409 research outputs found

    PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS V11-A SMP NEGERI 1 PANGA KABUPATEN ACEH JAYA

    Get PDF
    ABSTRAKKata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar, materi perkembangan makhluk hidup dan manusia pra sejarah.Penelitian ini bejudul: Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajardalam mata pelajaran IPS kelas VII SMP Negeri 1 Panga Kabupaten Aceh Jaya. Masalah yang sering muncul dalam pelajaran IPS pada SMP Negeri I Panga adalah siswa kurang bersemangat dalam pembelajran IPS yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas VII SMP Negeri Panga Kabupaten Aceh Jaya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, untuk mengetahui hambatan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Subjek penelitian ini adalah guru IPS dan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panga yang berjumlah 25 orang dan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi Perkembangan makhluk hidup dan manusia pra sejarah. Tehnik pengolahan data mengguanakan rumus statistic kualitatif, P= F/Nx 100%. Hasil analisis data menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini dapat dilihat dari hasil aktifitas siswa dalam belajar mengalami peningkatan. Pada siklus I secara klasikal siswa yang telah tuntas belajar atau siswa yang telah meraih nilai sesuai KKM (65) sebanyak 7 orang, dan pada siklus II 14 orang, kemudian pada siklus III menjadi 21 orang siswa telah mencapai ketuntasan. Nilai rata-rata ketuntasan siswa pada siklus I 56, pada siklus II menjadi 67,2, kemudian pada siklus III meningkat menjadi 80. Siswa yang belum tuntas pada siklus I sebanyak 18 siswa dan pada siklus II menurun menjadi 11 siswa kemudian pada siklus III hanya 4 siswa. Rata-rata nilai aktifitas guru pada siklusI 3,25, pada siklus II 3,5, dan pada siklus III nilai rata-rata aktifitas guru meningkat menjadi 3,83 merupakan peningkatan yang tergolong sangat bai

    Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun di Provinsi DKI Jakarta

    Full text link
    Program nine years of compulsory education in Indonesia started launched in 1994 and finished in the year targeted 2008. However, in practice still have a lot of obstacles, among others, is the cost factor, the means of schooling, and the circumstances that require students to work, so that the target of completing the nine-year compulsory education as a whole have not been met. Special Province of DKI Jakarta program compulsory education of 9-year, has been successfully completed. Gross Enrollment Rate (GER) Junior High School for DKI Jakarta province in 2004 has reached 102.86%, while for senior high school by 81.41%. Based on these facts, it should provincial DKI Jakarta began improving education quality by improving citizens 12 years of mandatory programs. This is in accordance with the development of Jakarta as a city service that is parallel to the major cities the other in Asia, which requires human resources and strong excel in the service industry. In order for completing compulsory education reached 12 years, still required additional budget from the state budget, budget and community participation and the business world. Financing programs compulsory education to 12-year, should be directed to the management and supervision of financial resources and improving the quality of education

    Intellectual Capital: a Focus on Human Capital Reporting Practices of Top Malaysian Listed Companies

    Full text link
    This paper aims to examine the extent of human capital (HC) reporting among top Malaysian companies and introduce an HC reporting guideline that can be used by Malaysian companies and regulator. It begins by developing the HC framework based on previous intellectual capital (IC) frameworks. This framework is then used to examine each of the top 100 Malaysian companies listed on the Bursa Malaysia in year 2008. Using the content analysis method, it reviews the annual reports of these companies to determine the extent of HC reporting. The findings of this paper highlight the need for the development of IC framework particularly on HC. HC differences were also identified between Malaysia and other countries such as Sri Lanka and Australia, and it is argued that these differences can be attributed to the social, economic, and political factors

    The thermoluminescence response of doped SiO2 optical fibres subjected to fast neutrons

    Get PDF
    This paper describes a preliminary study of the thermoluminescence (TL) response of doped SiO2 optical fibres subjected to 241AmBe neutron irradiation. The TL materials, which comprise Al- and Ge-doped silica fibres, were exposed in close contact with the 241AmBe source to obtain fast neutron interactions through use of measurements obtained with and without a Cd filter (the filter being made to entirely enclose the fibres). The neutron irradiations were performed for exposure times of 1-, 2-, 3-, 5- and 7-days in a neutron tank filled with water. In this study, use was also made of the Monte Carlo N-particle (MCNPTM) code version 5 (V5) to simulate the neutron irradiations experiment. It was found that the commercially available Ge-doped and Al-doped optical fibres show a linear dose response subjected to fast neutrons from 241AmBe source up to seven days of irradiations. The simulation performed using MCNP5 also exhibits a similar pattern, albeit differing in sensitivity. The TL response of Ge-doped fibre is markedly greater than that of the Al-doped fibre, the total absorption cross section for Ge in both the fast and thermal neutrons region being some ten times greater than that of Al

    Potret Pengawasan Madrasah Aliyah Se-Kota Samarinda: Antara Cita Dan Fakta

    Get PDF
    This research portraits the supervision for the State Islamic Senior High Schools (MAN 1 and MAN 2) Samarinda. It focuses on the competence, the achievement, and the system run by a MAN supervisor-Samarinda Ministry of Religious Affairs (MORA). Generally speaking, the supervisors have undertaken their profession well. Although, their skills and the results in doing so vary one to another, but these imply no significant different. In terms of the competence, some of whom have accomplished a qualified minimum standard. And all of them, supported by various integrated backgrounds, such as academic and teaching experience, have succeeded to do any kinds of supervision matters. This success can be taken into account as one of the challenging parameters of their commitment to do some valuable efforts for MAN teachers’ qualities and the advancement for a MAN system of academic qualities as well. Yet, as far as the system of supervision is concerned, many of these supervisors, in the view of supervisees, are regarded less capable in providing a professional academic supervision services. In reality, the limitation in numbers, regulations and profits are the problems for a supervisor in doing his or her supervisor affairs, but they are not among the prime factors influence his or her professionality

    Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Perdesaan Eks Transmigrasi Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur

    Get PDF
    Kawasan perdesaan Cemara Jaya dan Batu Raja merupakan salah satu kawasan perdesaan eks transmigrasi di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara yang saat ini telah berkembang pesat, baik dari aspek sosial ekonomi maupun perkembangan fisik. Berbagai perkembangan tersebut menyebabkan meningkatnya Perubahan penggunaan lahan, terutama Perubahan dari lahan non produktif menjadi lahan produktif. Untuk itu diperlukan analisis terkait penggunaan lahan untuk menggambarkan dinamika Perubahan yang terjadi. Analisis yang digunakan adalah analisis overlay yang dilakukan secara multi periode yakni tahun 1982, 1990, 2000, 2010, dan 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya Perubahan penggunaan lahan di kawasan perdesaan Cemara Jaya dan Batu Raja dari penggunaan lahan yang didominasi hutan menjadi penggunaan lahan yang didominasi sawah

    Primary Productivity and Mineral Nutrient Status of some Estuarine and Coastal Waters along the East Coast of Peninsular Malaysia during the off Monsoon Period.

    Get PDF
    A study of the organic and inorganic mineral status, primary productivity and related environmental parameters of some estuarine and coastal waters along the east coast of Peninsular Malaysia indicates that the estuarine waters act as nutrient sources for the adjacent coastal waters. The net photosynthetic values at the estuarine stations ranged from 82.0-125.4 and 104.0-257.9 fJ.g C/1/h while that of coastal stations ranged from 42.0-164.5 and 66.0-198.2 fJ.g C/1/h during the high and low tides respectivelv. During the low tides, at both the estuarine and coastal stations, the dissolved organic nitrogen, particulate orgMlic phosphorus and inorganic ammonium nitrogen were present in high concentrations while that of dissolved oxygen, inorganic nitrate nitrogen and nitrite nitrogen were low throughout the study period

    PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar dan ketrampilan menulis dengan menggunakan media yang bertuliskan kata dan kalimat. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan yang menjadi subjek adalah siswa sekolah dasar semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Tindakan yang dilaksanakan ada dua siklus. Pada siklus I  rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan nilai 61,9 yang terdiri 11siswa tuntas (47,82%) dan 12 siswa (52,18%) tidak tuntas. Untuk siklus II nilai hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 78,26. siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus II berjumlah 21 siswa (91,30) dan yang tidak tuntas berjumlah 2 siswa (8,70%). rata-rata nilai siklus II diatas KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. ketuntasan secara klasikal 80% meningkat dari 47,82% pada siklus I menjadi 91,30%. Dengan demikian melalui pembelajaran menggunakan media dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa di Sekolah Dasa

    Dynamic power dissipation formulation for application in dynamic programming buffer insertion algorithm

    Get PDF
    Buffer insertion is a very effective technique to reduce propagation delay in nano-metre VLSI interconnects. There are two techniques for buffer insertion which are: (1) closed-form solution and (2) dynamic programming. Buffer insertion algorithm using dynamic programming is more useful than the closed-form solution as it allows the use of multiple buffer types and it can be used in tree structured interconnects. As design dimension shrinks, more buffers are needed to improve timing performance. However, the buffer itself consumes power and it has been shown that power dissipation of buffers is significant. Although there are many buffer insertion algorithms that were able to optimize propagation delay with power constraint, most of them used the closed-form solution. Hence, in this paper, we present a formulation to compute dynamic power dissipation of buffers for application in dynamic programming buffer insertion algorithm. The proposed formulation allows dynamic power dissipation of buffers to be computed incrementally. The technique is validated by comparing the formulation with the standard closed-form dynamic power equation. The advantage of the proposed formulation is demonstrated through a series of experiments where it is applied in van Ginneken’s algorithm. The results show that the output of the proposed formulation is consistent with the standard closed-form formulation. Furthermore, it also suggests that the proposed formulation is able to compute dynamic power dissipation for buffer insertion algorithm with multiple buffer types

    PENGGUNAAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas pada SD Negeri Isola II Bandung

    Get PDF
    Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran PIPS Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada SDN Isola II Kodya Bandung) Penelitian tindakan kelas (PTK) ini di laksanakan di SD Negeri Isola II Kecamatan Sukasari Kodya Bandung dengan menggunakan latar situasi soal kelas dalam proses pembelajaran IPS. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran yang jelas dan sekaligus memberikan solusi praktis kepada guru sekolah dasar khususnya guru IPS dengan menggunakan peta konsep dalam proses pembelajaran di kelas. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksnakan dalam tiga fase yaitu: Eksplorasi, Invensi, Aplikasi; setiap fase ini dilakukan dalam lima tindakan. Berdasarkan kajian teoritik, pelaksanaan pembelajaran dengan peta konsep perlu pengkajian pengetahuan awal siswa. Berdasarkan pengetahuan awal ini dilaksanakan pembelajaran yang baru, kemudian hasil pembelajaran yang telah di peroleh dalam kegiatan pembelajaran akan diaplikan dalam kehidupan nyata Pelaksanaan penelitian ini berkaitan dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung yaitu materi penduduk, migrasi dan kebudayaan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Langkah pertama yang ditempuh dalam penelitian adalah mengobservasi guru mengajar dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian peneliti memperkenalkan model pembelajaran dengan menggunakan peta konsep atau pemetaan konsep yang selanjutnya disarankan kepada guru agar dapat melaksanaknannya dalam pembelajaran di kelas. Kemudian pada waktu guru mengajar peneliti mengobservasi, yang hasilnya akan dijadikan sebagai bahan renungan dan diskusi dengan guru dan selanjutnya diadakan refleksi kemudian ditindak lanjuti hingga proses pembelajaran berhasil. Akhirnya berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan secara konsep tual dan praktis kepada pihak terkait, agar berusaha mengetahui, memahami, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, dan kepada siswa belajar melalui peta konsep dibagi dalam kelompok dan disarankan menggunakan sumber belajar yang ada dilingkungannya. Pada taraf permulaan pengajaran dengan menggunakan peta konsep harus di adakan perencanaan (ditulis dalam bentuk skenario) secara rinci agar mudah dalam pelaksanaannya
    corecore