4 research outputs found

    May Measurement Month 2018: a pragmatic global screening campaign to raise awareness of blood pressure by the International Society of Hypertension

    Get PDF
    Aims Raised blood pressure (BP) is the biggest contributor to mortality and disease burden worldwide and fewer than half of those with hypertension are aware of it. May Measurement Month (MMM) is a global campaign set up in 2017, to raise awareness of high BP and as a pragmatic solution to a lack of formal screening worldwide. The 2018 campaign was expanded, aiming to include more participants and countries. Methods and results Eighty-nine countries participated in MMM 2018. Volunteers (≥18 years) were recruited through opportunistic sampling at a variety of screening sites. Each participant had three BP measurements and completed a questionnaire on demographic, lifestyle, and environmental factors. Hypertension was defined as a systolic BP ≥140 mmHg or diastolic BP ≥90 mmHg, or taking antihypertensive medication. In total, 74.9% of screenees provided three BP readings. Multiple imputation using chained equations was used to impute missing readings. 1 504 963 individuals (mean age 45.3 years; 52.4% female) were screened. After multiple imputation, 502 079 (33.4%) individuals had hypertension, of whom 59.5% were aware of their diagnosis and 55.3% were taking antihypertensive medication. Of those on medication, 60.0% were controlled and of all hypertensives, 33.2% were controlled. We detected 224 285 individuals with untreated hypertension and 111 214 individuals with inadequately treated (systolic BP ≥ 140 mmHg or diastolic BP ≥ 90 mmHg) hypertension. Conclusion May Measurement Month expanded significantly compared with 2017, including more participants in more countries. The campaign identified over 335 000 adults with untreated or inadequately treated hypertension. In the absence of systematic screening programmes, MMM was effective at raising awareness at least among these individuals at risk

    Perbaikan Usability Dan Rancangan Antarmuka Pengguna Situs Web Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Menggunakan Metode Human Centered Design (HCD)

    No full text
    Fakultas Teknik Universitas Brawijaya merupakan fakultas keenam yang berada di Universitas Brawijaya. Fakultas Teknik memiliki sebuah situs web yang dimanfaatkan sebagai sarana dalam menyampaikan informasi mengenai berbagai informasi yang sedang berjalan dan berkaitan dengan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Situs web Fakultas Teknik sendiri memiliki beberapa permasalahan terkait usability, antara lain, desain sistem yang kurang menarik, peletakkan konten dan penyajian informasi yang ditampilkan menyulitkan pengguna dalam menggunakannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan evaluasi dan perbaikan pada antarmuka. Human Centered Design (HCD) adalah metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi serta perbaikan pada antarmuka. HCD adalah standar dalam mengembangkan sistem yang interaktif dengan melibatkan pengguna pada setiap tahapan pengembangannya. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, didapat hasil perbandingan evaluasi antara kedua desain, dimana persentase pada aspek efektivitas untuk desain awal adalah 97% dan pada desain rekomendasi meningkat menjadi 100%. Untuk aspek efesiensi, waktu rata-rata yang dibutuhkan pada desain awal adalah 30.81 detik dan pada desain rekomendasi menurun menjadi 10,60 detik. Dan pada aspek kepuasan pengguna dengan menggunakan kuesioner System Usability Scale (SUS), desain awal mendapatkan hasil skor 52 sedangkan untuk hasil desain rekomendasi, skor yang diperoleh meningkat menjadi sebesar 75.5. Dari hasil evaluasi tersebut, dapat dibuktikan bahwa perbaikan dengan menggunakan metode HCD dapat memperbaiki masalah usability yang dimiliki

    Perbedaan Pola Sirkadian Tekanan Darah pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Pra dan Pasca Transplantasi Ginjal Di RSCM

    No full text
    Pendahuluan. Meningkatnya tekanan darah (TD) 24 jam dan nondipper merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Prevalensi hipertensi dan nondipper pada Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 dalam Terapi Dialisis (PGK 5D) masih sangat tinggi. Transplantasi ginjal akan memperbaiki TD dan nondipper. Namun demikian, satu bulan pasca transplantasi ginjal, kebutuhan dosis obat imunosupresan masih cukup tinggi yang dapat mengakibatkan hambatan penurunan TD. Perlu dilakukan studi untuk mengetahui seberapa dini perubahan pola sikardian, sehingga dapat dijadikan pertimbangan penatalaksanaan hipertensi yang lebih tepat pada pasien PGK 5D pra dan pasca transplantasi ginjal. Metode. Studi Pre experimental dengan before and after design dilakukan pada 15 pasien PGK 5D/ Pra Transplantasi Ginjal berusia 18–60 tahun di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada Oktober-Desember 2014. Dilakukan pengumpulan urin 24 jam, pemeriksaan LFG dan pengukuran TD 24 jam dengan 24 hrs ABPM pada pra dan satu bulan pasca transplantasi ginjal. Hasil. Terdapat 12 subjek nondipper dan 3 subjek dipper pada pasien PGK Pra Transplantasi Ginjal. Satu bulan pasca transplantasi ginjal, seluruh subjek (15 orang) memperlihatkan keadaan nondipper. Uji McNemar tidak dapat dilakukan karena seluruh subjek PGK satu bulan pasca transplantasi ginjal nondipper (homogen). Penurunan rerata TD sistolik 24 jam pasien PGK satu bulan pasca transplantasi ginjal tidak bermakna (p >0,05), namun demikian penurunan rerata TD diastolik 24 jam bermakna (p <0,05). Simpulan. Berdasarkan hasil studi, dapat disimpulkan bahwa belum terdapat perbaikan nondipper pada pasien satu bulan Pasca Transplantasi Ginjal
    corecore