13 research outputs found
Do The Children Need To Learn English at Elementary Level ?
This aim of this research is to provide an insight on English as foreign language learning at elementary school level. Since the English is learned as foreign language in Indonesia, the shifting of English in Indonesia curriculum is one of the interested research focus. It is explicitly declared in Curriculum 2013 that English is taught as an extracurricular subject in Indonesia elementary school. The government does not obligate the elementary students to learn English. The elementary schools have an opportunity to decide English to be included as a subject in the curriculum. The shifting of the government’s consideration in deciding the starting focus of English learning at junior high school level is the maturity level of learners in learning a foreign language. Dealing with the stated focus, a critical overview on the foreign language learning is conducted. Several research reported that learning a foreign language is better to be started at the early age because of the early age students are easier to imitate the new language. The way of thinking in imitating stages is assumed as the best time to start learning a foreign language. In another point, several research reported that maturity level of learners is the essential point to be considered because learning a foreign language need is not only imitating the language but also understanding the culture, combining linguistics aspects and so on. Despite the fact on the different views of scholars, both of the parties agree on the focus of learning a language is not a matter of age. The contributions of several factors are also part of the supported system in learning foreign language. In term of English foreign language learning, different age-level have to be given different learning input. An early age students should be given speaking and listening topics due to the students do not involve the critical thinking process. Meanwhile, the mature students are better to be provided reading and writing topic due to the depth thinking phase is in theirs.
ESP for Nurse: A Curriculum Analysis
ESP need to be designed appropriately with the students’ need. ESP for Nurse is very important for learning English in Nursing Department. This descriptive research is taken at Nursing Department of Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai by analyzing the curriculum; the material, teaching, and evaluation strategies used in this department. The result shows that the materials are basic medical terminology, patient communication, medical procedures, and protocols. In addition, the strategies which are used by the lecturers are active listening, empathetic communication, clear and concise communication, non-verbal communication, health literacy awareness, patient education, conflict resolution skill, interdisciplinary collaboration, time management, continuous professional development, and health and safety precautions. The learning processes are evaluated by language proficiency assessments, clinical communication simulations, written assignments and reports, case study discussions, professional presentations, interpersonal communication assessments, vocabulary and medical terminology quizzes, reflection journals, and peer and self-assessment. The curriculum is designed and managed appropriately with a nurse need
Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SD
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terbimbing berbantuan media audio visual terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 001 Air Tiris dengan sampel kelas IVB sebagai kelas kontrol dan kelas IVC sebagai kelas eksperimen yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes, observasi dan dokumentasi. Hasil analisis data diperoleh bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan media audio visual lebih tinggi (86,16) daripada menggunakan model konvensional (76,79). Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji-t dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai sig (2-tailed) (0,002) < α (0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing berbantuan media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa
An Analysis on the Students’ Vocabulary Mastery in Covid Times
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia Sepertinya COVID atau virus Corona yang ada di sekitar Indonesia tidak dapat dibendung. Penyebarannya yang masif dan relatif cepat membuat orang ciut dan ketakutan. Semua orang terpaksa berdiam diri di rumah untuk memutus mata rantai penularan COVID. Siswa terpaksa harus tinggal di rumah belajar dari rumah dengan menggunakan media seadanya seperti buku bacaan yang tersedia, laptop, internet, paket modem. Karena covid mempersulit siswa untuk belajar salah satunya belajar kosa kata, siswa kekurangan waktu untuk belajar kosa kata dan penguasaan kosa kata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penguasaan kosa kata siswa pada masa Covid di kelas XI MAN 2 Kampar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh data. Kuesioner terdiri dari 14 pernyataan pada aspek linguistik. Dari hasil tersebut, peneliti mendapatkan bahwa sebagian besar siswa mampu memahami kata benda, kata kerja, kata keterangan, sinonim, dan antonim dari teks tersebut. Dari 30 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 27 siswa yang mampu menguasai kosa kata, dan hanya 3 siswa yang tidak mampu menguasai kosa kata pronomina, konjungsi, dan penggunaan konjungsi. Peneliti menemukan bahwa skor rata-rata kosakata siswa adalah 81,33 dan skor median adalah 85. Berdasarkan hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas XI MAN 2 Kampar mampu menguasai. kosakata di masa Covid
Pengaruh Bermain Kolase Terhadap Kemampuan Motorik Halus Usia Dini
Berdasarkan hasil pengamatan di TK Mutiara Kampung Godang terhadap kemampuan motorik halus anak belum berkembang dengan optimal. Sehingga perlu dilakukan penerapan kegiatan bermain kolase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain kolase terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Mutiara Kampung Godang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 15 orang anak. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji t-test dengan menggunakan program SPSS 16.0. hipotesis penelitian ini adalah kegiatan bermain kolase mempunyai pengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Mutiara Kampung Godang. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisisa data yang diperoleh diperoleh thitung = 17.193 dengan Sig = 0,0000, karena nilai sig 0,000< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kemampuan motorik halus anak yang signifikan sesudah kegiatan bermain kolase dalam pembelajaran. Jadi artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan eksperimen dengan menerapkan kegiatan bermain kolase. Pengaruh  bermain kolase terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Mutiara Kampung Godang sebesar 47,76%
EXTRAMURAL ENGLISH SEBAGAI REALITAS BARU DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS
Extramural English (EE) merupakan kegiatan bahasa Inggris yang diadakan di luar kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi pembelajar bahasa Inggris untuk meningkatkan Keterampilan Bahasa Inggrisnya; Oleh karena itu, para dosen menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat, seperti Seminar Extramural English bagi mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai (UP). Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2023 dan dibagi menjadi tiga seris. Tiga orang dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris diundang sebagai pembicara. Pembicara pertama membawakan topik “Pengantar EE”. Istilah EE, tujuan EE, dan beberapa kegiatan EE disampaikan kepada siswa. Sedangkan pembicara kedua membawakan topik “Extramural English: a New Reality in English Language Teaching”. Pembicara menjelaskan EE sebagai realitas baru dalam Pengajaran Bahasa Inggris, implementasi EE di Indonesia, dan alasan munculnya EE di Indonesia khususnya dalam Pengajaran Bahasa Inggris. Kemudian pemateri ketiga memperkenalkan beberapa permainan yang digunakan sebagai kegiatan EE. Pembicara fokus pada game digital, seperti; video game, game komputer, game mobile, atau platform game. Mastermime, misalnya, didemonstrasikan langsung oleh pemateri. Para dosen berharap dengan terlaksananya program ini dapat membantu mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris memperoleh pengetahuan baru tentang Extramural English dan dapat membantu mereka untuk menjadi pembelajar bahasa Inggris yang aktif dan mandiri
Sikap Ilmiah Mahasiswa dalam Melakukan Penelitian: Investigasi pada Tugas Akhir
Penelitian skripsi merupakan tahapan penting dalam perjalanan akademik seorang mahasiswa yang menuntut integritas, ketekunan, dan keterampilan analitik yang tinggi. Salah satu aspek kunci yang mendefinisikan kualitas penelitian adalah sikap ilmiah yang diterapkan oleh peneliti. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk menguraikan sikap ilmiah mahasiswa dalam penelitian skripsi dengan menyoroti pemahaman metodologi, objektivitas, kejujuran, kritisisme, dan terbuka untuk kritik di Prodi S1 PGPAUD Universitas Pahlawan tahun dua ribu dua puluh tiga. Melalui eksplorasi mendalam terhadap sikap ilmiah mahasiswa dalam melakukan penelitian sebagai tugas akhir, hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pemahaman metodologi yang dimiliki mahasiswa lebih banyak pada level sedang yaitu delapan puluh lima persen, dan mahasiswa menunjukkan sikap ilmiah kritis tujuh puluh tiga persen walaupun hanya enam puluh lima persen dari mahasiswa tersebut terbuka untuk dikritik. Selain itu delapan puluh tujuh persen mahasiswa telah transparan dan menghormati hasil penelitian orang lain. Sikap jujur dan objektif telah teridentifikasi sebanyak tujuh puluh tiga persen dan tujuh puluh lima persen. Dalam hal ini, mahasiswa telah menunjukkan sikap ilmiah yang positif dalam melakukan penelitian skrips sebagai tugas akhir
Developing Social Media-Based Textbook for Speaking Class in English Study Program
Lack of reference, guidelines, facilities, time and place of practice English become the problems of this research. This study aims to develop textbook based on social media which is used in Speaking Class at English Study Program. The research adapted some steps of the development by Ploomp which included Need Analysis, Self-Evaluation, Expert Review, Small Group Evaluation, Field Test, and assessment phase. The product of this research is a textbook which consisted of fourteen chapters. Each chapter applied speaking activities through social media. The materials written based on social media and taught by using social media included; Facebook, Whatsapp, Instagram, and Youtube. The textbook is developed and implemented based on social media in accordance with the competency standards set in the curriculum of department. The training materials and activities by using social media strongly guide students to practice English and provide a different atmosphere in the learning process
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar siswa pada tema 9 sub tema 3 pada siswa kelas empat sekolah dasar negeri yaitu SD 016 Tanah Merah Kabupaten Kampar. Salah satu solusi untuk masalah ini untuk implementasi model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatnya minat belajar siswa pada tema 9 sub tema 3 pada siswa kelas empat sekolah dasar negeri 016 Tanah Merah Kabupaten Kampar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan empat tahap; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan hingga Februari hingga Mei 2019. Untuk subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas empat 016 Tanah Merah Kabupaten Kampar tahun 2018-2019 jumlah siswa sekolah 23 orang, terdiri dari 10 laki-laki dan 13 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada kemampuan pre-action minat siswa dalam belajar tema 9 sub tema 3 pada siswa kelas 4 SD Negeri 016 Tanah Merah masih mencapai persentase 59% atau diklasifikasikan sebagai kurang minat. Pada siklus pertama, meningkat menjadi 75% atau tergolong cukup tertarik. Pada siklus kedua, kemampuan minat siswa dalam mempelajari tema 9 sub tema 3 pada siswa kelas empat sekolah dasar negeri 016 Tanah Merah dikategorikan sangat menarik dengan persentase 91,43%
Pengaruh Bermain Kolase Terhadap Kemampuan Motorik Halus Usia Dini
Berdasarkan hasil pengamatan di TK Mutiara Kampung Godang terhadap kemampuan motorik halus anak belum berkembang dengan optimal. Sehingga perlu dilakukan penerapan kegiatan bermain kolase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain kolase terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Mutiara Kampung Godang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 15 orang anak. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji t-test dengan menggunakan program SPSS 16.0. hipotesis penelitian ini adalah kegiatan bermain kolase mempunyai pengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Mutiara Kampung Godang. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisisa data yang diperoleh diperoleh thitung = 17.193 dengan Sig = 0,0000, karena nilai sig 0,000< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kemampuan motorik halus anak yang signifikan sesudah kegiatan bermain kolase dalam pembelajaran. Jadi artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan eksperimen dengan menerapkan kegiatan bermain kolase. Pengaruh bermain kolase terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Mutiara Kampung Godang sebesar 47,76%