869 research outputs found

    Religious-Based Higher Education Institution and Human Resource Development: A Case Study of Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang (UNIBDU)

    Get PDF
    The role of higher education is very crucial in developing human resource because it is a future investment which has great effect on the improvement of real sector. Higher education is proven to be an effective agent of social change. In human resource management, the role of higher education is embodied in community service program which is more known as “Tri Dharma Perguruan Tinggi” including acquisition, transmission and application. Human Resource management is basic administrative description or educational management based on a series of interrelated processes in guiding the behavior of individuals as the member of an organization in order to achieve its goals. The process can be identified as follows: planning, compensation, recruitment, selection, induction, appraisal, development, maintenance, performance, security, integration, and information

    Pesantren Inklusif Berbasis Kearifan Lokal: Studi Etnografi Pesantren Tebuireng Jombang

    Get PDF
    Studi ini bertujuan untuk: (1) mengerti akar, dinamika, dan inspirator inklusivisme Pesantren Tebuireng; (2) mengungkap filosofi dan paradigma pesantren inklusif berbasis budaya dan kearifan lokal di Pesantren Tebuireng; (3) mengetahui nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang dikembangkan dan ditransmisikan Pesantren Tebuireng kepada santri/masyarakat; (4) mengidentifikasi berbagai usaha yang dilakukan pesantren inklusif berbasis budaya dan kearifan lokal dalam melakukan modernisasi dan membangun harmoni; dan (5) memahami langkah-langkah pesantren inklusif berbasis budaya dan kearifan lokal dalam mengeliminasi kekerasan dan konflik agama. Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dan metode thick description. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2012-2014 dan tempat penelitian ini adalah Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Teknik pengumpulan datanya didasarkan pada teknik alur penelitian maju bertahap. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) teknik observasi-partisipan; (2) teknik interview; dan (3) teknik dokumentasi. Teknik triangulasi digunakan untuk memperoleh derajat kepercayaan dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis domain dengan bantuan filsafat analisis. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa akar dan inspirator inklusivisme Pesantren Tebuireng berasal dari ajaran Mbah Hasyim Asy’ari, kemudian dilanjutkan oleh para pengasuh Pesantren Tebuireng dengan berbagai dinamikanya. Filosofi dan paradigma pesantren inklusif Tebuireng adalah al-muhafazhatu ‘ala al-qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah. Nilai budaya dan kearifan lokal yang ditransmisikan Pesantren Tebuireng adalah: memperkuat sillaturrahim dan mencairkan eksklusifisme, mensosialisasikan tasamuh dan membangun harmoni, ukhuwwah dan solidaritas kemanusiaan, ta’awun dan kepedulian sosial, dan jujur serta ikhlas. Nilai dan budaya tersebut ditransmisikan kepada para santri/masyarakat melalui berbagai model, di antaranya: (1) oral history; (2) pengajaran kitab kuning; dan (3) memperkenalkan nilai-nilai toleransi dan sikap penghormatan dengan agama lain melalui integrasi pada kurikulum/hidden curriculum dan berbagai program sekolah/pesantren. Berbagai usaha “modernisasi” yang dilakukan Tebuireng adalah membentuk sekolah formal, pendidikan buat wanita, strategi/metode pembelajaran aktif, penerapan manajemen modern, pendirian perpustakaan dengan berbagai sumber dan berbahasa Arab/Inggris, sarana dan prasarana modern serta bekerjasama dengan berbagai lembaga. Selain itu, untuk membangun harmoni dan mengeliminasi konflik, Tebuireng membentuk lima karakter yang digali dari pemikiran Mbah Hasyim Asy’ari, terutama sekali melalui konsep tasamuh, semangat cinta tanah air/nasionalisme, dan patriotisme. Sedangkan langkah-langkah yang digunakan dalam mengeliminasi konflik di antaranya adalah senantiasa mendorong para santri untuk ikut menyikapi masalah-masalah aktual seperti penistaan agama yang selalu berakhir kekerasan. Meskipun begitu, terdapat beberapa kelemahan penelitian ini, di antaranya peneliti tidak secara detail dan komprehensif mengeksplorasi seluruh budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Pesantren Tebuireng. Salah satu rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah perlu secara detail dan komprehensif mengeksplorasi seluruh budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Pesantren Tebuireng serta menfokuskan implementasinya pada masing-masing unit pendidikanny

    SUNNI: MAKNA, ACUAN DAN RAGAM

    Get PDF
    Sunni or Sunnism stands for Ahlu As-Sunnah wa al-Jamā`ah which is also called ASWAJA. Many people publish and debate it without clear meaning and reference. This article is a demonstrative-linguistic study that outlines the meaning and reference to the term "Sunni" to understand it clearly. This research shows that Sunnis have at least two groups. First, Sunni Ahlu Al- Ḥadīts, the path of Ibn Hanbal and Ibn Taimiyyah, which tends to be puritan and at some point raises hardline intolerant Muslims. Second, moderate Sunnis, who opened the space for fiqh schools other than Ibn Hanbal, and chooses to refer to moderate Islamic thinkers, such as Ash-Shāfi'i in fiqh (Islamic law), Al-Asy`ari in kalam (Islamic theology) and Al -Ghazali in Sufism (Islamic mysticism). The two Sunni groups were both Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah. The first group tends to embody the phrase Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā'ah terminologically (iṣṭilāḥan), while the second group tends to display the phrase linguistically (lughatan). AbstrakSunni atau Sunnisme adalah singkatan dari Ahlu As-Sunnah wa al-Jamā`ah yang disebut juga dengan ASWAJA. Banyak orang yang mempublikasikan dan memperdebatkannya tanpa makna dan acuan jelas. Artikel ini adalah kajian demonstratif-linguistik yang mengurai makna dan acuan term “Sunni” untuk mengetahuinya secara jelas. Hasil peneltian menunjukkan bahwa bahwa Sunni sedikitnya ada dua kelompok. Pertama, Sunni Ahlu Al-Ḥadīts jalur Ibn Hanbal dan Ibn Taimiyyah, yang cenderung puritan dan pada titik tertentu memunculkan muslim-muslim garis keras yang tidak toleran. Kedua, Sunni moderat, yang membuka ruang bagi madzhab fikih selain Ibn Hanbal, dan memilih merujuk pada para pemikir Islam moderat, seperti Asy-Syafi`i dalam fikih (hukum Islam), Al-Asy`ari dalam kalam (teologi Islam) dan Al-Ghazali dalam tasawuf (mistisisme Islam). Dua kelompok Sunni tersebut sama-sama Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah. Kelompok pertama cenderung mengejawantahkan frase Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah secara terminologis (iṣṭilāḥan), sementara kelompok kedua cenderung menampilkan frase tersebut secara linguistik (lughatan)

    UJI COBA PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR KARIKATUR

    Get PDF
    Latar belakang penelitian yaitu membantu guru seni budaya SMAN 1 Prambon yang mengalami keterbatasan dalam hal menyampaikan materi tentang seni rupa murni terutama dalam materi menggambar karikatur. Tujuan pembelajaran yaitu untuk mengetahui kefektifan media video pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menggambar karikatur siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, angket, wawancara, dan penelitian dengan non tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisa tes hasil belajar siswa, analisa hasil observasi dan respon siswa, penarikan kesimpulan berdasarkan permasalahan penelitian. Aktivitas guru tanpa menggunakan media video pembelajaran (pre-test) memperoleh prosentase 89%. Prosentase aktivitas guru pada saat menggunakan media video pembelajaran (post-test)  sebesar 90%. Aktivitas siswa tanpa media video pembelajaran (pre-test) memperoleh prosentase 67%. Sedangkan prosentase aktivitas siswa pada saat menggunakan video pembelajaran (post-test)  menjadi 92%. Rerata ketuntasan hasil belajar siswa dalam satu kelas adalah ≥ 70. Tanpa menggunakan media video pembelajaran rerata hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu 60 (kriteria kurang). Setelah menggunakan media video pembelajaran rerata hasil belajar siswa menjadi 75 (kriteria tuntas). Kata Kunci: media, video, karikatur, hasil belajar.                                                                       The background of the research is to help the art and culture teachers of SMAN 1 Prambon who have problem to give materials of fine art, especially drawing caricature. The purpose of the research is to recognize the affectivity of video as the media in learning process, to increase the students’ ability in drawing caricature. The method applied in the research is observation method, questionnaire, interview and non-test research. The data technique analysis is analysis technique of students’ learning, observation result, students’ response and the conclusion based on research problems.  Teacher’s activity without video learning media (pre-test) got 89% prosentage and with video learning media (post-test) got 90%. The students’ activity without video learning media applied (pre-test) is 67 % and the activity of the students with video as learning media (post-test) is 92%. The completeness of learning of the students in the class is ≥ 70. The average of learning result without the video leaning media is 60 (less criteria) while applying the video learning media, the result is 75 (complete criteria). Keywords: media, video, caricatures, learning outcom

    Pioneer of Scientific Module of Islamic Religious Education Based on Computer Informatics Technology (ICT)

    Get PDF
    This study aims to explore the pioneering scientific module of Islamic Religious Education based on Informatics Technology Computer (ICT) at MI Al Ahmad Krian Sidoarjo. Module-like teaching can be seen as feedback for classical teaching with classes that are too large, such as at MI Al-Ahmad, where each class contains an average of 25-29an students. So that teachers cannot provide individual assistance and often do not even know their students, especially Islamic Religious Education teachers. This research uses a quantitative descriptive approach. This study discusses (1) what is the process of developing ICT-based Scientific Islamic Religious Education modules for sixth-grade students at MI Al-Ahmad Krian Sidoarjo?, (2) how effective is the application of ICT-based Scientific Islamic Religious Education modules to sixth-grade students. The results of this study indicate that the development of the Islamic Religious Education Scientific module refers to the 4-D model developed by Thiagarajan and Sammel with four stages namely; definition, design, development, and deployment. But the development in this study stopped at the third stage until the development had not yet spread. The Islamic Religious Education Scientific Module developed in this study is effective. This is shown by the teacher's activity fulfilling the effectiveness criteria with an average value of 3.80. Student activities in learning modules have met the criteria of effectiveness with a percentage of 85.9%. &nbsp

    Lexical and Phrasal Semantic Extension of Japanese Color Words Based on Metonymic Motivation

    Get PDF
    Research on semantic extension is concerned with words that develop a new, separate, but related meaning from their core sense. By using corpus data, this paper seeks to identify the extended meaning of Japanese color words on a phrasal level and reveal the cognitive processes behind their extended meaning. The corpus data show that metonymy is one of the most common routes for conveying the extended meaning of Japanese color words. This paper, therefore, proposes a model of semantic extension of such color words based on metonymy

    Being a Muslim in Animistic Ways

    Get PDF
    This paper examines religious practices of Ammatoans professed to be “Islamic” by practitioners, but ethnocentrically understood as “animistic” in Tylorian sense by scholars. Scholars have argued that Ammatoans’ practices are incompatible with Islam. Islam and animism are mutually exclusive. This paper, in contrast, argues that Islam and animism are all encompassing. To build the argument, this paper firstly elaborates scholars’ revisited theory of animism that argues for the (indigenous) notion of personhood as not limited only to human beings, but extended to non-human beings: land, forest, trees, animals and so forth. Secondly, this paper reviews the Quranic verses that explicate the personhood of non-human beings, and finally Ammatoans’ practices –visits to forest, refusal of electricity installation and others– as ethically responsible and mutually beneficial acts that ensure the well-beings of both human and non-human beings (interpersonal relations). These presentations show how Ammatoans exemplify being Muslim in animistic ways.[Artikel ini membahas praktik keagamaan masyarakat Ammatoa, yang menurut pelakunya disebut “Islamic”, tetapi menurut ahli etnografi sering disebut animistik, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam. Islam dan animisme saling menafikan. Namun hasil penelitian ini membuktikan lain, Islam and animisme saling terkait dan saling mengisi. Untuk mengawali pembahasan, dipaparkan pandangan para ahli mengenai konsep “baru” anismisme yang memandang konsep dasar tentang diri tidak hanya terbatas pada manusia, tetapi juga mencakup selain manusia: tanah, hutan, pohon, hewan, dan lain-lain. Ayat-ayat al-Quran juga memperkenalkan adanya konsep diri bagi selain manusia. Baru kemudian dibahas mengenai praktik-praktik masyarakat Amatoa, seperti masuk hutan, menolak instalasi listrik, dan lainnya, yang merupakan tanggung jawab moral serta bermanfaat bagi kehidupan, baik bagi manusia maupun selain manusia dalam konteks hubungan interpersonal. Paparan ini menunjukkan corak khas masyarakat Ammatoa untuk menjadi seorang muslim dalam cara yang animistik.

    PENGARUH PENDAPATAN, BEBAN OPERASIONAL DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS ( PENELITIAN PADA BMT AL-FALAH CIREBON TAHUN 2010-2012)

    Get PDF
    MUHAMMAD MAARIF (14112211279) “Pengaruh Pendapatan, Beban Operasional dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Profitabilitas ( Penelitian di BMT AL-FALAH) Dalam aktivitasnya kepercayaan anggota kepada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) menjadi faktor penentu keberhasilan BMT karena yang menjadi sasaran penyaluran dana adalah anggota yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan yang akan berdampak pada profitabilitas BMT Al-Falah. Penelitian ini membahas pendapatan, beban dan pembiayaan bermasalah serta profitabilitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapakah pendapatan dan beban dan pembiayaan bermasalah sehingga dapat berdampak kepada keuntungan (profitabilitas) yang dihasilkan oleh BMT Al-Falah.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui dokumen dan studi pustaka. Dokumen yang digunakan merupakan laporan keuangan selama tahun 2010-2012. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis dengan level of significance 5% . Dari hasil analisis linear berganda diketahui Y = -1.368+1.860 X1 + - 1.733X2 + 0.179X3, menyatakan bahwa nilai koefisien pendapatan bernilai positif sebesar 1.860 dan nilai koefisien beban bernilai positif sebesar 1.733 serta pembiayaan bermasalah bernilai positif sebessar 0.179. Artinya pendapatan, beban dan pembiayaan bermasalah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dan hasil dari penelitian secara parsial (uji t) diketahui masing-masing variabel t hitung > t tabel yaitu pendapatan (7.582 > dari 1.69552) , beban (-6.424 < dari 1.69552 ) dan pembiayaan bermasalah (6.467> dari 1.69552). Sehingga hasil uji t menyatakan bahwa variabel pendapatan, beban dan pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Kata kunci : Pendapatan, Beban , Pembiayaan bermasalah dan Profitabilita

    PENGARUH KOMPETENSI TEKNIS, PENDIDIKDAN DAN PELATIHAN BERKELANJUTAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PENGALAMAN KERJA PADA APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH BARAT

    Get PDF
    This study is aimed to examine the influence of technical competence, education and ongoing training, organizational commitment, and job experience on the audit quality of the Government Internal Supervisory Authorities (Ind. Aparat Pengawas Internal Pemerintah - APIP) of Aceh Barat, simultaneously and partially. The subjects of this study were 39 respondents at the Inspectorate of Aceh Barat. The study used primary data obtained through questionnaires distributed directly to the respondents. Multiple linear regression was used for data analysis. The results showed that the technical competence, education and ongoing training, organizational commitment, and job experience along with positive effect on the quality of the examination results APIP Inspectorate of Aceh Barat. technical competence, education and ongoing training, organizational commitment, and job experience partially has positive influence on the audit quality of APIP at the Inspectorate of Aceh Barat. Keywords: Technical Competence, Education and Ongoing Training, Organizational Commitment, Job Experience, Audit Quality of APIP at Inspectorate of Aceh Bara
    corecore