7 research outputs found

    MENGENAL TOEFL ITP UNTUK MENUNJANG KARIR AKADEMIK

    Get PDF
    TOEFL (Test of English as a Foreign Language) kini telah menjadi satu syarat utama saat ini dalam pengembangan karir ataupun melanjutkan Pendidikan. Banyak sekolah dan kampus yang memiliki visi untuk mempersiapkan siswa dan mahasiswa nya sejak dini untuk siap terjun ke dalam dunia kerja dengan mensyaratkan TOEFL sebagai syarat kelulusan. SMA Tunas Bangsa adalah mitra sekolah yang berlokasi di Kawasan wisata Bintan, Kepulauan Riau. Mitra sekolah ini memiliki visi mempersiapkan diri menjadi pusat Pendidikan yang terbaik di Kawasan KEPRI. Oleh karena itu, mitra ingin agar siswa-siswi melanjutkan Pendidikan lebih tinggi ke luar negeri sehingga kredibilitas dan animo masyarakat terhadap sekolah SMA Tunas Bangsa akan meningkat. Namun, mereka menghadapi kendala, karena siswa-siswi mereka belum memiliki background knowledge mengenai TOEFL. Mitra mengalami kendala resources yang meliputi informasi dan ahli untuk mengenalkan TOEFL kepada siswa-siswi. Untuk mempermudah jalan meraih mimpi dan tidak menjadikan TOEFL sebagai momok yang menakutkan ini, terciptalah program Pengabdian kepada Masyarakat ini (PkM).  PkM ini dilaksnakan dengan metode Webinar yang berdurasi selama 2.15 jam. Rangkaian kegiatan meliputi pre-test, sesi pemaparan, evaluasi dan post-test. Keberlanjutan kegiatan dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerjasama Sekolah (PKS)

    DETEKSI DINI TINGKAT STRES DAN EDUKASI KESEHATAN: MANAJAMEN STRES UNTUK MENTAL YANG SEHAT

    Get PDF
    Abstrak: Wanita memiliki peranan penting dalam sebuah keluarga, baik sebagai ibu, istri, dan sebagai bagian dari anggota masyakarat. Beberapa kabar yang kita dengar dan bukti yang ada menunjukkan bahwa wanita lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi serta keluhan somatik dan fisik yang terkadang tidak dapat dijelaskan secara medis. Tujuan dilakukan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi kesehatan terkait manajemen stres dan melakukan pengkajian tingkat stres. Metode yang dilakukan dengan metode penyuluhan kepada 50 orang suatu gereja di Kabupaten Tangerang. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, peserta diminta untuk mengisi lebar pretest dan postest, mengisi lembar pengkajian tingkat stres, mendengarkan materi tentang manajemen stres, serta melakukan diskusi dan tanya jawan terkait materi. Berdasarkan hasil nilai pretest dan postest terjadi penurunan 2 poin pada rata-rata nilai postest (78) dari rata-rata nilai pretest (80). Oleh karena itu, perlu menyesuaikan metode sosialisasi dengan karakteristik respon dari segi usia.Abstract: Women play an important role in a family, as mothers, wives, and members of the community. Some of the news we hear and the available evidence shows that women are more prone to anxiety and depression as well as somatic and physical complaints that sometimes cannot be explained medically. The purpose of this Community Service is to provide health education related to stress management and assess stress levels. The method used was counseling to 50 people from a church in Tangerang Regency. In the implementation of this activity, participants were asked to fill out a wide pretest and postest, fill out a stress level assessment sheet, listen to material on stress management, and conduct discussions and questions related to the material. Based on the results of the pretest and posttest scores, there was a 2-point decrease in the average posttest score (78) from the average pretest score (80). Therefore, it is necessary to adjust the socialization method with the characteristics of the response in terms of age

    Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

    Get PDF
    Promosi kesehatan masih menjadi primadona dan strategi kunci upaya kesehatan dalam peningkatan kesehatan individu, keluarga ataupun komunitas. Hal tersebut dapat dilakukan dalam semua rentang kehidupan, dalam rentang sehat-sakit dan di berbagai tatanan. Promosi kesehatan tidak hanya berfokus meningkatkan kesehatan melalui perubahan perilaku namun juga mengoptimalkan seluruh faktor yang memengaruhi (determinan) kesehatan untuk turut mendukung peningkatan kesehatan. Optimalisasi peran determinan sosial kesehatan dalam peningkatan kesehatan menjadi fokus program Healthy People 2030. Keterkaitan konsep, teori dan aplikasi mengenai Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan dibahas secara komprehensif dan disusun menjadi 11 bab, yaitu: 1. Konsep dan Perkembangan Promosi Kesehatan 2. Konsep Perilaku Kesehatan 3. Determinan Perilaku Kesehatan 4. Model-Model Promosi Kesehatan 5. Ruang Lingkup dan Prinsip Promosi Kesehatan 6. Tiga Level Pencegahan Pada Berbagai Tatanan 7. Strategi Promosi Kesehatan 8. Pendidikan Kesehatan 9. Metode dalam Promosi Kesehatan 10. Pengembangan Media dalam Promosi Kesehatan 11. Program Promosi Kesehatan di Indonesia dan Duni

    Keterlibatan Keluarga dalam Pelayanan Kesehatan Primer : Scoping Review

    No full text
    ABSTRACT Primary health care is the first form of contact of individuals, families, or communities with the health care service. Optimal primary health care can be achieved, one of which is with the support of family members and clients. Identify family and client involvement in efforts to improve primary health care.Searches of three databases includes EBSCOhost, PubMed and JSTOR, with criteria for primary research, English articles published in 2013-2023. The articles included in this study are articles that discuss family involvement and client involvement in primary health care. The articles found then analyzed using qualitative methods of content analysis. 11 research articles were qualified, and analysis was conducted, so that three main themes of family involvement in primary health care were found: (i) role in communication, (ii) collaboration of families, clients, and primary health care providers, (iii) barriers to family involvement. Families provide communication support as well as collaboration and partnership between families and health professionals. Although not all primary health services are able to collaborate optimally and find obstacles to involve families and clients, efforts to strengthen basic health services, improve the quality and standards of human resources, clarify the duties and responsibilities of health workers and plan programs that involve families and clients in care efforts are carried out to overcome obstacles and improve the quality of services. Keywords: Patient Engagement, Family Engagement, Primary Health Care ABSTRAK Pelayanan kesehatan primer merupakan bentuk kontak pertama individu, keluarga atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pelayanan kesehatan primer yang optimal dapat tercapai salah satunya dengan adanya dukungan dari anggota keluarga dan klien. Tujuan untuk mengidentifikasi keterlibatan keluarga dan klien dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan primer. Metode penelitian dengan pencarian dari tiga database meliputi EBSCOhost, PubMed dan JSTOR, dengan kriteria artikel penelitian primer, bahasa Inggris yang dipublikasikan pada tahun 2013-2023. Artikel yang diikutsertakan dalam studi ini adalah artikel yang membahas mengenai keterlibatan keluarga maupun keterlibatan klien dalam pelayanan kesehatan primer. Artikel yang ditemukan kemudian dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif konten analisis. 11 artikel penelitian memenuhi syarat dan dilakukan analisis, sehingga ditemukan tiga tema utama keterlibatan keluarga dalam pelayanan kesehatan primer: (i) peran dalam komunikasi, (ii) kolaborasi keluarga, klien dan penyedia layanan kesehatan primer, (iii) hambatan keterlibatan keluarga. Keluarga memberikan dukungan komunikasi serta kolaborasi dan partnership antara keluarga dan tenaga kesehatan professional. Meskipun tidak semua pelayanan kesehatan primer mampu berkolaborasi secara optimal dan menemukan hambatan untuk ikut melibatkan keluarga dan klien, namun upaya tenaga kesehatan serta merencanakan program yang turut melibatkan memperkuat pelayanan kesehatan dasar, meningkatkan kualitas dan standar SDM, memperjelas tugas dan tanggung keluarga dan klien dalam upaya perawatan dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan kualitas pelayanan. Kata kunci: Patient Engagement, Family Engagement, Primary Health Care

    Orang Tua Peduli Gizi Balita di Masa Pandemi

    No full text
    ABSTRAK Konsumsi makanan berdampak langsung pada status gizi. Konsumsi yang tidak memenuhi standar gizi dapat menimbulkan masalah gizi terutama pada bayi dan balita, seperti, stunting, underweight, dan gagal tumbuh. Pemenuhan gizi yang adekuat menunjang pertumbuhan bayi dan balita sesuai tumbuh dan kembangnya. Peningkatan pengetahuan terkait gizi balita menjadi hal penting yang dapat membantu pencegahan masalah gizi balita. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam bentuk webinar, dilaksanakan pada hari Jumat, 8 April 2022, pukul 10.00-12.00 WIB. Webinar menggunakan platform zoom dalam bentuk edukasi mengenai masalah gizi balita dan pemberian nutrisi yang baik untuk balita. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai kebutuh nutrisi balita dan gangguan nutrisi pada balita, yang kemudian diharapakan dapat mencegah resiko stunting. Peserta webinar sebanyak 66 orang, yaitu sebanyak 11 (16.7%) adalah laki-laki, 83.3% adalah perempuan, dan sebanyak 50 (75.8%) bekerja dan 16 (24.2%) tidak bekerja. Hasil pre-test (mean= 49) dan post-test (mean=64) menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebanyak 15 poin. Sesi ceramah dan diskusi berlangsung dengan baik. Peserta antusias megikuti edukasi dan aktif mengajukan pertanyaan aplikatif terkait pemenuhan gizi balita sehari-hari. Peningkatan pengetahuan terkait kebutuhan dan permasalah gizi pada Balita, diharapkan dapat berkontribusi dalam mencegah kejadian stunting. Kata Kunci: Balita, Gizi, Pandemi, Stunting  ABSTRACT Food consumption has a direct impact on nutritional status. Consumption that does not meet nutritional standards can cause nutritional problems, especially in infants and children under five, such as stunting, being underweight, and failure to thrive. Fulfillment of adequate nutrition supports the growth of children under five years according to their growth and development. Increasing knowledge related to toddler nutrition is an important thing that can help prevent nutritional problems for toddlers. Community Service Activities in the form of a webinar, held on Friday, April 8, 2022, 10:00-12:00 WIB. The webinar uses the zoom platform in the form of education about nutritional problems and the provision of good nutrition for children under five years. The activity aims to increase parents' knowledge about the nutritional needs and nutritional disorders in children under five years, which is then expected to prevent the risk of stunting. There were 66 participants in the webinar, of which 11 (16.7%) were male, 83.3% were female, 50 (75.8%) worked and 16 (24.2%) did not. The results of the pre-test (mean = 49) and post-test (mean = 64) showed an increase in knowledge by 15 points. The lecture and discussion sessions went well. Participants enthusiastically participated in the education and actively asked applicable questions related to the daily nutritional fulfillment of in children under five years, which is then expected to prevent the risk of stunting. There were 66 participants in the webinar, of which 11 (16.7%) were male, 83.3% were female, 50 (75.8%) worked and 16 (24.2%) did not. The results of the pre-test (mean = 49) and post-test (mean = 64) showed an increase in knowledge by 15 points. The lecture and discussion sessions went well. Participants enthusiastically participated in the education and actively asked applicable questions related to the daily nutritional fulfillment of Children Under Five Years. Increased knowledge related to nutritional needs and problems in children under five is expected to contribute to preventing stunting. Keywords: Children Under Five Years, Nutrition, Pandemic, Stuntin

    PENGARUH PENGGUNAAN SCREEN TIME TERHADAP SPEECH DELAY PADA BALITA: KAJIAN LITERATUR

    No full text
    Screen time is the exposure time to digital media such as television, video games, and other technologies that use digital screens. During the COVID-19 pandemic, screen time in toddlers has increased so much that it affects the process of toddler development. One of the social development disorders due to screen time is speech delay. Speech delay is a delay in speech ability that is not appropriate for the age of a toddler. This study aims to identify the effect of screen time on speech delay in toddlers based on a literature review. The method used is thematic analysis: a simplified approach by searching articles using the EBSCO, CORE, PubMed, and PMC databases. Articles were selected using the PRISMA flow chart and the JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross-Sectional Studies to analyse the quality of the articles. Researchers use the boolean operators "AND" and "OR" with the keywords effect, speech delay, screen time, and toddler. The results of the literature review found three themes that explain the effect of using screen time on speech delay in toddlers, namely the duration of using screen time in toddlers, the negative impact of screen time on toddlers, and the risk of speech delay from using screen time in toddlers. The conclusion of this literature review is that screen time influences speech delays in toddlers. The use of screen time that is greater than the AAP (American Academy of Pediatrics) recommendation has a higher risk of experiencing speech delay.Screen time adalah waktu paparan media digital seperti televisi, video game, dan teknologi lain yang menggunakan layar digital. Selama pandemi COVID-19, screen time pada balita mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi proses perkembangan balita. Salah satu gangguan perkembangan sosial akibat screen time adalah speech delay. Speech delay merupakan keterlambatan kemampuan bicara yang tidak sesuai dengan usia balita. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh penggunaan screen time terhadap speech delay pada balita secara kajian literatur. Metode yang digunakan adalah thematic analysis: a simplified approach dengan pencarian artikel menggunakan database EBSCO, CORE, PubMed, dan PMC. Artikel diseleksi menggunakan diagram flow PRISMA dan kualitas artikel dianalisis menggunaakan JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies. Peneliti menggunakan operator boolean “AND” dan “OR” dengan kata kunci, speech delay, screen time, dan toddler. Hasil kajian literatur menemukan tiga tema yang menjelaskan pengaruh penggunaan screen time terhadap speech delay pada balita, yaitu durasi penggunaan screen time pada balita, dampak negatif screen time pada balita, dan risiko speech delay terhadap penggunaan screen time pada balita. Kesimpulan kajian literatur ini adalah screen time berpengaruh terhadap terjadinya speech delay pada balita. Penggunaan screen time yang lebih dari rekomendasi AAP (American Academy of Pediatrics) memiliki risiko lebih tinggi mengalami speech delay

    Waspadai dan Cegah Pneumonia dan Diare di Masa Pandemi Covid-19

    No full text
    The leading causes of death in children vary according to age. Children under five years are vulnerable to infectious diseases such as malaria, pneumonia, diarrhea, HIV, and tuberculosis. Pneumonia is a contagious infectious disease and the most significant cause of death in children under five. Diarrhea is the second leading cause of death in children under five. Diarrhea is the leading cause of malnutrition in children under five. Indonesia is included in the top ten countries with the highest number of deaths in children under five years in 2019. This activity aims to increase knowledge of the community, especially mothers, about pneumonia and diarrhea. The method used was a virtual seminar. The webinar was held on May 7, 2021, using a zoom meeting with 87 participants. The majority of participants had never had pneumonia (98.8%). And the number of participants who had experienced diarrhea was 64 participants (80%). The results showed an increase in knowledge after attending the virtual seminar. The average (mean) knowledge score increased by 1.97. The majority of participants gave excellent marks on activities related to the topic/theme of the event, speakers, audiovisual quality, and question and answer sessions
    corecore