36 research outputs found

    PEMBELAJARAN DENGAN KOMPUTER:DUA SISI MATA UANG

    Get PDF
    Saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komputer di berbagai bidang demikian pesatnya termasuk dalam dunia pendidikan matematika. Siswa dapat menggambar grafik fungsi dengan sangat mudahnya di komputer bahkan di handphone. Sebelumnya siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menggambar grafik fungsi tersebut. Hal tersebut dapat berdampak positif atau negatif bagi siswa (dua sisi mata uang). Dampak negatifnya adalah siswa menjadi malas belajar. Siswa lebih memilih menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugasnya daripada mengonstruksi jawabannya secara manual. Akibatnya siswa kurang memiliki pemahaman atau ketrampilan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan konsep-konsep tertentu dalam matematika. Di pihak lain, dampak positif penggunaan komputer adalah pembelajaran matematika menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Pekerjaan manual yang berulang-ulang dan membosankan dapat dihindari menggunakan komputer. Komputer juga dapat dijadikan media bagi siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya secara aktif. Selain itu, penggunaan komputer sebagai media visual dapat memotivasi siswa untuk belajar. Artikel ini membahas bagaimana merencanakan suatu pembelajaran matematika menggunakan komputer agar berdampak positif bagi siswa beserta hasil-hasil penelitian yang relevan. Kata kunci: pembelajaran matematika, komputer, pengetahuan bermakna

    Proving abstract algebra skills with problem-based learning integrated with videos and worksheets

    Get PDF
    Previous research showed students faced difficulties in solving the given problems in the abstract algebra course. The research aimed to describe the effect of the method of problem-based learning integrated with videos and worksheets to improve the proving skills of mathematics education students in one of the universities in Central Kalimantan, Indonesia. The researcher developed and uploaded the videos on YouTube. The research design was an experimental study. The researcher implemented the method in an experimental class. The control class students learned by using the usual method of the past three years that emphasized acquiring the abstract algebra concepts. The researcher selected the experimental class randomly. The numbers of students in the experimental and control classes were 32 and 28, respectively. The students of both classes solved the same problems in the post-test at end of the implementation. The post-test contained five problems to prove. The research results showed that the transactive reasoning activities in the experimental class enabled the students to prove at an appropriate abstraction level. The students’ scores in the abstract algebra for the experimental class were greater than those in the control class. Therefore, the method affected students’ ability to solve abstract algebra problems

    Students’ Concept Maps in Abstract Algebra

    Get PDF

    PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA BERBASIS MASALAH DAN PROYEK PADA MATAKULIAH ANALISIS DATA

    Get PDF
    Students have ability to analyze data if they practiced to solved problems/projects that are related to analyzed and made conclusion from research data. The aim of this research was to develop the students worksheets of data analysis based on the problems and projects that can help students to have ability analysis research data. The development of the students worksheets used Plomps stages. Results of students workshets implementation showed that those can help: students to have meaningful understanding, like the analysis data lecture, have motivated individually to learned concepts of data analysis and solved the problems and projects in students worksheets, actived in learning process, and had ability to analyzed data by Minitab and Microsoft Excel.   Mahasiswa dapat memiliki kemampuan menganalisis data jika mahasiswa berlatih menyelesaikan masalah dan proyek yang berkaitan dengan cara menganalisis dan menarik kesimpulan dari data penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Mahasiswa. Analisis Data berbasis masalah dan proyek yang dapat membantu mahasiswa memiliki kemampuan dalam menganalisis data penelitian. Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa ini menggunakan tahap-tahap Plomp. Subjek penelitiannya adalah 24 mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya. Hasil implementasi menunjukkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Mahasiswa dapat mendorong mahasiswa untuk: memiliki pengetahuan bermakna, (b) menyenangi matakuliah Analisis Data dan metode belajar yang digunakannya, termotivasi untuk belajar dan menyelesaikan masalah dan proyek dalam Lembar Kerja Mahasiswa secara mandiri, aktif selama perkuliahan, dan memiliki kemampuan dalam menganalisis data menggunakan Minitab dan Microsoft Excel

    Peningkatan Higher Order Thinking Skills dengan Pembelajaran Berbasis Masalah

    Get PDF
    Higher Order Thinking Skills (HOTS) or higher order thinking skills are demands of today's curriculum. However, the facts at SMPN 2 Kapuas Tengah Satu Roof show that students at the school do not yet have this ability. This study is intended to describe the effect of problem-based learning on HOTS. His research uses a quantitative approach with a quasi-experimental type. The population is junior high school students in Kapuas Tengah District, Kapuas Regency. The samples were class VII A and VIII A (experimental class), and class VII B and VIII B (control class). The instruments are pre-test and post-test. Data were analyzed using N-gain and covariate analysis. The conclusion shows that the increase in HOTS from pre-test to post-test as measured using N-gain in students who learn with problem-based lea[1]rning is better than those who learn using conventional learning. Problem-based learning has an effect on HOTS which is indicated by the HOTS of students in problem-based learning classes more than students in conventional learning classes.HOTS (Higher Order Thinking Skills) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan tuntutan kurikulum saat ini. Akan tetapi, fakta di SMPN 2 Kapuas Tengah Satu Atap menunjukkan bahwa siswa-siswa di sekolah tersebut belum memiliki kemampuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap HOTS. Penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis ekperimental semu. Populasinya adalah siswa SMP Negeri di Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas. Sampelnya adalah kelas VII A dan VIII A (kelas eksperimen), dan kelas VII B dan VIII B (kelas kontrol). Instrumennya adalah pre-tes dan pos-tes. Data dianalisis menggunakan N-gain dan analisis kovariat. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan HOTS dari pre-tes ke pos-tes yang diukur menggunakan N-gain pada siswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih dari yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap HOTS yang ditunjukkan dengan HOTS siswa di kelas pembelajaran berbasis masalah lebih dari siswa di kelas pembelajaran konvensional

    Pembelajaran matematika saat ini?

    Get PDF
    Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi basis bagi pengempangan Iptek. Pentingnya matematika ini tidak sejalan dengan bagaimana matematika tersebut dipelajari oleh siswa-siswa di sekolah. Saat ini, beberapa konsep matematika dipelajari siswa tanpa makna (sense). Padahal siswa yang memahami makna suatu konsep, ia akan lebih mampu menerapkan konsep tersebut dalam pemecahan masalah matematika dan lebih mampu dalam belajar sesuatu yang baru. Sebagai contoh, konsep rata- rata, median atau modus dipelajari siswa SMA hanya rumus/prosedurnya saja, tanpa makna dari ketiga statistik tersebut sebagai ukuran pemusatan. Selain itu, beberapa konsep matematika juga dipelajari tanpa pengaitan antar konsep. Padahal siswa yang mampu mengaitkan suatu konsep dengan konsep-konsep lainnya sehingga terbentuk skema, maka konsep tersebut akan lebih bertahan lama dalam pikirannya. Sebagai contoh, konsep jajargenjang dipelajari siswa SD maupun SMP tanpa pengaitan dengan konsep-konsep segiempat, persegipanjang, belahketupat dan persegi. Makalah ini mendiskusikan alternatif pembelajaran untuk beberapa konsep matematika dan hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut

    KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TINGKAT AKREDITASI

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa-siswa Kelas VIII SMP negeri di salah satu kabupaten/kota di Kalimantan Tengah Tahun Ajaran 2015/2016 dalam memecahkan masalah berdasarkan akreditasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dari jumlah populasi sebanyak 28 sekolah, 10 sekolah dipilih sebagai sampel dengan metode random sampling. Sample tersebut adalah 2 akreditasi A, 2 akreditasi B, 2 akreditasi C, dan 4 belum diakreditasi. Tiga pertanyaan diberikan pada setiap sekolah. Setiap penyelesaian diskor menggunakan rubrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan siswa secara keseluruhan sebesar 4,71 (maksimum skornya 12). Rata-rata skor kemampuan siswa untuk sekolah dengan akreditasi A, B, C, dan belum diakreditasi secara berturut-turut sebesar 5,24; 2,29; 3,31; dan 2,10. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut adalah skor kemampuan siswa sekolah dengan akreditasi A lebih tinggi dari kemampuan siswa sekolah dengan akreditasi B, C, dan belum diakreditasi secara signifikan. Akan tetapi, skor kemampuan siswa sekolah dengan akreditasi B, C, dan belum diakreditasi tidak berbeda signifikan. Kata kunci: masalah matematika, pemecahan masalah, tingkat akreditasi   MATH PROBLEMS SOLVING ABILITY OF EIGHTH GRADE STUDENTS BASED ON THE ACCREDITATION LEVEL.   Abstract This study was aimed at describing mathematical problem solving ability of eight grade students from state junior high schools in one of the districts/cities in Central Kalimantan based on the school accreditation. This research used descriptive qualitative method. From total populations 28 schools, ten schools were chosen by random sampling. They were two schools of A accreditation, two schools of B, two schools of C, and four schools have not accredited. Three problems were given to the students from each school. Each student’s solution was scored by using the rubric. The result shows that the average score of the students’ ability is 4.71 (maximum score is 12) which the average score of A, B, C accreditations, and have not accredited were 5.24, 2.29, 3.31, and 2.10 respectively. The result of Kruskal-Wallis and the further tests show that the students’ scores of A accreditation are higher than B, C acreditations, and have not accredited. However, the scores of B, C accreditations, and have not accredited were not significantly different. Keywords: mathematical problems, problem solving, accreditation level

    PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA YANG MENDORONG SISWA PAKET A MEMILIKI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN BELAJAR MANDIRI

    Get PDF
    Pembelajaran matematika pada program paket A kelas IV SD di PKBM PIP Palangkaraya memiliki beberapa kendala diantaranya modul belajar yang minim dan waktu belajar matematika di kelas yang kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul matematika paket A kelas IV SD yang dapat mendorong siswa untuk mandiri dalam belajar dan memiliki pemahaman konseptual. Hasil implementasi modul menunjukkan bahwa semua siswa terdorong untuk belajar dan menyelesaikan soal-soal dalam modul secara mandiri sebelum kegiatan belajar di PKBM. Siswa juga dapat memanfaatkan pemahaman konseptual yang dikonstruksinya dalam kelas dalam menyelesaikan masalah matematika.

    “Saya Sangat Mampu”: Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Komputer Pada Matakuliah Analisis Data

    Get PDF
    Kemampuan menganalisis data diperlukan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa belajar menganalisis data pada matakuliah Statistika Dasar dan Analisis Data. Pembelajaran konvensional belum dapat mendorong mahasiswa untuk memahami makna konsep-konsep Statistika dan memiliki kemampuan menganalisis data. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang terintegrasi dengan dua perangkat lunak yaitu Minitab dan Microsoft Excel pada matakuliah Analisis Data. Hasilnya menunjukkan bahwa 81% mahasiswa memiliki motivasi untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Ada 71% mahasiswa yang semula takut belajar menjadi senang dalam belajar setelah mengikuti matakuliah Analisis Data. Selain itu, semua mahasiswa memiliki kemampuan dalam menganalisis data. Salah satu mahasiswa berkata, “saya sangat mampu” pada saat peneliti memintanya untuk menganalisis data dengan komputer di depan kelas. Kata Kunci: Perangkat lunak komputer, Analisis data, Pembelajaran berbasis masalah, Statistik

    Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Memecahkan Masalah

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan mahasiswa pendidikan matematika semester I tahun ajaran 2016/2017 dari salah satu universitas di Kalimantan Tengah dalam memecahkan masalah. Kemampuan tersebut dapat digolongkan menjadi pemecah masalah yang baik (good), rutin (routine), atau kurang berpengalaman (naive). Deskripsinya didasarkan pada jurusan mahasiswa pada waktu SMA/sederajat yaitu IPA/MIA, IPS/IIS dan SMK dari berbagai jurusan, dan kesalahan-kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Instrumennya adalah 4 masalah dengan materi SMA/sederajat dan akan dipelajari mahasiswa di perguruan tinggi. Subjeknya adalah 81 mahasiswa dengan perincian 64 mahasiswa dari jurusan IPA/MIA, 6 dari IPS/IIS, dan 11 dari SMK. Hasil penelitiannya adalah ada 3,7% mahasiswa yang tergolong pemecah yang baik, dan 17,3% tergolong pemecah masalah yang kurang berpengalaman. Rata-rata total skor mahasiswa untuk keempat masalah sebesar 7,48 (skor maksimum = 16), jika dikonversi ke skala 100, nilainya menjadi 46,76. Hal tersebut terjadi terutama karena mahasiswa tidak memiliki pemahaman bermakna terhadap konsep-konsep matematika, dan tidak dapat memahami masalah. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dari IPA/MIA tidak berbeda nyata dengan IPS/IIS, tetapi berbeda nyata dengan SMK. Walaupun demikian, pemecah masalah yang baik hanya ada di mahasiswa dari jurusan IPA/MIA. Lebih lanjut, kemampuan mahasiswa dari IPS/IIS tidak berbeda nyata dengan SMK
    corecore