7 research outputs found

    OFET Preparation by Lithography and Thin Film Depositions Process

    Get PDF
    The length of the channel OFET based thin film is determined during preparation takes place using the technique of lithography and mask during the metal deposition process. The lithography technique is the basic process steps in the manufacture of semiconductor devices. Lithography is the process of moving geometric shapes mask pattern to a thin film of material that is sensitive to light. The pattern of geometric shapes on a mask has specifications, as follows: long-distance source and drain channels varied, i.e. 100 ÎĽm, the width of the source and drain are made permanent. Bottom contact OFET structure has been created using a combination of lithography and thin film deposition processes

    Peningkatan Keterampilan Menyusun Stimulus Asesmen Literasi Numerasi Guru IPA Kabupaten Banjarnegara

    Get PDF
    Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyusunan stimulus dalam proses pengembangan perangkat asesmen literasi numerasi, merupakan permasalahan bagi kebanyakan guru yang bernaung di MGMP IPA Kabupaten Banjarnegara. Mendesaknya waktu pelaksanaan asesmen literasi numerasi bagi peserta didik menyulut pentingnya pemberian solusi berupa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan keterampilan menyusun stimulus perangkat asesmen literasi numerasi bagi guru yang berwadah di MGMP tersebut. Wujud solusi berupa pelatihan dengan model action learning berbasis fasilitasi dengan materi khusus tentang penyusunan stimulus asesmen, dan tahapan yang terdiri dari perencanaan, pelatihan, dan pendampingan. Tahapan perencanaan dilakukan untuk identifikasi jenis kegiatan pelatihan, pengembangan materi dan rancangan pelaksanaan, serta penyiapan fasilitas pendukung.Tahapan pelatihan terdiri dari workshop untuk mengkaji materi stimulus soal dan penugasan pada peserta untuk mengembangkan stimulus asesmen berdasarkan materi yang telah dibahas. Pada langkah pendampingan, peserta didampingi untuk mengembangkan stimulus asesmen secara utuh. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa peserta kegiatan mengalami peningkatan pemahaman terhadap pengertian stimulus asesmen literasi dan keterampilan menyusunnya. Adapun kendala yang dihadapi adalah penyesuaian jadwal guru dan tim pengabdian untuk pelaksanaan kegiatan

    PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP

    No full text
    Telah dilakukan penelitian penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VII SMPN 1 Tirto. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung cukup signifikan. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa tercapai 68% dengan nilai rata-rata 66,3. Kemudian pada siklus II ketuntasan belajar menjadi 88% dengan nilai rata-rata 73,8. Sedangkan aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas fisik 70%, aktivitas mental 56% dan aktivitas emosional 60%. Kemudian pada siklus II keaktifan belajar aktivitas fisik menjadi 88%, aktvitas mental 80% dan aktivitas emosional 86%. Disimpulkan bahwa penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pokok bahasan tata surya. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya  siswa sering dilatih mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan pembelajaran. Selain itu sarana belajar juga perlu ditingkatkan. Telah dilakukan penelitian penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VII SMPN 1 Tirto. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung cukup signifikan. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa tercapai 68% dengan nilai rata-rata 66,3. Kemudian pada siklus II ketuntasan belajar menjadi 88% dengan nilai rata-rata 73,8. Sedangkan aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas fisik 70%, aktivitas mental 56% dan aktivitas emosional 60%. Kemudian pada siklus II keaktifan belajar aktivitas fisik menjadi 88%, aktvitas mental 80% dan aktivitas emosional 86%. Disimpulkan bahwa penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pokok bahasan tata surya. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya  siswa sering dilatih mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan pembelajaran. Selain itu sarana belajar juga perlu ditingkatkan. Kata kunci : Metode SQ3R, Pembelajaran Kooperatif, Hasil Belajar: Metode SQ3R, Pembelajaran Kooperatif, Hasil Belajar</p

    Keefektifan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Sekolah Dasar

    No full text
    Pembelajaran IPS bagi beberapa siswa sekolah dasar cenderung menjenuhkan dan menjadikan siswa pasif dalam proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai bahan kajian terhadap keefektifan model PjBL untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPS. Metode penelitian ini adalah penelitian literatur review yang berisi uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan literatur. Data dikumpulkan melalui penelusuran jurnal elektronik, Google Scholar dengan kata kunci “PjBL”, “hasil belajar IPS”, “konsep IPS”, dan “keaktifan siswa”. Hasil pencarian diperoleh 43 artikel relevan baik dalam negeri dan luar negeri. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa kajian berupa penerapan PjBL di tingkat sekolah dasar terbukti efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS dengan saran yaitu (1) mengkolaborasikan model PjBL dengan model pembelajaran inovatif lainnya, seperti Contextual Learning (CTL) dan Problem Based Learning (PBL); (2) mengintegrasikan model PjBL dengan instrumen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD); (3) mengintegrasikan model PjBL dengan berbagai media ajar inovatif dalam bentuk media visual, dan audio visual. Kesimpulannya bahwa model pembelajaran berbasis Project Based Learning (PjBL) jika diterapkan pada pembelajaran IPS khususnya di sekolah dasar terbukti efektif mampu meningkatkan keaktifan belajar sisw

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA SAINS FISIKA (MATERI TATA SURYA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan modal pengajaran kooperatif dengan memanfaatkan alat peraga Sains Fisika (materi Tata Surya) dapat meningkatkan hasil belajar dan kerjasama siswa. Subyek penelitian ini adalah kelas VII.A MTs NU 23 Salafiyah Syafiiyah Wonodadi Plantungan Kendal  semester II Tahun Pelajaran 2005/2006. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus dengan materi yang berbeda, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil belajar kognitif diperoleh dari tes evaluasi tiap akhir siklus. Hasil belajar afektif, psikomotorik serta kemampuan kerjasama diperoleh melalui lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan Penerapan Model Pengajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika Kata kunci : Pengajaran Kooperatif, Alat Peraga, Hasil Belajar, Kerjasam
    corecore