242 research outputs found

    Tingkat Kepuasan Khalayak mengenai Penggunaan Teknologi Augmented Reality di Kanal Youtube CNN Indonesia: Studi Deskriptif pada Khalayak DKI Jakarta Berusia 20-39 Tahun

    Get PDF
    Perkembangan media yang begitu pesat, memudahkan media untuk berkomunikasi dalam menyampaikan informasi. Kebutuhan khalayak untuk mendapatkan informasi yang benar dilihat berdasarkan motif-motif tertentu. Di era digital saat ini, penggunaan teknologi terus berkembang seperti Augmented Reality (AR) yang menjadi salah satu teknologi mumpuni dalam membentuk desain grafis bersifat storytelling. Tingkat dan kemampuan CNN Indonesia dalam menyampaikan informasi tidak hanya menampilkan tayangan berupa gambar bergerak maupun suara yang dihasilkan dari liputan di lapangan secara langsung, melainkan dengan menerapkan Immersive 3D dengan teknologi AR sehingga, informasi yang sulit disampaikan menjadi lebih mudah dimengerti oleh khalayak. AR digunakan untuk menyampaikan informasi yang lebih detail, menghibur, dan menarik minat masyarakat. Selain itu, tujuan dari penggunaan teknologi AR untuk menggambarkan keadaan yang kompleks supaya lebih mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia. CNN Indonesia menerapkan teknologi ini sebagai salah satu bentuk inovasi baru sejak 2015. Melihat potensi teknologi AR, peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan khalayak ketika mengonsumsi informasi melalui kanal Youtube CNN Indonesia. Metode yang penulis gunakan adalah kuantitatif dengan teknik survei deskriptif. Kemudian penulis mengaitkan pada teori Uses and Gratification menurut McQuail. Populasi dalam penelitian yaitu masyarakat DKI Jakarta berusia 20-39 tahun, dan sudah pernah menonton konten AR di CNN Indonesia dengan jumlah sampel 349 orang. Hasil yang didapatkan dari total mean antara GO dan GS adalah 2.39 (positif). Artinya, khalayak terpuaskan dengan penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) yang dirasakan setelah menonton konten AR di CNN Indonesia

    Penerapan “Sembilan Elemen Jurnalisme” di Kanal Lifestyle liputan6.com

    Get PDF
    Fungsi media massa ialah menjadi tenaga penggerak informasi yang menamkan nilai akurasi dan kecepatan. Melalui media online, audiens akan dengan mudah memperoleh sejumlah informasi. Dalam mencegah kesalahan pemberitaan yang terjadi, terdapat Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang harus diterapkan oleh jurnalis. Salah satunya dengan pedoman etik yang menjelaskan tentang Sembilan Elemen Jurnalisme yang dirumuskan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Semakin masyarakat mendapatkan informasi yang akurat, lengkap dan komprehensif, semakin terdidik pula masyarakat dalam bidang informasi. Penulis memiliki kesempatan untuk dapat melaksanakan praktik kerja magang di salah satu media online di Indonesia, yaitu Liputan6.com. Demikian, penulis dapat memperhatikan penerapan Sembilan Elemen Jurnalisme di kanal lifestyle Liputan6.com. Liputan6.com merupakan portal berita online milik KapanLagi Youniverse atau KLY yang merupakan perusahaan media online hasil merger antara PT Kreatif Media Karya (KMK) dan PT KapanLagi Networks (KLN) yang berada di bawah naungan PT Kreatif Media Karya (KMK Online). PT KMK Online merupakan anak perusahaan dari PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK). Selama melaksanakan praktik kerja magang di Liputan6.com, penulis ditempatkan sebagai Reporter di kanal lifestyle yang notabene format berita tersebut dibuat dalam bentuk lebih ringan. Pemberitaan di kanal lifestyle sendiri meliputi pemberitaan seputar gaya hidup, seperti make-up, gaya berpakaian, hingga cara merawat tubuh dengan baik. Hal ini tentunya membuat penulis mendapatkan banyak pengalaman baru tentang bagaimana menjalankan praktik kerja nyata sebagai Reporter di Liputan6.com

    FUNGSI SEKSUAL WANITA YANG TELAH MENIKAH DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Disfungsi seksual didefinisikan sebagai gangguan siklus respons seksual atau rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual. Adapun penyebabnya adalah faktor biologik, psikologik dan interpersonal. Penyebab biologik berupa gangguan fisik, penyakit dan efek samping obat-obatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran fungsi seksual wanita yang telah menikah di Kota Makassar. Subjek pada penelitian adalah wanita yang telah menikah berjumlah 50 orang yang dipilih melalui teknik consecutive sampling. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional.. Hasil penelitian menunjukkan jumlah wanita yang mengalami disfungsi seksual sebanyak 26 orang (52%). Subjek yang mengalami disfungsi seksual mayoritas pada kelompok umur 20-30 tahun (61,5%), pendidikan SMA (42,3%), memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (80,7%), memiliki anak 2 orang (53,8%), menggunakan kontrasepsi hormonal (61,5%), dan telah menikah selama 3 tahun (77%). Saran bagi wanita yang telah menikah agar menjalin komunikasi yang baik dengan suami termasuk mengkomunikasikan aktifitas seksual mereka dan mengurangi dampak dari stres dengan melakukan rekreasi bersama keluarga diakhir pekan. Bagi peneliti selanjutnya, agar melakukan penelitian pada sampel yang lebih besar serta mengukur kadar hormonal subjek penelitian. Kata kunci : Fungsi seksual wanita, wanita yang telah menika

    Resistência armada e memória histórica no Brasil: estudo de caso da Ação Libertadora Nacional (ALN) na oposição da ditadura civil-militar (1964-1984)

    Get PDF
    Dissertação (mestrado) - Universidade Federal de Santa Catarina, Centro de Filosofia e Ciências Humanas, Programa de Pós-Graduação em Sociologia Política, Florianópolis, 2012O presente trabalho consiste no estudo de caso das ações armadas da Ação Libertadora Nacional (ALN) contra a última Ditadura Militar no Brasil e seus desdobramentos na forma de memória histórica. Partindo da sociologia histórica, tomamos como base as contribuições contidas na obra do sociólogo Florestan Fernandes, onde o mesmo propõe o estruturalismo histórico como método de pesquisa. Buscamos investigar fatos históricos e medidas institucionais que levaram à ascensão golpista em 1964 e à formação de grupos armados em meio à crise política e econômica que atingia o Brasil à época. Nossa maior intenção foi contribuir com elementos para o debate sobre as políticas de memória histórica ainda incipientes no país. Mediante análise de documentos e revisão bibliográfica, procuramos expor a postura ideológica demonstrada tanto pelos guerrilheiros quanto pelo Estado repressor; o desenrolar do confronto armado entre Estado e oposição; os processos de anistia e reabertura democrática; e, por fim, os desdobramentos históricos que o referido conflito alcançou na prática institucional. Dessa forma, procuramos destacar o modo anticonstitucional com que o Estado vem tratando os crimes de lesa humanidade cometidos por seus agentes no decorrer do período militar; o atraso do Brasil em relação ao tratamento dos crimes contra os direitos humanos em períodos ditatoriais e a revisão da lei de anistia; assim como a ausência de uma política de memória histórica no país.Abstract : The present case study has its focus on both the armed action of the Ação Libertadora Nacional (ALN) against the last Brazilian military dictatorship and its unfoldings as historical memory. Taking Historical Sociology as a starting point, this study follows the contributions from the sociologist Florestan Fernandes, where he proposes historical structuralism as research method. We intend to investigate historical facts and institutional measures wich led to 1964#s military coup and the formation of armed groups parallel to the political and economical crisis context. Our main intention was to contribute with elements for the debate concerning historical memory policies, still incipient in Brazil. Through analysis of documents and literature review we intended to expose the ideological posture performed by both guerrillas and the repressing State; the course of the armed confrontation between the State and its oppositional forces; the amnesty processes and the democratic reopening; and the repercussion of the historical unfolding of the conflict on the institutional practices. Considering this, we aim at highlighting the unconstitutional ways the Brazilian State has been approaching the crimes against humanity committed by its agents during the military government period; the backwardness of the State towards the processing of crimes against the Human Rights committed during the dictatorship periods and the revision of the amnesty law; and also the absence of historical memory policies in the country

    Penetapan Kadar Glukosa Reduksi dari Sirup Glukosa Hasil Hidrolisa Selulosa dari Limbah Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L) dengan Asam Klorida

    Get PDF
    Pemanfaatan limbah buah mengkudu (Morinda Citrifolia L) merupakan salah satu solusi pengurangan limbah. Buah mengkudu pada umumnya bermanfaat sebagai antioksidan dan untuk mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi, diabetes dan lainnya. Pemanfaatan mengkudu baru sebatas daging buahnya sedangkan bagian limbahnya belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dilakukan penelitian yaitu untuk memanfaatkan selulosa dari limbah buah mengkudu untuk pembuatan sirup glukosa melalui proses hidrolisis dengan menggunakan HCl 30% serta menentukan kadar glukosa reduksinya. Sampel berupa selulosa yang diisolasi dari limbah buah mengkudu dihidrolisis menggunakan HCl 30% untuk menghasilkan sirup glukosa. Kadar glukosa reduksi  dianalisis dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi dan dihitung dengan analisis regresi. Dari hasil penelitian diperoleh sirup glukosa dari limbah buah mengkudu dengan kadar glukosa reduksi sebesar 11,87 %

    Reflorescer: histórias de mulheres negras que enfrentaram a transição capilar

    Get PDF
    TCC (graduação) - Universidade Federal de Santa Catarina. Centro de Comunicação e Expressão. Jornalismo.Segundo dados do dossiê "A Revolução dos Cachos", realizado pelo Google BrandLab, as buscas no Google por "cabelos cacheados" cresceram 232% entre 2013 e 2017, ultrapassando pela primeira vez pesquisas por "cabelos lisos". Além disso, o levantamento apontou, no mesmo período, crescimento de 55% na procura por "transição capilar", termo dado ao período em que se para de alisar os cabelos e se aguarda o nascimento dos fios naturais. Esse movimento de valorização de cabelos crespos e cacheados, que surgiu na segunda década dos anos 2000, foi difundido na internet, onde mulheres passaram a compartilhar suas experiências com o abandono de alisamentos e criaram uma ampla rede de apoio. Por meio de entrevistas com mulheres negras que enfrentaram a transição capilar, este trabalho aborda a relação dessas pessoas com seus cabelos crespos e cacheados na infância, no período em que realizaram alisamentos e depois de retomarem os cabelos naturais. Além disso, este livro-reportagem investiga a relação entre alisamento capilar e racismo, a partir de entrevistas com pesquisadores (as) e leituras teóricas de trabalhos de diversas áreas, da Farmácia à Antropologia, apresentando um apanhado consistente de informações interdisciplinares acerca do tema.According to data from the dossier "The Curls Revolution" conducted by Google BrandLab, Google searches for "curly hair" grew 232% between 2013 and 2017, surpassing searches for "straight hair" for the first time. Furthermore, this survey indicated a 55% increase in the search for "hair transition" in the same period, a term given to the period of natural hair growth after stopping hair straightening. This movement of valuing curly and kinky hair appeared in the second decade of the 2000s and was disseminated on the internet, where women began to share their experiences with the ditching of straightening and built a wide support network. Through interviews with black women who faced hair transition, this work addresses the relationship of these people with their curly and coily hair in childhood, during the period of hair straightening and after getting back their natural hair. In addition, this book report investigates the relation between hair straightening and racism, based on interviews with specialists and research in different areas, from Pharmacy to Anthropology, presenting a consistent collection of interdisciplinary information on the subject

    Tinjauan Teologis terhadap Tradisi Kawin Tangkap di Pulau Sumba–Nusa Tenggara Timur

    Get PDF
    Abstract. This paper aimed to determine the theological position of Christians towards the tradition of kawin tangkap (bride kidnapping or bridenapping) on Sumba Island. Kawin tangkap is a tradition of kidnapping woman to make her a bride. The tradition has become a social problem for the government and society, especially the Sumbanese women. Through hermeneutic approach, this research analyzes the tradition of kawin tangkap in Marapu’s perspective to determine the proper outlook of the church. The conceptual framework in the analysis was the concept of Christian marriage and the story of abducted wives in Judges 21. Through this analysis it was found that kawin tangkap is a tradition that opposes the Bible's teachings on marriage, a sign of spiritual decline, and the violence against women.Abstrak. Tulisan ini bertujuan menentukan sikap teologis orang Kristen terhadap tradisi kawin tangkap di Pulau Sumba. Kawin tangkap adalah tradisi penculikan perempuan untuk dijadikan isteri. Tradisi kawin tangkap menjadi masalah sosial yang meresahkan pemerintah dan masyarakat, khususnya kaum perempuan. Melalui pendekatan hermeneutis penelitian ini menganalisis tradisi kawin tangkap dalam perspektif Marapu untuk menentukan sikap gereja. Bingkai konseptual dalam analisis adalah konsep perkawinan dalam perspektif Kristen dan kisah penangkapan perempuan untuk dikawini dalam Hakim-hakim 21. Melaluinya ditemukan bahwa kawin tangkap adalah tradisi yang menentang ajaran Alkitab tentang perkawinan, tanda kemerosotan spiritual, dan merendahkan martabat perempuan

    The alegre canto da perdiz, by Paulina Chiziane, and the recognition of some Mozambican historical-cultural aspects

    Get PDF
    This article is dedicated to the approach that the romance O alegre canto da perdiz, written by Paulina Chiziane, confers to the racial theme in Mozambique. To do so, the written of the romance will be situated within the Mozambican context. Next, we will observe the impacts that the racial contact has on the identity formation of the characters. These impacts, in turn, are related to the processes of racialization and negative differentiation that mark, until today, the world in which we live.  Este artigo se dedica à abordagem que o romance O alegre canto da perdiz, escrito por Paulina Chiziane, confere à temática racial em Moçambique. Para tanto, a escrita do romance será situada dentro do contexto moçambicano, para, então, observamos os impactos que o contato racial tem na formação identitária dos personagens. Esses impactos, por sua vez, estão relacionados aos processos de racialização e de diferenciação negativa que marcam, até hoje, o mundo em que vivemos. &nbsp
    corecore