34 research outputs found

    Hubungan Sosiodemografi dan Kondisi Lingkungan dengan Keberadaan Jentik di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak

    Get PDF
    Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is the one of public health problem which transmitted by Aedes Aegypti’s bite. Population density, climate and environmental conditions are the most influential factor. At 2015 DHF had been disease trends in desa Mangunjiwan kecamatan Demak. So, it necessary to refer existence and density’s the vectors.  The purpose of this research is to know correlation between sociodemographic and environmental condition with existence larva on desa Mangunjiwan kecamatan Demak. Method: This research is using observational analysis with cross sectional plan. Using random sampling as data collection technique with 100 respondent. The research analysis using univariate and bivariate with Chi Square. Result: Statistical result of the research shows that all of Desa Mangunjiwan’s RW has low population density, the revenue is p=0.799, acidity (pH) is p=0.036, water temperature is p=0.24, air temperature is p=0.616, air humidity is p=0.001. House Index (HI) on Desa Mangunjiwan is 59%, Container Index (CI) is 22%, Breteau Index (BI) is 95% and Larva Free Number (LFN) 41%. Conclusion: The variable that correlated to be larva was environmental condition (acidity, water temperature and air humidity)

    Three Delay Model sebagai Salah Satu Determinan Kematian Ibu di Kabupaten Cilacap

    Full text link
    This study aims to determine the role of the three delay model of maternal mor-tality in the District of Cilacap by considering variable of the check status and the first rescue for childbirth as confounding factor. Research design used survey me-thods of analytic control case study approach. The samples consist at 30 cases and 30 controls. Data was analyzed in univariate, bivariate with chi square test and analysis stratified by Maentel Hanzel test. The results showed that the variables related to maternal mortality in the district of Cilacap namely first delay (p <0.001, OR = 16.43) and the second delay (p = 0.038, OR = 5.09). The variable of prenatal care status and childbirth first helper are not a confounding variable in assessing the relationship between the delay of the first with maternal mortality (Mantel Haens-zel p <0.05). In the second delay, the status of prenatal care and childbirth first helper is a confounding variable (Mantel Haenszel p ≥ 0.05)

    Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Warga Binaan Kasus Narkoba dalam Pencegahan HIV dan AIDS di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Semarang

    Full text link
    Sebagai salah satu kelompok yang berisiko tinggi terkena HIV dan AIDS terbanyak ke-2 di Semarang dengan proporsi kasus 21,21%, para pengguna Napza menghadapi dua risiko untuk terkena HIV/AIDS, yaitu mereka yang menggunakan Napza suntik dan melakukan hubungan seksual terutama dengan lebih dari satu pasangan, atau melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom. Salah satu upaya awal menurunkan prevalensi kasus pada kelomok tersebut adalah melalui upaya pencegahan yaitu dengan peningkatan pengetahuan dan sikap sikap warga binaan kasus narkoba. Penyuluhan sebagai salah satu metode pendidikan terbukti cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji rerata tingkat pengetahuan dan sikap peserta penyuluhan dalam pencegahan HIV/AIDS. Ratarata hasil post test baik pengetahuan atau sikap mengalami peningkatan dari pre testnya. Melalui penyuluhan dengan metode ceramah, diskusi dan pemutaran film tentang fakta HIV/AIDS cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap warga binaan lembaga pemasyarakatan. Kombinasi metodemetode ini dapat menambah ketertarikan audiens terhadap pesan/informasi yang disampaikan sehingga peserta dapat mengikutinya dan memahami materi yang disampaikan secara lengkap. Disarankan bagi Lapas untuk melakukan follow up dengan pembentukan pendidik sebaya di lingkungan Lapas yang dimaksudkan untuk memberdayakan warga binaan agar secara aktif dapat melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS secara mandiri. Untuk kegiatan pengabdian selanjutnya dapat dilakukan dengan kegiatan pembentukan dan pelatihan bagi pendidik sebaya di Lapas

    Sistem Informasi Admisi Pasien Membantu Ketepatan Pengambilan Keputusan Admisi Pasien

    Get PDF
    Ketepatan admisi merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan medis yang sesuai dengan standar. Appropriateness Evaluation Protocol (AEP) merupakan protokol yang digunakan untuk menilai ketepatan admisi pasien rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem informasi admisipasien rawat inap untuk membantu pengambilan keputusan klinis dan administrasi dalam admisi pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, penelitian kualitatif untuk perancangan sistem informasidengan menerapkan Framework for Application of System Technique (FAST). Tahap kedua, penelitian kuantitatif dengan rancangan one group pretest-posttest design yaitu uji coba sistem informasi admisi dengan membandingkan indikator-indikator akseptabilitas, aksesibilitas, sensitivitas, kerepresentativan, dan ketepatan waktu. Hasil penelitian ini berupa rancangan Sistem Informasi Admisi (SIA) pasien rawat inap meliputi masukan, keluaran, basis data, dan antarmuka yang dilanjutkan dengan membangun sistem sehingga dihasilkan SIA berbasis AEP. Hasil uji coba menunjukkandukungan responden terhadap sistem lama dan sistem baru dari aspek akseptabilitas (RRT 2,20 dan 3,18), aksesibilitas (RRT 2,25 dan 3,19), sensitivitas (RRT 2,30 dan 3,10), kerepresentativan (RRT 2,40 dan 3,16), dan ketepatan waktu (RRT 2,13 dan 3,13) dengan perbedaan yang bermakna(p = 0,0001). Diperlukan komitmen manajemen untuk dapat menjalankan SIA, evaluasi setiap tahun terhadap kinerja sistem untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan informasi, dan rancangan input data yang cepat dengan teknologi tinggi.Kata kunci: Admisi pasien, sistem informasi admisi, pengambilan keputusanAbstractAppropriateness in admission represent quality of medical services. Appropriateness Evaluation Protocol (AEP) is protocol that used to evaluate inpatient admission according to medical indications. The research was carried out to design admission information system of inpatient as administrative and clinical decision support system in Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. The research was done in twostep. First step was qualitative study applied Framework for Application of System Technique (FAST) to design information system. Second step used one group pretest-posttest design, trying information system that built comparing acceptability, accessibility, sensitivity, representativeness and punctuality. The result of this research was admission information system design consist of input design, output design, data base design and interface design continuing to build AEP based admission information system. Trial result shows that respondents give their agreement in old and new system for acceptability (2,20 and 3,18), accessibility (2,25 and 3,19), sensitivity (2,30 and 3,10), representativeness (2,40 and 3,13), and punctuality(2,13 and 3,13), and it was statistically significant (p = 0,0001). The management commitment is required to carry on admission information system, annual evaluation of system performance required to anticipate changes of information requirement, and it is required to design input faster using hightechnology instrument.Key words: Patient admission, admission informatics system, decision makin

    Hubungan Sosiodemografi dan Kondisi Lingkungan dengan Keberadaan Jentik di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak

    Full text link
    Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is the one of public health problem which transmitted by Aedes Aegypti\u27s bite. Population density, climate and environmental conditions are the most influential factor. At 2015 DHF had been disease trends in desa Mangunjiwan kecamatan Demak. So, it necessary to refer existence and density\u27s the vectors. The purpose of this research is to know correlation between sociodemographic and environmental condition with existence larvae on desa Mangunjiwan kecamatan Demak. Method: This research is using observational analysis with cross sectional plan. Using random sampling as data collection technique with 100 respondent. The research analysis using univariate and bivariate with Chi Square. Result: Statistical result of the research shows that all of Desa Mangunjiwan\u27s RW has low population density, the revenue is p=0.799, acidity (pH) is p=0.036, water temperature is p=0.24, air temperature is p=0.616, air humidity is p=0.001. House Index (HI) on Desa Mangunjiwan is 59%, Container Index (CI) is 22%, Breteau Index (BI) is 95% and LFN 41%. The conclusion this research is variable that correlate to be larvae is environmental condition (acidity, water temperature and air humidity). Keywords : environment conditions, existence larvae, FLN

    Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada Penderita Hipertensi di Indonesia

    Get PDF
    Penyakit Ginjal Kronik (PGK) berkontribusi pada beban penyakit dunia karena prevalensinya terus meningkat dan menempati beban biaya kesehatan paling tinggi kedua di Indonesia setelah penyakit jantung. Hipertensi merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan penyakit ginjal kronik. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PGK pada penderita hipertensi di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data bersumber dari data sekunder hasil Riskesdas tahun 2013. Data dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Didapatkan prevalensi PGK pada penderita hipertensi di Indonesia sebesar 0,5%. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia kategori 45-54 tahun (OR=4,7; p<0,05; 95% CI=1,103-20,125), usia kategori 55-64 tahun (OR=4,7; p<0,05; 95%CI=1,094-20,434), jenis kelamin (OR=1,78; p<0,05; 95% CI=1,072-2,967), riwayat DM (OR=4; p<0,05; 95% CI=1,926-8,444), dan riwayat batu ginjal (OR=132,2; p<0,05; 95% CI=79,5- 219,9) dengan kejadian PGK pada penderita hipertensi di Indonesia. Riwayat DM, riwayat batu ginjal dan kadar kolesterol total merupakan variabel dominan kejadian PGK pada penderita hipertensi di Indonesia

    Progressive muscle relaxation application (PURE App) for dysmenorrhea

    Get PDF
    Background: The prevalence of primary dysmenorrhea in Indonesia is 54.89%. Progressive Muscle Relaxation (PMR) exercises have proven to decrease the symptoms of dysmenorrhea. Nowadays, the android application can be widely accessed anywhere and anytime, thus saving time and costs. There has never been a study that applies PMR, especially android-based dysmenorrhoea.Objective: The current study aimed to develop the PURE App, a PMR exercise android-based application, and to test the effectiveness of reducing the menstrual pain score of adolescents with primary dysmenorrhea.Method: This study conducted Research and Development (R&D), which consists of 4 stages, namely information collection, application design, expert validation and revision, and trial.Result: The PURE App has five features, ranging from pain screening to exercise. The trial results showed that the PURE App application effectively reduced menstrual pain in adolescents with dysmenorrhea. The treatment decreased pain score from 4.48±0.71 to 1.98±1.49 in the treatment group (p<0.001). The treatment group's post-measurement pain score was also significantly different compared to the control group, 1.98±1.49 and 4.90±1.10, respectively.Conclusion: The PURE App benefits teenagers, especially those with primary dysmenorrhea. This application will make it easier for teenagers to overcome pain because the exercises on the application can be accessed anytime and anywhere

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI INDONESIA

    Get PDF
    Penyakit Ginjal Kronik (PGK) berkontribusi pada beban penyakit dunia karena prevalensinya terus meningkat dan menempati beban biaya kesehatan paling tinggi kedua di Indonesia setelah penyakit jantung. Hipertensi merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan penyakit ginjal kronik. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PGK pada penderita hipertensi di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data bersumber dari data sekunder hasil Riskesdas tahun 2013. Data dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Didapatkan prevalensi PGK pada penderita hipertensi di Indonesia sebesar 0,5%. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia kategori 45-54 tahun (OR=4,7; p&lt;0,05; 95% CI=1,103-20,125), usia kategori 55-64 tahun (OR=4,7; p&lt;0,05; 95%CI=1,094-20,434), jenis kelamin (OR=1,78; p&lt;0,05; 95% CI=1,072-2,967), riwayat DM (OR=4; p&lt;0,05; 95% CI=1,926-8,444), dan riwayat batu ginjal (OR=132,2; p&lt;0,05; 95% CI=79,5- 219,9) dengan kejadian PGK pada penderita hipertensi di Indonesia. Riwayat DM, riwayat batu ginjal dan kadar kolesterol total merupakan variabel dominan kejadian PGK pada penderita hipertensi di Indonesia

    PENGARUH SENAM TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaaan kadar gula darah penderita diabetes antara kelompok yang melaksanakan senam dan kelompok yang tidak melaksanakan senam. Jenis penelitian ini adalah kohor. Populasi terpapar dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus tipe II di RS.Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang yang mengikuti klub senam diabetes, dan populasi tidak terpapar adalah yang tidak mengikuti klub senam diabetes. Sampel terpapar dan tidak terpapar masing-masing berjumlah 42 orang. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji wilcoxon dengan p = 0,05). Hasil dari penelitian ini terdapat perbedaan kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok terpapar (nilai p = 0,0001), pada kelompok tidak terpapar (nilai p = 0,0001), pada kelompok terpapar dan tidak terpapar (nilai p = 0,0001) dengan penurunan rata-rata gula darah pada kelompok terpapar 2,3 kali lebih besar daripada kelompok tidak terpapar (31,5 mg/dl berbanding 13,5 mg/dl). Kesimpulan yang dapat diambil adalah senam efektif dalam menurunkan kadar gula darah. The purpose of this study to determine the differences in blood sugar levels of diabetes among the groups who perform gymnastics and groups who not perform gymnastics. This type of research is cohort. Exposed population in this study were patients with diabetes mellitus type II in Panti Wilasa Hospital Dr.Cipto Semarang diabetes who follow gymnastics club and population unexposed were patient who do not follow gymnastics club diabetes. Samples of each exposed and unexposwd were 42 people. Data analysis was performed univariate and bivariate (using the Wilcoxon test with p = 0.05). The result of this study there is a difference in blood sugar levels before and after the intervention while the exposed group (p-value = 0.0001), in the unexposed group (p-value = 0.0001), the exposed and unexposed groups (p-value = 0.0001) with an average decline blood sugar in the exposed group 2.3 times greater than the unexposed group (31.5 mg / dl versus 13.5 mg / dl). The conclusion that can be taken was exercise effective in lowering blood sugar levels
    corecore