836 research outputs found

    PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KUALITAS GELATIN DARI TULANG IKAN TENGGIRI DENGAN BERBANTUKAN ULTRASONIK

    Get PDF
    Kalimantan Timur khususnya Samarinda terkenal dengan makanan olahan yang berasal dari ikan, seperti Kerupuk (amplang). Ikan yang banyak digunakan dalam makanan olahan tersebut ialah ikan tenggiri di samping ikan pipih, ikan haruan (ikan gabus) dan ikan bandeng. Umumnya, sebagian besar yang digunakan adalah dagingnya sedangkan bagian lain seperti kepala, jeroan, sisik, kulit dan tulang hanya sebagai limbah saja. Ikan tenggiri ini berpotensi untuk digunakan dalam pembuatan gelatin karena ikan tenggiri jenis ikan bertulang keras yang mengandung kolagen kurang lebih 49,8%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu ekstraksi terhadap kualitas gelatin dari tulang ikan tenggiri, mengetahui jumlah rendemen tertinggi  terhadap kualitas gelatin dari tulang ikan tenggiri dan mengetahui perbandingan karakteristik gelatin yang diperoleh dari tulang ikan tenggiri dengan standar gelatin komersial. Pembuatan gelatin dimulai dengan membersihkan dan merebus 100 g tulang ikan tenggiri pada suhu 60 ÂșC selama 30 menit dengan memotong tulang ikan dengan ukuran 2-4 cm. Kemudian merendam tulang dengan larutan HCl 5% selama 2 hari sampai terbentuk ossein lalu mencuci ossein dengan menggunakan air sampai pH nya netral (6-7) setelah itu mengEkstraksi ossein pada suhu 60 ÂșC dalam variasi 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam dengan bantuan gelombang ultrasonik 20 kHz, 700 watt dan kemudian mengeringkan gelatin dalam oven pada suhu 50 ÂșC selama 24 jam. Pada penelitian ini didapatkan gelatin optimum pada konsentrasi HCl 5% dan waktu ekstraksi 5 jam dengan rendemen 10,35%. Gelatin optimum memiliki hasil analisa warna kuning pucat, bau normal, pH 5,59, kadar air 11,18%, dan kadar abu 1,08% yang masih sesuai standar gelatin komersial.Kata Kunci: Gelatin, HCl, ekstraksi, tulang, ikan tenggiri.THE EFFECT OF EXTRACTION TIME ON GELATIN QUALITY OF TENGGIRI FISH BONE WITH ULTRASONIC ASSISTANCEEast Kalimantan, especially Samarinda, is famous for processed foods derived from fish, such as crackers (amplangles). Fish that are widely used in processed foods are tenggiri fish in addition to flat fish, haruan fish (cork fish) and milk fish. Generally, most of the meat is used while other parts such as heads, viscera, scales, skin and bones are just waste. This tenggiri has the potential to be used in the manufacture of gelatin because tenggiri fish species of hard-boned fish containing collagen is approximately 49.8%. The purpose of this study was to determine the effect of extraction time variations on the quality of gelatin from tenggiri fish bones, determine the highest amount of yield on the quality of gelatin from tenggiri fish bones and determine the comparison of gelatin characteristics obtained from tenggiri fish bones with commercial gelatin standards. Making gelatin begins with cleaning and boiling 100 g of tenggiri fish bones at a temperature of 60 ÂșC for 30 minutes by cutting fish bones with a size of 2-4 cm. Then soak the bones with 5% HCl solution for 2 days to form ossein then wash ossein using water until the pH is neutral (6-7) after that extract ossein at 60 ÂșC in variations of 2, 4, 6, 8, 10 and 12 hour with the help of 20 kHz ultrasonic waves, 700 watts and then drying the gelatin in the oven at 50 ÂșC for 24 hours. In this study the optimum gelatin was obtained at a 5% HCl concentration and 5 hours extraction time with a yield of 10.35%. The optimum gelatin has the results of an analysis of pale yellow color, normal odor, pH 5.59, water content of 11.18%, and ash content of 1.08% which is still according to commercial gelatin standards.Keywords: Gelatin, HCl, extraction, bone, tenggiri fis

    Marketing Mix Method Sebagai Strategi Pemasaran Pendidikan di SMA Kristen Barana

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang marketing mix sebagai strategi pemasaran di SMA Kristen Barana dengan tujuan penelitian ini untuk menciptakan lembaga pendidikan swasta yang berkualitas yang mampu bersaing dengan sekolah pada umumnya. Strategi pemasaran yang dimaksud adalah adanya kondisi pemasaran yang kondusif serta mampu memberikan dampak pada sekolah itu sendiri, masyarakat dan konsumen. Tujuan dari manajemen pemasaran jasa pendidikan untuk memepermudah lembaga dalam memasarkan jasa pendidikannya kepada mayarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Kristen Barana strategi pemasaran yang dilakukan adalah Marketing Mix yang terdiri dari 2 langkah yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Perencanaan meliputi Identifikasi Pasar, Segmentasi Pasar, Target dan untuk pelaksanaan meliputi Produk, Harga, Tampat, Promosi, Sumber Daya Manusia, Proses. Oleh karena itu disimpulkan bahwa marketing mix yang ada di SMA Barana dilakukan secara maksimal dan objektif

    SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN REDUCE, REUSE, DAN RECYCLE (3R) BAGI PESERTA DIDIK DI SMPN NEONBAT KEFAMENANU

    Get PDF
    ABSTRAKSalah satu dampak negatif dari kegiatan pembangunan adalah permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan yang selalu ditemukan di sekitar kita adalah sampah. Sampah dapat dikelola dengan pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle). Pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R perlu disosialisasikan kepada semua pihak terutama peserta didik. Sosialisasi pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berlokasi di SMPN Neonbat Kefamenanu. Tujuan pengabdian ini adalah memberi pemahaman pada peserta didik mengenai pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan serta untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai jenis sampah organik dan anorganik.  Metode kegiatan pengabdian yang digunakan adalah permainan dan pembuatan produk kreasi dari sampah. Hasil tes akhir menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman peserta didik tentang pengelompokkan sampah organik dan anorganik. Sosialisasi pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R pada peserta didik SMPN Neonbat telah memberi dampak positif dengan meningkatnya pemahaman mengenai pengelompokan sampah organik dan anorganik serta memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa sampah yang dihasilkan bisa dimanfaatkan kembali dan dapat bernilai ekonomis apabila dikembangkan menjadi sebuah produk bermanfaat. Kata kunci: sampah organik; sampah anorganik; 3R (reduce, reuse, recycle). ABSTRACTOne of the negative impacts of development activities is environmental problems. Environmental problems that are always found around us are garbage. Waste can be managed with a 3R approach (reduce, reuse, recycle). Waste management with the 3R approach needs to be socialized to all parties, especially students. The socialization of waste management with the 3R approach was carried out in the form of community service activities located at SMPN Neonbat Kefamenanu. The purpose of this service is to provide students with an understanding of the importance of waste management in the environment and to increase students' understanding of the types of organic and inorganic waste. The method of service activities used are games and the manufacture of creative products from waste. The final test results show that there is an increase in students' understanding of the grouping of organic and inorganic waste. Socialization of waste management with the 3R approach to students of SMPN Neonbat has had a positive impact by increasing understanding of the grouping of organic and inorganic waste and providing understanding to students that the waste produced can be reused and can be of economic value if it is developed into a useful product. Keywords: organic waste; inorganic waste; 3R (reduce, reuse, recycle)

    Emosi Dalam Perspektif Lintas Budaya

    Get PDF
    Emosi adalah pengalaman manusia mulai sejak manusia dilahirkan, manusia telah memiliki dasar emosi karena dengan emosi, manusia bisa melihat dan memandang setiap aktivitas yang berbeda. Pada dasarnya emosi paling sering diungkapkkan dengan ekspresi sehingga salah satu kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan nonverbal yang meliputi nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah dan sebagainya Salah satu faktor yang memengaruhi perbedaan ini adalah faktor budaya. Semua orang dari semua budaya memiliki emosi. Emosi yang diekspresikan melalui wajah memiliki dua fungsi, yaitu komunikatif dan adaptif. Terlepas dari ras atau budaya di sekitar di seluruh dunia, manusia mengekspresikan emosi melalui wajah dengan cara yang sama. Tulisan ini menggunakan Literatur Review yaitu studi kepustaan yang mengenai topic emosi dalam prespektif lintas budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman baru mengenai studi emosi dalam sudut pandang budaya

    Integrating Line Planning for Construction Sites into Periodic Timetabling via Track Choice

    Get PDF
    We consider maintenance sites for urban rail systems, where unavailable tracks typically require changes to the regular timetable, and often even to the line plan. In this paper, we present an integrated mixed-integer linear optimization model to compute an optimal line plan that makes best use of the available tracks, together with a periodic timetable, including its detailed routing on the tracks within the stations. The key component is a flexible, turn-sensitive event-activity network that allows to integrate line planning and train routing using a track choice extension of the Periodic Event Scheduling Problem (PESP). Major goals are to maintain as much of the regular service as possible, and to keep the necessary changes rather local. Moreover, we present computational results on real construction site scenarios on the S-Bahn Berlin network. We demonstrate that this integrated problem is indeed solvable on practically relevant instances

    Analisis Kinerja Relai Arus Lebih pada PLTU Embalut PT. Cahaya Fajar Kaltim Unit 1×60 MW dengan Simulasi

    Get PDF
    Embalut power plant is one of the power plants that supply electricity in East Kalimantan. The plant which is operated by PT. Cahaya Fajar Kaltim, has one PLTU unit with a capacity of 2x25 MW and another with the capacity of 1x60 MW. As an electricity company that must keep continuity of electric supply to customers, a reliable electrical system is necessary. Such reliable system requires protection system to detect a problem and avoid electrical equipment damage. A proper protection system should isolate the affected area and prevent black out on the other area. A type of problem may occur is a short circuit. This study analyzes the performance of overcurrent relays in 1 × 60 MW power plant unit. The analysis was performed through ETAP 12.6.0 software which was also used to design the single line diagrams, calculate the setting currents of short circuit current, also to simulate the coordination of several overcurrent relays in the system. Adjustment of the current and time value in the overcurrent relay is obtained from the result of manual calculations. The results then are displayed in the form of a characteristic curve. Afterwards, a simulation is performed in a situation where three-phase short circuit occurs at BFWP 1.3 Bus, TR AUX.3 Bus and TR 3A.3 Bus. The results show that the overcurrent relays work properly and could overcome the problem quickly

    Tropical Neighbourhood Search: A New Heuristic for Periodic Timetabling

    Get PDF

    Periodic Timetabling with Cyclic Order Constraints

    Get PDF
    Periodic timetabling for highly utilized railway networks is a demanding challenge. We formulate an infrastructure-aware extension of the Periodic Event Scheduling Problem (PESP) by requiring that not only events, but also activities using the same infrastructure must be separated by a minimum headway time. This extended problem can be modeled as a mixed-integer program by adding constraints on the sum of periodic tensions along certain cycles, so that it shares some structural properties with standard PESP. We further refine this problem by fixing cyclic orders at each infrastructure element. Although the computational complexity remains unchanged, the mixed-integer programming model then becomes much smaller. Furthermore, we also discuss how to find a minimal subset of infrastructure elements whose cyclic order already prescribes the order for the remaining parts of the network, and how cyclic order information can be modeled in a mixed-integer programming context. In practice, we evaluate the impact of cyclic orders on a real-world instance on the S-Bahn Berlin network, which turns out to be computationally fruitful

    ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

    Get PDF
    Penggunaan listrik dengan kapasitas besar terkadang menghadapi berbagai macampermasalahan. Permasalahan tersebut antara lain adanya rugi-rugi jaringan dan faktor dayayang rendah. Besarnya pemakaian energi listrik dipengaruhi oleh jenis beban yang dipakai.Ada tiga sifat beban yang ada yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Ketiga sifat ini akanmempengaruhi besarnya faktor daya pada beban. Semakin besar faktor daya (daya aktif besar)maka sistem listrik tersebut akan semakin bagus dan sebaliknya. Oleh karena itu ketika sistemmemiliki faktor daya yang rendah (daya reaktif besar) maka pihak penyedia listrik dalam halini PT. PLN (Persero) akan memberikan beban tarif tersendiri. Untuk menaikkan faktor dayatersebut dibutuhkan perbaikan faktor daya atau Power Factor Correction (PFC) denganmenggunakan kapasitor. Pada Politeknik Negeri Samarinda sistem kelistrikannya dilayanioleh dua buah tranformator dengan kapasitas 555 kVA dan 197 kVA dan dengan beban yangvariatif. Berdasarkan data yang diperoleh sistem kelistrikan pada Politeknik NegeriSamarinda memiliki faktor daya yang rendah sehingga perlu perbaikan (improvement) nilaifaktor daya. Untuk menaikkan faktor daya tersebut dibutuhkan analisis untuk menentukanbesar  daya reaktif yang dibutuhkan untuk menentukan besar kapasitor yang akan digunakan.Dari hasil analisis, dengan memperbaiki faktor daya dari 0,7 menjadi 0,95 maka persentasepengurangan daya (KVA) yang dihasilkan sebesar 27,24 %. Kata kunci: Faktor Daya, Perbaikan Faktor Daya, Kapasito
    • 

    corecore