9 research outputs found

    PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA SS400 DALAM MEDIA ARTIFICIAL BRINE WATER

    Get PDF
    Kulit jengkol merupakan salah satu limbah industri rumahan yang memiliki nilai ekonomis yang rendah serta pemanfaatannya yang masih jarang ditemukan. Kulit jengkol yang tidak dimanfaatkan ini memiliki peluang menjadi inhibitor alami untuk mencegah laju korosi pada baja, karena dalam kulit jengkol mengandung zat tanin yang dapat menghambat proses pengkorosian pada baja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit jengkol terbaik dalam menghambat proses korosi pada baja SS400 serta untuk mengatasi limbah dari produk olahan jengkol agar memiliki nilai tambah. Pembuatan ekstrak kulit jengkol dilakukan dengan pembersihan dan pencucian kulit jengkol, penjemuran, penghalusan. Kulit jengkol yang telah halus direndam dengan larutan etanol dengan perbandingan 1:8 dan disimpan selama 2 hari, kemudian diekstark dengan menggunakan alat rotary vacuum evaporator hingga menghasilkan ekstrak yang berbentuk pasta. Dilanjutkan dengan merendam plat baja SS400 dalam media artificial brine water dengan penambahan CO2 tablet effervescent dan kulit jengkol, dengan konsentrasi ekstrak pekat kulit jengkol 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3% selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik ekstrak kulit jengkol terbaik adalah pada konsentrasi 2,5% dengan corrosion rate sebesar 0,2318 mpy dan persen inhibisi sebesar 84%. Corrosion rate tertinggi sebesar 1,9743 mpy pada medium artificial brine water konsentrasi ekstark 2%

    PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA SS400 DALAM MEDIA ARTIFICIAL BRINE WATER

    Get PDF
    Kulit jengkol merupakan salah satu limbah industri rumahan yang memiliki nilai ekonomis yang rendah serta pemanfaatannya yang masih jarang ditemukan. Kulit jengkol yang tidak dimanfaatkan ini memiliki peluang menjadi inhibitor alami untuk mencegah laju korosi pada baja, karena dalam kulit jengkol mengandung zat tanin yang dapat menghambat proses pengkorosian pada baja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit jengkol terbaik dalam menghambat proses korosi pada baja SS400 serta untuk mengatasi limbah dari produk olahan jengkol agar memiliki nilai tambah. Pembuatan ekstrak kulit jengkol dilakukan dengan pembersihan dan pencucian kulit jengkol, penjemuran, penghalusan. Kulit jengkol yang telah halus direndam dengan larutan etanol dengan perbandingan 1:8 dan disimpan selama 2 hari, kemudian diekstark dengan menggunakan alat rotary vacuum evaporator hingga menghasilkan ekstrak yang berbentuk pasta. Dilanjutkan dengan merendam plat baja SS400 dalam media artificial brine water dengan penambahan CO2 tablet effervescent dan kulit jengkol, dengan konsentrasi ekstrak pekat kulit jengkol 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3% selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik ekstrak kulit jengkol terbaik adalah pada konsentrasi 2,5% dengan corrosion rate sebesar 0,2318 mpy dan persen inhibisi sebesar 84%. Corrosion rate tertinggi sebesar 1,9743 mpy pada medium artificial brine water konsentrasi ekstark 2%

    The Study of Cotton Extraction by Using Microwave Assisted

    Get PDF
    This work aimed to learn the effect of concentration, temperature, and time of extraction toward physical appearances and also changes in lattice parameters. The failed extraction was exhibited by black, transparent, and undissolved cotton. Meanwhile, successful products were indicated by the white suspension. This research was carried out by using the microwave-assisted machine to extract the cotton. The optimum conditions were reached at 55% acid concentration, 30°C reaction temperature, varied time reaction from 1 to 15 minutes. The refinement by using Rietica’s software and Le Bail’s method showed that the extraction product in a monoclinic crystal structure. It was found the compatibility between experimental data and calculation results. The refinement references were a = 0.82 nm, b = 1.03 nm, c = 0.78 nm, α = γ = 90 º and β = 84. Lattice parameter after hydrolysis was greatly different with cotton, mainly in a

    IDENTIFIKASI POTENSI CANGKANG KERANG DARAH LOKAL DESA KUTAI LAMA DAN PEMANFATAANNYA UNTUK PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (FE2+)

    Get PDF
    IDENTIFIKASI POTENSI CANGKANG KERANG DARAH LOKAL DESA KUTAI LAMA DAN PEMANFATAANNYA UNTUK PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (FE2+

    ANALISA STRUKTUR OKSIDA GRAFENA TEREDUKSI

    Get PDF
    Oksida grafena tereduksi telah berhasil diproduksi dari oksida grafenadengan menggunakan asam format sebagai agen pereduksi. Tujuan penelitian iniuntuk mensintesis oksida grafena tereduksi. Banyak penelitian yangc menunjukkanbahwa material ini memiliki sifat-sifat fisika yang baik. Dalam penelitian inimenggunakan metode modifikasi Hummer untuk menghasilkan oksida grafena.Selanjutnya direduksi dengan asam format untuk mendapatkan oksida graphenetereduksi. Hasil penelitian dengan menggunakan FT-IR menunjukkan bahwaoksida grafena tereduksi dengan puncak tertentu (gugus fungsi oksigen) secarabesar berkurang intensitasnya setalah direduksi dengan asam format. Sementaraitu, karakterisasi dengan XRD menunjukkan d-spacing berkurang dari 7.75Ã…menjadi 4.00Ã…. Ini dapat dijelaskan karena pengurangan gugus fungsi oksigen.Kemudian hasil penghalusan Le Bail menunjukkan sampel mengadopsi ruang grupP B C A. Perubahan parameter kisi ditemukan setelah oksidasi dan reduksi,khususnya pada parameter a dan b. Parameter a dan b menunjukkan panjang sisitepi dari sistem kristal

    Kondisi optimum pewarnaan serat daun doyo menggunakan pewarna alami dari ekstrak kulit akar Rhizopora stylosa

    Get PDF
    Kain tenun (ulap) doyo merupakan produk tekstil suku Dayak Benuaq, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kain ini dibuat dari serat daun doyo yang memiliki warna dasar putih-krem dan pewarna alami digunakan untuk mewarnainya. Bakau mengandung tanin yang dapat dijadikan pewarna alami. Pada proses pewarnaan benang atau serat dari daun doyo terjadi proses penyerapan warna oleh serat. Penelitian ini dirancang untuk menentukan kondisi optimum pewarnaan serat daun doyo menggunakan ekstrak kulit akar bakau (EKAB) spesies Rhizopora stylosa. Pembuatan zat warna dilakukan dengan perebusan kulit akar bakau kering menggunakan aquades. Pewarnaan serat doyo menggunakan teknik pencelupan. Uji beda warna (DI) serat yang diwarnai dianalisis menggunakan applikasi ImageJ. Hasil penelitian menunjukan pewarna alami dari EKAB berwarna cokelat tua. Kondisi optimum pewarnaan serat daun doyo menggunakan pewarna alami EKAB adalah: pH larutan pewarna 3, suhu pewarnaan 92°C, waktu pencelupan/pewarnaan 130 menit, material to liquor ratio (MLR) 1:100 (b/v), dan konsentrasi larutan pewarna pada tiga kali pemekatan. Hasil pewarnaan serat daun doyo menggunakan ekstrak kulit akar bakau adalah cokelat. Hasil ini menunjukkan bahwa kulit akar bakau dapat diaplikasikan sebagai sumber zat warna pada pewarnaan serat daun doyo

    Finite element analysis of SS316L-based five-hole plate implant for fibula reconstruction

    Get PDF
    This study analyzed the design performance of SS316L-based plate implant for fibula restoration using a Finite Element Analysis approach. The simulated model design has dimensions of 35 x 5 x 1.5 mm and five holes with 2-3 configuration. The results of the bending test simulation showed that the values for both displacement and Von Mises stress that occurred (0.008 mm and 116 MPa of each) were still considerably below the yield stress of the SS316L material. The same results were also shown in the tensile test simulation, although the clamping setting on the plate was changed on the other side. From this finite element analysis approach, the SS316L-based five-hole plate implant design has a fairly good strength performance as a fibular bone-implant restoration product

    Finite Element Analysis of SS316L-Based Five-Hole Plate Implant For Fibula Reconstruction

    No full text
    This study analyzed the design performance of SS316L-based plate implant for fibula restoration using a Finite Element Analysis approach. The simulated model design has dimensions of 35 x 5 x 1.5 mm and five holes with 2-3 configuration. The results of the bending test simulation showed that the values for both displacement and Von Mises stress that occurred (0.008 mm and 116 MPa of each) were still considerably below the yield stress of the SS316L material. The same results were also shown in the tensile test simulation, although the clamping setting on the plate was changed on the other side. From this finite element analysis approach, the SS316L-based five-hole plate implant design has a fairly good strength performance as a fibular bone-implant restoration product
    corecore