115 research outputs found

    MITOS DAN KRITIK DALAM IKLAN 3 (Analisis Semiologi Roland Barthes terhadap Mitos Kritis Iklan 3 Indie+)

    Get PDF
    Abstrak Tulisan ini membahas tentang mitos yang ada pada iklan provider 3 (Three). Iklan 3 merupakan iklan kritis dan peka terhadap permasalahan kehidupan masyarakat secara umum. Seperti iklan pada umumnya, iklan 3 berpatokan pada realitas tertentu demi memenuhi kebutuhan calon konsumen. Iklan 3 dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes dimana kunci pemikirannya adalah setiap objek dan simbol memiliki petanda dan penanda. Konsep tersebut dipengaruhi oleh Ferdinand de Saussure dan pada kelanjutannya Barthes mengembangkan konsep tersebut menjadi dua tingkat. Dua tingkat ini yang disebut Barthes sebagai denotasi dan konotasi. Iklan 3 seperti secara denotatif hanyalah iklan. Akan tetapi, secara konotatif iklan 3 memiliki ideologi. Ideologi yang ada pada iklan 3 adalah ideologi kritis. Tema yang diangkat adalah tentang keluhan jika membayangkan masa depan yang susah, kebutuhan yang sulit untuk dipenuhi dan bertahan, dan kekecewaan mendasar tentang janji masa depan. Iklan 3 secara kritis mengangkat persoalan seperti pakai duluan bayar belakangan seperti makan di warteg dan juga penampilan orang kantoran yang baik tetapi melakukan pekerjaan yang kurang penting. Iklan 3 meski kritis agaknya ia sangat utopis. Utopis dikarenakan bahwa sistem telah mengakar dan anak muda tidak akan lepas dari masa-masa bekerja dan kehilangan idealismenya. Iklan 3 tidak secara langsung berbicara soal kebebasan dalam pekerjaan melainkan dibungkus dengan kepentingan dagangnya yakni tentang layanannya. Terlepas dari utopis atau sifatnya yang mitologis, iklan 3 ada demi menciptakan masyarakat demokratis dalam memahami berbagai sisi kehidupan. Namun, masyarakat harus tetap kritis terhadap berbagai macam iklan sekalipun revolusioner ataupun menyenangkan. Kata Kunci: Mitos, Utopis, Iklan 3    Abstract This paper discusses the myths that exist on the ad provider 3 (Three). 3 is an critisism advertisement and sensitive to the problems of community life in general. Such as advertising in general, 3 ads  based on the reality specificly to meet the needs of potential consumers. 3 ads were analyzed using the Roland Barthes semiotics in which the key idea is every object and symbol have a signifier and signified. The concept was influenced by Ferdinand de Saussure and then Barthes goes to develop the concept of signifier and signified into two levels. The two level is called Barthes as denotation and connotation. 3 ads as merely denotative advertising. However, connotation of 3 ads is ideologies. The ideology that existed at 3 ad is critical ideology. The theme is about a complaint if that is difficult to imagine the future, which is difficult to meet the needs and survive, and disappointment about the fundamental promise of the future. 3 ads critically raised the issue as use first and pay later like eat in warteg and also people that looks good but do the work that is less important. 3 ads although critisism ads presumably is very utopis. Utopian because that system has taken root and young children will not be separated from periods of work and loss of idealism. 3 ads do not speak directly about the freedom of the job but wrapped with the trade interests of its services. In spite from utopian or mythological nature, the 3 ads being in order to create a democratic society for understanding a variety of sides of life. However, the public must remain critical to the various kind of advertising and even revolutionaryor pleasant. Keywords: Myth, Criticism, Utopian, Advertisemen

    PERBEDAAN ANTARA PRAKTEK PENGGUNAAN APD SEBELUM DENGAN SESUDAH SOSIALISASI SAFETY SIGN PADA PEKERJA SEBUAH INDUSTRI GLASSWARE DI KOTA TANGERANG

    Get PDF
    PT Culletprima Setia adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing glass ware yang memproduksi barang pecah belah yang prosesnya memiliki tingkat risiko yang tinggi. pada bagian produksi sering terjadi kecelakaan yang dipengaruhi faktor lemahnya pengetahuan pekerja untuk mengenali tempat yang berisiko. keadaan tersebut akan menjadi masalah apabila tidak adanya safety sign yang berfungsi sebagai mendia untuk mengingatkan pekerja untuk menggunakan APD pada tempat kerja yang berisiko, sebagai upaya pencegahan secara administratif untuk meminimalisir risiko di tempat kerja. penelitian ini bertujuan untuk mngetahui perbedaan sosialisasi pemasangan safety sign terhadap pengetahuan serta praktik pekerja dalam pengguaan APD. penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 orang dengan sampel sebanyak 65 orang. pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampel. Analisis data dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rang untuk mengetahuiperbedaan antara 2 sampel berpasangan.Perbedaan pengetahuan pengetahuan safety sign pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah pemberian sosialisasi, sementara pada kelompok kontrol tanpa pemberian sosialisasi juga mengalami peningkatan Perbedaan pengetahuan pengetahuan APD pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah pemberian sosialisasi, sementara pada kelompok kontrol tanpa pemberian sosialisasi juga mengalami penurunan. Perusahaa disarankan memberikan pengetahuan tentang K3 secara berkelanjutan , yang dimasukan kedalam program pertemuan rutin seperti pada saat brefing produksi bulanan Kata Kunci: sosialisasi, safety sign, Alat Pelindung Diri (APD

    Manfaat Pemanasan dalam Latihan Olahraga

    Get PDF
    Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan pentingnya (manfaat) pemanasan dalam latihan olahraga. Dimana pada kenyataannya ada yang beranggapan bahwa pemanasan itu tidak perlu atau mengabaikan pemanasan. hal ini sangat memprihatinkan dan dapat menjadi kebiasaan yang salah. Maka perlu dicari upaya untuk menyampaikan gambaran pengetahuan yang tepat, karena dengan pemanasan banyak manfaat dan kegunaannya

    PENGARUH JUMLAH BENIH PERLUBANG TANAM DAN MACAM PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah benih perlubang tanaman dan macam pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2015 bertempat di lahan persawahan Desa Sonopakis Kidul, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan percobaan factorial dengan dua faktor dalam rancangan acak lengkap kelompok, yaitu jumlah benih perlubang tanam dan macam pupuk kandang. Faktor pertama adalah jumlah benih perlubang tanam yang terdiri dari tiga aras yaitu : 1 benih, 2 benih, dan 3 benih. Faktor kedua adalah macam pupuk kandang yang terdiri dari tiga aras + 1 kontrol : pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang kambing serta tanpa pupuk kandang (kontrol). Variabel yang diamati tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang akar, berat kering akar per tanaman, berat kering per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per polong, bobot 100 biji, berat biji per tanaman, indeks panen, dan hasil per satuan luas. Data dianalisis dengan analisis keragaman atau Analysis of Variance (Anova) dan untuk mengetahui perbedaan perlakuan dilakukan menggunakan uji jarak berganda Duncan (DMRT) taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan jumlah benih 1 perlubang tanaman menunjukan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil Kacang Hijau. Pemupukan dengan Pupuk kandang kambing menunjukan hasil terbaik dibandingkan pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi maupun kontrol terhadap pertumbuhan dan hasil Kacang Hijau

    Mitos dan Kritik dalam Iklan 3 (Analisis Semiologi Roland Barthes terhadap Mitos Kritis Iklan 3 Indie+)

    Full text link
    Tulisan ini membahas tentang mitos yang ada pada iklan provider 3 (Three). Iklan 3 merupakan iklan kritis dan peka terhadap permasalahan kehidupan masyarakat secara umum. Seperti iklan pada umumnya, iklan 3 berpatokan pada realitas tertentu demi memenuhi kebutuhan calon konsumen. Iklan 3 dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes dimana kunci pemikirannya adalah setiap objek dan simbol memiliki petanda dan penanda. Konsep tersebut dipengaruhi oleh Ferdinand de Saussure dan pada kelanjutannya Barthes mengembangkan konsep tersebut menjadi dua tingkat. Dua tingkat ini yang disebut Barthes sebagai denotasi dan konotasi. Iklan 3 seperti secara denotatif hanyalah iklan. Akan tetapi, secara konotatif iklan 3 memiliki ideologi. Ideologi yang ada pada iklan 3 adalah ideologi kritis. Tema yang diangkat adalah tentang keluhan jika membayangkan masa depan yang susah, kebutuhan yang sulit untuk dipenuhi dan bertahan, dan kekecewaan mendasar tentang janji masa depan. Iklan 3 secara kritis mengangkat persoalan seperti pakai duluan bayar belakangan seperti makan di warteg dan juga penampilan orang kantoran yang baik tetapi melakukan pekerjaan yang kurang penting. Iklan 3 meski kritis agaknya ia sangat utopis. Utopis dikarenakan bahwa sistem telah mengakar dan anak muda tidak akan lepas dari masa-masa bekerja dan kehilangan idealismenya. Iklan 3 tidak secara langsung berbicara soal kebebasan dalam pekerjaan melainkan dibungkus dengan kepentingan dagangnya yakni tentang layanannya. Terlepas dari utopis atau sifatnya yang mitologis, iklan 3 ada demi menciptakan masyarakat demokratis dalam memahami berbagai sisi kehidupan. Namun, masyarakat harus tetap kritis terhadap berbagai macam iklan sekalipun revolusioner ataupun menyenangkan. Kata Kunci: Mitos, Utopis, Iklan 3  &nbsp

    PENGARUH LENGAN TONGKAT PENGADUK TERHADAP HASIL PEMASAKAN JENANG

    Get PDF
    Dengan jalan melakukan proses produksi jenang dengan peralatan mesin sendiri akan sangat membantu usahannya dalam melakukan penekanan pembiayaan, sehingga upaya memaksimalkan hasil produksi tersebut dapat dilakukan dengan baik. Keadaan ini sangat membantu terhadap proses prosukai sebagaimana yang diharapkan tersebut, sekaligus tidak akan mengalami berbagai masalah sehubungan dengan beban biaya operasionalnya. Dengan melakukan analisis terhadap cara kerja alat pengaduk jenang, maka dapat diperoleh hasil pemakaian alat yang efisien, kemudian proses pembuatan yang paling efektif sehingga mampu menghasilkan biaya rendah dengan keuntungan yang dicapai pengusaha jeang lebih baik dan lebih besar. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dpat diambil adalah: umur ekonomis mesin dan keterbatasan kapasitas mesin sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan antara daya penggerak (motor) dengan daya kerja. Kemudian tujuannya adalah ingin mengetahui pengaruh lengan pengaduk terhadap hasil pemasakan jenang. Hasil yang dari penelitian ini adalah: (1) Pemakaian alat pengaduk dengan menggunakan tongkat lengan satu buah akan membutuhkan putaran pengadukan sebanyak 3600 kali putaran pengadukan, dan dalam satu kali pengadukan dibutuhkan waktu 5 detik, sehingga proses pengadukan keseluruhan membutuhkan waktu 5 jam. (2) Pemakaian alat pengaduk dengan menggunakan tongkat lengan dua buah akan membutuhkan putaran pengadukan sebanyak 2880 kali putaran pengadukan, dan dalam satu kali pengadukan dibutuhkan waktu 5 detik, sehingga proses pengadukan keseluruhan membutuhkan waktu 4 jam. (3) Dengan pemakaian lengan tongkat yang berbeda dapat mempengaruhi terhadap waktu proses pengadukan jenang tersebut. Berdasarkan percobaan I dan percobaan II terdapat selisih efisiensi sebesar 720 kali putaran pengadukan atau terjadi selisih efisiensi waktu 1 jam

    IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE PEER CONNECTION QUEUE PADA MIKROTIK

    Get PDF
    A hotspot consists of one or more WLAN or Wireless LAN Access Points of standard 802.11a/b/g that provide a restricted area in which users can freely join Access Points with WLAN-enabled mobile devices. With advances in technology, a router is a device that is used to perform the routing process. However, since routers are expensive, there are hardware alternatives such as Mikrotik. Mikrotik RouterOS is an operating system that can turn a computer into a router, or often called a PC Router. solutions to take advantage of bandwidth management and use Mikrotik router boards as a tool to divide bandwidth evenly. Because excessive use will cause a long load when accessing the internet or limited bandwidth. To distribute the load and manage the client connection path to a service on the server, the PCQ (Peer Connection Queue) method is used. The way to do PCQ is to upload with type pcq-dpwnload-phd, set the queue size and total queue size, and check the classification list for different addresses. In addition, to implement bandwidth management with PCQ for uploads, you must create the type pcq-upload-pd, set the queue size and total queue size, and check the classifier list for the source address. For setting upload and download targets on the proxy, you must point to the network address 192.168.100.0/24, with a maximum upload speed of 10 MBPS and 30 MBPS download. The results of this study indicate that the use of a PCQ-based proxy network can be applied properly for Pizza Hut delivery in Batam City

    Investigasi Sumber Mineral Magnetik pada Sedimen Sungai Biyonga Sebagai Inlet Danau Limboto Menggunakan Parameter Suseptibilitas Magnetik

    Get PDF
    Sifat mineral magnetik pada sedimen bergantung pada batuan dan juga lingkungan pembentuknya. Sensifitas mineral magnetik terhadap lingkungan pembentuknya menjadi proxy indicator untuk mengetahui proses lingkungan pembentuknya baik yang dipengaruhi oleh proses alamiah atau litogenik maupun karena komponen antropogenik.  Hal ini sangat membantu dalam menginvestigasi sumber mineral magnetik pada sedimen sungai sehingga dapat diketahui proses perubahan lingkungan yang terjadi di perairan sungai. Dalam metode kemagnetan batuan salah satu parameter yang lazim dimanfaatkan untuk menginvestigasi sumber mineral magnetik pada batuan dan sedimen yaitu parameter suseptibilitas magnetik.  Untuk itu studi ini bertujuan untuk menginvestasi sumber mineral magnetik pada sedimen Sungai Biyonga sebagai salah satu inlet Danau Limboto. Danau Limboto merupakan salah satu dari 15 danau di Indonesia yang terdegradasi dan perlu upaya untuk menelusuri kontribusi sedimen sungai yang dikontrol oleh komponen litogenik dan antropogenik. Sampel sedimen sungai diambil pada enam titik dengan memperhatikan lingkungan di sekitar Sungai Biyonga. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai suseptibilitas magnetik frekuensi rendah (χLF) berkisar dari 130,18 x 10-8 m3/kg  hingga 165,00 x 10-8 m3/kg. Konsentrasi mineral magnetik pada sampel ini cenderung dipengaruhi oleh mineral ferimagnetik kelompok Besi-titanium oksida yaitu magnetit (Fe3O4) dan Hematite (Fe2O3). Namun berdasarkan nilai χFD% mineral magnetik pada sampel cenderung didominasi oleh mineral non superparamagnetik berbulir kasar (>0,03 µm) dengan domain stable single domain (SSD) dan multidomain (MD) yang merupakan tipikal dari mineral magnetik yang bersumber dari komponen antropogenik.  Bahkan hal ini didukung dengan analisis morfologi mineral magnetik yang menggunakan citra SEM yang menemukan adanya bentuk bulat bulir mineral magnetik. Karakter mineral magnetik ini mencirikan mineral magnetik yang mengalami proses oksidasi akibat kehadiran material antropogenik pada sedimen Sungai Biyonga yang berasal dari komponen antropoenik. Parameter suseptibilitas magnetik ternyata telah berhasil membuktikan bahwa terdapat sedimen Sungai Biyonga yang masuk ke Danau Limboto yang cenderung berasal dari komponen antropogenik terutama dari aktivitas pertanian dan limbah pemukiman yang terdapat di perairan Sungai Biyonga

    OPTIMALISASI DESAIN AKUISISI SEISMIK 3D LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINAMIK PADA MODEL GEOLOGI 3D DAERAH NEJB

    Get PDF
    Akuisisi data seismik merupakan tahap awal dalam metode seismik dan kualitas data sangat berpengaruh pada tahap-tahap selanjutnya. Dalam memperoleh data yang sesuai dengan target, penentuan desain akuisisi seismik harus baik sehingga perlu dilakukan optimalisasai. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan desain akuisisi seismik 3D yang optimal menggunakan metode statik dan dinamik serta membandingkan pengaruh pada metode statik dan dinamik. Parameter desain akuisisi seismik 2D, yaitu CDP interval, fold coverage, dan far offset yang kemudian digunakan pada desain akuisisi seismik 3D laut dengan dengan variasi parameter jumlah streamer, interval streamer, dan interval hydrophone. Parameter input didapatkan didapat dengan pendekatan matematis. Metode statik menggunakan perambatan gelombang dengan asumsi kondisi bawah permukaan adalah datar (flat), sedangkan metode dinamik dilakukan dengan simulasi ray tracing pada model geologi. Desain akuisisi seismik 3D optimal yang didapakan antara lain jumlah streamer 8 buah, interval streamer 200 m, interval hydrophone 12.5 m dengan jumlah 360/streamer, interval shot 50 m, dan interval lintasan 800 m yang dilakukan dengan konfigurasi survei tipe sail line.  Ukuran bin yang digunakan 6.25 m x 100 m dengan didapatkan nilai fold coverage 45 dan far offset 4500 m. Berdasarkan hasil analisis, metode dinamik perlu dilakukan daripada metode statik saja karena pengoptimalan menggunakan metode dilakukan dengan simulasi ray yang lebih mendekati kondisi sebenarnya

    The Effect Of Combination Spherical Grip And Kinesio Taping Exercise To Enhance Of Muscle Strength In Ischemic Stroke Patients In Jemursari Islamic Hospital Surabaya

    Get PDF
    Ischemic stroke patients are the main problem that occurs when disruption of cerebral blood flow. Data Global Burden Disease shows that all populations obtained 80% ischemic stroke and 20% hemorrhagic stroke with physical mobility barriers namely muscle weakness obtained 58%. Nursing actions that can be done, one of which is by giving activity to stroke patients who are useful to increase cerebral blood flow. This study aims to analyze the effect of the combination of spherical grip exercise and Kinesiotaping to the muscle strength of ischemic stroke patients in Jemursari Islamic Hospital Surabaya.This research is designed by Quasi Experiment with approach pre post test control group design. All populations are ischemic stroke patients in the azzahra room 1 as many as 41 people, a sample of 38 respondents divided into 19 treatment and control groups. In the intervention group was given a combination of Spherical Grip and Kinesiotaping Exercise for 20 minutes twice a day for 3 weeks. Whereas in the control group was given training accordance with Hospital procedures. Statistical analysis used Wilcoxon signed rank test and Mann-Whitneyα test< 0,05.The results of this study indicated that the mean increase in muscle constriction in the intervention group 2.83, and a big control group is 1.10. Analysis with Mann Whitney showed p= 0.000. So that H0 rejected this means that there is an effect of a combination of Spherical Grip and Kinesiotaping exercises on increasing muscle strength in ischemic stroke patients in Jemursari Islamic hospitals.The combination of Spherical Grip and Kinesiotaping exercises that are routinely performed can increase muscle strength, resulting in increased muscle strength in ischemic stroke patients. Nurses need to apply Spherical Grips and Kinesiotaping to ischemic stroke patients in the rehabilitation phase. Keyword : Ischemic stroke, Spherical Grip and Kinesiotaping, Muscle Strength.
    • …
    corecore