729 research outputs found

    Realizing Sustainable Development Goals (SDGs) by Reviving Mosque Functions in Family Guidance

    Get PDF
    Mosques have a great deal of potential for supporting Muslim families. However, there are still a lot of mosques that do not fully utilize this excellent opportunity. In order to shed light on this issue, a literature review titled " Realizing Sustainable Development Goals (SDGs) by Reviving Mosque Functions in Family Guidance" was conducted. The problem stated in this paper is "How to revive the mosque's role in family formation." This study seeks to explain the idea of creating a Muslim family centered around a mosque. The methodology utilized is qualitative, and the literature or books that are relevant to the topic of the conversation are used as data sources. This study demonstrates that by maximizing mosques' contributions to the development of Muslim households, helping the government achieve the Sustainable Development Goals (SDGs), especially those that relate to a healthy, prosperous living and high-quality education. Re-actualizing mosque management and congregational coaching techniques is important to maximize the mosques' contribution to the upbringing of Muslim families. The management side comes first; every mosque needs a mission and vision that are both distinct and measurable. Particularly when it comes to achieving one of the most crucial tasks, which is the development of Muslim families. Mosques should offer more welcoming facilities for the congregation. so that parents can watch events at the mosque in safety and comfort. Next: elements of the coaching approach For the purpose of making the guidance materials more efficient, organized, and focused on the desired vision, a guidance on guidance materials is required. These resources cover several facets of faith, worship, and muamalah in addition to tazkiyatun nafs and other resources. The following techniques are utilized to put the notion into practice: lectures, question-and-answer sessions, group discussions, demonstrations, assignments, and field trips. -- Masjid memiliki potensi sangat besar dalam pembinaan keluarga muslim berbasis masjid. Namun masih banyak masjid yang tidak memanfaatkan potensi besar tersebut. Maka untuk mengungkap persoalan tersebut dilakukan penelitian pustaka dengan judul “Revitalisasi Fungsi Masjid dalam Pembinaan Keluarga Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana revitalisasi fungsi masjid dalam pembinaan keluarga”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep pembinaan keluarga muslim berbasis masjid. Metode yang dipakai adalah kualitiatif dengan sumber data yang digunakan berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan pembahasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa; optimalisasi peran masjid dalam pembinaan keluarga muslim berbasis masjid, mendukung pemerintah dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek kehidupan sehat dan sejahtera, dan pendidikan berkualitas. Guna optimalisasi peran masjid dalam pembinaan keluarga muslim perlu dilakukan reaktualisasi pada aspek manajemen masjid dan metode pembinaan jamaah: Pertama: aspek manajemen, yakni setiap masjid seyogyanya mempunyai visi dan misi yang jelas dan terukur. Terutama dalam pembinaan keluarga muslim sebagai salah satu misi penting yang akan dicapai. Masjid hendaknya memiliki fasilitas yang lebih friendly dengan para jamaahnya. Sehingga orang tua merasa aman dan nyaman mengikuti kegiatan di masjid. Kedua: aspek metode pembinaan, diperlukan adanya Panduan Materi Pembinaan sehingga lebih efektif, sistematis dan terarah sesuai visi yang dituju. Materi-materi dimaksud meliputi aspek akidah, ibadah dan muamalah serta tazkiyatun nafs dan materi lainnya. Adapun metode yang dipakai dalam implementasi konsep dimaksud antara lain; metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demosntrasi, metode penugasan dan metode karya wisata

    Strategi Peningkatan Mutu Pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) Dalam Rangka Mengembangkan Inovasi Produk dan Kepuasaan Pelanggan (Studi Kasus Pada ATAP BIRU DRINK & FOOD Sidoarjo)

    Get PDF
    Persaingan antar dunia usaha yang tinggi  khususnya dibidang kuliner sehingga pelaku usaha dituntut untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Bisnis akan meningkat keuntungannya jika perusahaan tersebut mampu beroperasi dengan efisien, dengan biaya efektif, menghindarkan pemborosan dan kerja ulang (rework), dan memastikan bahwa semua kegiatan diarahkan pada upaya memuaskan kebutuhan pelanggan. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen akan cenderung untuk melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumen maka akan mengalihkan pembelian berikutnya pada produk lain yang sejenis. Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui inovasi produk yang dibuat oleh pelaku UMKM Atap Biru Drink & Food. (2) Untuk mengetahui Strategi dalam meningkatkan kepuasaan pelanggan Atap Biru Drink & Food.Penelitian ini dilakukan di Atap Biru Drink & Food dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan melakukan observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode penelitian lapangan dan kepustakaan. Untuk menganalisis data dari lapangan, digunakan metode deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdaftar memiliki Surat Keterangan Usaha yang dikeluarkan oleh instansi pemerintahan terkait sehingga menambah nilai positif bagi keberlangsungan suatu usaha Dalam meningkatkan jumlah peningkatan pembelian Atap Biru Drink Bekerja sama dengan Holding BUMN Pegadaian, yakni dengan pembelian 2 minuman all variant menu mendapatkan Buku Tabungan Emas senilai 50 Ribu. Sangat berbeda dengan usaha-usaha nama lain yang sejenisSaran yang diberikan peneliti kepada Atap Biru Drink & Food  adalah dengan mengetahui hasil dari penelitian strategi peningkatan mutu pelaku UMKM maka diharapkan agar Atap Biru Drink & Food Penambahan tempat duduk yang masih kurang dalam pengantrian pembelian .Penambahan karyawan/ tenaga baru dalam satu outlet agar mempercepat transaksi pembelian. Jam buka operasional yang konsisten pukul 15.00- 23.30 karena pada saat penelitian ditemukan konsumen memberikan informasi hal itu membuat prasangka tutup outlet pada hari itu juga

    Applying Drought Analysis in the Variable Infiltration Capacity (VIC) Model for South Carolina

    Get PDF
    2012 S.C. Water Resources Conference - Exploring Opportunities for Collaborative Water Research, Policy and Managemen

    Synthesizing Datasets to Estimate Terrestrial Water Storage Trends in South Carolina from 1998-2007

    Get PDF
    2010 S.C. Water Resources Conference - Science and Policy Challenges for a Sustainable Futur

    SISTEM PEWARISAN BUDAYA PADA KESENIAN LONGSER GRUP PANCAWARNA DI DESA RANCAMANYAR KECAMATAN

    Get PDF
    ABSTRAKSeni longser merupakan kesenian dengan jenis teater rakyat yang hidup dan berkembang di wilayah Jawa Barat, khususnya di daerah Bandung. Pada awalnya, kesenian longser pertama kali diperkenalkan oleh seniman bernama Bang Tilil. Kiprahnya sebagai seniman longser, mampu menghasilkan beberapa grup seni longser di wilayah Bandung salah satunya, yaitu seni longser Grup Pancawarna yang dipimpin oleh Ateng Japar. Setelah Ateng Japar wafat, kesenian tersebut masih dilanjutkan oleh anggota grup atau penerusnya untuk dapat mempertahankan kesenian longser s ebagai warisan budaya. Sebagai salah satu usaha untuk dapat mempertahankan kesenian tersebut. Tulisan ini, merupakan deskripsi analisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun teori yang digunakan, yaitu teori pewarisan budaya. Temuan dari hasil penelitian yaitu, membahas hasil pola pewarisan budaya dari Ateng Japar sebagai pendiri grup Pancarwarna kepada para penerusnya. Proses pewarisan kesenian ini dilakukan menggunakan konsep enkulturasi dan sosialisasi. Ada beberapa aspek yang berubah dari proses pewarisan kesenian longser Pancawarna, aspek tersebut yaitu bentuk atau struktur pertunjukan.Kata Kunci: Kesenian Longser, Grup Pancawarna, dan Pewarisan BudayaABSTRACTLongser is one of popular arts that live within areas in West Java, particularly in a beautiful town called Bandung. The art of longser was firstly introduced by an artist, Bang Tilil. His performance as a longser artist had made some of group of longser art in the area, one of the most well known among people was called a group Pancawarna that was lead by Ateng Japar. Despite is death, he inspire other members of the group, which is also his successor, to continue preserving this longser art as a cultural heritage. This research is a descriptive analysis with qualitative approach, and using a theory of cultural inheritance. The research discovers the patterns resulted from a cultural inheritance that was passed down to the younger generation from Ateng Japar as the founder of Pancawarna group. This longser inheritance was passed down using the enculturation and socialization concepts. During this process, several aspects change slowly within the longser of Pancawarna group. Those aspects are longser’s forms or performing structures.Keywords: Longser, Pancawarna Group, Enculturation, Socialization, and Cultural Inheritance
    corecore