16 research outputs found
Pengaruh Jenis Pupuk Organik Padat terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Serapan N Tanaman Cabai, Tomat dan Caisin pada Inceptisols Sumbang
Beragam bahan pembuat pupuk organik memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang berbeda-beda, demikan juga dengan kandungan unsur haranya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan belum adanya spesifikasi jenis pupuk organik terhadap macam tanaman sayuran. Penelitian dilakukan di lahan Inceptisols Sumbang selama bulan Juni hingga Oktober 2019 dan bertujuan untuk mengetahui 1) tingkat efisiensi dan serapan N berbagai jenis pupuk organik padat pada tanaman cabai, tomat dan caisin dan 2) pengaruh jenis pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai, tomat dan caisin. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan 5 jenis pupuk organik padat dan 3 jenis tanaman sayur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik kompos lengkap paling baik bagi produksi tanaman caisin dan pupuk kotoran ayam paling baik untuk produksi tanaman tomat dan cabai
Evaluasi Status Hara K pada Lahan Sawah Irigasi Tajum di Kabupaten Banyumas
This research aims to: (1) know the nutrient content of K in paddy field irrigated Tajum in Banyumas Regency, and (2) map the nutrient status of K in rice field irrigated Tajum Banyumas Regency. The research method used the survey method. The research was conducted in a paddy field where the Tajum of Banyumas Regency was irrigated. The soil analysis was conducted in the Agricultural Technology Assessment Institute (BPTP) Semarang laboratory. Sampling-based on homogeneous land units (SLH). Seven SLHs formed from an overlay of land type map, slope, and land use. Soil sampling is done by the purposive sampling method by composite method. The results showed in these following lines: 1) K-total at SLH one (Akk.D), SLH two (As Ak and Ack.D), SLH three (K Lmk and Pmk.D), SLH four (K Lmk and Pmk.Am), and SLH five (As Ak and Ack.Am) showed the K-Total status in the medium category, 2) K-available status at SLH one (Akk.D) is in a low category, SLH two (As Ak and Ack.D) is in the medium category, SLH three (K Lmk and Pmk.D) is in the high category, SLH four (K Lmk and Pmk.Am) is in a low category, and SLH five (As Ak and Ack.Am) is in the medium category, 3) Fertilizer recommendation on SLH one need to add K fertilizer as much as 169,32 kg/ha K2O, SLH two 4,8 kg/ha K2O, SLH four 336,83 kg/ha K2O and SLH five 103,74 kg/ha K2O.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kandungan unsur hara K pada tanah sawah yang teraliri irigasi Tajum di Kabupaten Banyumas, dan (2) memetakan status hara K pada lahan sawah yang teraliri irigasi Tajum di Kabupaten Banyumas. Metode penelitian menggunakan metode survei. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah yang teraliri irigasi Tajum wilayah Kabupaten Banyumas dan analisis tanah dilakukan di laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Semarang. Pengambilan sampel berdasarkan satuan lahan homogen (SLH). Terdapat 7 SLH yang terbentuk dari overlay peta jenis tanah, kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode purposive sampling dengan cara komposit. Hasil penelitian menunjukan : 1) Kandungan K-total pada SLH satu (Akk.D), SLH dua (As Ak dan Ack.D), SLH tiga (K Lmk dan Pmk.D), SLH empat (K Lmk dan Pmk.Am), dan SLH lima (As Ak dan Ack.Am) menunjukan status ketersediaan K-Total dengan harkat sedang, 2) Kandungan K-tersedia pada SLH satu (Akk.D) yaitu rendah, SLH dua (As Ak dan Ack.D) yaitu sedang, SLH tiga (K Lmk dan Pmk.D) yaitu tinggi, SLH empat (K Lmk dan Pmk.Am) yaitu rendah, dan SLH lima (As Ak dan Ack.Am) yaitu sedang, 3) Rekomendasi pemupukan pada SLH satu perlu ditambahkan pupuk K sebanyak 169,32 kg/ha K2O, SLH dua 4,8 kg/ha K2O, SLH empat 336,83 kg/ha K2O dan SLH lima 103,74 kg/ha K2O
Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dengan Jumlah Daun Entres yang Berbeda terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Durian (Application of Plant Growth Regulator with Different Number of Scion Leaves on Success of Durian Top Grafting)
Perbanyakan tanaman secara vegetatif menggunakan teknik sambung pucuk dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghasilkan benih yang bermutu. Namun, masalah yang sering terjadi pada sambung pucuk adalah kegagalan sambung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis zat pengatur tumbuh, jumlah daun entres, dan kombinasi perlakuan yang memberikan hasil terbaik terhadap keberhasilan sambung pucuk durian. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai Januari 2019 di Desa Alasmalang, Kemranjen, Banyumas. Percobaan yang dilakukan merupakan percobaan pot dengan rancangan faktorial. Perlakuan pada penelitian ini adalah kombinasi antara zat pengatur tumbuh (kontrol, ekstrak tauge, air kelapa, IBA, dan BAP) dan jumlah daun entres (2, 4, dan 6 helai). Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 15 perlakuan dan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ZPT IBA dan BAP memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas sambung pucuk tanaman durian, yaitu sebesar 2,711 dan 2,822 dan perlakuan jumlah daun entres dua helai memberikan pengaruh yang nyata terhadap waktu pecah tunas, jumlah tunas, dan pertambahan jumlah daun sambung pucuk tanaman durian, yaitu sebesar 2,3 helai.KeywordsSambung pucuk durian; Daun entres; Zat pengatur tumbuhAbstractVegetative propagation of plants using shoot grafting can be used as an alternative to produce quality seeds. The problem that often occours in top grafting is the failure to graft. This experiment aims to obtain the type of plant growth regulator, the number of scionâs leaves, and the combination that give the best results for growth of top grafting in durian. The research was conducted in November 2018 to January 2019 in Alasmalang Village, Kemranjen, Banyumas. The experiment was a pot experiment with a factorial design. The treatment was a combination of growth regulator (control, bean extract, coconut water, IBA, and BAP) and number of scion leaves (2, 4, and 6 strands). The research design used was a RCBD with 15 treatments and three replications. The results showed that the treatment of PGR IBA and BAP had a significant effect on the number of grafted shoots of durian plants, namely 2.711 and 2.822 and the treatment of the number of leaves of two leaves had a significant effect on shoot break time, the number of shoots and the increase in the number of grafted leaves of durian plants, namely amounting to 2.3 strands
Peran Malaikat Dalam Kitab Suci (Studi Komparatif Kitab Suci Al-Qurâan dan Perjanjian Lama)
Malaikat adalah salah satu makhluk rohani yang di informasikan di dalam
kitab suci agama-agama Samawi. Malaikat secara umum bertugas sebagai utusan
Allah SWT untuk menyampaikan firman-firman-Nya. Malaikat merupakan
makhluk yang istimewa, meskipun malaikat merupakan makhluk rohani, dengan
perintah dan seizin Allah, malaikat juga dapat menampakkan diri dalam wujud
manusia. Hal ini biasanya terjadi ketika para malaikat mendapatkan tugas dari
Allah untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya, sebagaimana di kisahkan
didalam kitab suci agama-agama Samawi, termasuk di dalamnya adalah Kitab
Suci Al-Qurâan dan Perjanjian Lama. Selain itu mereka juga memiliki peran yang
lain baik di alam ruh maupun alam manusia.
Di dalam Kitab Suci Al-Qurâan dan Perjanjian Lama banyak ayat-ayat
yang menceritakan tentang malaikat. Akan tetapi, informasi yang diberikan dari
masing-masing kitab suci tersebut terdapat kesejajaran dan ada pula
perbedaannya, baik dari pengertian, kedudukan serta tugas para malaikat.
Penelitian ini membahas tentang malaikat dalam kitab suci Al-Qurâan dan
Perjanjian Lama, dan spesifik pada pembahasan peran malaikat dalam kedua kitab
suci tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)
karena data-data yang digunakan ialah data-data yang dikumpulkan dari sumber
data primer dan sekunder. Sumber data primer yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah Kitab Suci Al-Qurâan dan Perjanjian Lama. Sedangkan
sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel, serta jurnal ilmiah. Data
yang dikumpulkan dengan tehnik dokumenter yang kemudian disimpulkan secara
kualitatif komparatif dan disipulkan secara deduktif.
Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa terdapat kesejajaran dan
perbedaan dari peran malaikat dalam Al-Qurâan dan Perjanjian Lama. Dalam hal
pemaknaan kata malaikat terdapat kesejajaran antara Al-Qurâan dan Perjanjian
Lama yakni sebagai utusan Allah. Dari segi kedudukan dan tugas malaikat
sebagian terdapat kesejajaran dan sebagian lainnya terdapat perbedaan
Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Guru Ipa Kelas Viii Smp Muhammadiyah Se-Kota Surakarta Dalam Penyusunan Rpp Tahun Ajaran 2016/2017
Teacher is a component of the education system that acts as a controller of the success of an educational program. Teacher performance is believed to be the most important factor in the achievement of quality learning. The three main pillars that serve as a knowledge base that is a teacher Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), and Pedagogical Content Knowledge (PCK). This study aims to determine the ability of CK, PK, and PCK Science Teacher Class Eight SMP Muhammadiyah Surakarta in preparation of lesson plan academic year 2016/2017. This type of research is qualitative descriptive for describing the ability of PCK teachers in preparation of lesson plan. Data collection techniques in this research is the method of documentation by taking 5 lesson plan of teachers randomly. Based on the research that has been done shows that the CK ability of teachers shows the result was not good (25.20%), PK ability enough (64.92%), and the ability of PCK well (71.35%). Thus the conclusions of this study is the ability of PCK in science teacher class eight SMP Muhammadiyah city of surakarta in the preparation of lesson plan included good
Respon Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) Terhadap Pemberian Kompos Limbah Ekstraksi Minyak Atsiri Pada Tanah Ultisol
Based on these problems, the purpose of this study is: 1) identify the influence of organic fertilizers derived from solid waste from essential oil industry on the growth and yield of pakcoy plants on Ultisol. 2) determine the length of the right fertilizer incubation time for the growth and yield of pakcoy plants. 3) determine the type of compost from the solid waste from the essential oil industry is best for the growth of pakcoy plants on Ultisol. The research was conducted from January to April 2020 at the screen house located in Village II, Kebanggan, Sub-district Sumbang, Banyumas Districts and Soil and Land Resources Laboratory of the Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University. The experimental design used was a complete Randomized Blok Design (RBD) factorial pattern with two factors. The first factor was the kind of compost from the solid waste from the essential oil industry (P) consisting of Control (without fertilizer), compost from cocoa plant beans, from fruit kemukus plant, from the roots of fragrant root crops, from coffee plant beans, from rhizomes ginger plants, and from sediment IPAL (Waste Water Treatment Plant), and the second factor was the incubation time of compost fertilizer, which consisted of four and eight weeks. The observed variables were plant height, number of leaves, leaf area, fresh weight of plants, fresh weight of roots, and dry weight of plants. The results showed that the solid waste of essential oil from cocoa plants cocoa plants gave the highest yield on variable plant height (21 cm), number of leaves (14.50 strands), leaf area (1425 cm2), fresh weight of plants (73.35 g), root fresh weight (7.03 g) and dry weight of plants (5.05 g). The 4-week incubation treatment gave the highest yield on variable plant height (17.83 cm) and number of leaves (12.52 strands). The treatment of long incubation time with a time of eight weeks produces the highest value on variable leaf area (900.35 cm2), fresh weight of plants (42.96 g), dry weight of plants (4.97) and dry weight of plants (3.24 g). There was a significant interaction between the organic fertilizer solid waste from essential oil industry and incubation time on variables: plant height, fresh weight of plants and dry weight of plants. As for the variable number of leaves, the area of leaves and fresh weight so that there is no interaction from the provision of organic fertilizer waste extraction of essential oils and the length of fertilizer incubation.Penelitian ini dilaksanakan untuk: 1) mengetahui pengaruh pemberian kompos yang berasal dari limbah ekstraksi minyak atsiri terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada Ultisol, 2) mengetahui lama waktu inkubasi pupuk yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy, dan mengetahui jenis kompos dari jenis limbah minyak atsiri yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman pakcoy pada Ultisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2020 di screen house yang bertempat di Dusun II, Kebanggan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) pola faktorial dengan 2 faktor, yaitu dengan faktor pupuk kompos limbah ekstraksi minyak atsiri yang terdiri dari kontrol (tanpa pemberian pupuk), pupuk kompos dari limbah ekstraksi biji kakao, tanaman kemukus, akar tanaman akar wangi, biji tanaman kopi, rimpang tanaman jahe, dan endapan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Faktor yang kedua yaitu lama inkubasi kompos yang terdiri dari 4 dan 8 minggu. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot akar segar, dan bobot tanaman kering. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kompos ekstraksi limbah minyak atsiri dari tanaman kakao memberikan hasil tertinggi pada variabel tinggi tanaman (21 cm), jumlah daun (14,50 helai), luas daun (1425 cm2), bobot tanaman segar (73,35 g), bobot segar akar (7,03 g) dan bobot tanaman kering (5,05 g). Perlakuan inkubasi selama 4 minggu memberikan hasil yang tertinggi pada variabel tinggi tanaman (17,83 cm) dan jumlah daun (12,52 helai). Perlakuan lama waktu inkubasi dengan waktu 8 minggu menghasilkan nilai tertinggi pada variabel luas daun (900,35 cm2), bobot tanaman segar (42,96 g), bobot tanaman kering (4,97) dan bobot tanaman kering (3,24 g. pemberian pupuk organik limbah ekstraksi minyak atsiri dan lama inkubasi pada variabel tinggi tanaman, memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot tanaman segar dan bobot tanaman kering. Sedangkan untuk variabel jumlah daun, luas dau dan bobot segar agar tidak terdapat interaksi dari pemberian pupuk organik limbah ekstraksi minyak atsiri dan lama inkubasi pupuk
Karakterisasi Pupuk Organik dan Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Batuan Fospfat dan K-felspar
Pupuk organik mempunyai kandungan hara yang lengkap baik unsur hara makro maupun
mikro. Namun demikian, pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang lebih rendah
dibanding dengan pupuk anorganik. Penambahan batuan alam seperti BFA (batuan fosfat alam)
dan batuan K-felspar pada pupuk organik dapat meningkatkan kandungan P dan K pupuk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan kimia pupuk organik masyarakat,
pupuk kompos dan pupuk kompos yang diperkaya BFA dan K-feldspar. Penelitian ini
dilaksanakan di laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman,
dari bulan bulan Maret 2012 sampai bulan Juli 2012. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap
percobaan, yaitu : tahap 1 uji pupuk organik masyarakat, tahap 2 uji pupuk kompos tahap I dan
tahap 3 uji pupuk kompos diperkaya BFA dan K-feldspar. Rancangan yang digunakan untuk
setiap tahap percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel yang diamati untuk
setiap tahap percobaan adalah sifat kimia yang meliputi pH-H2O, DHL, P-Total, K-Total, NTotal,
C-Organik dan nisbah C/N dan sifat fisika yang meliputi kadar air dan Berat jenis isi.
Hasil percobaan tahap I menunjukkan bahwa pupuk organik masyarakat memiliki kualitas
rendah karena kurang memperhatikan standar kualitas pupuk organik yang ditetapkan oleh
pemerintah. Hal ini tercermin dari sifat fisika dan kimia pupuk rata-rata masih di bawah standar
yang ditetapkan dalam Permentan No 70/Permentan/SR.140/10/2011, seperti pH, C-Organik,
nisbah C/N dan kadar air. Hasil percobaan tahap 2 menunjukkan bahwa pupuk kompos
memiliki sifat kimia dan fisika yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Permentan
No 70/SR.140/10/2011, seperti pH, C-Organik dan NPK total. Hasil percobaan tahap 3
menunjukkan bahwa pupuk kompos diperkaya BFA dan K-feldspar memiliki sifat kimia dan
fisika yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Permentan No 70/SR.140/10/2011,
seperti pH, C-Organik, nisbah C/N dan NPK total. Pupuk kompos diperkaya BFA dan Kfeldspar
yang mempunyai kualitas baik terutama pada pupuk kompos yang diberikan BFA dan
K-feldspar sebesar 80% dan 20% (P1-BK1 dan P2-BK1) dan 60% dan 40% (P1-BK2)
Studi tentang batik tradisional di Pajangan kabupaten Bantul
Batik merupakan warisan peninggalan leluhur para pendahulu kita.Dengan berbagai ide, konsep, serta gagasan yang melatar belakangi penciptaanya.Studi tentang batik tradisional di Pajangan kabupaten Bantul bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kearifan budaya lokal sebagai akar kebudayaan nasional di Indonesia
Pengaruh Pupuk Hayati dan Batuan Fosfat Alam terhadap Ketersediaan Fosfor dan Pertumbuhan Stroberi pada Tanah Andisol
ABSTRACTBiofertilizer has an important role in P-solubilization from phosphate rock, therefore it can be absorbed by plant. The organic acdid produced by biofertilizer can solve the phosphate mineral from phosphate rock. The objectives of the research were: to know the effect of biofertilizer and phosphate rock on the availability of P and the growth of strawberry at Andisol. The treatments included 2 levels of biofertilizer, i.e. 0 and 200 L . ha-1Â and 5 levels of phosphate rock, i.e. 0; 100; 200; 400; and 800 kg P2O5 ha-1. The experiment was arranged in completely randomized block design with 3 replicates. The result showed that the application of biofertilizer and phosphate rock could increase the availability of P and total P of Andisols, dry weight of plant, lenght of plant and fresh weight of fruit .. Interaction between biofertilizer and phosphate rock could increase the soil pH.Key words: biofertilizer, phosphate rock, andisols, strawberr