah

    Get PDF
    Praktik penangkapan ikan  yang merusak seringkali disebabkan oleh banyaknya permintaan jenis ikan tertentu dipasaran, khususnya ikan hidup. Konsumen dan pasar memiliki kekuasaan yang besar untuk mengendalikan harga ikan hidup, meskipun informasi yang ada masih kurang dan  kesadaran konsumen mengenai cara menangkap ikan di pasar masih rendah. Selain itu, penderitaan masyarakat nelayan yang masih kurang sejahtera membuat mereka  mencari jalan untuk memperoleh banyak uang  dengan mudah dan singkat. Teknik penangkapan ikan destruktif, nelayan dapat mencapai hasil yang signifikan dalam waktu  singkat. Kurangnya pemahaman terhadap siklus hidup ikan dan ekosistem yang mendukungnya (tempat mereka hidup dan berkembang biak) serta kurangnya penegakan hukum terhadap penangkapan ikan yang merusak membuat nelayan sulit memperbaiki kondisi perikanan (khususnya perikanan karang). Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian  masyarakat ini adalah  observasi dan partisipasi dengan  pendekatan langsung penyadaran dan partisipasi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya dapat mengembangkan  pemikiran masyarakat mengenai penggunaan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, namun juga memberikan kondisi bagi para nelayan dalam melakukan penangkapan ikan. Kegiatan ini  dilaksanakan dengan melibatkan 30  peserta yang merupakan anggota masyarakat pesisir, nelayan dan keluarganya.Kata kunci : Alat tangkap, ikan,  lingkunga
    corecore